Semua Bab SURVIVAL LOVE 2: Bab 61 - Bab 70
164 Bab
BAB 61 HAJI SOFYAN
Haji Sofyan terkejut ketika tiba-tiba didatangi pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Dia lebih terkejut lagi ketika mengetahui jika senjata apinya sudah hilang dan telah digunakan untuk menembak Tara. Pemuda yang juga sudah sangat dia kenal dan dekat dengan putrinya. Sudah beberapa hari ini Larisa mengurung dirinya sendiri di dalam kamar tidak mau keluar untuk sekedar menanyakan perkembangan kondisi Tara ataupun kasus yang ikut menyeret abahnya. Haji Sofyan sementara memang masih bisa bebas dengan jaminan tapi bukan berarti statusnya tidak akan bisa berubah menjadi tersangka. Karena bagaimanapun senjata api tersebut adalah miliknya. Minimal dirinya tetap harus bertanggung jawab untuk sebuah kelalaian jika senjata api itu benar-benar sengaja di curi dari ruang kerjanya yang sebenarnya mustahil. Tidak ada siapapun yang biasa masuk kedalam ruang kerjanya selain keluarganya send
Baca selengkapnya
BAB 62 PILIHAN
Dua bulan setelah kondisi Tara kembali pulih dan dapat beraktifitas dengan normal dia segera pergi untuk menyusul Erica.Erica langsung menjemput Tara dari bandara dan tersenyum begitu melihat pemuda itu keluar dari pintu kedatangan sambil melambai padanya. Tara hanya mengenakan Tshirt putih, jeans biru lengkap dengan kaca mata hitam dan topi casual yang mebuatnya terlihat lebih santai tapi tetap tampan. Memang sangat berbeda dengan tampilan Erica yang serba rapi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bahkan tidak ada satu helai pun rambutnya yang lolos dari ikatan. Sebenarnya Erica tadi juga dari rumah sakit dan langsung menjemput Tara ke bandara.Erica memeluknya sebentar sambil berbisik. "Apa aku sudah bisa meninju perutmu?""Kau boleh coba!" balas Tara ketika merangkul bahu Erica mengecup sisi kening wanita itu sambil mereka berjalan menuju mobil.Tara langsung melempar ranselnya ke jok belakang."Sini biar aku saja yang menyetir." Tara meminta k
Baca selengkapnya
BAB 63 RESTU
Orang tua Erica mengundang Tara untuk makan malam sekaligus untuk membahas rencana pernikahan mereka. Tara duduk di samping Erica sementara ayah dan ibu Erica duduk bersebelahan di seberang meja. Sedari tadi Erica berulang kali menggenggam tangan Tara dari bawah meja meremasnya dengan keringat dingin.Di makan malam itu Ayah Erica kembali menanyakan beberapa hal lebih serius kepada Tara mengenai keinginannya untuk menikahi putri mereka. Erica bersyukur Tara masih cukup tenang menjawab semua pertanyaan ayahnya meskipun dia sempat khawatir sang ayah akan berubah pikiran setelah mendengar semua rencana Tara.Erica dan Tara sepakat untuk menikah lebih dulu dan nanti akan segera mengurus semua dokumen pernikahannya secara resmi. Jadi sepertinya memang tidak akan ada acara khusus ataupun  pesta seperti yang diinginkan ibunya. Mereka
Baca selengkapnya
BAB 64 JODOH
Emy ikut tersenyum bangga melihat Tara datang bersama wanita sangat cantik yang dia bilang akan ia nikahi akhir pekan ini. "Aku harap kalian mau hadir  sebagai keluargaku karena aku memang tidak bersama siapa-siapa dari kampung.""Oh, tentu pasti kami akan hadir dengan senang hati." Dengan antusias Emy menoleh Eric yang ikut mengangguk. "Kudengar kau seorang Dokter bedah dan hendak mendirikan rumah sakit untuk penyandang cacat? ""Ya, " jawab Erica sambil tersenyum menatap Emy. "Sepertinya kau harus bertemu teman kami Daniel,  dia spesialis bedah mata kurasa dia  mau ikut bergabung sebagai relawan tenaga medis jika kalian membutuhkan.""Oh, tentu terimakasih." Erica menyambut dengan gembira saran Emy yang juga langsung memberikan nomor kontak Daniel kepada Erica."Dia suami sepupuku dan sahabat dari Eric.""Kami punya yayasan yang mungkin juga bisa ikut serta membantu." Kali ini Eric yang ikut b
Baca selengkapnya
BAB 65 PERNIKAHAN
Ayah Erica sendiri yang menikahkan mereka berdua. Dengan saksi kedua ajudannya dan tentunya Emy serta Eric yang duduk di sisi Tara.Tara hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam, tanpa dasi atau jas mewah. Tapi pria itulah yang Erica inginkan dia tidak butuh yang lain lagi. Erica cuma ingin Tara segera menjadikan miliknya tanpa syarat apapun.Mereka hanya akan menikah dan Tara juga bersumpah untuk segera sukses demi wanita yang kali ini masih duduk tegang di sebelah ibunya sambil menunggu cemas.Tara berhasil mengucapkan ikrar ijab qabulnya hanya dalam satu tarikan nafas. Erica pun langsung luar bisa lega karena tahu sekarang dirinya adalah milik dari pria itu, pria yang baru mencium punggung tangan ayahnya dan kali ini sedang menatapnya.
