All Chapters of CURSED BY THE DEMON PRINCESS: Chapter 41 - Chapter 50
53 Chapters
MORE HELP.
 MORE HELP.BRUCE mendadak panik setelah membaca pesan itu. Wajahnya pucat seolah tidak dialiri darah sejak satu jam yang lalu. Rasa takut menjalar di sepanjang tulang punggungnya. Eva diculik? Ulangnya dalam hati. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa? Apa kah ini jebakan? Ia melirik Huxley dan melihat pria itu terlihat bingung dengan situasi mereka. Saat ini, mereka tidak bisa meninggalkan rapat yang tengah berlangsung. Namun Bruce tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk memastikan kalau Eva baik-baik saja.Dengan perasaan campur aduk, Bruce mengamati Rach. Ia mengetik pesan kepada bodyguard yang bertugas menjaga Eva dan menanyakan kronologi hilangnya Eva. Tak berapa lama kemudian, ia mendapat jawaban. Semuanya berawal dari toko roti saat Eva membantu seorang wanita itu yang terlihat iba. Bruce mengeluh dalam hati. Ia tahu Eva adalah wanita yang baik hatinya dan mustahil membiarkan seseoran
Read more
THE TWINCY.
 THE TWINCY.BRUCE kembali menyeka air matanya dengan punggung tangan. Entah sudah berapa banyak air mata yang sudah diteteskan untuk menyesali kelalaiannya karena telah membiarkan Eva diculik. Sudah lebih dari 24 jam berlalu dan Bruce belum berhasil menemukan wanita itu. Kepanikan terjadi di rumah kedua orangtunya, rumah keluarga Eva dan rumah keluarga Brooklyn serta di kediaman Alex di Indonesia. Akhirnya berita hilangnya Eva tersebar di seluruh keluarga tersebut karena Bruce dan Romeo tidak berhasil menemukan wanitanya.Karena tidak memiliki pilihan lain, Bruce memutuskan untuk menghubungi keluarganya agar mereka bisa membantu mencari Eva. Keputusan yang sangat berat dan beresiko itu terpaksa ia ambil karena Bruce tidak mau sesuatu terjadi dengan Eva jika ia tidak segera menemukan wanita itu. Hanya selang beberapa menit setelah Huxley menelepon ayahnya, Ava dan Volta bergegas menghubunginya. Ava mengatakan kalau kedua o
Read more
LET ME GO!
 LET ME GO!BRUCE  terlonjak kaget saat mendengar suara jeritan Eva. Ia berterik memanggil nama wanita itu hingga nyaris terjatuh.“Bruce… Bruce…” suara Huxley membantu Bruce keluar dari mimpi buruk yang sempat menghantuinya. “Sadarlah!” Ucap pria itu sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.Perlahan, Bruce membuka mata. Pandangannya kabur, ia tidak bisa melihat Huxley dengan jelas. Bruce kembali menutup rapat matanya dan membukanya secara perlahan.“Apa kau baik-baik saja?” tanya Huxley dengan nada cemas.Bruce menghela napas. Dia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja saat ini. Bruce membutuhkan Eva, ketakutan itu semakin menghantuinya sejak Eva datang ke dalam mimpinya dan meminta pertolongan. Ia mendongak dan melihat langit-langit ruangan itu berbeda dengan tempat terakhir kali mereka menginap. Dengan cepat, Bruce mengedarkan pandangan ke selu
Read more
BE STRONG.
 BE STRONG.Edinburgh New Town, Edinburgh Britania Raya. 07.00 pm.BRUCE melangkahkan kaki menuju sebuah townhouse khas Georgia yang tampak begitu menyeramkan dari luar. Ia menghela napas beberapa kali sebelum mencapai pintu. Perjalanan dari bandara menuju townhouse tersebut terasa sangat singkat. Hal itu terjadi karena dia sangat gugup menghadapi pertemuan dengan orangtua Eva. Hubungannya dengan orangtuanya sendiri telah hancur, Bruce tidak mau memusingkan hal itu. Namun mengabaikan Elsa dan Freddy sepertinya bukanlah sesuatu yang baik.“Kau gugup.” Komentar Romeo.“Diamlah!” Pinta Bruce. Keduanya sampai di depan sebuah pintu ganda yang otomatis terbuka saat mereka sampai. Romeo melangkah lebih dulu, disusul Bruce. Mereka berjalan melewati lorong-lorong berisi lukisan orang-orang Skotlandia jaman dulu. Pemandangan hutan-hutan liarnya serta para Lord dan Lady dengan p
Read more
JULLIET.
 JULLIET.ANDREW hanya bisa melihat kepergian Eva dan pria yang ia ketahui bernama Bruce. Ia menatap geram mereka berdua. Beraninya Bruce mempermalukan dirinya. Beraninya pria itu membawa kabur wanita yang sangat diinginkannya itu. Andrew meninju tembok dengan kepalan tangan yang cukup kuat. Seandainya saja ia punya kekuatan super, tembok dan seluruh gedung itu pasti sudah runtuh dalam sekali pukulan. Sayang, dia bukanlah Thor yang bisa menghancurkan gedung pencakar langit hanya dengan satu pukulan dari palunya.Segera setelah punggung mereka berdua menghilang, ia bergegas kembali ke rumah. Keinginannya untuk menghabiskan satu malam penuh dengan Eva telah kandas, ia membutuhkan pelampiasan untuk menyalurkan hasrat yang sejak beberapa saat lalu menderanya. Andrew mengambil ponsel lalu menghubungi Sabrina, seorang model papan atas yang entah berapa kali tidur dengannya. Mereka memang kerap menghabiskan malam hanya untuk bers
Read more
THE EDINBURGH CASTLE.
