Lahat ng Kabanata ng Sentuhan Cinta: Kabanata 81 - Kabanata 90
98 Kabanata
BAB 81. Drama di Pagi Hari
Vanya berada didalam kamarnya saja, mengurung dirinya sendiri. Setelah dirinya mendengar hal gila yang keluar dari mulut Miko. Membuat Vanya yang berniat ingin ke rumah sakit melihat adiknya itu, jadi mengurungkan niat. Mata Vanya melihat jam yang menunjukan pukul 12 malam hari. Bahkan Vanya sama sekali tak berani keluar dari kamarnya, disaat Mamahnya mengetuk pintu kamar miliknya disaat baru tiba dirumah. Bagaimana Vanya tak takut, jika ia mengetahui alasan dibalik Ririn yang jatuh pingsan. Oleh karena itu, Vanya mengurung diri saja didalam kamarnya. Waktu sudah berlalu dengan cepat, semenjak Mamahnya mengetuk pintu. Vanya melirik ke arah jam yang mengantung di dinding kamarnya. Vanya tak bisa tidur, pikirannya masih berkelana dengan apa yang terjadi. Ditambah dirinya yang baru mengetahui dari Ayahnya lewat pesan singkat, kalau Ririn mengalami keguguran dan alasan kenapa Ririn bisa keguguran. Vanya mengigit bibirnya, ia
Magbasa pa
BAB 82. Morning Kiss
Ares menghela nafasnya, akibat panggilan masuk dari pria tua yang mana adalah kakeknya. Sudah 8 menit berlalu dan kekek tua ini masih saja terus bicara akan banyak hal. "Sudahlah, nanti saja bicara lagi." Ares seraya berjalan menuju ke arah kamar yang ditempati Ririn, karena ia mendengar suara berisik dari kamar itu. Huft. "Baru ditinggal sebentar, sudah buat ulah saja." Ares mengelengkan kepalanya, saat melihat wanitanya itu menangis. Tanpa diberitahu juga, Ares sudah mengetahui siapa dibalik orang yang sudah membuat Ririn menangis di pagi buta seperti sekarang ini. Seharusnya Ares beri makan terlebih dahulu ke Ririn, baru wanita itu bisa nangis sejadi-jadinya. "Biang kerok," gerutu Ares. "Ares, apa kau mendengar apa yang kakek katakan." "Bisa aku meminta bantuanmu." Ares disambungan telepon. "Apa?" 
Magbasa pa
BAB 83. Gairah yang Membara
Ririn tak bisa menghentikan Ares yang entah sejak kapan berubah menjadi mesum seperti ini. Ririn juga tak bisa berbohong, kalau dirinya entah kenapa sangat menginginka sentuhan Ares. Mungkin ini adalah hormon kehamilannya. Ares menyentuh leher Ririn dan menciumnya, tak lupa juga memberikan tanda kepemilikan di leher Ririn. Perlahan-lahan, telapak tangan besar milik Ares sudah mulai menjelajah tubuh Ririn. Berusaha membuka pakaian medis yang dikenakan oleh ibu dari anaknya ini. "Ares, ini rumah sakit," ucap Ririn yang masih sadar dan ingat kalau ini rumah sakit dan sangat tak bagus, jika melakukan hal intim ditempat umum. "Biarkan saja," jawab Ares yang sudah sangat ingin menyentuh Ririn yang semakin hari semakin hot, membuatnya terus menahan untuk tidak menyentuh wanita hamil ini. "Eugh" leguh Ririn, akibat telapak tangan Ares yang menyentuh bukit kembar miliknya dengan tangannya tersebut.&nb
Magbasa pa
BAB 84. Debaran Perasaan
