Semua Bab HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Bab 201 - Bab 210
244 Bab
EXTRA 75
Di dalam lift, Ruster menagis dalam pelukkan Raven yang merupakan suami keduanya. ia masih syock dengan apa yang terjadi barusan. biasanya semua sekuriti mengenalinya. tapi kali ini mereka bersikap kasar padanya dan hal ini membuat Ruster curiga."Shttt... tenanglah Honey, tidak ada lagi yang akan menyakitimu. tenanglah," ucap Raven yang berusaha menenangkan istrinya.Romeo menatapi tombol lift yang masih menujukan nomor lima. ia pun kemudian bersuara."Kenapa kamu kesini tanpa bilang sama kita?" ucap Romeo tetiba.Air mata Ruster tetiba bercucuran deras. ia menyembunyikan wajahnya di celuk leher Raven."Meo, kenapa kau memarahi istriku?' tegur Raven yang tidak suka dengan cara bicara Romeo."Aku tidak memarahinya, Ven.""Ya ya ya... terserah dirimu saja deh," balas Raven yang malas berantem dengan Romeo.Tangisan Ruster masih belum berhenti, Romeo merasa bersalah. ia tidak maksud menyakiti hati istrinya. hanya ia sedang susah
Baca selengkapnya
EXTRA 76
Raven juga melakukan gerakan sama seperti Romeo.Kedua kembar ini semakin binggung, untuk pertama kalinya mereka gagal menghibur Ruster. "Sudah lah Sayang, tanpa perayaan atau apapun. kita berdua selalu mencintaimu," ucap Romeo yang kini berlutut di depan Ruster dan kedua matanya juga tergenang air mata."Jangan sedih lagi, makanan bisa di makan kapan saja. tapi kebahagianmu tidak tergantikan," ujar Raven yang meneteskan air matanya. sikap cengengnya muncul kepermukaan dengan sendirinya.Ruster yang terharu memeluk kedua suaminya. ia terus meminta maaf berkali-kali. walau kedua suaminya tidak menyalahkanya sedikitpun. tapi ia merasa gagal memberikan kejutan untuk keduanya yang sedang berulang tahun.***Paginya, kedua kembar memijit-mijit kepala di dalam kantor masing-masing. pasalnya keduanya sakit kepala setelah kurang tidur menghibur sang istri dan harus merawat putri mereka berdua setiap malam."Tuan, lebih baik anda tidur?"
Baca selengkapnya
EXTRA 77
Melihat kedatangan Raven, Pria itu langsung berdiri dan memperkenalkan dirinya sebagai John William dari perusahan Vick yang merupakan salah satu perusahan perwarnaan teksil.Dengan hati terpaksa, Raven menerima perkenalam John dengan menyambut jabat tangan.John segera menawarkan produk perusahannya kepada Raven tanpa basa basih."Ini berapa produk perwarnaan dari perusahan saya, silahkan di lihat-lihat Tuan Romeo Van Diora."Raven menerima berkas itu dan ia menatapi pria kusuh di depan mata dan melirik berkas di tangannya."Aku akan mengutus Jack ke sana untuk melihat hasil dari perusahan anda. jadi nanti akan saya hubungi," jelas Raven yang tidak ingin berlama-lama karena ini sudah hampir masuk jam pulang perusahan."Terima kasih dan senang berkenalan dengan anda," balas John yang pamit pergi dan di tatapi aneh oleh Silver Jong."Seorang CEO kok pakai baju bekas murahan seperti itu?" tanpa sengaja Silver Jong bersuara. karena selam
Baca selengkapnya
EXTRA 78
