All Chapters of Dia segalanya bagiku (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Part 10
"Sekar? kaukah itu?" panggil Tisha."Cantik, iya ini aku." Tisha berjalan dengan pelan ke ranjang milik kakaknya, saat dekat Sekar langsung meraih tangan Tisha."Apakah tadi malam kau menginap disini?" "Iya cantik, Gavin yang menyuruhku menginap." bohong Sekar."Benarkah?" "Iya." "Kenapa aku tadi mendengar kau menangis?" tanya Tisha."Ah itu, aku tidak menangis, aku tadi bersenandung, mungkin saja terdengar seperti menangis." bohong Sekar lagi."Justru aku sangat bahagia cantik, apa kau tau?""Apa itu?" "Gavin kakakmu, menyatakan cinta padaku, dia juga yang menyuruhku menginap di rumahnya." Deg.Ucapan Sekar bagaikan petir di pagi hari, hati Tisha perih mendengarnya."Dan dia juga sangat bersikap manis padaku, ah
Read more
Part 11
Keesokan harinya, Sekar datang kembali ke taman kemarin, ia sengaja datang ke situ menunggu seseorang, siapa tau saja orang itu kesini lagi. pikirnya.Lama menunggu, seseorang itu tak menampakkan batang hidungnya, tak ada tanda-tanda kehadirannya datang. dengan lesu Sekar bangkit dan kembali pulang.Fikar tersenyum menang di dalam mobilnya, ia sudah menebak jika wanita itu akan kembali lagi ke tempat ini untuk mencarinya, dugaannya benar setelah melihat Sekar.Ia terus memperhatikan Sekar dari jauh tanpa berniat untuk menghampirinya, karena Fikar tau tujuan Sekar menunggunya untuk menyetujui rencana kerjasama memisahkan Gavin dan Tisha.Tapi tak semudah itu, jika kemarin Sekar menolak dan jual mahal terhadap tawarannya, maka inilah bayaran yang setimpal untuk wanita itu, Fikar akan terus membuat Sekar merasa frustasi mencari keberadaannya.Sudah puas dengan apa yang ia lihat, Fikar memutuskan kembali ke kantornya. dengan bersiul senang ia melajukan laju
Read more
Part 12
"Kau mencariku?" tanya Fikar tiba-tiba datang mengaggetkan Sekar.Fikar bukannya tidak tau, ia hanya berpura-pura saja, padahal selama seminggu ini tak lelah Sekar terus datang ke taman hanya untuk sekedar menemuinya."Tuan!" seru Sekar senang."Akhirnya kau datang kemari, aku selalu menunggu kau datang kesini." ungkap Sekar dengan polosnya."Untuk apa kau menunggu disini?" pancing Fikar.Sekar tampak diam memainkan ujung bajunya dengan gelisah, antara malu dan ingin ia mengungkapkan keinginannya."Itu...." "Itu apa?" Fikar masih terus memancing wanita itu untuk memohon padanya."Aku menunggumu disini karena aku mau, aku setuju dengan rencana kerjasama darimu." mata Fikar membulat sempurna."Apa aku tidak salah dengar?" tanya Fikar mendekatkan telinganya ke arah wajah Sekar.Sekar diam dengan reaksi Fikar, sungguh ia sangat malu."Ayolah Tuan!" rengeknya memaksa.Fikar menatap wajah Sekar dari jarak dekat. "kau yakin?" tanya
Read more
Part 13
Akhirnya Fikar sampai di rumah Tisha, setelah ia berhasil membujuk Tisha untuk menjawab dimana alamat rumahnya, meskipun sebenarnya Fikar sudah tau dimana alamat rumah gadis itu."Sudah sampai." ucap Fikar memberitahu Tisha."Terima kasih Tuan," Tisha meraba-raba ingin melepaskan saefty belt-nya.Dengan cepat Fikar langsung membantunya membukakannya, tubuh Tisha menegang saat merasakan wajah Fikar sangat dekat dengan wajahnya, belum lagi harum nafasnya yang menerpa wajah Tisha."Sudah selesai." bisik Fikar di telinga Tisha.Tisha masih terdiam di posisinya, Fikar terkekeh melihat betapa tegangnya ekspresi dan tubuh Tisha. Fikar keluar dari mobil, lalu membuka pintu mobil untuk Tisha keluar.Dengan kikuk dan perlahan Tisha keluar. "sekali lagi terima kasih." "Sama-sama, aku permisi." pamit Fikar.Setelah Tisha mendengar suara mobil Fikar yang terasa menjauh, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya.Sekar yang sejak tadi memperhatikan mereka,
Read more
Part 14
Fikar dan Tisha kembali dalam waktu lebih dari satu jam, melanggar sesuai perintah Gavin pada mereka. Gavin sendiri sudah berdiri di depan rumah menyambut keduanya, melipat kedua tangan di dadanya, menatap tajam ke arah Fikar yang memasang wajah manisnya."Jam berapa ini?" tanya Gavin pada Fikar."Maafkan aku kak, aku membawa Tisha keluar lebih dari satu jam." ucap Fikar nyengir.Gavin malas sekali mendengar celotehan tak bermutu pria itu, ia segera menarik Tisha untuk masuk ke dalam rumah."Ah, sakit kak!" rintih Tisha karena Gavin menarik tangannya kasar.Gavin seakan tuli dengan rintihan sang adik, ia terus menariknya kasar hingga sampai ke dalam rumah. sebelum menutup pintu rumahnya, Gavin menatap Fikar yang juga menatapnya, tatapan mereka berdua benar-benar tidak bersahabat. setelahnya Gavin menutup pintu kuat seperti membanting."Dia cemburu?" gumam Fikar merasa aneh karena Gavin cemburu."Lucu sekali!" setelahnya ia terkekeh.Fikar pu
