Semua Bab Sentuhan Cinta: Bab 51 - Bab 60
98 Bab
BAB 51. Menghindar
Ririn sekarang berada dihadapan dokter kandungan, dengan raut wajah yang ditekuk, akibat paksaan pria yang ada disampingnya ini. Ririn dan Ares sempat berdebat berkali-kali, karena Ririn yang memaksa untuk keluar dari rumah sakit, sedangka Ares menginginkan dirinya tetpa berada dirumah sakit. Pada akhirnya Ririn menang dan membuat Ares mengalah dengan keinginan dirinya. Dengan syarat dirinya harus bisa bertemu dokter kandungan terlebih dahulu, sebelum keluar dari rumah sakit. Ririn melakukan USG dan dirinya bisa melihat bayinya yang masih saja kecil sekali. Melihat hal itu perasaan Ririn menjadi campur aduk. Terutama saat dirinya melihat ke arah Ares, yang hanya diam dengan raut wajah tanpa ekspresi sama sekali, dengan pandangan mata Ares menatap monitor. Sejujurnya Ririn sangat penasaran dengan isi kepala Ares, tentang mengetahui kabar kehamilan dirinya yang sangat mendadak seka
Baca selengkapnya
BAB 52. Ketakutan Ririn
Jantung Ririn berdegup kencang, bahkan saking takutnya Ririn tak bisa menelan ludahnya sendiri, sejarang Ririn sudah berada didalam rumahnya. Bagaimana Ririn tak merasakan takut, jika saja kedua orangtuanya sudah berada dihadapan dirinya, dengan mata menatap ke arah Ares. Satu hal yang membuat Ririn juga merasakan kekesalan adalah pria bernama Ares itu, sangat santai sekali dan tak ada rasa takut di raut wajah pria itu. Saat Ririn meliriknya, malah Ares tersenyum kepadanya dan tak menunjukkan rasa takut sama sekali. "Siapa dia Ririn?" Tanya Fahri, Ayahnya Ririn. Ririn yang menatap sinis ke arah Ares, berubah menatap ke suara Ayahnya. Suara yang dirinya tunggu-tunggu untuk mengeluarkan suaranya itu. "Calon kekasih dan ibu anak-anak saya." Bukan Ririn yang menjawab tapi pria berengsek itu yang menjawab pertanyaan yang dilontarkan sama Ares.
Baca selengkapnya
BAB 53. Pria Gila
Ririn yang tadi sedang memotong bahan-bahan seraya bicara dengan Mamahnya, terhenti saat mendengat suara itu. Tadi Ririn berniat ingin melanjutkan memasaknya, tapi saat mendengar suara lain. Membuat Ririn menghentikan apa yang dirinya lakukan. Ririn berjalan keluar dari dapur dan menemukan Miko yang bersama kakaknya itu. Ririn sejujurnya tak peduli dengan keberadaan Miko. Tapi keberadaan Miko sekarang sangat menakutkan, karena Miko mengetahui tentang dirinya yang hamil. Ares yang tadi sedang bicara santai bersama dengan Om Fahri, terhenti saat mendengar suara wanita. Bukan ada wanita saja, tapi pria yang tadi dirinya hajar juga berada dirumah ini. Entah kenapa Ares sangat senang sekali. Mata Ares menatap ke arah pria pengecut itu, dengan tatapan mata meremehkan. Sugguh hari ini sangat menarik sekali. Tentu saja menarik, pertama dirinya be
Baca selengkapnya
BAB 54. Perlakukan Manis
"Jangan dipercaya apa yang dikatakan oleh Ares," timpal Ririn dengan cepat kepada Mamahnya yang terlihat sangat shok bercampur bingung. "Semua yang saya katakan memang benar. Jika Tante tak percaya, bisa tanyakan kepada mantan pacar Ririn," ucap Ares. Ririn mengangga saat mendengar kata-kata itu yang keluar dari mulut Ares, yang berkata dengan mudah sekali, tanpa adanya rasa takut sama sekali. "Jangan bercanda, katakan apa yang terjadi!!" Mamahnya Ririn berkata dengan tegas. "Ririn hamil dan mengandung anak saya. itulah kebenarannya," sahut Ares yang masih saja menampakan wajah biasa saja. "Apa yang dikatakan sama Ares itu benar Ririn. Jangan berbohong dan katakan yang sebenarnya!!" tegas Luna. Melihat raut wajah Mamahnya yang menakutkan, membuat Ririn ketakutan dan gugup. Ririn bisa merasakan kalau Mamahnya itu sedang dalam mode serius. 
