Lahat ng Kabanata ng Dia segalanya bagiku (Indonesia): Kabanata 21 - Kabanata 30
44 Kabanata
Part 20
Selamat membaca ==========Usai makan mereka bertiga berniat pulang ke rumah masing-masing, saat ini Gavin tengah menghidupkan mesin sepeda motornya. namun sayangnya sepeda motor tersebut tak mau menyala, Liana yang ternyata masih disana pun memperhatikan Gavin yang kesulitan dengan sepeda motornya."Kenapa dengan sepeda motor mu Gavin?" tanya Liana."Ah ini biasa nyonya, mogok gak mau hidup. maklum lah, namanya juga motor seken, motor setengah pakai bekas orang saya beli." akui Gavin jujur."Kenapa tidak beli sepeda motor yang baru saja?" tanya Liana merasa iba.Gavin terkekeh. "uangnya mana cukup nyonya untuk beli yang baru, ini saja sudah syukur bisa terbeli. ya, paling tidak bisa di pakai untuk saya pergi dan pulang bekerja." "Tapi kebanyakan mogok, tak mau hidupkan?" tebakan Liana membuat Gavin terdiam."Ya sudah begini saja, kalian berdua ikut saya naik ke dalam mobil. biar sepeda motor kamu nanti di antarkan." "Ee
Magbasa pa
Part 21
"Bukalah nyonya, aku mengizinkannya." ucap Gavin.Liana menatap Gavin, pria itu menggerakkan tangannya mengisyaratkan jika ia mengizinkan Liana melihat album foto keluarganya.Dengan gerakan slow motion Liana membuka album foto itu perlahan, lembaran pertama isu foto tersebut membuat kedua mata Liana terbelalak kaget."Ini....?" tanya Liana tak mampu berucap."Itu foto ayah dan ibuku nyonya." Tanpa sengaja tangan Liana yang gemetaran pun menjatuhkan album foto tersebut. membuat Gavin kaget dengan hal itu, Liana spontan berdiri dengan perasaan campur aduk."Nyonya, apa yang anda--""Aku harus pergi, aku harus kembali ke rumah ku. permisi, sampai jumpa." tanpa menunggu jawaban Gavin dan Tisha, Liana langsung melesat keluar."Aneh! kenapa dia terburu-buru begitu?" tanya Gavin pada diri sendiri."Kenapa dengan nyonya Liana kak?" tanya Tisha heran."Enggak tahu sayang, nona Liana terlihat sangat aneh setelah melihat fo
Magbasa pa
Part 22
"Kamu kenapa ma?" tanya Darma heran melihat istrinya yang seminggu ini murung.Tak terlihat Liana yang seperti biasa ceria, belakangan ini wanita itu bahkan lebih menghabiskan waktunya mengurung diri di dalam kamar. Darma jadi curiga dan resah, apakah ada sesuatu yang di sembunyikan sang istri?"Liana!" panggil Darma dengan nada nyaris membentak."Eh, iya mas." "Kamu ini kenapa? sudah seminggu kamu aneh begini. ada apa huh?" ulang Darma lagi bertanya."A--aku tidak apa-apa mas." ucap Liana tergagap."Jangan bohong! kau istriku, kita sudah lama menikah. jadi aku tahu gelagat mu seperti apa jika menyembunyikan sesuatu dariku."Liana terdiam, tenggorokannya tercekat. apa yang harus ia katakan pada Darma? apakah ia harus jujur saja mengenai Gavin."Liana?" panggilan Darma kali ini agak melembut."Sungguh mas, tidak ada apa-apa. aku cuma hanya sedang merindukan Fikar saja, anak itu sudah seminggu ini tidak pulang." bohong Liana."Ya, kau
Magbasa pa
Part 23