Baca selengkapnya
BAB 66 BOLEH DI-SKIP
Erica mulai frustasi mengais-ngais untuk mencari pegangan ketika Tara terus coba melembutkan intinya yang semakin berdenyut tebal dengan buaian dan dorongan pinggulnya."Tara ... tolong jangan...!""Tunggu sebentar." Nafas Tara juga mulai terasa berat memburu, menyapu punggung telanjang Erica dengan hawa panas yang menyebar hingga ke setiap ujung syaraf di tubuhnya.Otot lengan Tara masih mengeras menahan pinggul Erica agar tak berkelit. Erica merasa dirinya sudah begitu terentang dan rentan dari serangan pria yang sewaktu-waktu bisa menerjangnya. Dia benar-benar takut jika Tara sampai memasukinya dengan cara seperti itu."Aku ingin tahu...Aku ingin melihatmu.... " mohon Erica sekali lagi.
Baca selengkapnya
BAB 67 PAGI
Walaupun hampir tidak tidur semalaman tapi Tara ternyata tetap bangun pagi-pagi dan sudah mandi. Tara memang sudah terbiasa bangun sebelum matahari terbit dan tidak akan pernah bisa bangkong. Erica jadi ikut terbangun ketika mendengar suara gemericik air dari bilik shower. Erica pilih menggosok gigi dulu karena masih sangat dingin untuk langsung mandi dan di luar sedang hujan. Dia masih berdiri di depan kaca wastafel ketika tiba-tiba Tara sudah berada di belakangnya."Oh di mana handukmu?" kaget Erica mendapati pria itu tidak memakai apa-apa dan basah. Erica menyaruk rambut basah Tara yang agak panjang di bagian dahi karena agak  telat bercukur dan masih menetes-neteskan sisa air dingin. Erica sadar jika Tara memang tampan, terlalu tampan dan banyak godaan untuk dipilih sebagai suami.
Baca selengkapnya
BAB 68 BERPISAH
Seindah apapun hari mereka nyatanya Tara tetap harus segera kembali bekerja. Artinya mereka mesti berpisah dulu dan mungkin memang akan sering berpisah lagi kedepannya karena kondisinya memang Erica juga punya pekerjaan dan tidak mungkin selalu bisa mengikuti Tara. Rencananya bulan depan Tara baru akan kembali sekalian menjemput Erica untuk ia ajak pulang bertemu ibunya di kampung dengan status sebagai istri. Sebenarnya Tara ingin langsung mengajaknya sekarang tapi Erica belum bisa mengambil cuti, apalagi proyek pengerjaan rumah sakitnya juga akan segera dimulai.Erica mengantar Tara ke bandara dan baru tahu ternyata rasanya seperti ini ketika sangat tidak ingin berpisah dengan seseorang. Tara kembali memeluk Erica sekali lagi sebelum masuk ke pintu keberangkatan.Rasanya benar-benar tidak rela karena mereka baru seminggu  menikah
Baca selengkapnya
BAB 69 Nyonya Marisa
Erica baru terbangun ketika ingat untuk segera memeriksa ponselnya yang masih berdiri tegak di atas nakas. Buru-buru dia memeriksa daftar pesan masuk.[Kau membuatku ingin melakukan banyak hal terhadapmu]Hanya itu tulisan singkat Tara di dalam pesannya yang baru Erica baca pagi harinya meskipun Tara sudah mengirimnya sejak semalam.[Jangan coba menakut-nakutiku!] balas Eric sebelum buru-buru turun dari ranjang untuk bergegas ke kamar mandi karena sudah kesiangan.Cepat-cepat dia mandi karena masih harus menyelesaikan proposal untuk rumah sakit dan yayasan yang sejak kemarin belum terpegang sama sekali.Begitu keluar dari kamar mandi Erica segera kembali memeriksa pesannya.
Baca selengkapnya
BAB 70 TARA
Tara masih duduk di dermaga menikmati secangkir kopi dan gorengan pisang menu sarapan paginya sambil menunggu kapal motor yang menjemputnya untuk pergi ke keramba. Tara akan selalu datang sendiri untuk melihat ke lokasi keramba minimal seminggu sekali karena sekarang dia juga sudah semakin sibuk mengurus pemasaran. Tara memiliki banyak teman dan pergaulan di dunia perdagangan bahkan untuk ekspor dari para rekan-rekan lamanya di pabrik haji Sofyan. Keramba binaannya sekarang semakin banyak karena itu dirinya harus siap dengan target ekspor akhir tahun ini. Udara masih sangat dingin tapi semua penghuni dermaga juga sudah sibuk beraktifitas seperti sudah punya kulit yang tak tertembus cuaca panas atau pun hujan. Seorang nelayan tua yang sudak tidak asing bagi Tara ikut duduk menghampirinya."Bagaimana kabar pamanmu?"Itu adalah pertanyaan pertama yang selalu ditanyakan pria tua berkumis tebal itu setiap kali bertemu Tara di manapun. Kadang pamannya  juga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status