 THE EDINBURGH CASTLE.ANDREW menemui Julliet pada pagi harinya saat Eva belum membuka mata. Ia perlu berbicara dengan sang adik perihal kedatangan mereka berdua ke Kastil Edinburgh. Apakah ada yang curiga dengan kehadiran Andrew yang tiba-tiba atau tidak ada satu pun yang peduli padanya. Meskipun rasanya semua itu mustahil mengingat betapa terkenalnya dirinya. Saat tiba di kamar sang adik yang sedikit nyeleneh, Andrew melihat gadis itu masih sibuk dengan berbagai macam computer di ruang kerjanya. Julliet memang terbilang gadis yang cukup unik, jika orang lain menyibukkan diri mereka dengan berbelanja barang-barang mewan, berbeda sekali dengan adiknya yang satu ini.“Ada masalah?” tanya Andrew saat tiba di sisi adiknya.“Aku masih harus memastikan kalau mereka tidak menemukan lokasi kita. Benda kecil pengintai itu tidak lagi bisa kuretas. Ternyata, kemarin hanyalah sebuah keberuntungan bel
Read more
ESCAPE PLAN.
 ESCAPE PLAN.BRUCE mengambil napas dalam-dalam saat mobil yang dikendarai oleh Huxley menepi. Keduanya turun untuk membeli tiket seperti pengunjung lain. Sialnya, antrian cukup panjang sehingga memaksa Bruce dan Huxley untuk berlama-lama berdiri bersama orang-orang yang penasaran dengan tempat bersejarah tersebut. “Apa kau yakin dengan rencana ini?” tanya Huxley yang kulitnya mulai memerah akibat sengatan matahari.“Kita mungkin tidak bisa menemukan Eva sekarang, tapi setidaknya kita tahu seperti apa tempat dia disekap.” Sahut Bruce acuh.Siang itu pertama kalinya Bruce pergi ke sebuah tempat yang cukup ramai hanya berdua dengan Huxley. Sepanjang hidupnya, ia selalu berada di bawah bayang-bayang bodyguard yang dipekerjakan sang ayah untuk menjaganya. Situasi yang terbilang baru dan berbahaya ini memicu adrenalinnya. Jika biasasanya dia hanya perlu memerintah jika menginginkan sesuat
Read more
THE GLAMIS CASTLE.
THE GLAMIS CASTLE.BRUCE mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk bangkit. Kepalanya yang masih berdenyut membuat ia nyaris tersungkur. Untungnya seseorang membantunya bangkit sebelum ia tubuhnya benar-benar ambruk ke lantai. “Astaga, apa yang kau lakukan di sini!” gerutu sebuah suara yang sangat dikenali oleh Bruce.Ujung bibir Bruce terangkat hingga membentuk sebuah senyuman getir. “Apa yang kaulakukan di sini?” bisiknya pada Romeo.Romeo mendesah sembari membantu Bruce berdiri dengan baik. “Mencarimu, memmastikan kau baik-baik saja. Kau pikir apa? Aku tahu sesuatu padamu.”“Aku tertidur, Romeo. Tidak ada yang terjadi padaku.”“Kau pingsan.” Ralat Romeo. “Kita tidak perlu berbisik-bisik. Tidak aka nada yang mendengar kita di sini.”Bruce melihat sekeliling, mereka berada di tengah salah satu sudut kastil yang dibungkus
Read more
CHRISTOPER.
 CHRISTOPER.ANDREW melangkah keluar dari mobil dengan menggendong Eva ala bridal style. Ia menatap wajah damai gadis itu, ujung bibirnya terangkat mendapati keberadaan mereka di Glamis Castle. Mereka hanya perlu melangkah lebih dalam ke kastil tersebut, mengeluarkan microchip dan semuanya selesai. Perang yang sudah ia mulai sejak berhari-hari yang lalu akhirnya dimenangkan oleh dirinya berkat Julliet dan ayah mereka. Tiba-tiba ia rasa sayang terhadap keluarganya meningkat dua kali lipat. Dalam hati Andrew berjanji tidak akan mengabaikan keluarganya lagi setelah ini.“Sebaiknya kita masuk sekarang.” Suara Julliet memaksa Andrew keluar dari lamunannya.Andrew mendongak, menatap adiknya penuh penghargaan. “Baiklah.” Ujarnya parau. Ia lalu membawa kedua kakinya menuju bangunan kastil tua itu. Sekilas Andrew melihat batapa indahnya Glamis Castle. Tamannya yang hijau dan luas mem
Read more
HOPELESS.
 HOPELESS.BRUCE melihat mobil Christoper keluar dari pintu gerbang istana. Ia segera memberi kode kepada Romeo untuk mengikuti Christoper sebelum pria itu bersembunyi dan menunggu Eva. Setelah berhasil mengejar sang dokter muda, Romeo menghentikan mobilnya tepat di sisi Christoper. “Aku akan turun dan menemuinya.”Romeo mengangguk dan mengawasi Bruce dari kejauhan. Bagaimana pun, mereka berdua tidak tahu apakah Christoper layak di jadikan teman atau tidak.Perlahan, Bruce mengetuk jendela mobil Christoper. Ia menunggu beberapa saat hingga pria itu bersedia membuka jendelan untuknya. “Hai,” sapa Bruce.Sebelah alis Christoper terangkat, tak lama setelah itu ia membuka mulut. “Maaf, ada yang bisa kubantu?”“Tentu. Bisa kita bicara?” pinta Bruce. “Kau tidak perlu turun dari mobil dan perlu kujelaskan kalau aku tidak berniat buruk padamu.”
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status