Part spesial Fikar & Sekar Happy reading! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️"Kenapa kau tidak pergi juga dari rumahku?!" tanya Sekar penuh emosi."Karena aku tidak ingin," jawab Fikar santai."Pergi!" usir Sekar menunjuk ke arah pintu."Sekar, ku mohon izinkan aku untuk berada di dekatmu." "Tidak! aku mencintai Gavin." "Aku mengerti, aku pun sama, aku juga mencintai Tisha. tapi....""Tapi apa?" tanya Sekar."Aku tidak bisa membiarkan mu sendirian, entah kenapa aku ingin selalu berada di dekatmu." "Kau kasian padaku kan?" Fikar menggeleng."Tak usah mengelaknya, aku tahu kau sudah terbiasa dengan hal seperti itu. kau hanya tinggal membayar wanita mana pun yang kau inginkan, maka ku mohon anggaplah aku seperti itu. tinggalkan aku uang yang banyak lalu setelah itu kau pergilah!" Rahang Fikar mengeras mendengar ucapan Sekar, seperti apa pun Sekar, tapi tetaplah wanita itu bukan seorang jalang. dan Fikar tak suka men
Magbasa pa
Part 24
"Darimana saja kau sudah seminggu ini tidak pulang?!" tanya ketus Darma pada Fikar.Akhirnya pria itu pulang juga ke rumahnya, namun kalian jangan mengira kalau Sekar sudah ia lepaskan. nyatanya Fikar tetap mengunci pintu rumah Sekar, ia hanya pulang sebentar untuk melihat keadaan keluarganya."Fikar sibuk pa?" "Sibuk? sibuk apa?" selidik Darma."Mama dimana pa?" tak ingin menjawab pertanyaan Darma, Fikar mengalihkannya dengan bertanya dimana Liana sekarang."Itulah dirimu! kau bahkan tidak tahu kondisi ibumu sekarang." "Maksud papa apa?""Ibu mu sakit," Fikar langsung khawatir mendengar Liana sakit.Secepat kilat ia masuk ke dalam kamar ibunya, di bukanya pintu kamar dan ia lihat sosok Liana tengah terbaring lemah di atas ranjang."Mama!" panggil Fikar mendekati wanita paruh baya itu.Liana membuka matanya dan menoleh ke arah pintu, seketika senyumnya terbit tatkala melihat sang anak."Fikar...." "Kata papa, mama sakit?"
Magbasa pa
Part 25
"Aku merindukannya." gumam Liana menatap rumah Gavin dari dalam mobilnya."Merindukan siapa nyonya?" pemuda yang bernama Gavin itu?" tanya Narto."Iya Narto, dia sudah ku anggap seperti putraku sendiri." "Dia pemuda yang baik ya nyonya." Liana mengangguk.Hampir lama Liana terus memandangi rumah Gavin yang tampak sepi. tak terlihat sama sekali sang pemilik keluar dari rumah."Apakah kita akan terus disini nyonya? nyonya tidak turun dan bertamu ke rumah Gavin." "Tidak Narto! ehm, kau keberatan jika aku meminta lebih lama lagi disini?" "Sama sekali tidak nyonya," jawab Narto merasa sungkan.Mata Liana menatap sebuah mobil lain berhenti di halaman rumah Gavin, Liana seperti mengenali mobil tersebut. tak lama keluar lah seorang pria dari dalam mobil tersebut."Fikar!" gumam Liana kaget.Terlihat jika Fikar kini tengah membantu Tisha yang berjalan, tampak rona bahagia yang terpancar dari wajah keduanya.M
Magbasa pa
Part 26
"Fikar adalah adikmu!" teriak Liana.Fikar yang sudah babak belur pun tak bisa begitu jelas melihat siapa pria yang memukulinya brutal. semuanya terasa gelap kecuali wajah ibunya yang tampak sedang menangis menyaksikan perkelahian dirinya, dan seorang pria yang ibunya sebutkan sebagai kakaknya.Fikar menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, mulutnya terus berteriak mengatakan tidak."Tidaaaakkk!!" teriaknya terbangun.Ia menatap ke sekeliling, seketika ia tersadar jika yang ia alami barusan hanyalah mimpi. ia menoleh ke samping ranjang, tampak Sekar yang tengah tertidur pulas tanpa sedikit pun terganggu dengan suara teriakannya."Cuma mimpi." ucapnya meremas kuat rambutnya."Mimpi apa tadi itu?" tanyanya pada diri sendiri.Tak mau memikirkan arti mimpi yang barusan ia alami, Fikar kembali memutuskan untuk tidur. memeluk tubuh Sekar dari belakang dengan sangat erat, ia hirup aroma wangi yang menguar dari tubuh mulus Sekar.Sekar mengg
