All Chapters of CEO Cassanova & Pelakor: Chapter 21 - Chapter 30
94 Chapters
Wedding Preparation
Mobil Sports Lamborghini kebanggaan Darell segera melaju meninggalkan kantor Maxwell Group. Ia akan menuju cafe Red Mapple yang biasa dijadikan tempat hang out bersama teman-temannya.Sebenarnya di lobby kantornya sendiri sudah disediakan tempat untuk menjamu tamu yang datang. Dengan tata ruang berdesain minimalis dan modern serta fasilitas snack bar lengkap dengan kopi, teh dan air mineral. Sedangkan untuk tamu VIP tentu saja akan dijamu khusus oleh Darell sendiri, sesuai dengan kebutuhan tamunya.Karena pertemuannya kali ini bersifat pribadi dan rahasia, tentu saja Darell memutuskan untuk tidak melakukannya di kantor. Tak ingin ada yang mengetahui perihal rencananya, setidaknya sampai waktunya tiba.Sambil tersenyum, Darell memegang kemudi mobilnya dan bergumam, "Sebentar lagi tiba saatnya Kirana."Ia pun terus melaju sampai berhenti tepat di parkiran khusus VIP. Kunci mobilnya segera diserahkan pada petugas valle
Read more
Wedding Day (Area 21+)
Juwita terlihat sibuk saat Darell masuk ke dalam ruangannya. Sekretaris yang menggulung rambutnya itu hanya mengangguk menyapa saat melihat Darell, tanpa menyunggingkan senyum genit yang biasa ia sajikan.Sekilas Darell melirik apa yang dikerjakan oleh Juwita. Monitor computernya menunjukkan email yang harus diperiksa olehnya."Hmm, good girl," gumam Darell namun berhasil membuat Juwita menoleh dan berdiri menatapnya."Bapak perlu sesuatu?" tanyanya formal, sikap yang selalu ditunjukkan tiap kali berada di luar ruang kerja Darell."Tidak, ya sudah lanjutkan lagi pekerjaanmu. Oiya, tolong untuk jadwalku dua hari lagi kamu atur ulang. Aku baru bisa ditemui setelah jam makan siang ya!""Baik Pak!"Juwita pun kembali menekuni pekerjaannya sambil tersenyum begitu Darell masuk ke dalam ruangan. Seyuman yang sangat misterius.             
Read more
The Bride
"Huuh sial nasib gue, di hari pernikahan gue harus ngerasa kayak gini. Gini kali ya nasib cewek yang dikawin kontrak. Nggak ada harganya sama sekali," Jenny berjalan menyusuri apartemen sambil bergumam penuh kekesalan. Beruntung selasar apartemen sedang tak ada orang. Jadi Jenny tak perlu merasa malu berjalan tergesa-gesa dengan kebaya pengantin yang masih melekat erat di tubuhnya yang ramping."Huh awas kamu Darell, aku bakal bikim kamu benar-benar jatuh cinta padaku."Dengan kasar Jenny membuka pintu apartemennya dan melemparkan selop tingginya ke sembarang arah. Batinnya dipenuhi perasaan dongkol. Ia sangat mengerti kalau statusnya hanyalah istri kontrak Darell. Dia tahu kalau sewaktu-waktu CEO Playboy itu membutuhkan dirinya untuk menemani ia harus siap. Namun tak pernah ia menyangka kalau Darell akan mengusirnya dari kediamannya satu jam setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri.
Read more
Mau pamer Harta?
Darell keluar dari kamar tidurnya. Ia akan melakukan olahraga ringan di mesin threadmill sebelum berangkat ke kantor.Sejenak ia melirik ke arah sofa tempat Jenny tertidur terbungkus selimut sebatas leher."Nekat juga anak ini," gumamnya dan mulai berlari di atas treadmill dan menimbulkan suara hentakan kaki yang membangunkan Jenny."Uuuh siapa sih berisik banget," keluh Jenny yang terpaksa bangun dari tidurnya.Perempuan yang baru menikah itu pun menoleh ke belakang, dan mendapati suaminya yang tengah berolahraga. Wajahnya yang mengantuk perlahan-lahan berubah cerah dan ia segera bangun mendekati Darell."Sayang," panggilnya namun tak digubris oleh Darell yang ternyata masih mengenakan headset.Merasa diabaikan, Jenny pun segera menekan tombol off pada mesin treadmill Darell."Apaan sih loe!" keluh Darell melepas headset."Kenapa sih kamu nyuruh ak
Read more
Dipermalukan Di Pesta Kebun
Pagi ini, kesibukan hadir di rumah keluarga Maxwell. Bukan hanya anggota keluarga dan pekerja tapi ada beberapa orang luar yang datang. Petugas catering, dekor dan juga teknisi yang akan mengatur perangkat elektrik.Di kamar Kirana sendiri tiga orang wanita tengah sibuk merias wajah dan menata rambutnya. Jelas Kirana yang tak terbiasa dengan perlakuan seperti ini merasa canggung. Kulit dan rambutnya terasa sedikit berat karena belum terbiasa.Hari ini adalah hari istimewa baginya. Keluarga besar Maxwell akan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Darell di depan kerabat dan rekan bisnis mereka.Rasa gugup tak juga menjauh dari Kirana, meski semalam ia sudah belajar menyesuaikan diri dengan sepatu tumit tinggi pemberian Mom. Entahlah semenjak bangun tidur tadi ia merasa tidak tenang. Sepertinya takut kalau ia akan menjadi bahan tertawaan tamu-tamu orang tua Darell karena tak terbiasa dengan kemewahan yang melekat pada tubuhnya.Dengan bantuan perias, Kiran
