Semua Bab PEMBALASAN SEORANG ISTRI: Bab 11 - Bab 20
29 Bab
Episode 11
Sisy menatap kecewa pada atasannya yang sudah berlalu meninggalkannya dalam pesta itu. Gadis muda itu menatap punggung Ceria yang kini nyaris menghilang, berbelok ke lobi. Matanya terlihat memendam rasa kesal. Berkali-kali dia mendengus kasar. Sisy menjatuhkan dirinya duduk ke atas sofa. Kemudian dia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Bagja. Sementara itu, langkah Bagja kian cepat mengejar istrinya yang melangkah tergesa. Lelaki itu tampak memiliki satu kekhawatiran terpendam. Hingga pada akhirnya wanita itu didapatkannya. Grep Sebuah dekapan tanpa aba-aba. Lelaki itu memeluk tubuh Ceria dari belakang. Ceria sontak terkejut dan hampir saja spontan mendorongnya. Beruntung dia masih mengenali wangi parfum suaminya.“Mas, apaan sih, malu kali di tempat umum,” Ceria mendorong Bagja perlahan untuk menjauh. Dirinya merasa risih menjadi perhatian beberapa orang yang berlalu lalang. 
Baca selengkapnya
Episode 12
Suasana pagi di rumah Nenek Marta menjadi ramai, mereka sudah duduk bersama untuk sarapan. Ceria sudah membuatkan sarapan dan secangkir kopi hitam untuk suaminya. Wanita itu tak pernah meninggalkan kebiasaannya, tetap melayani suaminya dengan baik. Sementara Iren begitu anteng disuapi oleh neneknya. “Ri, aku anter aja kamu ke kantor hari ini, kasian kalau sopir harus jemput kesini,” ucap Bagja sambil menyeruput kopinya.“Ga usah Mas, lagian Pak Agus pasti udah jalan juga dari kantor, kasian nanti udah jauh-jauh akunya malah ga ikut,” bantah Ceria. Tring Notifikasi masuk pada Ponsel Bagja yang tergeletak di meja. Sekilas mata Ceria menangkap nama seseorang pada layar. Wanita itu menarik nafas panjang dan menghentikan sarapannya. Dia bergegas menghampiri Iren dan Nenek Marta yang tadi pindah ke ruang tengah. Semuanya gara-gara Maura, Iren mau sarapan bareng kucing gemuk itu.“Pak, sa
Baca selengkapnya
Episode 13
Sejak mendapatkan teguran dari ibunya, Bagja semakin berusaha menjauhi Sisy. Namun semakin berusaha dia hendak menjauh, semakin keras gadis itu berusaha untuk mendekatinya. Kedekatan yang selama ini terasa menyenangkan, menjadi sesuatu yang terasa risih sekarang. Sisy kini sering membawakan Bagja cemilan buatannya sendiri. Bahkan terkadang dia membawakan bekal makan siang. Semakin Sisy mendekatinya, semakin dia memikirkan kedekatan Ceria dengan bosnya. Setiap kali dirinya pergi keluar hangout dengan team pada weekend, istrinya juga pasti punya acara dengan mengajak Iren. Dulu baginya adalah kebahagiaan tersendiri bisa bermain futsal bersama teman-teman sekantornya, terkadang mereka hanya nongkrong di cafe, atau hanya sekedar menghabiskan waktu dengan menyewa sepeda. Beberapa tahun terakhir ini Bagja memang sudah sangat sibuk dengan dunianya sendiri, namun dengan berubahnya Ceria, kini dia mulai berfikir kembali. Seperti hari itu, setelah
Baca selengkapnya
Episode 14
Untuk pertama kalinya, Bagja merasakan kehambaran dalam acara gathering. Semua semangat dan antusiasmenya lenyap ketika membayangkan istri dan anaknya sedang berada di Bali bersama orang lain. Berkali-kali dia melihat ponselnya, namun Ceria hanya mengabarinya sekali ketika baru sampai tadi. Selebihnya hanya photo-photo Iren yang terlihat gembira di kamar hotel, di kolam renang, ada juga photo ketika Iren disuapi es krim oleh Mark. Tring Sebuah chat masuk, wanita-wanita yang biasanya di sapa pada akun social medianya kali ini menyapa karena melihat notifikasi online pada akun Bagja. “Hai malam, gimana touringnya seru?” Venita mengiriminya pesan. Seseorang kenalannya di dunia Maya. “Biasa aja Ven, kepikiran terus istri aku,” jawab Bagja jujur. “Tumben, biasanya kamu kan bebas kalo bisa keluar dari rumah, katanya bosen ngedengerin keluhannya mulu, tentang anak lah, tentang
Baca selengkapnya
Episode 15
Dua hari berlalu dengan lambat. Lelaki berambut ikal itu kini sudah kembali ke rumahnya. Sejak pagi dia membereskan rumah sebisanya, pekerjaan yang hampir tidak pernah dilakukannya lagi semenjak menikah. Dia hendak memberikan kejutan pada istrinya dengan membantu meringankan tugasnya. Ya, bagi Bagja membersihkan rumah hanyalah tugas istri. Namun tiba-tiba sebuah pemberitahuan pesan masuk.Tring “Mas, maafin aku, sepertinya pulangnya di undur sehari, ada delay jadwal hari ini, jadi baru pulang darisini besok,” tulis Ceria.“Oh gitu?” hanya itu balasan singkat dari Bagja. Kecewa menjalar seketika pastinya. “Mas pulang touringnya, hati-hati ya dijalan!” tulis Ceria, dia tidak tahu jika suaminya bahkan sudah sampai rumah dari dua hari yang lalu. “Iya,” hanya itu yang ditulis Bagja. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di sofa. Kemudian dia tidak lagi ingat yang tejad
