Semua Bab Dendam dan cinta: Bab 61 - Bab 70
76 Bab
Bab 61 Penasaran
 Rania menyelesaikan sarapan pagi yang dibawa Sarah kedalam kamarnya dengan cepat, dia takut. Baby Devan bangun, dan rewel kembali.Begitulah, jika sudah punya baby. Apa-apa yang dilakukan, selalu dilakukan dengan cepat. Apalagi jika baby sedang sakit, seperti yang terjadi pada baby Devan. Yang tidak mau diletakkan.Setelah selesai menyantap sarapan paginya, Rania berniat membawa nampan yang sudah kosong keluar dari dalam kamar. Didepan pintu dia bertemu dengan Bude Maria."Mau kemana Ran?" tanya Bude."Mau kedapur Bude, mau cuci ini" Rania menunjukkan nampan berisi sarapan paginya, yang dibawakan oleh Sarah."Bagaimana Devan?" tanya Bude seraya berjalan menuju box bayi.Bude Maria mengulurkan tangannya, untuk menyentuh kening baby Devan. "Sudah tidak hangat lagi Bude" jawab Rania."Baguslah, sudah. Biar Bude yang jaga, kalau Rania mau keluar" kata bude Maria seraya menarik kursi, kedekat box baby Dev
Baca selengkapnya
Bab 62 Nekat
Jantung Arumi berdetak kencang, begitu mengenal suara yang memanggilnya. Walaupun hanya suara yang baru didengarnya, tapi dia tahu. Suara siapa yang yang didengarnya. Suara itu, suara yang sudah lama tidak didengarnya. "Andre? Kenapa dia berada dirumah sakit ini? Apa dia membututi aku?"    Arumi melangkah cepat, tetapi tangannya dipegang oleh yang punya suara. "Lepas!" seru Arumi, sembari menghentakkan tangan yang memegangnya. "Izinkan aku bicara, please!" Mohon Andre. "Untuk apa? apa belum cukup sakit yang kau torehkan itu. Apa kau ingin membuat pengakuan, bahwa kau dijebak? Sudahlah, aku tidak ingin mendengar apa pun lagi. Hubungan kita sudah usang, tidak akan bisa kembali lagi. Hubungan kita itu seperti kaca, sudah retak. Walaupun bisa direkatkan lagi, tapi tidak bisa sempurna lagi. Lanjutkan hubunganmu dengan Mia, kalian sungguh cocok. Sama-sama penghianat!" Ketus Arumi mengungkapkan isi hatinya. Andre han
Baca selengkapnya
Bab 63 Akal Jesi.
"kau ingin menghindari siapa? Sehingga kau ingin melakukan penyamaran?" tanya magda kepada Jesi. Jesi menceritakan, apa yang dialami oleh Rania kepada Yulia dan magda. Tapi dia tidak menceritakan, siapa pria yang telah membuat Rania mengalami itu semua. Apa yang akan dikatakan oleh Yulia dan magda, jika mengetahui. Bahwa pria yang mereka beri umpatan adalah Boss tempat mereka bekerja saat ini, yaitu Alexander Bayu Samudra. "Gila pria itu! Kalau aku yang mengalaminya, sudah pasti. Aku akan mendatangi keluarga, aku akan menceritakan tentang kelakuan anak laki-lakinya!" seru Yulia dengan bersemangat.   "Betul! Aku akan mempermalukan pria itu, aku akan beri tendangan ke alatnya itu. Main coblos saja, dan tidak mau bertanggung jawab, terbuat dari apa otak pria itu ?" ucap Magda.   "Kenapa temanmu itu tidak minta pertanggungjawaban? orang itu harus bertanggung jawab kepada anaknya, enak saja. Buat anak mau, tapi disuruh bertanggung