Pukul 8 malam. Ririn yang masih berada di rumah sakit. Padahal ia sudah meminta kepada Ares untuk membuat dirinya keluar dari tempat yang membosankan ini. Tapi sayang pria itu tak mendengar apa yang ia katakan. Hingga membuatnya masih berada di kamar Vvip ini. "Sangat membosankan," keluh Ririn ditambah dirinya harus memakan, masakan rumah sakit. Alasan Ririn bosan akibat dirinya sendiri di kamar Vvip yang diitempati dirinya ini. Kedua orang tuanya sudah kembali bersama dengan kakaknya tersebut, tadi sore hari. Sedangkan Ares yang seharusnya menemaninya, malah sedang mengangkat panggilan masuk, yang katanya tentang masalah pekerjaan. Jadilah Ririn sendiri di kamar besar rumah sakit ini, hanya ada televisi saja yang menemani kesendiran Ririn. "Lama sekali sih," gumam Ririn dengan sorot matanya yang terus melirik ke arah pintu itu. Tapi orang yang ditunggu-tunggu, tak kunjung datang. Ririn suasana hatinya mulai tak mood, hi
Magbasa pa
BAB 85. Ngidamnya Ibu Hamil
"Jika itu tanda-tanda jatuh cinta seperti yang kamu katakan. Itu berarti debaran, rasa rindu dan rasa mengebu ingin memiliki. Mungkin itu sebuah tanda kalau aku mencitamu ibu dari anaknya," ucap Ares tepat ditelinga Ririn.   Bibir Ririn tersenyum manis. Entah kenapa Ririn senang mendengar debarannya hatinya ini, saat Ares mengucapkan sebuah kata-kata manis. Sebuah debaran, dimana ia sudah faham akan isi hatinya. Ririn mengira debaran ini hanyalah karena sering melihat wajah tampan milik Ares. Tapi Ririn mengerti sekarang, kalau debaran ini karena perasaan cintanya tumbuh dan akan bermekar sebentar lagi.   Ririn menatap Ares, bibirnya tersenyum. "Mari kita menikah, setelah semua ini selesai."   Ares menatap wajah Ririn dalam-dalam, setelah indera pendengaran menangkap ucapan yang dikatakan oleh wanita yang sedang dirinya peluk dari belakang ini. Kali ini bibir Ares tersenyum, bukan senyuman tpis yang selalu diperlihatakan
Magbasa pa
BAB 86. Tidak Percaya Diri
Huft.   Roy menghela nafasnya berkali-kali, saat melihat tingkah kakaknya sepupunya ini. Tingkah dimana Ares membuat kepalanya pusing. Semua itu akibat ulah Ririn yang merencanakan makan siang, setelah keluar dari rumah sakit.   Sekarang kakaknya ini sedang uring-uringan di ruang kerjanya. Bahkan Ares terus saja melihat ponselnya. Bagaimana Ares tak uring-uringan di kantor, sebab Ririn melarangnya untuk ikut makan siang. Bahkan Ririn sampai mengancam tak ingin makan, jika Ares tetap mengikuti Ririn.   Begini hasilnya, Ares yang gelisah dan pastinya cemburu karena Ririn hanya berduan saja dengan mantan pacarnya tersebut. Roy bahkan sampai berhenti mengetik di laptopnya, karena Ares yang terus saja mundar-mundir di hadapan dirinya dan membuatnya tak bisa menyelesaikan pekerjaanya ini. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 1 siang hari dan laporan harus selesai pukul 5 sore hari.   Seharusnya pekerjaan y
Magbasa pa
BAB 87. Merajuk
"Aku pergi dulu, sampai jumpa dan jangan untuk balas pesan dariku." Miko pergi setelah mengatakan hal tersebut kepada Ririn, tepat didepan rumahnya. Ririn hanya bisa menganggukan kepalanya saja sebagai jawaban dari Miko. Akhirnya Ririn bisa bernafas lega, karena bisa lepas dari Miko. Ririn masuk ke dalam rumahnya dengan raut wajah was-was, mengingat wajah Ares yang menatapnya dengan mata yang sulit diartikan. Sungguh melihat matanya saja sudah membuat tubuhnya merinding seketika. Ririn membuka pintu rumahnya dan melangkah memasuk ke dalam. Suasana rumahnya ini sudah sangat berubah, semenjak orangtuanya mengetahui hal tentang kakaknya dan Miko, yang menjalin hubungannya. Hingga membuat Vanya tertuduh yang menyebabkan dirinya mengalami hal ini.  Ririn langsung saja menuju ke dalam kamarnya, tanpa menyapa kedua orang tuanya tersebut. Pasti kedua orang tuanya lagi tidur atau pergi. Entahlah Ririn tidak tau pastinya. Mak
