All Chapters of Steviana (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
28 Chapters
Nastar
"Aku suka dengan kondisi rumahmu, Na. Walaupun sederhana tapi bersih dan rapi," puji Stevia.Saat ini ia sedang serius memerhatikan Nacita yang sedang mengambil pepaya muda dengan galah."Makasih, Stev. Karena kemiskinan tidak bermusuhan dengan kebersihan," sahut Nacita. Ia sudah berhasil menjatuhkan sebuah pepaya. Getahnya masih menjalir dari tangkai buah."Keren juga kata-katamu, Na! Tapi aku nggak bilang kamu miskin, kok," terang Stevia. Ia tidak ingin sahabatnya itu merasa direndahkan dengan kata-katanya. Sebab yang ia maksud adalah kekagumannya pada kerapian rumah ini."Ya, aku tahu, kok. Kamu nggak mengejek, tapi kami memang miskin. Itulah kebenarannya. Omong-omong soal istilah tadi, itu sebenarnya peribahasa Spanyol. Bagus kan?" ucap Nacita sembari meletakkan galah dan mengambil pepaya yang berhasil ia dapatkan."Bagus. Aku suka dengan kalimat-kalimat yang tiba-tiba kamu ucapkan. Cewek yang dikenal jutek ini ternyata bisa mengucapkan kosakata yan
Read more
Alasan
Pagi ini mentari bersinar kembali. Meski kita tidak pernah berpikir apakah matahari akan muncul atau tidak di esok hari. Bagi Jovian bintang kerdil ini adalah simbol kesetiaan dan keteraturan. Bahkan juga lambang dari keadilan karena tidak pernah pilih kasih. Baik orang jahat atau baik bisa menikmati hangatnya tanpa perlu membayar tagihan setiap bulan. Ia tidak pernah terlambat atau lupa akan tugasnya.Dulu Jovian pernah berharap saat tertidur di malam hati, esoknya ia tidak usah bangun lagi, tidak perlu melihat matahari, atau menghirup udara pagi. Ia bosan dengan kehidupan beserta penderitaannya. Namun, belakangan ia mengubah cara berpikirnya. Dan Nacita adalah orang yang berjasa menyadarkannya. Karena gadis itu menjalani kehidupan yang lebih sulit daripada dirinya.Pagi ini ia memulai hari dengan pikiran kalut. Pembicaraan mereka di ruang makan kemarin malam membuat ia takut. Terlebih yang bercerita adalah ibu tirinya. Sebenarnya itu berita bagus, tapi rasanya ia tidak
Read more
Sesuatu yang Baru
Kedua gadis di depannya itu tampak memandangnya dengan serius. Mereka menunjukkan ekspresi layaknya anak kecil yang minta dibacakan dongeng, seolah apa yang baru disampaikannya sangat menarik perhatian. Ia ingin membatalkan kata-katanya tadi tapi melihat wajah penuh rasa ingin tahu Stevia dan Nacita, sepertinya ia tidak bisa mengalihkan pembicaraan."Aku harap kalian tidak memberikan ekspresi berlebihan."Mereka mengangguk bersama-sama tanpa mengalihkan pandangan darinya."Ini tentang Tante Clara," ucapnya menggantung."Kenapa dengan Tante Clara? Beliau mengidap penyakit mematikan?" tanya Nacita dengan nada cukup tinggi.Jovian melihat ke arah Stevia yang tampak ingin berbicara, tapi gadis itu tidak juga mengeluarkan suara."Bukan, Nat. Nggak usah sampai histeris gitu!" ucap Jovian."Makanya kalau ngomong itu jangan dipotong. Kamu itu kayak pembawa acara yang selalu memotong acara dengan jeda iklan di saat yang tidak tepat," ledek Nacita.