Read more
Tak Disangka, Audrey
Kirana terus saja berlari masuk ke dalam dengan linangan air mata. Tak peduli langkahnya yang terseok karena sepatu tumit tingginya dan membuatnya tersungkur.Siapapun yang melihat kejadian itu pasti ingin beraksi entah itu tertawa, menahan tawa atau iba. Termasuk Jenny dan juga Darell yang tertawa melihatnya sambil mencibir dengan sebutan anak kampung. Sedangkan Audrey memalingkan wajah agar tidak tertawa."Tu vas bien (Kau baik-baik saja)?" tanya Louis yang sedari tadi pelan-pelan mengikuti Kirana.Kirana hanya memandang ke arah pria asing berambut pirang yang mengejutkannya itu."Louis," katanya perlahan. Louis pun mengusap bawah mata Kirana dengan punggung tangannya. Kemudian melepaskan sepatu pada kedua kaki Kirana secara perlahan."Ini bisa membuatmu berlari lebih baik," balas Louis setelah melepaskan kedua sepatu Kirana."Aku tidak tahu apa yang dibicarakan perempuan itu, tapi sepertinya itu tak bagus. Apa kau ingin bercerita pa
Read more
Permintaan Audrey
"Kak Kirana! Kakak mau kemana?" seru Audrey saat mendapati Kirana baru turun dari tangga dengan membawa tas besar.Kirana berhenti dengan sedikit melengos. Senenarnya dia malas untuk bertemu dengan anggota keluarga Maxwell lagi, namun bagaimanapun ia harus berusaha menyembunyikan kekesalan."Kak, apa Kakak mau pulang?" Audrey meraih pergelangan tangan Kirana."Maafkan saya kalau sudah merepotkan keluarga kalian. Terima kasih karena telah mengundang saya menginap di sini.""Kakak kecewa soal tadi?"Kirana hanya memandang wajah Audrey yang sedikit tirus kemudian mengalihkan pandangan pada tas yang ia bawa tadi. Lalu kembali pada Audrey yang kali ini tampak berbeda dari biasanya. Ingin rasanya ia mengungkapkan kekecewaannya pada adik perempuan Darell ini, namun entah kenapa ia tak bisa."Maaf Audrey, aku tak ingin membicarakannya, permisi!" Hanya itu kalimat yang mampu meluncur dari bibir Kirana yang kini sudah tak lagi diolesi lupstick.
Read more
Deal with Audrey
"Gimana akting gue tadi Rel?" tanya Jenny sambil menyeruput mojito di hadapannya.Pasangan suami istri palsu itu tengah duduk di sebuah cafe merayakan keberhasilan mereka."Not bad. Gue akui kehebatan loe Jen," balas Darell dengan senyum."Loe lihat gimana waktu cewek udik itu mewek, itu lucu banget tahu Rell.""Yah semoga aja dia tahu diri setelah kejadian ini.""Sepertinya dia marah sama keluarga loe juga Rel. Dia pasti ngerasa Bokap, Nyokap loe udah ngebohongin dia. Tapi pantes juga sih cewek udik itu dipermalukan, walaupun tarohannya gue dibenci ama Nyokap loe.""Emang loe pernah ketemu nyokap gue?""Pernah lah, gak sengaja ketemu di butik, waktu beliin baju yang dipakai cewek udik itu. Kita sempet ribut gara-gara masalah baju. Nyokap loe akhirnya borong semua baju yang ada di sana," Pengakuan Jenny ini membuat Darell tersenyum meremehkan."Eh tapi beneran gue nggak tau kalau itu Nyokap loe," balas Jenny merasa tak enak."Uda
Read more
Persiapan Kirana
"Kirana, kamu kembali ke sini Sayang," seru Iswari merangkul Kirana seperti menemukan putrinya yang telah hilang. Kirana pun balas memeluk wanita paruh baya itu dan menyambutnya dengan senyum. "Mom dan Dad benar-benar tidak tahu soal pernikahan Darell." "Saya sudah tahu Mom, Audrey mengatakan semuanya," Kirana membalas dengan senyuman dan helaan napas. "Saya pun tak merelakan Mas Darell bersamanya,  terlebih saya tahu seperti apa perempuan itu." Sudah tak ada lagi harapan dari Kirana akan Darell. Rasanya sia-sia mencoba menarik perhatian Darell karena pemuda ini tak akan pernah tertarik padanya.  Namun melihat kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan didapat oleh keluarga Maxwell membuat Kirana akhirnya memutuskan untuk menunjukkan pada Darell.  "Mom juga tak menyukai perempuan tak punya tata krama itu." Kirana hanya tersenyum mendengar keluh Is
Read more
Kejutan di Ruang Rapat
"Sayang," panggil Jenny memeluk pinggangnya setelah mereka menikmati wake up sex pagi ini. "Apaan?" balas Darell ketus. "Kamu kenapa sih sayang kok galak banget sama istri sendiri?" "Daripada loe ribut mending loe sekarang bangun buatin gue sarapan." "Kok loe jadi gitu sih, setelah loe pake badan gue terus loe suruh-surug gue jadi pembantu loe!" balas Jenny kesal.  "Denger ya!  Nggak ada yang nyuruh loe buat tinggal di tempat gue, semua kemauan loe sendiri. Loe juga yang selalu ngerengek supaya tinggal di sini." "Gue kan istri loe Rel!" "Istri yang gue bayar.  Istri yang gue nikahin untuk ngelakuin tugas dari gue." "Kejam banget sih loe jadi orang!" Darell mendesis memperhatikan perempuan yang ada di sampingnya. Mata hazelnya menatap dengan tajam, tak setuju dengan pernyataan istrinya. 
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status