"Benarkah?" ucap Raven yang menyandarkan dagunya di bahu Ruster.Aroma parfume wanita di tubuh Raven, semakin menambah kecemburuan di dalam hati Ruster."Apa kau cemburu?" tanya Raven tetiba dan mengelus pipi Ruster dengan lembut. membuat Ruster tersenyum manis di sertai rasa kecemburuan yang terlukis di bibir Raven yang tidak tahan dengan pesonan Ruster yang benar-benar membangkitkan birahinya."Aku sungguh tidak tahan lagi," gumam Raven yang menunjukkan birahinya secara terang-terangan.Ruster mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti dengan perkataan Raven. namun sedetik kemudian, Ruster langsung paham dengan apa yang di katakan oleh Raven. karena Raven melumat bibirnya dengan cepat dengan kedua tangan meremas bokongnya.Tanpa sadar, Ruster mulai membalas lumatan Raven.Romeo yang melihat keduanya dan merasa tidak mendapatkan haknya, ia segera menarik dagu Ruster dan mencium bibir Ruster dengan liar.Raven berdecak kesal,
Baca selengkapnya
EXTRA 79
Sesampai di dalam kamar. mereka berdua melihat Ruster masih berdiri dengan posisi memeluk bantal."Huh," decak Ruster yang memilih menaiki atas ranjang seorang diri."Honey," ucap Raven yang berusaha mendekati tepian ranjang."Sayang, jangan marah lagi dong. kita sudah berusaha pulang tepat waktu nih demi dirimu," jelas Romeo yang duduk di tepi ranjang.Ruster memaringkan tubuhnya, menatapi kedua pria kembar yang masih berwajah sedih."Aku ngantuk, apa kalian tidak mau tidur?" ucap Ruster yang masih memeluk bantalnya.Sontak saja Raven dan Romeo langsung menaiki atas ranjang. keduanya memeluk tubuh Ruster dengan erat.Ruster menghela nafas sesak. ia melihat ke kanan dan ke kiri. kedua suaminya sudah tidur terlelap dalam sedetik. beruntungnya ia memiliki stock kesabaran extra untuk menghadapi tingkah keduanya yang asli seperti anak-anak."Resiko menikah dengan brondong," batin Ruster yang berusaha memejamkan kedua matanya. seben
Baca selengkapnya
EXTRA 80
Mau tidak mau, Raven menyetujui apa yang di inginkan oleh Ruster. hanya saja belum ia keluarkan kalimat yang akan di ucapkannya. Ruster mendongakkan kepalanya setelah sekian lama tidak mendapatkan jawaban dari Raven, ia menatapi mata indah milik Raven yang bear-benar lebih indah dari Romeo. "Bolehkah?" tanya Ruster lirih dengan mengusap rahang kerasnya Raven yang di tumbuhi jambang halus. tak lupa ia menjijingkan kedua kakinya untuk mengecup bibir Raven yang berwarna ke coklatan. Liam yang melihat kemestraan keduanya, masih belum pergi dan ia mengepalkan kedua tangannya di dalam saku celana. "Iya," hanya tiga kata yang keluar dari bibir Raven. kata yang singkat dan padat. Ruster yang berbahagia. langsung memeluk tubuh Raven dengan pelukkan gembira. Raven menutup kedua matanya sesat sebagai kode kepada Silver Jong yang tidak jauh darinya. Silver Jong yang mengerti apa yang di kodekan oleh tuannya. langsung mengikuti tuannya seca
Baca selengkapnya
EXTRA 81
Ruster yang bingung memperhatikan Raven yang masih menahan emosinya."Apa kau tidak senang kembali kerumah, honey?" tanya Raven dengan suara bercampur kemarahan. rasa ke cemburuan hampir membutakan matanya kali ini. Ruster membuang pandangannya dengan cepat, karena tetiba sebel dengan sikap Raven.Raven langsung menahan pipi Ruster. "Aku tidak suka kau mengalihkan tatapan mu,"ucap Raven serak yang terdengar sangat seksi di telinga Ruster. "Lalu kau maunya apa?" tanya Ruster yang kali ini benar-benar binggung menghadapi kecemburuan Raven. Raven tidak menjawab, ia membawa Ruster duduk di pangkuannya dan mencium bibir Ruster  dan menyentuh setiap lekuk tubuh Ruster dengan gerakkan sensual untuk membangkitkan garirah di tubuh Ruster.Suara desahan itu akhirnya lolos dari mulut Ruster yang sudah tidak tahan dengan setiap sentuhan Raven.  Ruster sudah menyerah saat Raven sudah melucuti pakaiannya hingga ia tela
