All Chapters of Bayi Mungil di Depan Pintu : Mama, Tolong Diterima: Chapter 1 - Chapter 10
1819 Chapters
Bab 1 Seorang Anak
Suatu saat di bagian ginekologi dan kebidanan terbaik di rumah sakit paling bergengsi di kota Jin ....Sally Jacob menggertakkan gigi saat dia menahan sakit tak tertahankan di perutnya di detik-detik sebelum bersalin. Sekujur tubuhnya berkeringat dingin, dia mencengkeram dengan erat kedua pagar pembatas tempat tidur hingga ruas-ruas jarinya memutih.Melihat kondisinya, dokter kandungan itu dengan lembut menghiburnya. “Jangan takut. Anakmu akan lahir dengan selamat dan sehat. Semuanya pasti akan cepat berlalu.”Sally mengangguk, tepi matanya memerah. Dia merasa berat hati karena anaknya akan dibawa segera setelah dia melahirkan.Sembilan bulan lamanya, dia telah menyaksikan bagaimana makhluk kecil itu tumbuh di dalam rahimnya. Meskipun berusaha sekuat tenaga untuk tidak membentuk hubungan emosional dengan bayi yang dikandungnya, dia sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini.Dia menyesal. Sangat menyesal. Matanya memerah.Bukannya dia tidak menginginkan anak ini, melainkan dia tidak bis
Read more
Bab 2 Reinkarnasi Merupakan Suatu Kecakapan Hidup
Lima tahun kemudian.. Di sebuah Departemen Perencanaan, Zhuoyue Creative Agency.Jam 10 pagi ini menjadi jam tersibuk dari hari-hari biasanya. Orang-orang mulai ramai berkumpul, membicarakan sesuatu dengan antusias.Pangeran Cilik dari Jahn Group akan segera merayakan ulang tahun kelimanya. Kedua orangtuanya dikenal memanjakannya. Setiap tahunnya, mereka berusaha untuk menemukan agensi acara terbaik untuk mengadakan perayaan ulang tahun yang paling megah untuknya.Tentu saja dan tidak terkecuali, tahun ini.Banyak event agent berjuang mati-matian untuk mendapatkan proyek tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata keberuntungan jatuh di tangan Zhuoyue."Aneh, ya? Bukankah Jahn Group hanya pernah bekerja dengan agency besar. Kenapa tahun ini mereka malah memilih kita, ya? Meskipun kita cukup terkenal di industri, tapi tetap saja kita tidak cukup untuk menarik daya tarik mereka, bukan?""Kudengar kakek Pangeran Cilik itu membiarkan anak itu yang menentukan. Entah bagaimana, dia
Read more
Bab 3 Hantar Aku ke Bawah
Sally kembali menatapnya dengan bingung.Terlihat jelas dari pakaian anak laki-laki lucu itu bahwa dia bukanlah orang biasa.Namun, cara anak itu memandangnya sulit untuk dijelaskan.Seolah-olah dia sedang menilai… sesuatu yang langka. Dan membuatnya jadi terlihat agak konyol.Tanpa sabar, Yelena membentak anak itu, "Siapa kau? Apa kau tidak tahu kau tidak dapat menerobos masuk ke kantor selama jam kerja?”"Dasar Hama!"Bocah itu menatapnya dengan acuh tak acuh, terlihat dingin dan masa bodoh. Dia menjulurkan jari kelingkingnya menunjuk ke arah Yelena dan berkata dengan nada memerintah, "Kau! Bersihkan kotoran di lantai sekarang juga. Ingat! Gunakan tanganmu!"Yelena mengira dia sedang berhalusinasi. Dia begitu terperangah dan marah sehingga dia tertawa. "Apa katamu?"Berani-beraninya dia memerintahkanku untuk menyeka lantai?"Apa kau tidak mengerti?" Bocah itu menatapnya dengan pandangan menghina. "Sudah jelek, bodoh pula. Ternyata begini ya agency ini. Sepertinya aku benar-benar p
Read more
Bab 4 Seorang Wanita yang Menuntunnya Pulang
Sally tercengang. Sebelum dia bisa memberikan jawaban, Luke sudah menatapnya.Jelas sekali, bahwa Pangeran Cilik itu sangat menyukai Sally.Akan sangat bagus jika dia bisa membangun hubungan yang baik dengannya.Sally tidak punya pilihan lain selain menggendongnya.Anak kecil itu tampak sangat gembira dan mengencangkan pelukannya di lehernya. Matanya berbinar seperti bintang.Ini membuat Sally semakin menyukainya. Setelah mengangkatnya, dia keluar dari pintu.Dia berterima kasih kepada lelaki kecil itu ketika dia berada di luar kantor. "Sayang, terima kasih telah membantuku melampiaskan amarahku”"Sama-sama. Itu hanya satu wanita yang menyebalkan. Aku sudah terbiasa melihat Ayahku dikelilingi oleh kumpulan wanita seperti dia.”Meskipun anak itu terlihat sangat kekanak-kanakan, tetapi cara menyampaikan sesuatu sangat berwibawa.Dia layaknya orang dewasa namun dengan postur tubuh yang lebih kecil dan umur yang lebih muda. Sally menganggap ini menarik. "Sudah terbiasa denga
Read more
Bab 5 Boleh Aku Saja?
