Semua Bab Aranjo: Bab 111 - Bab 120
125 Bab
Bab 111 . Kelahiran Griffin dan Aranjo
Petir menyambar tanpa henti saat permohonan Kaisar Langit disetujui oleh Yang Utama. Petir menyambar sebanyak tujuh kali tanpa henti, membuat langit terbelah dan sang Dewa Agung melepaskan semuanya, untuk turun ke hutan kabut, terlahir sebagai Griffin berikutnya. Setelah Griffin terdahulu musnah di tangan Asmodus, tidak lagi ada Griffin berikutnya yang lahir dari kekuatan hutan kabut. Seakan hal ini memang sudah diprediksi, bahwa sang Dewa Archer yang akan mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin seluruh mahluk spiritual Alam Langit. Begitu juga dengan Leander sang Putra Mahkota Alam Langit. Ia juga meninggalkan semuanya, untuk terlahir sebagai siluman terkuat di seluruh lapisan alam. Leander akan memiliki ingatan dan menjadi tugasnya, untuk mengeluarkan Griffin dari hutan kabut, pada saatnya nanti. Sedangkan Archer yang terlahir sebagai Griffin, akan memiliki kekuatan absolut tanpa ingatan, tentunya. ***Di saat yang sama, tetapi tempat yang berbed
Baca selengkapnya
Bab 112 . Keinginan Surga
Sedangkan di Alam Langit, siluman naga terlahir di danau suci. Hanya mahluk spritual peringkat tinggi yang akan terlahir dari danau itu. Leander terlahir kembali dan wujud aslinya yang berupa naga putih, muncul dari dasar kolam dan terbang, mengelilingi langit Alam tersebut. Berputar beberapa keliling, akhirnya naga itu terbang ke arah aula Alam Langit, di mana para Dewa, Dewi serta Kaisar Langit sudah menunggu. Tiba di depan aula, Leander kembali ke wujud manusia abadi. Saat ini, ia hanyalah siluman bukan lagi Putra Mahkota Alam Langit. "Hormat, Kaisar Langit!" seru Leander sambil berlutut di depan singgasana, dengan satu kaki ditekuk. "Berdirilah!" perintah Kaisar Langit dan turun dari singgasana menghampiri Leander, yang bukan lagi putranya. "Griffin terlahir tanpa ingatan apa pun, jadi sudah menjadi tugasmu untuk mengarahkan mahluk itu keluar dari hutan kabut dan pergi ke alam bawah! Namun sebelum itu, kamu harus m
Baca selengkapnya
Bab 113 . Belahan Jiwa
Alam Iblis, memiliki satu tempat yang amat terkenal di seluruh lapisan alam. Tempat di mana perdagangan dengan sistem kuno masih dilakukan, barter. Satu ruas jalan sempit yang ada di sisi kota, selalu ramai dikunjungi hampir seluruh mahluk yang ingin menemukan harta karun. Sistem barter tidak hanya dengan benda berharga, terkadang mereka akan bertarung untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Aranjo yang mengenakan pakaian pria, berjalan di sepanjang jalan itu, dengan begitu antusias. Melihat kiri dan kanan, ia tidak mampu membeli semua itu. Aranjo hanya datang untuk mengagumi benda-benda langka itu dan mencari barang dari dunia fana, yang jauh lebih murah. "Nona, Nona!"Aranjo berbalik dan menatap ke sosok yang memanggil namanya. Sosok nenek tanpa kekuatan apa pun, yang memanggilnya. Ya, sebagai keturunan iblis, ia mampu menilai kekuatan setiap mahluk dengan satu tatapan. Namun, Aranjo tidak tahu, ia tidak mampu melihat mereka yang memili
Baca selengkapnya
Bab 114 . Semua Mahluk Tahu Siapa Kalian
"Kamu baik-baik saja?" tanya Leander. Ya, Leander yang menghampiri Aranjo yang terduduk di tanah dan mengulurkan tangan. Sedangkan, Griffin masih berdiri di tempat yang sama dan menatapnya, dingin. Mulut Aranjo membuka dan menutup, tetapi tidak ada yang dapat terucap. Ia masih cukup terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Leander berlutut dengan satu kaki ditekuk, tangannya masih terulur ke arah Aranjo, sambil tersenyum lebar. Mahluk yang berada di hadapannya begitu tampan dan mempesona. Kedua mahluk itu begitu tampan, tetapi dengan aura yang begitu bertolak belakang. Mahluk yang ada di hadapannya begitu ramah dengan senyum yang hangat. Sedangkan mahluk dengan rambut putih keperakan itu, begitu dingin. Mengerjapkan mata beberapa kali, akhirnya Aranjo dapat bersuara. "A-Apa itu? Dan..., dan kalian, siapa?"Tanya Aranjo dan menerima uluran tangan mahluk tampan di hadapannya. Leander m