Baca selengkapnya
BAB 55. Pewaris Selanjutnya
Ares keluar dari mobilnya, setelah perjalanan yang cukup panjang dari rumah Ririn menuju rumah miliknya.   Saat dirinya sudah keluar dari mobil mewah, dirinya sudah disambut oleh para pengawal yang menundukan kepalanya saat dirinya berjalan memasuki rumah.   Matanya melirik sekilas ke sebuah deretan mobil yang terpakir di garasi mobil miliknya, bibirnya menyerigai melihat mobil-mobil yang bukan miliknya itu.   Ares masuk ke dalam rumah milinya, setelah salah satu pengawal membukakan pintu untuk dirinya.   "Cepat sekali menyebar," gumam Ares.   Ares dengan pandangan matanya menuju ke arah ruang tamu, yang mana sudah terdapat kumpulan manusia itu.   "Duduklah!!"   Ares mengikuti perintah, untuk duduk di sofa. Tepatnya disamping adik sepupunya yang menyebalkan itu.   "Kakak, kau akan mendapatkan masalah yang besar," bisi
Baca selengkapnya
BAB 56. Perasaan Yang Campur Aduk
Pukul 8 pagi, Ririn sudah dibangunkan oleh Mamahnya, tentang bicara Ares. Mamahnya itu bicara selama 1 jam lebih, hanya untuk memarahi dirinya yang mana tidak mengetahui apapun tentang Ares. "Bagaimana kamu tidak tau tentang Ares!!" bentak Mamahnya. "Mamah hentikanlah. Ini masih pagi,"gerutu Ririn yang man kupingnya sudah panas sekali mendengar segala ocehan yang keluar dari mulut Mamahnya. "Ririn, apa kau gila!! tidak tau apapun tentang Ares!!""Aku saja baru bertemu lagi dengan pria itu kemarin." "Kamu punya nomernya?"  "Tidak." "Jadi apa yang kamu ketahui!!!" "Tidak tau apapun," balas Ririn dengan raut wajah polos. Bugh. "Mah!!" teriak Ririn saat kepalanya dipukul oleh Mamahnya ini. "Bagaimana kalau pria itu tak bertanggung jawab sama kamu?" Luna semak
Baca selengkapnya
BAB 57. Memulai Kembali?
"Lepaskan Miko." "Katakan, kalau kamu masih mencintai aku?" "Tidak." Miko yang mendengar kata penolakan yang dkeluarkan dari mulut Ririn, membuatnya menjadi marah dan kesal. Tangan Miko mencengkram kuat kedua lengan Ririn dengan kuat dan membuat Ririn merintih kesakitan. Miko semakin mendekati Ririn dan menghiraupkan berontakan Ririn yang minta dilepas. Miko melakukan ini semua, agar Ririn mau kembali lagi bersama dengan dirinya. "Miko hentikan!!" tegas Ririn, yang merasa sedikit takut akan sifat Miko yang tak seperti Miko yang dirinya kenal dulu. Bukannya menuruti apa yang dikatakan sama Ririn, Miko malah semakin menjadi-jadi. Miko merangkulkan tangannya dipinggang Ririn. "Aku ingin mendengarnya dari mulut kamu?" "Miko, apa kamu sudah gila!! hentikan semua kegilaan dirimu ini!!" 
Baca selengkapnya
BAB 58. Sebuah Perintah
Ririn dengan raut wajah kesal bercampur marah, akibat dari Ares yang memaksa dirinya untuk ikut ke tujuan, yang bahkan dirinya tak tau.Selama didalam perjalanan, Ririn sudah memaki Ares untuk menghentikan mobilnya. Tapi pria itu hanya diam dan tetap melanjutkan perjalanannya."Ares, apa kau gila?""Tidak.""Gue mau dibawa kemana? jangan macam-macam Ares!!""Jangan marah-marah terus, tidak baik untuk bayiku."Mendengar kata bayi, Ririn menghela nafasnya untuk mengatur emosinya yang memuncak, karena ulah pria yang ada disampingnya ini.Dirinya tak boleh marah-marah, nanti akan berakibat tak baik kepada bayi yang sedang dikandung dirinya ini.Saat telapak tangannya sedang mengelus lembut perut yang terdapat bayinya ini. Ririn menoleh karena Ares menyentuh lembut pundaknya."Apa!!" bentak Ririn."Tu
Baca selengkapnya
BAB. 59. Pertengkaran ABG
Ririn sedang berada di ruang kerja milik Ares, yang terdapat dirumah milik Ares ini. Tatapan matanya menatap ke arah pria tampan tersebut. "Apa maksudnya Ares?" tanya Ririn. "Seperti yang kakek katakan," sahut Ares seraya duduk di kursi kerjanya. "'Gue tak mau." "Kamu harus mau, karena bayi yang kamu kandung adalah penerusku." "Gue tak peduli mau penerus atau apapun itu. Gue tetap tidak mau tinggal bersama elu!!!" bentak Ririn yang menolak keras ide gila tersebut. Ares menampilkan raut wajah tak senang, saat wanita keras kepala ini tak menuruti apa yang dirinya inginkan. "Katakan alasannya, Ririn?" Ririn berdecak kesal saat ditanya alasannya, seharusnya pria itu tahu alasan dibalik dirinya tak ingin tinggal dirumah ini. "Katakan alasannya?" "Gue tinggal di rumah mewah ini sebagai apa? apa hanya se
Baca selengkapnya
BAB 60. Amarah Ririn
Ririn kembali dari rumah Ares, dengan mengunakan bus. Dirinya tak peduli dengan orang-orang yang menatapnya karena masih mengunakan baju tidur. Ririn benar-benar sudah tak peduli tatapan orang-orang itu, dirinya sudah pusing dengan hidupnya sendiri, yang banyak sekali masalah yang terjadi. Ririn turun dari bus dengan raut wajah tak bergairah, bahkan berjalan menuju ke rumahnya saja Ririn tak mempunyai semangat sama sekali. Dirinya tertawa sumbang disaat mengingat pertengkaran tadi dirumah mewah milik Ares, Ririn sangat kesal dengan tingkah menyebalkan pria itu. "Aggggrr!!!" teriak Ririn. "Kenapa kamu teriak-teriak!!"  Ririn menatap orang yang membentak dirinya dan melihat kalau Mamahnya yang memarahi dirinya. "Mamah mau kemana?" tanya Ririn yang melihat Mamahnya berpakaian rapih, berdiri didepan pintu. "Mamah sam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status