Di Furong Park...Di dalam apartemen, Sally mengenakan celemek sedang sibuk di dapur, menyiapkan makan malam.Si tampan itu mondar-mandir dengan segelas susu di tangan, ia mengamati sekeliling dengan rasa ingin tahu. "Kau memang biasanya tinggal di tempat ini ya, Bibi?""Ya. Tempat yang sangat kecil, bukan? dan tidak semewah milikmu."Sally menanggapi tanpa berpikir terlalu panjang tentang itu. Dia memasukkan sayuran yang baru dipotong ke dalam mangkuk untuk persiapan masak.Si tampan itu memiringkan kepalanya, menatapnya. "Kau tinggal sendiri, Bibi?""Ya.""Apa kau tidak punya keluarga?""Punya. Tapi mereka tidak disini. Dan aku sudah terbiasa tinggal sendirian di sini."Si tampan itu terdiam seolah dia khawatir akan membuatnya kesal. Dia empati dan segera menepuk Sally dan ia berusaha menghiburnya. "Jangan takut. Sekarang kau punya aku, kau tidak akan sendirian lagi."Kata-katanya menggelitik Sally.‘Lucunya anak ini! Dia seperti anak yang dewasa sebelum waktunya’Sema
Read more
Bab 6 Aku Ingin Tinggal Bersama Bibi
Farrel tertegun menatapnya. Meskipun awalnya dia ragu tapi akhirnya dia mengangguk mempersilahkannya.Sally melangkah kecil dan mengetuk pintu. Pelan, dia berkata kepada anak kecil itu "Sayang, makan malamnya sudah siap. Kalau tidak segera dimakan, nanti dingin. Kau mau keluar?"Suara gemerisik datang dari dalam kamar, namun pintunya tetap tertutup.Sally terus berusaha. "Begini, perutku sangat lapar setelah bekerja seharian. Kau mau ‘kan temani aku? Karena kalau tidak, aku bisa saja kena maag dan mungkin harus minum obat dan pergi ke dokter. Kau tau ‘kan rasanya sangat tidak nyaman kalau sakit”Keheningan menyelimuti seluruh apartemen. Beberapa saat kemudian, pintu akhirnya terbuka dan menampakkan kepala kecil.Farrel tercengang.Anak ini biasanya akan merajuk selama lebih dari seminggu sebelum akhirnya amarahnya padam. Dia tidak mau mengalah bahkan ketika seluruh keluarga turun tangan untuk menenangkannya.Dia tidak pernah menyangka bahwa wanita bernama Sally ini akan bisa
Read more
Bab 7 Maukah Kau Berbagi Tempat Tidur Denganku?
