Semua Bab 2.59: Bab 31 - Bab 40
62 Bab
31. Panti Jompo
Misteri yang belum terungkap membuatnya harus terus mencari fakta agar bisa mengungkap semuanya. Berbagai upaya terus dilakukan oleh mereka bertiga. Sementara pelaku utama kasus pembunuhan terdahulu belum terungkap, kini muncul kasus-kasus baru yang mau tidak mau harus ditelusuri dan dikuak. Di samping itu, ada dua tubuh yang masih terbaring koma di rumah sakit. Tentu saja membuat Aluna, Revan, dan Anang harus lebih extra bekerja keras. Namun, tidak segampang yang mereka pikirkan. Mereka belum mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari. Malam kian merambat, akan tetapi keempat orang yang tengah duduk di ruang tengah semakin terlibat pembicaraan yang serius. Pak Amir yang ingin mengutarakan sesuatu, akhirnya mengurungkan niatnya. Namun, dengan keyakinan Aluna membuat pak Amir menceritakannya. Semua kaget ketika mendengarkan pengakuan pak Amir, bahwa istrinya dibunuh oleh anaknya yang bernama Handoko. Yang
Baca selengkapnya
32. Anak Kecil yang Misterius
Aluna melangkahkan kakinya menapaki lantai rumah sakit. Kali ini Aluna datang ke rumah sakit tanpa Revan. Revan sendiri sedang menemani Aiptu Anang ke suatu tempat. Aluna berjalan dengan pandangan kosong. Entah sedang memikirkan apa dia? Tiba-tiba, Aluna dikejutkan dengan sebuah bola yang menggelinding tepat menyentuh kakinya. Aluna menundukkan kepalanya. "Bola? Bola milik siapa ini?" kata Aluna mengambil bola tersebut dan menyebarkan pandangannya ke sekitar. "Tidak ada siapa-siapa," beonya. Aluna celingak-celinguk mencari sesuatu. Namun, pandangannya berhenti pada sebuah obyek. Aluna melihat seorang anak kecil. Anak laki-laki kecil itu tersenyum pada Aluna. Lantas, dia pun membalas senyumannya. Aluna melangkahkan kakinya mendekati. Tepat di depan anak kecil itu, Aluna berjongkok agar menyejajarkan dirinya dengan anak laki-laki itu. "Apa ini bola milikmu?" tanya Alun
Baca selengkapnya
33. Anak Kecil pt 2
Aluna masih teringat dengan anak kecil yang dia lihat di rumah sakit. Kini dia dan Revan sudah pulang ke rumah. Tante Nita dan mang Dadang yang sekarang giliran menjaga Alena dan Bagas. Walaupun Aluna tidur di rumah, tapi tetap saja dia tidak tenang. Pasalnya rumah yang dihuni oleh Aluna juga masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan. Menyesal pun percuma, Aluna hanya bisa menerima keadaan. Jikalau dia meminta untuk pindah pun tidak bisa. Aluna duduk terbengong di ruang depan. Revan yang melintas pun mendekati Aluna. Pemuda itu langsung duduk disebelahnya. Revan yang saat itu membawa sebuah botol air mineral. "Kau mau minum? Sepertinya kau terlihat sangat dehidrasi." Revan menyodorkan botol air mineral tersebut. "Aku tidak haus!" tolak Aluna. "Jangan terlalu banyak dipikirkan, nanti justru kau yang akan jatuh sakit. Aku tahu kau sudah tidak betah di sini, tapi
Baca selengkapnya
34. Homestay
Malam semakin merambat menyelimuti ibukota. Hawa dingin memenuhi seisi ruang kamar tersebut. Aluna mulai tampak meringkuk kedinginan. Revan pun menyelimuti tubuh Aluna dengan selimut dan dia pun menyusul Aluna tidur. Tidak ada kejadian yang aneh malam itu. Aluna dan Revan tidur sangat nyenyak sampai pagi kembali menyapa. Aluna menggeliat pelan, sesaat setelah sebuah sinar menyentuh kulitnya. Masih dengan keadaan kesadaran yang belum pulih, Aluna membuka matanya. "Sudah pagi, ya?" Aluna menggeliat pelan. "Di mana Revan?" Aluna bangkit dari baringnya dan menoleh kanan-kiri menyebarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tapi dia tidak menemukan Revan. Aluna menurunkan kedua kakinya dan dia berjalan menuju kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, Aluna keluar dengan balutan handuk di kepalanya. Revan masuk membawa sebuah bungkusan dan melihat Aluna tampak bengong di depan jendela.