Read more
Part 15
Happy reading!Gavin berdiri di depan gedung megah dan tinggi seperti pencakar langit, perusahaan yang bertuliskan D corperation. pria itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam untuk menepati janjinya kepada wanita yang di tolongnya waktu itu."Permisi, selamat siang mbak." sapa Gavin bertanya pada resepsionis."Iya mas selamat siang," sang resepsionis cantik berdandan menor itu memperhatikan penampilan Gavin dari atas ke bawah, dari bawah ke atas.Gavin yang merasa di perhatikan juga melihat ke arah tubuhnya, resepsionis tersenyum kikuk menyadari jika Gavin memperhatikannya."Saya ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini?" "Sudah buat janji?" tanya sang resepsionis meyakinkan jika pria di depannya ini tidak bergurau.Gavin menggeleng seraya berkata. "belum." "Kalau begitu t
Read more
Part 16
"Apa kau suka sayang?" tanya Gavin mesra berbisik di telinga Tisha."Ah, suka kak, enghh Gavin." ucap Tisha ke enakan, wanita itu mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam.Gairah Gavin sudah tak dapat terbendung lagi, begitu juga Tisha. dengan cekatan tangan Gavin melucuti semua pakaian yang melekat di tubuh adiknya.Kini terpampang nyata tubuh polos Tisha di hadapannya, siap untuk ia santap. Gavin membungkuk di atas tubuh Tisha, pria itu kembali melumat bibir manis yang telah menjadi candunya.Ciuman Gavin turun ke leher, dada, perut dan yang terakhir jatuh di bagian bawah tubuh Tisha. Gavin melebarkan kedua pada Tisha, terkagum melihat milik adiknya yang sangat indah."Tisha, aku harap kau tidak menyesal, aku tidak bisa menahannya lagi sayang." geram Gavin di tengah gairahnya.Kepala Gavin merunduk mengecup milik Tisha, ia lumat habis bibir bawahnya. di jilatinya dengan gerakan
Read more
Part 17
Gavin mengelus lembut punggung telanjang Tisha yang sedang memunggunginya. sedangkan sebelah tangannya yang lain memeluk erat perut Tisha.Tisha yang membelakangi Gavin hanya diam, ada sedikit isakan yang keluar dari mulut wanita itu. dan bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipinya."Apa kau menyesal?" tanya Gavin yang merasa tak enak dengan sikap Tisha sekarang ini padanya.Tisha tidak menjawab pertanyaan kakaknya, membuat Gavin kesal dan membalikkan tubuhnya."Aku tanya padamu Tisha, apakah kau menyesal dengan apa yang sudah terjadi di antara kita berdua?" Gavin bertanya tepat di bola mata Tisha.Apalah daya wanita itu, ia hanyalah seorang gadis buta. tentu ia tak melihat raut wajah gusar Gavin yang menatapnya tajam."Eng--enggak kak, hanya saja...." "Hanya saja apa?" tuntut Gavin tak sabaran."Aku, aku sedikit takut kak." 
Read more
Part 18
Happy reading! ❤️❤️❤️❤️❤️"Sayang, ayo bangun." ajak Gavin berbisik di telinga Tisha.Tisha menggeliatkan tubuhnya. "ini jam berapa kak?" tanyanya."Sudah jam 9 pagi, kamu lelap banget tidurnya." kekeh Gavin.Tisha perlahan bangun dari tidurnya, selimut yang menutupi tubuh polosnya melorot begitu saja. menyajikan bagian atas tubuhnya yang polos di hadapan Gavin, sekuat tenaga Gavin meneguk air liurnya sendiri. "Tisha, kau sengaja ya!" geram Gavin dengan suara serak menahan hasratnya."Sengaja apa kak?" tanya Tisha bingung."Ah tidak, cepatlah bangun sayang terus mandi." Gavin mengalihkan arah pembicaraan.Gavin membantu Tisha bangun, gemas melihat Tisha yang terlalu lambat. ia pun menggendong tubuh polos Tisha ke kamar mandi."Mandilah, kakak tunggu di luar ya sayang." Tisha mengangguk patuh.20 menit kemudian Tisha sudah siap mandinya, ia berjalan mencari sang kakak.Gavin yang mendengar suara tongkat sang ad
Read more
Part 19
Happy reading! Seseorang menyentuh pundak Gavin lembut, Gavin menoleh ke arah orang tersebut."Ternyata benar ini kamu!" seruan suara wanita paruh baya yang menebak jika pria itu Gavin."Nyonya," Gavin berdiri mengulurkan tangannya ke arah wanita itu.Wanita itu menyambutnya, hal yang tak di duga adalah, Gavin mencium punggung tangan wanita itu. sedikit merasa tersentak dengan perlakuan manis Gavin padanya."Nyonya sedang apa disini?" tanya Gavin heran karena wanita paruh baya yang terlihat orang kaya tersebut berada di warung pinggir jalan seperti ini."Tante mau makan di sini, dan...." ucapan wanita itu terputus saat melihat wajah Tisha yang duduk di samping Gavin."Dia siapa?" tunjuk wanita itu ke arah Tisha."Ooohh, dia ini adikku nyonya." ucap Gavin memperkenalkan Tisha.Wanita paruh baya itu terus memperhatikan wajah Tisha, seakan ia pernah melihat wajah cantiknya. tapi dimana? pikirnya mencoba mengingat
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status