"Tidak masalah."Sally melambai-lambaikan tangan menandakan tidak keberatan kepada Ayah-anak itu yang mulai meninggalkan apartemennya.Kini rumahnya kosong dalam sekejap mata. Untuk sementara, pikirannya masih berkecamuk tentang pria itu dan anaknya. Dia segera menepuk kepalanya dan bertanya pada diri sendiri ada apa sebenarnya dengan dirinya.Xander hanyalah seorang anak yang dia kenal kurang dari sehari. Tapi kenapa dia begitu enggan berpisah dengannya?Dia pikir itu pasti karena Xander sangat menggemaskan....Malam telah tiba dan melarut. Maybach yang menawan meninggalkan jejak di tengah gemerlapnya lampu jalan. Suasana di dalam mobil sangat hening.Xander yang merajuk memalingkan muka, bahkan malas untuk melihat ayahnya.Sementara Farrel mencubit-cubit kecil celah di antara dahinya. Kepalanya sakit. Dia juga tidak berniat untuk menenangkan putranya.Keluarganya telah salah memanjakan Xander, akibatnya temperamennya sangat susah dikendalikan. Sudah waktunya ada seseoran
Read more
Bab 8 Mungkin, Sebentar Lagi
Sally tercengang mendengar kata-katanya. Maksudnya apa ingin berbagi setengah tempat tidur dengannya? Sally menyangka orang ini benar-benar tidak tahu sopan santun. Apakah dia benar-benar Farrel?Desas-desus mengatakan bahwa pria ini dihormati dan suka menyendiri, tetapi hanya yang pertama saja tampaknya yang benar. Sally meragukan yang kedua mengingat apa yang baru saja dikatakannya. Saat Sally dipenuhi dengan keraguan, Farrel baru menyadari bahwa dia mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dia katakan. Dia pura-pura batuk untuk menutupi kesalahan cepat-cepat, seraya memberi sinyal bahwa dia tidak enak hati dengan Sally. "Aku mungkin harus merepotkanmu soal ini – Xander belum mandi."Sally sadar dan menjawab, "Jangan khawatir."Tak lama dia memberikan jawabannya, dia menyadari topik ini harusnya dapat dengan mudah dia hindari. Dia hanya tidak bisa menahannya untuk menjawab demikian.Akan tetapi dia tidak kapok untuk mengangkat topik itu lagi. Dia pasrahkan saja kepada takdi
Read more
Bab 9 Merasa Ditipu
"Hah? Maksudmu sebentar lagi?"Felix membutuhkan beberapa detik untuk memproses informasi ini.George juga bingung.Mereka bertukar pkaung dengan bingung sebelum memutar pkaungan ke arah Farrel secara bersamaan.Farrel tidak menjelaskan. Dia mempertahankan ekspresinya yang acuh tak acuh seolah-olah dia tidak baru saja menjatuhkan bom.Itu membuat mereka merasa seperti baru saja mengalami ilusi.Kegembiraan dengan cepat menerangi ekspresi Felix. "Ka-kakakku… aku tidak salah dengar, ‘kan? Apa kau baru saja bilang kalau kau akan segera menikah?"Farrel menatapnya dengan dingin. "Kau salah dengar.""Tidak, tidak, sama sekali tidak! Bagaimana mungkin aku? George, kau mendengarnya, bukan? Dia baru saja mengatakan dia akan segera menikah! Dia berkata segera, Ya Tuhan…"Felix kesulitan menenangkan diri. Berita ini terlalu mengejutkannya.Seperti yang diharapkan dari kakaknya!Farrel memiliki kepribadian yang tenang layaknya seorang biksu. Seorang pria yang bahkan mungkin tidak b
Read more
Bab 10 Kebencian
Keesokan paginya..Ketika membuka matanya, hal pertama yang dilihat Sally adalah seorang anak laki-laki menggemaskan yang berbaring di sampingnya.Dia tidur dengan tenang dan nyenyak di pelukannya, bulu matanya yang panjang menempel di pipinya seperti kipas. Kulitnya sangat cerah dan kenyal.Ini membuat Sally jadi berpikir.Dia telah bertemu banyak anak selama lima tahun terakhir, tetapi tidak pernah merasakan sedekat ini dengan seorang anak yang menggemaskan seperti Xander. Dia bahkan tidak berniat untuk membiarkannya pergi.Pikiran seperti itu menggelitiknya. Jika dia tidak membiarkannya pergi, keluarga Jahn kemungkinan besar akan menghabisinya.Tersadar dari pikiran anehnya, dia menyelinap keluar untuk menyiapkan sarapan.Terkejut. Ternyata dia melihat Farrel sudah bangun dan melihat meja makan itu dipenuhi banyak makanan sarapan.Bubur, kue-kue Cina, makanan Barat. Ini terlalu mewah. Sally tercengang. "Ini…""Aku tidak melihat satupun restoran di dekat ini, jadi aku pe
Read more
PREV
123456
...
182
DMCA.com Protection Status