Semua Bab Pernikahan Kontrak: Bab 41 - Bab 50
75 Bab
39. Regret
Satu bulan kemudian setelah Anjani dan Langit meresmikan hubungannya. Tak ada yang berubah, mereka masih sama lengketnya seperti awal mereka menjalin hubungan. Nama Anjani sempat menjadi tranding topik di sekolah dan tempat kuliah Langit. Itu karena ia berhasil meluluhkan hati Langit yang sekeras karang. Mereka bilang Anjani sangat beruntung mendapatkan pacar seperti Langit, katanya di jaman sekarang Langit termasuk cowok langkah, ia tampan tapi tidak menyalahgunakan ketampanan nya untuk menggoda wanita, kecuali Anjani.Benar, Anjani memang beruntung mendapatkan hati Langit, namun Langit bagai mendapatkan nasib buruk karena menjalin hubungan dengan istri orang.Soal itu, Anjani masih menutup mulutnya rapat - rapat. Langit masih belum mengetahui hubungan Anjani dan Sean yang sebenernya."Tebak hari ini aku mau ngajak kamu makan apa?" tanya Langit, sejak hari pertama mereka pacaran Langit memang membiasakan diri mengganti pangg
Baca selengkapnya
40. Good Night, My Little Wife
Sean membuka pintu kamar Anjani dengan ragu, lampu kamar masih menyala, tapi tidak ada sahutan dari Anjani ketika Sean memanggilnya. Sean tidak ada pilihan selain bertindak lancang. Hembusan napas pendek keluar dari hidung bangir Sean saat mendapati Anjani tertidur di depan laptop yang masih menyala. Agaknya cewek itu ketiduran.Ini adalah ketiga kalinya Sean menyelinap diam - diam kedalam kamar Anjani. Dan Sean rasa ia akan selalu seperti itu selama ada kesempatan.Dengan santai tungkai Sean melangkah menghampiri Anjani, ia menutup laptop dan merapikan peralatan tulis Anjani, buku serta bulpoint. Setelahnya Sean mengangkat tubuh mungil Anjani dengan hati - hati, memindahkan istrinya itu ke tempat tidur yang lebih empuk dan nyaman.Sean menarik selimut menutupi tubuh Anjani hingga dada cewek itu, secara naluri tangan Sean terulur menyingkir kan rambut Anjani yang menutupi wajah manisnya. Senyum Sean terlukis, tipis dan samar,
Baca selengkapnya
41. It's Okay
"Kenapa kamu gak pernah upload foto kita di instagram?"Anjani mengerjap menatap Langit kikuk. Untuk sesaat ia menghentikan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah pizza, pertanyaan dari Langit barusan membuat Anjani berpikir keras.Sementara Langit dengan santai tetap mengunyah pizza nya sembari menatap Anjani, menunggu jawaban. Hubungan mereka sudah berjalan selama tiga bulan, tapi sampai saat ini tidak pernah sekalipun Anjani mengupload foto mereka berdua di akun instagram pribadinya, berbeda dengan Langit yang hampir setiap hari instastory nya berisi video pendek atau foto Anjani yang ia ambil secara diam - diam.Seharusnya itu bukan masalah yang besar dan tidak mempengaruhi hubungan nya juga, hanya saja Langit merasa aneh seakan Anjani menyembunyikan hubungan mereka, padahal Anjani terbilang aktif di sosial media.Langit menyenggol Anjani dengan sikutnya, membuat Anjani terlonjak kaget, "Kamu selingkuh ya?
Baca selengkapnya
42. I'm Sorry
"Kamu jangan mengada - ngada, dek. Kalau papah tau kamu bisa di sidang nanti!" Suara milik Adevan Key, abangnya Anjani yang sangat di hormati dan di cintai itu menusuk indra pendengar Anjani."Apa sih, bang. Cuma foto aja kok di permasalahin?" jawab Anjani menentang. Postingan instagram terbarunya kembali jadi perdebatan. Tentu saja karena Key melihat foto dirinya bersama Langit yang di posting beberapa jam lalu."Hell... Cuma? Kamu foto berdua sama cowok yang bukan suami kamu sampe nempel, berdekatan, lengket kayak prangko dan di kasih caption emoji love, kamu bilang cuma?" ujar Key tak mau kalah argumen.Key selalu jadi orang nomor yang menegur Anjani ketika adiknya itu membuat masalah. Key tidak keberatan jika Anjani posting foto di sosial media bersama cowok, tapi tidak jika foto mereka saling nempel tanpa jarak dan di beri caption yang membuat orang lain berspekulasi yang tidak - tidak. Tidak heran jika Key akan menc
Baca selengkapnya
43. I Hope So
Di saat mentari masih malu - malu mengeluarkan sinarnya di ufuk timur, kaki Langit sudah menginjak lantai lobby gedung apartement tempat tinggal Anjani. Sesuai janjinya pada Anjani kemarin malam, pagi ini Langit menjemput pacarnya tepat pada jam lima pagi dengan mata yang masih mengantuk. Kalau bukan karena Anjani, mungkin Langit masih bergulung di balik selimut hangatnya. Beberapa pesan sudah Langit kirim ke Anjani dan mengabari kalau dirinya sudah menunggu di lobby, tapi tak ada satu pun pesan nya yang Anjani balas. Langit juga sudah coba menelfon Anjani, tapi hasilnya tetap nihil, tak ada respon. Langit mendaratkan bokongnya di kursi besi, pandangannya masih fokus ke layar ponsel sementara kakinya menghentak - hentak lantai dengan gerakan yang santai. Langit yakin, pacarnya itu pasti masih menyelam di dalam dunia mimpi. Langit mengusak rambutnya, berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tidak bisa hanya duduk
