All Chapters of Mantan Suamiku Seorang Tentara: Chapter 91 - Chapter 100
154 Chapters
Deja Vu
Semua orang di restoran itu menoleh ke arah Raelina, termasuk Romi. Dia melihat tangan wanita itu gemetar sementara gelas air itu jatuh ke lantai. Pecahan kaca berserakan di bawah kaki Raelina bisa membuat wanita terluka jika dia tidak berhati-hati menjejakkan kakinya di lantai.“Dokter Raelina, kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?” Renaldi sontak berdiri menanyakan keadaan Raelina dan melihat pecahan kaca di lantai sebelum melanjutkan kalimatnya. “Ayo pindah, kamu bisa terluka menginjak pecahan gelas itu.”Renaldi ingin menuntun Raelina pindah ke tempat duduknya. Namun Raelina menolak dan menarik tangannya dari Renaldi.“Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir,” kata Raelina mencoba tersenyum. Namun dia justru terlihat aneh.Sementara Romi tidak bergerak di tempatnya dan menatap Raelina dengan tenang.Perasaan Raelina campur aduk mendengar akan menikah dengan wanita lain. Dia tidak tahu mengapa dia beg
Read more
Ke Apartemen Mark
“Ke mana kamu akan membawaku?” tanyanya melihat arah yang diambil Mark berlawanan dengan arah asramanya.“Tolong antarkan aku ke asramaku.”Mark menggelengkan kepalanya melihat ke kaca spion mobil, melihat sebuah mobil mengikutinya di belakang.“Tidak, kita akan ke tempatku.”“Apa?!”“Pakai sabuk pengamanmu,” kata Mark tidak sabar tanpa melepaskan pandangannya dari kaca spion, mengamati dua mobil yang masih terus mengikutinya dengan jarak aman.Entah siapa mereka, musuh Kragon? Atau ‘penjaga rahasia Raelina?Apa pun itu Mark tidak suka diikuti.“Untuk apa?” tanya Raelina bingung dan mengikuti arah pandang Mark melihat ke belakang.Dia tidak melihat ada yang salah, selain dua mobil di belakangnya agak jauh. Di tengah hujan deras, tidak banyak mobil yang berkendaraan di jalanan kota Yvomr. Dan dua mobil di belakang itu terlihat normal.&ld
Read more
Rusa Betina
Mobil Mark sampai di sebuah kompleks apartemen. Tempat tidak banyak penghuninya yang berlalu lalang . Mark menyapa penjaga gerbang saat mobilnya melewati gerbang apartemen sebelum memarkirkan mobilnya di parkiran.Mark menoleh menatap Raelina yang tertidur pulas di sampingnya karena kelelahan. Dia mendekat untuk melepaskan sabuk pengaman Raelina.Setelah melepaskan sabut pengamannya, Mark tidak beranjak dari posisinya. Dia mengamati wajah cantik Raelina yang tertidur pulas.Lampu jalan di samping jendela Raelina masuk melalui kaca jendela dan menyinari wajah wanita itu. Wajah Raelina terlihat jelas di bawah cahaya lampu jalan. Dia memiliki hidung bangir. Bibir mungilnya merah alami tampak terlihat menggoda.Mark menundukkan kepalanya menatap bibir mungil Raelina dan mengulur jarinya menyentuh bibir wanita itu. Bibirnya terasa lembut dan basah di jarinya mengingatkan Mark pada malam panas yang mereka habiskan.Mark menelan ludah kering tanpa melepas
Read more
Percaya dan Janji
“Kyaaaa dasar bajingan mesum!” Raelina menjerit melemparkan kemeja di tangannya ke arah punggung Mark.Namun pria itu sudah berjalan keluar dari kamar mandi. Kemeja itu menabrak pintu kamar mandi yang tertutup.“Sialaaan, itu tidak akan pernah terjadi brengsekk .....” jerit Raelina marah di dalam kamar mandi.Mark bersandar di pintu kamar mandi. Sudut bibirnya melengkung mendengar teriakan Raelina dari balik kamar mandi.“Ini sangat menyenangkan.”Mark terkekeh. Dia tidak merasakan perasaan menyenangkan ini sejak bergabung dalam Kragon...... Raelina membuka keran air di wastafel dan membasuh wajahnya. Dia menatap bayangan dirinya dalam cermin dan melihat wajah putihnya tampak memerah. Kemeja yang dikenakannya agak tembus pandang. Raelina bahkan dapat melihat tubuhnya dari balik kemeja putih itu.Yang membuatnya gusar adalah dia tidak mengenakan apa-apa di balik kem
Read more
Gunung Es Pecah
Kelopak mata wanita itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya membuka matanya.Raelina mengerang menutup matanya kembali merasakan silau matahari menusuk matanya. Dia mengucek matanya dan bangun. Matanya mengerjap-ngerjap menatap ke sekeliling ruangan.Ruangan itu tampak asing dengan cat dinding berwarna abu-abu.“Ini di mana?” gumamnya mengumpulkan kesadarannya usai bangun tidur. Dia menatap linglung ke sekeliling kamar.Ini bukan kamarnya. Raelina tidak ingat bagaimana dia bisa berakhir di kamar asing ini. Dia mencium aroma ruangan yang tampak familier.Raelina mengerjap saat ingatan kejadian semalam membanjiri ke kepalanya. Dia mengerang sambil menepuk pipinya. Bagaimana dia bisa berakhir tinggal di kamar Mark, orang yang baru dia kenal selama beberapa hari.Raelina dengan cepat melirik ke dalam selimut untuk melihat apakah Mark berbuat macam-macam saat dia tidak sadar. Dia bernapas lega melihat pakaiannya masih utuh sepert