Baca selengkapnya
EXTRa 82
Sesampai di rumah. Ruster melihat Romeo berdiri di depan pintu dengan wajah cemasnya."Meo," sapa Ruster yang langsung memeluk Romeo.Romeo yang tidak ingin di duakan oleh Ruster. segera memopong Ruster ke dalam kamar untuk meminta haknya. tentu saja  Ruster tidak bisa menolak apa yang di inginkan oleh Romeo yang merupakan suami pertamanya.Setelah di gilir habis-habisan. Ruster mencebikkan bibirnya sebagai tanda ia sedang marah kepada kedua suaminya yang melampiaskan rasa cemburu ke tubuhnya. hingga ia tidak berdaya saat ini. bahkan untuk turun dari atas ranjang saja, Ruster tidak punya tenaga sama sekali.Raven dan Romeo nampak tertawa kecil, ketika melihat wajah istri mereka berdua nampak kesal. karena mereka berdua di landa cemburu berat, sehingga menyetubuhi istri mereka berdua secara berapa ronde hari ini.Raven mengelus lembut rambut Ruster yang berbaring di samping. tepatnya menghadap ke Romeo.Romeo menghela nafas gusar, karena
Baca selengkapnya
EXTRA 83
"Tidak ada lucunya," protes Raven yang sudah hampir menagis. ia menengelamkan wajahnya di pangkuan Ruster untuk bersembunyi. tepatnya untuk mencari perhatian. hal ini membuat Ruster mengulum senyumannya yang tiada hentinya dengan kelakuan Raven yang tidak sadar umur.Ruster memainkan rambut Raven yang ikal dan menusap kepalanya berapa kali."Honey, jangan lanjut nonton film menyeramkan itu. kita tidur yuk?" rengek Raven seperti anak kecil. ia memandangi wajah Ruster dengan cinta besar dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ruster."Bentar lagi Ven, udah mau selesai nih?" balas Ruster yang tidak mau menuruti permintaan Raven. karena filmnya sedang seru-serunya dan Raven mengerucutkan bibirnya seperti perempuan.Romeo yang sudah sadar dari pingsan. ia langsung ikutan sikap Raven untuk bersembunyi di atas pangkuan Ruster.Hal ini membuat Ruster tidak konsentrasi untuk melihat film yang entah sampai mana ceritanya. karena kedua tangan suaminya ya
Baca selengkapnya
EXTRA 84
"Ven, kepala aku bisa sula kena kau?" protes Romeo yang kesal."Bagus dong, jadi begitu kau akan jadi pria sula dan jelek super lalu angkat kaki dari sini," balas Raven lebih judes lagi.Romeo merasa Raven memang rada kumat gila, ia malas meladeni Raven lagi. lebih baik memilih menyusui putri tercintanya.Raven yang iri melihat kedekatan Time dengan Romeo. segera merebut Time dari pelukan Romeo. karena ia juga ingin mendapatkan perhatian dari Time."Ven, apa-apaan kau ini?" ptotes Romeo geram."Aku juga mau menyusui Time," balas Raven dengan wajah seriusnya."Ya terserah kau saja, aku mau mandi. nyusui yang benar tuh," nasehat  Romeo yang berdiri dari tempat duduknya. ia segera berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari bau amis pesing yang di kecingkan oleh putrinya.Sedangakan Raven yang pelit senyuman, mulai tersenyum bahagia. kedua matanya menatapi putri kecilnya dengan cinta kasih. "Putri Dad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
25
DMCA.com Protection Status