Ririn yang tadi sedang memotong bahan-bahan seraya bicara dengan Mamahnya, terhenti saat mendengat suara itu.
Tadi Ririn berniat ingin melanjutkan memasaknya, tapi saat mendengar suara lain. Membuat Ririn menghentikan apa yang dirinya lakukan.
Ririn berjalan keluar dari dapur dan menemukan Miko yang bersama kakaknya itu. Ririn sejujurnya tak peduli dengan keberadaan Miko.
Tapi keberadaan Miko sekarang sangat menakutkan, karena Miko mengetahui tentang dirinya yang hamil.
Ares yang tadi sedang bicara santai bersama dengan Om Fahri, terhenti saat mendengar suara wanita.
Bukan ada wanita saja, tapi pria yang tadi dirinya hajar juga berada dirumah ini. Entah kenapa Ares sangat senang sekali.
Mata Ares menatap ke arah pria pengecut itu, dengan tatapan mata meremehkan. Sugguh hari ini sangat menarik sekali.
Tentu saja menarik, pertama dirinya be
"Jangan dipercaya apa yang dikatakan oleh Ares," timpal Ririn dengan cepat kepada Mamahnya yang terlihat sangat shok bercampur bingung."Semua yang saya katakan memang benar. Jika Tante tak percaya, bisa tanyakan kepada mantan pacar Ririn," ucap Ares.Ririn mengangga saat mendengar kata-kata itu yang keluar dari mulut Ares, yang berkata dengan mudah sekali, tanpa adanya rasa takut sama sekali."Jangan bercanda, katakan apa yang terjadi!!" Mamahnya Ririn berkata dengan tegas."Ririn hamil dan mengandung anak saya. itulah kebenarannya," sahut Ares yang masih saja menampakan wajah biasa saja."Apa yang dikatakan sama Ares itu benar Ririn. Jangan berbohong dan katakan yang sebenarnya!!" tegas Luna.Melihat raut wajah Mamahnya yang menakutkan, membuat Ririn ketakutan dan gugup. Ririn bisa merasakan kalau Mamahnya itu sedang dalam mode serius.
Ares keluar dari mobilnya, setelah perjalanan yang cukup panjang dari rumah Ririn menuju rumah miliknya. Saat dirinya sudah keluar dari mobil mewah, dirinya sudah disambut oleh para pengawal yang menundukan kepalanya saat dirinya berjalan memasuki rumah. Matanya melirik sekilas ke sebuah deretan mobil yang terpakir di garasi mobil miliknya, bibirnya menyerigai melihat mobil-mobil yang bukan miliknya itu. Ares masuk ke dalam rumah milinya, setelah salah satu pengawal membukakan pintu untuk dirinya. "Cepat sekali menyebar," gumam Ares. Ares dengan pandangan matanya menuju ke arah ruang tamu, yang mana sudah terdapat kumpulan manusia itu. "Duduklah!!" Ares mengikuti perintah, untuk duduk di sofa. Tepatnya disamping adik sepupunya yang menyebalkan itu. "Kakak, kau akan mendapatkan masalah yang besar," bisi
Pukul 8 pagi, Ririn sudah dibangunkan oleh Mamahnya, tentang bicara Ares. Mamahnya itu bicara selama 1 jam lebih, hanya untuk memarahi dirinya yang mana tidak mengetahui apapun tentang Ares."Bagaimana kamu tidak tau tentang Ares!!" bentak Mamahnya."Mamah hentikanlah. Ini masih pagi,"gerutu Ririn yang man kupingnya sudah panas sekali mendengar segala ocehan yang keluar dari mulut Mamahnya."Ririn, apa kau gila!! tidak tau apapun tentang Ares!!""Aku saja baru bertemu lagi dengan pria itu kemarin.""Kamu punya nomernya?""Tidak.""Jadi apa yang kamu ketahui!!!""Tidak tau apapun," balas Ririn dengan raut wajah polos.Bugh."Mah!!" teriak Ririn saat kepalanya dipukul oleh Mamahnya ini."Bagaimana kalau pria itu tak bertanggung jawab sama kamu?" Luna semak
"Lepaskan Miko.""Katakan, kalau kamu masih mencintai aku?""Tidak."Miko yang mendengar kata penolakan yang dkeluarkan dari mulut Ririn, membuatnya menjadi marah dan kesal.Tangan Miko mencengkram kuat kedua lengan Ririn dengan kuat dan membuat Ririn merintih kesakitan.Miko semakin mendekati Ririn dan menghiraupkan berontakan Ririn yang minta dilepas. Miko melakukan ini semua, agar Ririn mau kembali lagi bersama dengan dirinya."Miko hentikan!!" tegas Ririn, yang merasa sedikit takut akan sifat Miko yang tak seperti Miko yang dirinya kenal dulu.Bukannya menuruti apa yang dikatakan sama Ririn, Miko malah semakin menjadi-jadi. Miko merangkulkan tangannya dipinggang Ririn."Aku ingin mendengarnya dari mulut kamu?""Miko, apa kamu sudah gila!! hentikan semua kegilaan dirimu ini!!"