Read more
TTS
Gadis itu belum juga pulang dan ia tidak mau mengingatkan hal itu. Nacita sudah pulang lima belas menit yang lalu tapi Stevia masih terlihat serius memandang ke taman belakang rumah. Sebenarnya Jovian menawarkan diri untuk mengantar Nacita pulang, tapi gadis itu memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Cuaca masih gerimis tapi tidak terdengar guntur lagi. Jovian paham betul, Nacita sering membawa payung lipat di tasnya. Gadis itu memang selalu membuat persiapan saat ke luar rumah.Jovian ingin pergi ke kamarnya, tapi ia tidak mungkin meninggalkan Stevia sendirian di dapur ini. Mengajak gadis itu malah merupakan ide yang lebih buruk lagi. Tiba-tiba Tante Clara datang ke dapur sepertinya ingin mengambil air minum. Saat itulah Jovian pamit kepada Stevia, setidaknya pemilik rambut bergelombang itu punya teman untuk diajak bicara.***"Ternyata ada yang nginap di rumah calon mertua tanpa bilang-bilang ya!"Gadis di seberang sana tertawa mendengar ucapan
Read more
Penampilan
Kenapa, Na? Setelah berpikir lama hanya kalimat itu yang berhasil Stevia tulis di bagian komentar status facebook Nacita. Dua menit berlalu belum juga ada balasan atau setidaknya chat yang dikirim Nacita. Stevia melihat kronologi akun Nacita dan ternyata gadis itu tidak membuka facebook sejak sepuluh menit yang lalu. Ia beralih ke whatsapp dan hasilnya sama saja. Akhirnya ia putuskan untuk menelpon gadis itu ketimbang menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Dan kenyataannya juga mengecewakan, nomornya sedang tidak aktif.Hanya tersisa satu pilihan, menelepon Jovian. Hanya saja saat ini sudah malam, tidak sopan rasanya menelepon teman cowok. Tapi, daripada dirinya tidak bisa tidur nyenyak, langkah terbaik memang hanya itu. Toh dia juga pernah menghubungi Jovian dalam kondisi yang sama seperti saat ini.Stevia menghembuskan napas lega karena nomor pemuda itu masih aktif. Jovian kemungkinan besar belum tidur. Suara Jovian terdengar dari speaker handphone Stevia.
Read more
Cantik
Suasana di salah satu bagian gedung serbaguna ini mulai ramai. Jovian baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Acara kumpul-kumpul sesama penyuka kegiatan mengedit video ini sudah berjalan 3 kali sejak libur sekolah. Jovian menatap ke sekitar dan menghentikan gerakannya saat melihat seseorang yang dia cari sedang duduk di salah satu kursi. Gadis itu sedang memainkan sebuah gitar ukulele sambil bersenandung.Rambutnya diikat dua seperti model rambut gadis desa. Jovian memutuskan mendekatinya karena ia belum begitu mengenal orang-orang yang ada di ruangan ini.Gadis itu menghentikan permainan musiknya saat menyadari Jovian sudah duduk tidak jauh dari tempatnya."Kamu ...," kata mereka hampir berbarengan."Kamu duluan, deh!" saran Jovian."Kamu punya chanel youtube bareng dua cewek itu ya?" tanya gadis itu dengan wajah ceria."Ya betul. Tahu darimana?" tanya Jovian balik. "Tahu dari youtube-lah aku pernah nonton video kalian. Ada teman ya
Read more
Kembali
Nacita mengucek kedua matanya untuk memastikan apakah pandangannya benar. Ia yakin ini hanya ilusi optik atau dirinya hanya sedang menonton sebuah video dengan hasil rekaman dari handphone paling canggih. Belum sempat ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain, wanita itu mendekatinya yang masih berdiri tidak jauh dari pintu depan."Nacita, kamu sudah besar, nak! Kamu tambah cantik, badanmu juga jauh lebih tinggi daripada ibu. Ibu kangen sekali sama kamu," ucap wanita yang adalah ibunya Nacita.Wanita itu langsung memeluk Nacita, tapi yang dipeluk tidak membalas pelukan. Nacita hanya diam mematung.Ia lihat neneknya memandangi mereka berdua dengan wajah terharu. Mata beliau berkaca-kaca tapi tampak bahagia. Sedangkan ayahnya belum pulang dari pekerjaannya.Ibu Nacita sudah melepaskan pelukannya beberapa detik yang lalu. Ia kini memandang Nacita seolah ingin agar Nacita memeluknya atau setidaknya membalas kata-katanya walau sedikit. Namun nyatanya Nacita seola