Baca selengkapnya
Bab 115 . Tamu Istimewa
Ursa berdiri dan menghadap ke arah Griffin serta Leander. Ia sudah mendapatkan laporan, bahwa kedua mahluk abadi Alam Langit, telah memasuki Alam Iblis. Tidak tahu apa yang akan dilakuan kedua mahluk itu di sini. Namun, akan lebih mudah mengawasi jika mereka berada di dalam istana. "Salam hormat Griffin sang pemimpin mahluk Alam Langit dan Leander, putra dari Raja Laut Utara. Aku Ursa, komandan pasukan Alam Iblis, akan mengantar kalian ke istana."Kemudian, Ursa memerintahkan tiga pasukan turun dari kuda, agar kedua tamu dan Aranjo, dapat menunggangi kuda tersebut. "Terima kasih."Leander mengucapkan terima kasih dan naik ke atas punggung kuda yang bertampang menyeramkan. Sedangkan, Griffin tidak mengatakan apa pun dan langsung naik ke atas kuda. Aranjo yakin istana akan sibuk dan itu akan menguntungkan dirinya. Dengan senyum lebar, Aranjo melompat naik ke atas punggung kuda. Semua pasukan meninggalkan jalanan itu dan
Baca selengkapnya
Bab 116 . Ia Sudah Tahu
"Aranjo, putri sulung kami. Apakah kalian saling mengenal?" tanya Ratu, penuh makna. Aranjo semakin menundukkan kepala. Terlihat jelas usaha sang ibu yang ingin menjodohkan dirinya. Semenjak Alam Iblis dipimpin oleh ayahnya, larangan hubungan pernikahan antara mahluk Alam Iblis dan Langit, telah ditiadakan. Walaupun begitu, tidak ada satu pun pernikahan antara dua alam yang terjadi, sebab adat larangan itu sudah mendarah daging. "Kami tidak sengaja bertemu," jawab Leander sambil menatap ke arah Aranjo yang menunduk dalam. Senyum lebar menghiasi wajah sang Ratu yang kemudian berkata, "Jadi, apa pendapatmu setelah bertemu dengan putri sulungku ini?""IBU!" protes Aranjo. "Cerdas dan cantik," jawab Leander. Kemudian sang Ratu dan Leander mulai membicarakannya, seolah Aranjo tidak berada di sana. Griffin memalingkan wajah dan menatap ke arah iblis muda itu. Entah mengapa, sosok itu terasa begitu familia
Baca selengkapnya
Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?
Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja. Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya. Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut. Berputar, dengan tangan kembali menggapai. SIAL! SIAL!! SIAL!!! Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut. Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar. Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias
Baca selengkapnya
Bab 118 . Terasa Begitu Tepat
Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan. "Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo. Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya. "Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang. KLANG! Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga. Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak. "Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah. Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu. Aranjo menatap ke pung
Baca selengkapnya
Bab 119 . Daya Tarik
Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu. Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin. Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk. Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat. "Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men
Baca selengkapnya
Bab 120 . Jatuh Cinta
Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu. Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat. Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi. Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan. Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya. Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta. Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status