Baca selengkapnya
44. Perfect Wound
Dalam satu menit mata Sean sudah melirik sebanyak lebih dari sepuluh kali kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sean duduk gusar di atas sofa ruang tengah, lelaki itu masih berpakaian kantor lengkap, hanya saja dasinya sudah sedikit lebih longgar sekarang.Biasanya setelah tibanya Sean di apartement, lelaki itu langsung membersihkan diri dan istirahat, atau kadang melanjutkan pekerjaan nya yang belum tuntas yang ia bawa dari kantor. Tapi hari ini, setelah kakinya menginjak lantai marmer apartement nya, Sean langsung berjalan menuju kamar Anjani, mengecek apakah istrinya itu sudah pulang atau belum, meskipun rasanya mustahil jika Anjani pulang lebih cepat darinya.Sean mengigit kukunya risau, seharian ini dirinya di buat tidak tenang. Bahkan satu pun pekerjaan nya tak ada yang tersentuh di kantor, Sean hanya melamun dan memikirkan jalan keluar dari masalah ia dan Anjani. Sean harus mencari cara agar Anjani memaafkan dirinya dan m
Baca selengkapnya
45. Karma
Sean menginjak pedal gasnya kuat, Audi hitam yang ia kendalikan membelah lalu lintas Jakarta yang senggang dengan kecepatan di atas rata - rata. Mata elangnya menatap lurus ke jalanan di depannya, bibir tipisnya sesekali mengumpat ketika ada kendaraan yang menghalangi jalannya. Audi hitam Sean terparkir di slot kosong dekat lift, lelaki itu melepas sabuk pengaman nya kemudian beranjak keluar dari dalam mobil. Langkah lebar Sean berjalan di lorong gedung apartement Yuna. Jari Sean langsung memecat beberapa digit angka, membuka pintu utama tanpa sepengetahuan yang punya kediaman. Hubungan dengan Yuna sudah sejauh itu, jadi wajar saja jika Sean tau mengetahui password pintu apartement Yuna. "Sudah jangan nangis, kan ada aku." Kaki Sean yang semula terburu - buru melangkah perlahan melambat saat telinganya menangkap suara laki - laki dari arah ruang tengah. Sean menajamkan telinganya, kak
Baca selengkapnya
46. Begin
Anjani membuka pintu kamarnya dengan hati - hati, ia menyembulkan kepalanya lebih dulu keluar pintu, menatap ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada Sean berkeliaran di depan sana. Anjani menghela napas lega karena sepertinya Sean masih tidur di kamarnya. Dengan santai Anjani berjalan keluar kamar, tapi begitu dirinya akan melewati kamar Sean, langkah Anjani berubah jadi lambat dan mengendap - ngedap. Anjani tidak ingin Sean melihat kantung matanya yang membengkak, lelaki itu pasti akan semakin besar kepala jika tau Anjani menangisinya semalaman.Anjani memang bodoh karena sudah membuang - buang air mata berharganya karena Sean, tapi percayalah, rasanya sesakit itu melihat lelaki miliknya yang sah di mata hukum dan agama bercumbu dengan wanita lain di depan matanya.Setelah melewati kamar Sean dengan langkah penuh hati - hati, Anjani sampai di dapur dengan selamat, dua hari ini ia berhasil tidak bertemu Sean di pagi hari. Seperti biasa, An
Baca selengkapnya
47. Scary Moment
"Serius kamu cantik banget!" ujar Anjani yang tidak bisa menahan tawanya saat melihar wajah Langit yang baru selesai Anjani hias dengan make - up miliknya.Langit tersenyum saja, ia tampak tidak perduli meskipun penampilan wajahnya saat ini akan menjadi aib seumur hidupnya jika di di abadikan. "Oh, iya, satu lagi!" Ada yang terlupa, Anjani mengurek tas kecilnya, mengambil ikan rambut berwarna merah muda dari dalam sana. "Sini aku kuncir rambut kamu." ujar Anjani, secara sukarela Langit memajukan kepalanya, membuat Anjani jadi lebih mudah mengikat rambut cowok itu. Dengan gerakan tangan yang telanten Anjani mengikat rambut Langit menjadi dua bagian, "Ini gaya kuncir favorit aku waktu TK." celetuk Anjani di tengah kesibukannya mengikat rambut Langit."Aku dapat spoiler masa depan." sahut Langit sambil tersenyum misterius. Dahi Anjani mengerut, "Maksu
Baca selengkapnya
48. Give Me a Chance
"Pernikahan Kontrak?!" tanya Langit dengan pupil mata membulat sempurna setelah mendengar penjelasan dari perempuan bernama Yuna yang duduk di hadapannya. Setelah perkenalan singkat di lorong gedung apartement, Yuna membawa Langit ke kafe yang berada di sebrang apartement. Awalnya Langit menolak, tapi lelaki itu langsung mengikuti jejak Yuna ketika Yuna bilang ingin membicarakan hal penting yang bersangkutan dengan Anjani dan Sean. Langit menggelengkan kepalanya, mencoba berpikir jernih dan menganggap ucapan Yuna tadi adalah lelucon. Bagaimana Langit bisa percaya kalau Yuna mengatakan bahwa Sean dan Anjani merupakan sepasang suami - istri, tapi mereka mempunyai perjanjian yang singkatnya di sebut pernikahan kontrak, semacam pernikahan yang memiliki tenggat waktu yang di tentukan kapan berakhirnya. "Ya, mereka di jodohkan, makanya mereka bikin perjanjian kontrak seperti itu." ujar Yuna lagi makin gencar membeberkan rahasia yang Se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status