Magbasa pa
Part 27
Gavin dan Fikar kembali bertatap muka, terlihat sekali raut tak bersahabat yang terpancar dari keduanya."Kau lagi! untuk apa kau kemari lagi?" tanya Gavin ketus, pria itu keluar dan menutup pintu rumahnya."Tentu saja untuk bertemu dengan Tisha, tidak mungkin untuk bertemu dengan mu kan." jawab Fikar tak kalah ketus."Pergi dari rumah ku!" usir Gavin."Tidak mau." ucap Fikar mengejek."Kau!" Gavin mencengkram kerah kemeja yang Fikar kenakan."Apa kau tidak mengerti, jika aku tidak suka kalau kau mendekati adikku." "Adik? adik kau bilang." tanya Fikar."Adik yang seperti apa yang kau maksudkan." "Apa maksudmu?" tanya Gavin pura-pura tak mengerti."Kau mencintai adik mu sendiri."Skakmat. Gavin terdiam mendengar ucapan Fikar, bagaimana mungkin pria di hadapannya ini tahu mengenai perasaannya pada Tisha."Kenapa? kau kaget ya?" tanya Fikar mengejek.Cengkeraman tangan Gavin di kerah k
Magbasa pa
Part 28
Fikar terus memandangi Liana yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, wanita itu sudah sadar dari pingsannya, namun kondisinya masih sangat lemah.Tangan Fikar terulur memegang tangan ibunya, ia terluka melihat kondisi kesehatan Liana. Sungguh ia tak menyangka dengan semua ucapan yang keluar dari mulut sang ibu. "Mama, aku butuh penjelasan darimu. tidak mungkin jika pria itu--, adalah kakak ku." kepala Fikar menggeleng kuat.Cklek...Pintu terbuka, menampilkan sosok pria paruh baya yang masih terlihat awet muda. Darma mendekati ranjang sang istri, terkejut melihat keadaan putranya yang babak belur."Kenapa dengan wajahmu?" tanya Darma tajam, tapi Fikar hanya diam."Kau habis berkelahi ya? dan pasti mama mu melihat kau yang berkelahi, makanya dia jadi seperti ini?!" selidik Darma penuh curiga."Ya, aku memang habis berkelahi. berkelahi dengan kakak ku." jawab Fikar membalas tatapan tajam Darma."Apa maksudmu
Magbasa pa
Part 29
Liana membuka kedua matanya yang terasa berat, kepalanya berdenyut pusing. ia berusaha mencoba bangun dari berbaringnya, susah payah ia lakukan hal itu.Setelah berhasil duduk nyaman di ranjang, ia melihat Fikar anaknya yang tengah berbaring di sofa. namun tak melihat keberadaan sang suami tercinta, Darma. pria itu tak terlihat ada di ruangan tempat ia di rawat."Fikar...." panggil Liana pelan.Fikar tak bergeming dengan panggilan Liana, Liana coba kembali memanggil Fikar, hingga akhirnya pria itu pun terbangun dari tidurnya."Mama," gumamnya seraya mengucek kedua matanya."Mama ingin bertemu Gavin, nak." ucap Liana.Fikar yang mendengar permintaan sang mama tercinta pun, seketika membeku. hal yang sangat Liana inginkan adalah bertemu dengan Gavin, sedangkan Fikar yang menunggunya seharian ini di rumah sakit, tapi bukan nama Fikar lah yang ia sebut pertama kali."Gavin?" tanya Fikar menatap sang ibunda.Mata Liana kembali basah karena
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status