Baca selengkapnya
Episode 16
Tring Sebuah pesan masuk. Ternyata dari Mark. Dia menyimpan ponselnya kembali, karena kesulitan untuk membuka pesan sambil menggendong putrinya. Sepeda motor yang ditumpanginya melaju cepat menuju rumah Bu Marta.Setibanya di halaman rumah mertuanya, wanita itu segera membayar ojek online. Dia menggendong tubuh Iren dan memasuki halaman rumah. Bu Marta yang melihatnya langsung berhambur, dia begitu kangen ditinggal Iren beberapa hari ke Bali. Namun senyuman lebarnya berubah seketika melihat mata menantunya yang sembab. Belum sempat Bu Marta bertanya, Ceria sudah memeluknya disertai dengan isakan. Kemudian tangisnya pecah, tumpah ruah dibahu ibu mertuanya. Namun dia segera mencoba menguasai diri, mengingat masih ada gadis kecil di gendongannya. “Iren sayang, main sama Maura ya, kebetulan Kakek ada sedang main juga sama Maura,” ucap Bu Marta sambil mengambil alih Iren dari gendongan menantunya. Dia m
Baca selengkapnya
Episode 17
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam ketika tangan lelaki itu menyentuh daun pintu rumah orang tuanya berkali-kali. Namun sepi, tak terdengar seseorang akan membukakan pintu untuknya. Dia kembali mengetuk-ngetk dengan lebih keras lagi, barulah kemudian gagang pintu itu berputar. Ceklek Bu Marta berdiri, sekilas wanita itu merasa kasihan melihat wajah putranya yang terlihat lelah dan tanpa semangat hidup. Namun kemarahannya kembali memuncak ketika teringat apa yang disampaikan oleh menantunya siang tadi. “Bagja, masuk, mamah mau bicara,” ucapnya tegas. Bagja mengangguk lemah. “Ria ada disini Mah?” tanya Bagja lemas, sambil mengikuti langkah ibunya menuju sofa ruang tengah. Ternyata ayahnya juga sedang menunggunya disana. “Tadi siang Ria dan Iren kesini,” ucap Bu Marta menjeda sambil duduk di sofa bersebelahan dengan suaminya. “Terim
Baca selengkapnya
Episode 18
Menjelang sore dia baru tiba dikediaman mertuanya, ada rasa ragu untuk melangkah. Bagaimana kalau istrinya tidak ada disana, apa yang harus dia jelaskan nanti. Namun keinginnannya untuk memastikan keberadaan istrinya lebih besar. Dia segera memasuki halaman rumah minimalis itu.Belum dia mengucap salam, sosok perempuan setengah baya yang tidak lain adalah mertuanya tergopoh-gopoh menghampirinya. Terlihat pancaran tatapan penuh kerinduan terpancar dari netra tuanya. Kulitnya yang sudah tampak ada kerutan-kerutan tidak mengurangi keanggunannya. Kecantikan Ceria memang turunan dari ibunya. “Ja, ini beneran kamu? Kenapa ga ngabarin kalau mau kesini?” Wanita itu berhambur memeluk menantunya. Bagja tersenyum dan membiarkan Bu Mira megusap-usap punggungnya. “Eh, Ria sama Iren mana? ga ikut?” Wanita itu celingukan melihat ke belakang Bagja. DEG Perasaan tidak enak langsung menguasai
Baca selengkapnya
Episode 19
"Nak, Sisy maaf saya mengajakmu kesini, ada yang perlu saya tanyakan,” ucap Bu Marta setelah mereka duduk. Sisy menatap penuh kekhawatiran, namun perlahan gadis itu mengangguk. “Ceritakan pada saya, seperti apa hubungan kalian selama ini?” tanya Bu Marta dengan pandangan tajamnya pada Sisy.“Maksud ibu, hu hubungan apa ya?” Sisy tergagap, ada sesuatu yang sepertinya tercekat di tenggorokannya. Bu Marta menarik nafas. “Saya melihat ada sesuatu yang berbeda diantara kalian, tolong ceritakan!” pinta Bu Marta. Wajah Sisy bersemu merah. “S sebeneranya hubungan kami memang hanya atasan sama bawahan Bu,” ucapnya terbata. Bu Marta masih menatapnya tajam meminta penjelasan lebih.“T tapi karena keseringan kami bertemu dan Pak Bagja sangat baik dan perhatian, kami sudah mulai merasa nyaman satu sama lain,” tambahnya lagi sambil menunduk.“Kamu tahu kan kalau anak saya sudah
Baca selengkapnya
Episode 20
Langkah Ceria tergesa menuju keluar ruangan setelah berpamitan pada Bagja. Tadi Mark menunggunya disana, namun tak ada siapapun. Diambilnya ponsel dalam tas kecilnya, ada beberapa pesan. Salah satunya dari Mark. “Ria, I go back right now, I forgot to inform you that my old friend, Neil will comes visit my home,” Mark. “Ok,” Ceria membalasnya singkat. Ceria kembali kedalam ruangan Bagja, terlihat lelaki itu tengah memejamkan mata. Irenpun masih terlelap disebelahnya. “Mas, aku urus administrasi dulu ya sekalian tanya kapan kamu bisa pulang,” Ceria berbicara pada lelaki yang masih memejamkan matanya itu. Bagja mengangguk, rupanya dia tidak sedang tidur. Ceria segera menghampiri bagian administrasi dan menanyakan perihal kondisi suaminya. Bagja sudah bisa pulang besok pagi, sore ini masih harus di observasi. Beruntung luka lambungnya belum parah jadi masih bisa diatasi seg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status