Magbasa pa
BAB 88. Kenikmatan Dunia (21+)
Vanya terdiam tepat didepan pintu kamar adiknya. Vanya mendengar jelas percakapan dibalik pintu kamar Ririn. Jujur saja Vanya sangat iri dengan hidup adiknya yang selalu mendapatkan pria yang baik hati. Bibirnya tiba-tiba saja tersenyum. Adiknya memang wanita yang baik dan berhati tulus, sangat jauh dari sifatnya yang sering keluar masuk club. Oleh sebab itu, adiknya selalu mendapatkan kehidupan yang baik. Sangat jauh dari dirinya, yang selalu mendapatkan kehidupan yang buruk, terutama soal pasangan. "Semoga kamu bahagia Ririn." Vanya dengan mata yang menatap pintu kamar Ririn. "Rin, kamu sudah pulang," teriaknya dari lantai 1. Vanya menoleh saat mendengar nama adiknya disebutkan dari lantai 1. Sonta
Magbasa pa
BAB 89. Sandiwara
Tepat pukul 3 sore hari. Vanya tiba di cafe yang menjadi dirinya sering bertemu dengan Miko. Vanya sangat sengaja untuk datang terlambat, karena ia masih sangat sakit hati. Dijadikan batu loncatan untuk menjalankan rencananya tersebut.   Vanya menarik nafasnya dalam-dalam. Vanya harus kuat dan jangan marah kepada Miko. Vanya harus ingat dengan ja njinya kepada Ririn. Hanya dengan ini dirinya bisa menebus dosanya kepada Ririn, karena harus kehilangan anaknya.   Vanya akhirnya keluar dari taxi dan berjalan mendekati Miko yang berada di cafe dekat dirinya sering melakukan pemotretan. Setiap langkah mendekati cafe itu, bibir Vanya tersenyum. Vanya harus bertingkah seperti biasa, seakan tak terjadi apapun.    Vanya membuka pintu cafe. Raut wajah Vanya yang murung tadi, berubah drastis bak seorang aktris sedang memainkan perannya. Tak lupa senyuman yang sering dirinya tunjukan kepada pria itu. Vanya mendekati Miko yang du
Magbasa pa
BAB 90. Tutup Mulutmu!!
Vanya duduk kursi yang berada dibalkon kamarnya, menatap langit-langit malam yang begitu gelap dan tak ada bintang yang menghiasi langit ibu kota ini. Seperti hatinya yang gelap dan tak ada arah kehidupan lagi. Vanya bahkan dianggap tak ada dirumah ini oleh kedua orang tuanya, sedangkan orang yang dirinya cintai hanya menganggapnya sebagai pelampiasan nafsunya saja.    Mata Vanya otomatis menoleh ke arah bawah saat mendengar suara orang. Vanya melihat kedua pasangan tersebut yang baru keluar dari rumah ini. Kedua pasangan itu tak lain adalah Ririn dan juga Ares. Ririn mengantarkan Ares untuk ke depan pintu, sepertinya Ares akan pulang.    "Serasi sekali," ucap Vanya dengan senyuman tipis melihat adiknya yang sepertinya sudah mendapatkan kembali kehidupan asmaranya.   "Semoga kalian bahagia. Aku tak akan biarkan Miko merusak kebahagian kalian." Vanya dengan matanya yang masih melihat kedua pasangan itu yang masi
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status