Baca selengkapnya
35. Dia Muncul
Aluna dan Revan tampak mencari sesuatu di sekitar. Suasana tampak begitu hening, mereka tidak menemukan apa-apa. Keduanya hanya saling pandang. "Kau yakin tadi melihatnya, Van?" tanya Aluna. "Aku benar-benar melihatnya masuk menembus pintu!" sahut Revan. Mereka berdua masih sibuk menyapu seluruh ruangan homestay. "Kenapa tiba-tiba aku merinding. Jangan-jangan anak kecil itu, anak kecil yang sama dengan yang aku lihat di rumah sakit." "Serius?" Revan menatap Aluna. "Aku semakin pusing dengan semua ini. Kapan akan berakhir?" lirih Aluna tiba-tiba menitihkan air matanya. Revan pun ikut merasakan hal itu, karena pemuda itu sudah ikut terjerumus. Revan pun ikut dibayangi dengan hal-hal gaib. Revan mendekati Aluna yang masih duduk di atas ranjang. Revan duduk di sisi ranjang dan membelai surai hitam Aluna. "Sabar dulu, ya. Insh
Baca selengkapnya
36. Pavilliun
Hari belum mulai malam, tapi rumah sakit yang dikunjungi Aluna dan Revan tampak begitu horor. Suasana tampak mencekam. Dari terpaan angin di tempat parkir yang membuat bulu kuduk merinding dan rumah sakit yang tampak sepi seperti kuburan saat itu. Sebuah tangan mencengkram pundak Aluna dan Revan. Hal itu membuat keduanya menjerit seketika. "Eh, non Aluna ... den Revan." Tangan tersebut mengguncang-guncang pundak keduanya. Sayup-sayup Aluna mendengarkan sesuatu di tengah-tengah guncangan pundaknya. Ketika Aluna menoleh ke belakang, gadis itu tampak kaget. Lalu Aluna mengguncangkan tangan Revan. "Van ... Van ... Revan!" teriak Aluna. Revan langsung menoleh ke arah Aluna, lalu keduanya menoleh ke belakang. "Mamang!" pekik Aluna dan Revan ketika melihat sosok pria berdiri di belakang mereka dengan keadaan bingung. Mang Dadang bingung melihat Revan dan Aluna yang tampak k
Baca selengkapnya
37. Kamar Mayat
HAPPY READING Kamar mayat adalah satu kalimat yang mungkin membuat orang yang mendengarkannya akan bergidik ngeri, apalagi jika orang tersebut masuk dalam kategori penakut.Istilah untuk kamar mayat adalah tempat berkumpulnya jenazah-jenazah yang telah meninggal baik karena kecelakaan ataupun yang meninggal di rumah sakit karena sakit.Kalau kata orang-orang kamar mayat angker karena banyak arwah yang tidak diterima oleh sang pemberi hidup. Makanya arwah-arwah itu bergentayangan bahkan ada yang berdiam menetap di suatu tempat karena sudah menjadi tempat favoritnya. Apalagi kamar mayat di rumah sakit sudah pasti menjadi tempat yang paling menakutkan.Malam itu Aluna, Revan, dan mang Dadang menginap di rumah sakit. Ketika sedang asik berbincang-bincang, tiba-tiba Revan merasa lapar. Perutnya berbunyi nyaring membuat Aluna dan mang Dadang tertawa."Keadaan sedang seriu
Baca selengkapnya
38. Tragedi di Kamar Mayat
Malam itu, Revan dan Mang Dadang keluar untuk membeli makan di kantin. Mereka berdua harus melewati kamar mayat. Rasa merinding dirasakan oleh Revan dan Mang Dadang ketika melewatinya. Lampu yang berkedap-kedip dan tidak bersahabat dengan orang-orang yang melewati tempat tersebut. Anehnya kenapa pegawai rumah sakit tidak menggantinya dengan lampu yang baru. Jika lampu menyala terang otomatis tidak ada yang takut melewati tempat itu jika ingin pergi ke kantin. Selesai membeli nasi rames dan teh hangat tiga bungkus beserta beberapa cemilan, Revan dan Mang Dadang segera kembali ke Pavillium. Mereka harus kembali ke ruang rawat dan melewati kamar mayat. Disaat melewatinya, Mang Dadang seperti merasakan ada seseorang meniup udara dingin di sekitar lehernya dan itu membuat pria tersebut merinding. Lantas Mang Dadang memberitahukan pada Revan, tapi alangkah terkejutnya Revan ketika dia menoleh ke arah mamang dan mendapati sesu
Baca selengkapnya
39. Mimpi Buruk
Aluna dan Revan saling pandang ketika mendapatkan rumah mereka berantakan tidak karuan. Anehnya semua barang yang bisa dijual masih ada. Jika memang maling yang masuk, tentu saja akan ada beberapa barang yang hilang.Lalu siapa yang masuk? Maling ataukah Hantu yang mengacak-acak?Revan dan Aluna melangkah masuk. Kedua memeriksa keseluruhan isi rumah. Tidak ada yang rusak, baik pintu atau jendela terkunci."Siapa yang melakukannya?" gumam Aluna."Aku rasa mungkin dia marah terhadap kita," ucap Revan memunguti barang-barang yang tercecer di lantai. Namun ada yang aneh, kotak musik berpindah tempat di meja makan."Kenapa kotak musik ini ada disini?" Aluna meraih kotak musik tersebut."Kau yakin tidak memindahkannya?" tanya Revan. Aluna menggeleng dan menatap Revan.Aluna kembali meletakkan kotak musiknya di lemari depan, kemudian mereka berdua segera memberes
Baca selengkapnya
40. Tebakan Aiptu Anang
Mimpi sering juga disebut bunga tidur. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, bahkan sebuah mimpi juga mengandung sebuah arti. Lalu bagaimana jika itu adalah mimpi buruk? Apakah akan menimbulkan hal buruk juga?Tante Nita mengalami mimpi buruk malam itu. Di mana dia bermimpi jika si kembar meninggal."Mimpi apa aku ini dan apa arti dari mimpi itu?" lirih Tante Nita saat terbangun mimpi buruknya.Tante Nita mengusap peluh yang membasahi lehernya. Dia menarik napas berkali-kali hingga bunyi detak jantungnya kembali teratur. Tangannya terulur mengambil sebuah gelas yang berisi air putih. Wanita itu meneguknya sedikit demi sedikit."Apa aku harus menyuruh Aluna untuk pindah dari rumah itu?" pikirnya. "Aku pikir mungkin lebih baik kalau dia pindah rumah untuk sementara." Tante Nita membaringkan lagi tubuhnya. Namun, entah kenapa setelah itu dia berteriak histeris.Teriakan Tante Nita membuat B
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status