Baca selengkapnya
Bab 64 Menemukan
 Jesi terus menggoda baby Devan, yang malu-malu melihatnya. Baby seusia baby Devan sudah mulai menandai orang yang selalu dilihatnya, dan saat melihat Jesi yang baru dilihatnya. Baby Devan terlihat malu-malu."Baby, ini onty sayang" Jesi berusaha untuk membujuk baby Devan.Baby Devan terus merundukkan wajahnya, didada Rania. Sesekali dia melirik kearah Jesi."Kau sih..! Lama tidak datang, kau bertemu baby Devan waktu dia baru lahir. Sekarang, Devan sudah lima bulan. Dia sudah milih-milih orang" kata Rania. "Maaf ya Devan ganteng, onty sibuk kerja. Kalau onty tidak kerja, onty tidak bisa beli semua oleh-oleh yang onty beli untuk Devan ganteng" kata Jesi."Oh..iya, onty lupa ini." Jesi mengambil satu paper bag, dan mengeluarkan isinya. "Ini untuk Devan yang ganteng" Jesi memberikan mobil-mobilan yang dibelinya untuk Devan.Devan hanya memandang main yang berada ditangan Jesi, dia tidak mengambiln
Baca selengkapnya
Bab 65 Bertemu
  "Bibirmu berkata benci, tapi hatimu berkata lain" kata Jesi.   Rania menatap wajah sahabatnya tersebut.   "Jesi, kalau kau dalam posisi sebagai aku. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Rania.   "Kalau aku, begitu dia tidak datang saat pernikahan. Aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun, setelah ketemu. Aku akan bertanya, kenapa dia begitu kejam. Setelah itu, aku akan memberikan hadiah yang tidak akan dilupakannya seumur hidup. Yaitu, aku akan mencincang kelaminnya itu" ucap Jesi dengan nada suara yang emosional, dan menggebu-gebu. "Hahaha! Kau ingin memotong alat kelaminnya?" Rania tertawa mendengar perkataan Jesi yang sangat sadis. "Iya, biar dia tidak bisa lagi membuat baby-baby Devan yang lain. Diluar sana!" seru Jesi. "Kasihanlah Jesi" kata Rania sambil tersenyum kecil dibibirnya. "Kau masih kasihan kepada orang yang tidak ada otak itu, hatimu sungguh mulia se
Baca selengkapnya
Bab 66 Pengakuan Alex
 Suara langkah dibelakangnya semakin terdengar jelas, jantung Rania berdetak dengan cepat. Badannya serasa ingin luruh keatas lantai, Rania ingin berlari dari tempatnya berdiri. Namun, tenaganya seperti hilang. Untuk mengangkat kakinya saja Rania merasa berat, apalagi untuk berlari. "Ran..!" suara pria yang ingin dilupakan oleh Rania semakin dekat jaraknya, dan Rania merasakan ada tangan yang menyentuh pundaknya.Rania menggerakkan pundaknya, agar tangan Alex tidak bisa menyentuhnya. Dan Rania memajukan langkah kakinya selangkah. "Pergi!" Lirih terdengar suara Rania, hingga pria yang berada dibelakangnya sayup-sayup mendengar suara gadis yang sudah disakitinya. "pergi..!" Ulang Rania lagi dengan suara yang bergetar."Aku merindukanmu " ucap Alex, dia tidak mengindahkan pengusiran yang keluar dari mulut Rania."Ran.." panggil Alex."Ada apa mbak?" Niko yang datang dari dalam mendek
Baca selengkapnya
Bab 67 Misi Alex.