Read more
Kasih
Stevia sibuk menyusun alat-alat untuk video memasak mereka sejak tadi. Bahan-bahan yang masih segar juga sudah tertata rapi di meja kayu milik keluarga Jovian. Nacita tampak serius menggunakan handphonenya. Sedangkan Jovian mempersiapkan kamera dan segala perlengkapan syuting mereka. Karena tidak ingin mengganggu Nacita, Stevia memutuskan untuk mengobrol dengan Jovian."Jo, gimana rasanya sekolah di semester genap ini?""Biasa aja, Stev, kayak semester lalu. Lagian kita baru masuk sekolah beberapa hari kan.""Begitu ya. Mulai numpuk nggak surat-surat dari penggemarmu?"Jovian tersenyum menanggapi perkataan Stevia. Ia lalu menjawab, "Nggak sebanyak cucian yang numpuk sih. Hahaha ... Setelah masuk sekolah kamu masih jadi model make up?""Nggak, Jo. Capek banget kalau terlalu banyak kesibukan. Tapi, kalau syuting untuk video YouTube kita, aku sengaja sediakan waktu.""Padahal nggak ada gajinya, lho.""Kan nggak semuanya harus dinilai dari uang,
Read more
Faira
Siswi kelas sepuluh dan sebelas SMA Nusa Bangsa tengah menikmati libur selama satu minggu. Hal itu karena kakak kelas mereka yaitu kelas dua belas sedang mengikuti ujian nasional. Stevia yang suka menghabiskan waktu di luar rumah dan notabenenya suka dipotret memanfaatkan masa liburnya untuk model make up artis seperti libur akhir tahun lalu.Sore ini seusai menjalankan kewajibannya dirias sesuai keinginan pemilik salon, ia berkunjung ke rumah sahabatnya Nacita. Beberapa hari ini mereka tidak saling bertemu, tapi hanya berkomunikasi lewat ponsel. Stevia disambut Ibu Ria dan segera masuk ke rumah. Beliau mengatakan kalau Nacita sedang mandi karena baru saja selesai berjualan di pasar dengan neneknya."Apakah Nacita sudah mulai akrab dengan tante?" tanya Stevia selang beberapa menit sejak ia duduk di ruangan ini."Tidak terlalu akrab, tapi setidaknya dia sudah mau menjawab kalau tante tanya dan permisi sama tante kalau dia hendak pergi dari rumah.""Syukurl
Read more
Kesibukan Lain
Salmira sempat ragu menerima ajakan Jovian untuk berkunjung ke rumahnya. Namun, setelah menyakinkan diri, ia pun setuju ikut. Apalagi Jovian baru saja mendapat adik baru. Tak lupa ia membawa hadiah kecil sebagai ucapan selamat sekaligus tanda perkenalan.Salmira diberi tahu kalau hari ini Jovian ada syuting dengan kedua temannya. Itu menjadi alasan tambahan ia menyetujui ajakan Jovian. Ia sekalian ingin berkenalan dengan Stevia dan Nacita. Gadis yang sejauh ini hanya dilihatnya lewat youtube.Jovian senang belajar memainkan gitar dengan Salmira karena gadis itu penyabar dan termasuk jago mengajar. Itu yang membuat Jovian akrab dengan Salmira. Jadi ia ingin juga kedua sahabatnya mengenal Salmira. Gadis itu juga sepertinya berminat pada Stevia dan Nacita karena gadis itu sering bertanya tentang mereka berdua. Kini mereka berdua sudah sampai di rumahnya.Salmira terlebih dahulu berkenalan dengan Tante Clara sedangkan Jovian sibuk menyiapkan peralatan untuk syuting. Se
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status