Read more
Pantang Menyerah
Saat dia melihat isi foto itu, perasaan Mark sulit di jelaskan. Dia bersandar di dinding menatap selembar foto di tangannya. Itu foto Raelina dan putrinya, yang tidak sempat dia kembalikan pada Raelina.Melihat kedua ibu dan anak itu tersenyum bahagia lama foto, anehnya suasana hati Mark menjadi tenang. Mark mengulurkan tangannya mengelus wajah Raelina di dalam foto itu, lalu balita cantik berusia dua tahun di pangkuannya.Mark tanpa sadar menyungging senyum di bibirnya menatap wajah polos balita itu.“Bayi yang lucu, aku ingin menggendongmu,” gumamnya memandang wajah menggemaskan Zenith.Entah mengapa dia merasakan keinginan yang kuat untuk bertemu dengan balita itu, dia ingin memeluk dan menciumnya pipi tembem yang menggemaskan untuk melampiaskan kerinduan yang aneh di dadanya.“Gila,” gumanya lirih menatap balita dalam foto itu.Padahal dia belum bertemu atau mengenal balita itu, namun sangat ingin bertemu denganny
Read more
Dia Terluka
“Ssstt, tenanglah ini aku.”Raelina terdiam, kepalanya menoleh ke samping dengan ragu-ragu. Dia melihat sisi samping Mark, wajah pria itu tampak berkeringat dan pucat, napasnya terengah. Sepasang matanya yang gelap balik Raelina dengan napas terengah-engah.“Mark, ternyata kamu,” kata Raelina menghela napas lega orang masuk tanpa izin ke ruang praktiknya adalah Mark.Mark perlahan melepaskan tangannya yang menutup mulut Raelina dengan perlahan setelah wanita menjadi tenang dan tidak meronta. Namun dia tidak melepaskan tangannya yang memeluk tubuh Raelina dari belakang.“Mark, apa yang kamu lakukan di sini? Lepaskan aku.” Raelina merasa tidak nyaman di peluk dari belakang oleh pria itu. Dia meronta, dan ingin melepaskan tangan Mark yang memeluk perutnya dari belakang.Namun pria itu tidak melepaskannya, dan memeluk tubuh Raelina semakin erat dengan kedua tangannya.“Mark?!” Raelina mengerutkan k
Read more
Operasi Mendadak
Raelina cemas menahan dadanya dan mengerahkan kekuatannya untuk membawa Mark ke ranjang pasien dengan susah payah. Raelina menaikan tubuh berat Mark ke atas ranjang pasien dengan susah payah.Melihat Mark tidak sadarkan diri dan lukanya tampak terbuka saat Raelina membaringkannya di atas ranjang pasien membuat banyak darah merah merembes membasahi kasur putih di bawah Mark.Raelina panik dan sangat takut melihat begitu banyak darah yang keluar dari tubuh Mark. Dia tidak  bisa berpikir jernih saat ini melihat begitu banyak darah yang mengalir keluar dari tubuh Mark. Dia  tidak bisa mengobati luka Mark sendiri dalam keadaan panik dan tidak akan berhati-hati.Luka Mark tampaknya sangat serius.“Tunggu sebentar di sini, aku akan memanggil bantuan Dokter lain.” Raelina berbalik hendak keluar memanggil bantuan Dokter lain.Tepat saat dia akan pergi, Mark sesaat sadar dan menatap lemah punggung Raelina, dia
Read more
Kecurigaan
Seberkas sinar matahari menyelinap melalui jendela, jatuh di kelopak mata wanita itu. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum akhirnya terbuka. Matanya menyipit merasakan silau dari cahaya matahari. Raelina mengerang dan bangun. Dia menguap sambil mengerjap matanya mengantuk menatap ke sekeliling ruangan.Dia sesaat linglung melihat ke sekitar bukan ruang kamarnya.Otaknya berputar mengingat kejadian semalam. Matanya seketika mengerjap terbuka lebar dan memeriksa ke tempat tidur.Namun dia menemukan dirinya yang berbaring di ranjang pasien yang semalam digunakan Mark dan selimut menutupi tubuhnya.Dia tidak ingat bagaimana dia bisa tertidur saat sedang mengawasi Mark sepanjang malam dan berbaring di ranjang pasien.“Mark!” Raelina turun dari tempat tidur, menatap ke sekeliling ruang prakteknya cemas mencari keberadaan Mark, tetapi tidak menemukan keberadaan pria itu.Dia sedikit linglung sebelum mendengar sebuah taw
Read more
Pria Misterius
“Ke mana kamu menghilang semalam Mark? Apa kamu tahu kami semua sangat mengkhawatirkanmu dan berpikir Qyoir sudah menangkapmu,” kata Tuan Fred menopang sikutnya di atas meja kerjanya, menatap pria di depannya dengan tatapan tajam. “Aku sangat kecewa misinya benar-benar gagal, sayang sekali,” lanjut Tuan Fred tersenyum, namun sorot matanya berkilat tajam dan mengintimidasi.Raut wajah Mark tidak berubah, dia tampak tenang di bawah tatapan mengintimidasi Tuan Fred. “Maaf karena misi ini benar-benar gagal. Setelah kami mengamankan kapal dan menyingkirkan orang-orang Qyoir, tanpa kusadari salah satu awak kapal menghianati kita dan membawa kapal ke dermaga Qyoir. Saat itu orang-orang Qyoir sudah menunggu dan menghabisi kami.”“ Anak buah Qyoir jauh lebih banyak dan kuat dibandingkan anak buah yang kubawa. Mereka semua dihabisi dan aku menderita luka tembak sebelum melarikan diri. Aku tidak bisa menghubungi
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status