Ririn dengan raut wajah kesal bercampur marah, akibat dari Ares yang memaksa dirinya untuk ikut ke tujuan, yang bahkan dirinya tak tau.Selama didalam perjalanan, Ririn sudah memaki Ares untuk menghentikan mobilnya. Tapi pria itu hanya diam dan tetap melanjutkan perjalanannya."Ares, apa kau gila?""Tidak.""Gue mau dibawa kemana? jangan macam-macam Ares!!""Jangan marah-marah terus, tidak baik untuk bayiku."Mendengar kata bayi, Ririn menghela nafasnya untuk mengatur emosinya yang memuncak, karena ulah pria yang ada disampingnya ini.Dirinya tak boleh marah-marah, nanti akan berakibat tak baik kepada bayi yang sedang dikandung dirinya ini.Saat telapak tangannya sedang mengelus lembut perut yang terdapat bayinya ini. Ririn menoleh karena Ares menyentuh lembut pundaknya."Apa!!" bentak Ririn."Tu
Ririn sedang berada di ruang kerja milik Ares, yang terdapat dirumah milik Ares ini. Tatapan matanya menatap ke arah pria tampan tersebut."Apa maksudnya Ares?" tanya Ririn."Seperti yang kakek katakan," sahut Ares seraya duduk di kursi kerjanya."'Gue tak mau.""Kamu harus mau, karena bayi yang kamu kandung adalah penerusku.""Gue tak peduli mau penerus atau apapun itu. Gue tetap tidak mau tinggal bersama elu!!!" bentak Ririn yang menolak keras ide gila tersebut.Ares menampilkan raut wajah tak senang, saat wanita keras kepala ini tak menuruti apa yang dirinya inginkan. "Katakan alasannya, Ririn?"Ririn berdecak kesal saat ditanya alasannya, seharusnya pria itu tahu alasan dibalik dirinya tak ingin tinggal dirumah ini."Katakan alasannya?""Gue tinggal di rumah mewah ini sebagai apa? apa hanya se
Ririn kembali dari rumah Ares, dengan mengunakan bus. Dirinya tak peduli dengan orang-orang yang menatapnya karena masih mengunakan baju tidur.Ririn benar-benar sudah tak peduli tatapan orang-orang itu, dirinya sudah pusing dengan hidupnya sendiri, yang banyak sekali masalah yang terjadi.Ririn turun dari bus dengan raut wajah tak bergairah, bahkan berjalan menuju ke rumahnya saja Ririn tak mempunyai semangat sama sekali.Dirinya tertawa sumbang disaat mengingat pertengkaran tadi dirumah mewah milik Ares, Ririn sangat kesal dengan tingkah menyebalkan pria itu."Aggggrr!!!" teriak Ririn."Kenapa kamu teriak-teriak!!"Ririn menatap orang yang membentak dirinya dan melihat kalau Mamahnya yang memarahi dirinya."Mamah mau kemana?" tanya Ririn yang melihat Mamahnya berpakaian rapih, berdiri didepan pintu."Mamah sam
Ares mengejar wanita hamil itu yang pasti sedang marah-marah akibat perintah yang dikatakan oleh kakeknya tersebut.Saat dirinya sedang mengambil mobil untuk membawa Ririn kembali kerumahnya, tapi wanita hamil tersebut malah sudah melarikan diri dan membuatnya merasa khawatir sekali.Hingga membuat Ares menjalankan mobilnya menuju rumah Ririn, saat dirinya sudah sampai dirumah ibu dari anaknya tersebut.Ares melihat rumah sederhana tersebut, seperti tak ada lagi tanda-tanda ada orang didalamnya, hingga disaat dirinya berada didepan pintu rumah Ririn.Kakak perempuannya Ririn membukakan pintu rumah dengan raut wajah yang marah dan juga tamgan terkepal erat.Ares hanya diam dengan mata melihat kakaknya Ririn yang keluar dari rumah, tanpa bicara sama sekali dengan dirinnya.Hingga Ares menyadari 1 hal tentang Ririn. Ares bergegas cepat mencari ibu dari anaknya t