Keluar dari rumah Rania, Alex dan Leo duduk didalam mobil. Keduanya diam beberapa saat, memikirkan apa yang harus dilakukan. "Bagaimana? Apa kita pulang?" tanya Leo memecah keheningan didalam mobil. Leo melihat Alex yang duduk, dengan bertopang dagu. "Kau saja, aku akan tetap tinggal disini. Aku akan membawa Rania kembali, baru aku akan kembali ,"kata Alex yakin, dia bisa membawa Rania dengan mudah.   "Lex, jangan lakukan tindakan bodoh" kata Leo, karena Leo takut. Alex nekat, dan akan membawa Rania dengan paksaan.  "Kau jangan menculiknya Lex!" seru Leo.   "Tenang saja, aku tidak akan membuat dia membenciku lagi" kata Alex. "Bagaimana kalau kita pulang dulu, kau juga tidak membawa pakaian ganti kan..?"  usul Leo, agar mereka kembali pulang.   "Lagi pula, kau harus menyusun rencana. Apa yang akan kau lakukan untuk meluluhkan hati Rania, aku rasa. Kau harus menyusu
Baca selengkapnya
Bab 68 Sakit
 Berita kedatangan Alex menemui Rania, sampai ke telinga Jesi. Dengan wajah yang marah, Jesi turun dari mobilnya. Dan langsung menuju keruang kerja Alex. "Dia pasti membututi aku, bodohnya aku. Hingga tak menyadari, aku diikuti.." Jesi teramat kesal pada dirinya, hingga Alex bisa mengetahui keberadaan Rania.Sampai didepan ruang kerja Alex, Jesi langsung menghampiri meja kerja sekretarisnya."Apa Boss ada ?" tanya Jesi kepada sekretaris Alex, yang bernama Vania. "Maaf, Boss hari ini tidak masuk kantor" jawab Vania, sekretaris Alex. "Siall..!" kesal Jesi."Kurang ajar orang itu" umpat Jesi. "Pak Leo, apa dia ada ?" tanya Jesi. "Pak Leo belum datang juga, ada apa kau mencari keduanya ?Ingat, kau jangan berani suka dengan kedua itu. Jika ingin lama bekerja di sini, keduanya milikku" ucap sekretaris Alex, dengan ekspresi wajah yang sombong. Terlihat bibirnya
Baca selengkapnya
Bab 69 Datang kembali
 Bude Maria dan Yoseph, masih berbincang di luar ruang rawat inap Rania. Tiba-tiba... "Bude..! Mas Yoseph..!" Suara Naila memanggil keduanya, dari depan pintu."Ada apa!" Sahut Bude dengan seraut wajah khawatir, dia takut ada apa-apa dengan Rania."Mbak Rania sadar..!" Seru Naila. Bude Maria dan Yoseph bergegas masuk kedalam kamar tempat Rania dirawat.Bude Maria bergegas menuju ranjang, tempat Rania terbaring. Dengan infus terpasang ditangannya."Bagaimana Ran..?" tanya Bude Maria. "Pusing Bude, ini di mana?" tanya Rania saat menyadari, dia tidak didalam kamarnya."Ini rumah sakit Ran." beritahu Bude Maria. "Rumah sakit? aduh..!" Rania memegang keningnya, matanya terpejam."Kenapa Ran..?" tanya Bude.Mana yang sakit Ran?" tanya Yoseph.Rania membuka matanya, dan melihat kearah asal suara."Mas Yoseph, Na
Baca selengkapnya
Bab 70 Tes DNA
"Mas, toko roti tutup," ucap Sarah pada Alex dan Leo, karena mengira keduanya ingin ngopi."Tutup ya Mbak, kami ingin istirahat sekaligus ngopi. Karena kami dengar, roti di toko ini sangat terkenal dengan kelezatannya," ucap Leo.Alex menatap wajah bayi yang berada dalam gendongan Sarah."Aku sepertinya sangat familiar dengan wajah bayi ini, mirip siapa ya?" pertanyaan dalam benaknya Alex."Mamamam...!" Baby Devan mengeluarkan ocehannya."Mau mamam ya?" tanya Alex seraya menggenggam jemari kecil baby Devan."Cakep anaknya ya mbak?" tanya Leo."Bukan anak saya mas, ini anak majikan saya," ucap Sarah.Deg..."Majikan?" tanya Alex."Lex" Leo memberi tanda, agar Alex tidak menanyakan secara gamblang pada Sarah."Biar aku" ucap Leo dengan suara yang pelan."Sangat ganteng ya," Leo mengusap-usap rambut baby Devan, setelah mengusap-usapnya. Leo melihat, ada beberapa helai rambut baby Devan ditangannya. Leo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status