All Chapters of Mantan Suamiku Seorang Tentara: Chapter 71 - Chapter 80
154 Chapters
Kakak, Benarkah Itu Kamu?
Mark sesaat membeku saat bibirnya mencium bibir mungil wanita di di bawah tubuhnya.Rasanya begitu akrab seolah dia pernah melakukannya di masa lalu. Bibir Raelina terasa lembut di bibirnya membuatnya ingin terus menciumnya dan tidak ingin melepaskannya. Yosua menunduk menatap wanita di bawahnya dengan tatapan intens.Raelina berkedip, mengerjapkan matanya beberapa kali dengan wajah merah. Sudah lama sekali dia tidak berada dalam posisi begitu intim dengan seorang pria.Pada saat itu pintu di dobrak terbuka dan beberapa tentara masuk ke kamar itu.Mereka seketika membeku di ambang pintu melihat pasangan yang terjerat di atas tempat tidur terlihat tidak mengenakan sehelai benang di bawah selimut.Namun mereka bersikap profesional dan menodong senjata ke arah mereka.“Hei kalian, bisakah kalian berhenti? Kami sedang melakukan pemeriksaan. Seorang teroris menculik dokter relawan medis kami. Jadi kami harus memeriksa kalian da
Read more
Ilusi
Kelopak mata Raelina mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka perlahan. Dia menyipitkan matanya merasakan silau dari arah jendela menusuk matanya. Dia menguap sembari menatap ke sekeliling melihat cahaya matahari masuk melalui jendela yang terbuka.Dia mengerjapkan matanya menatap ke sekeliling ruang kamar. Ruang ini tampak asing, bukan kamarnya atau pun kamarnya di pangkalan.Ingatan kejadian kemarin membanjirinya, sontak Raelina menoleh ke samping di mana priia yang mirip Yosua berbaring di sebelahnya. Namun tempat di sampingnya kosong. Mark tidak ada.“Yosua ….” panggil Raelina ragu memandang ke sekeliling mencari keberadaan pria itu.Namun tidak ada yang meresponnya. Di kamar itu hanya ada dia sendiri.“Mark …..” panggil Raelina menggunakan nama pria itu.Namun tidak terdengar suara Mark meresponnya. Raelina turun dari tempat tidur dengan cemas dan pergi ke kamar mandi.&l
Read more
Zenith, putri Raelina.
“Dokter Raelina ….” Dean menatap Raelina dengan ekspresi tegas dan menghalangi pandangannya dari Romi.“Tolong ikuti saya, semua orang sangat cemas mencarimu,” lanjutnya kemudian mendorong bahu Raelina pelan keluar dari penginapan dan menuntunnya menuju ke mobil Jeep militer yang sedang meunggu di luar.Raelina tidak punya pilihan lain dan hanya bisa pasrah mengikuti Dean.Begitu Dean dan Raelina sudah pergi, Romi berhenti berbicara dengan Renaldi dan menatap punggung Raelina yang masuk ke mobil.“Aku dengar Dokter Raelina sedikit gila karena tidak bisa menerima kematian suaminya. Dia terus bersikeras bahwa Letnan kolonel Yosua masih hidup dan akan kembali. Ini sangat mengkhawatirkan karena Dokter Raelina menjadi dokter relawan medis kita jika dia terus seperti itu,” komentar Renaldi ikut menatap Raelina.“Padahal dia masih muda dan cantik. Dia bisa saja mencari pria lain dan menikah lagi. Mati satu,
Read more
Pulang ke Tanah Air
Dean mengantar Raelina ke pangkalan. Kabar Raelina sudah ditemukan sudah menyebar di tim relawan medis. Saat Raelina turun dari mobil jeep militer yang dikendarai Dean, dia melihat semua rekan-rekannya sudah di menunggunya di luar gedung medis. “Dokter Raelina!” “Raelina!” “Dokter Lina!” Farida dan Melinda yang bersuara paling keras melihat Raelina. Semua rekan-rekan yang lain juga heboh dan berlari menghampiri Raelina. Farida dan Melinda memeluk Raelina erat. “Lina, bagaimana kabarmu? Kamu tidak apa-apa, kan? Kamu tidak terluka?” tanya Farida beruntun tanpa melepaskan pelukannya dari Raelina dan memeriksa tubuhnya dengan ekspresi cemas.  “Biarkan dia bernapas dulu. Kamu hampir mencekiknya dengan pelukanmu,” tegur Melinda melepaskan pelukan erat Farida dari Raelina, memberinya ruang untuk bernapas. Dia kemudian menatap Raelina dengan tatapan khawatir. “Dokter Lina kami dengar kemarin kamu hilang saat terjadi ledaka
Read more
Masih Adakah Kesempatan?
Raelina salah tingkah melihat beberapa tentara lewat dan menatspnys yang tengah dipeluk Dokter Brian.“Dokter Brian tolong lepaskan, ada banyak orang yang menatap kita. Kamu akan membuat mereka salah paham,” kata Raelina dengan malu mencoba melepaskan pelukan Dokter Brian.Dokter Brian dengan berat hati melepaskannya. Dia memutari tubuh Raelina untuk memeriksanya.“Bagaiaman keadaanmu, apa kamu terluka? Penculik itu menyakitimu?” tanya dengan ekspresi khawatir“Aku baik-baik saja, tidak ada yang menyakitiku,” kata Raelina mengerutkan keningnnya.Dia bingung mengapa semua orang mengira diculik?“Syukurlah, aku sangat lega kamu baik-baik saja,” kata Dokter menghela napas lega. Dia tampak lelah.Raelina menatap penampilan Dokter Brian. Dokter Brian masih mengenakan pakaiannya yang kemarin. Pakaiannya yang dulu selalu rapi dan cemerlang kini tampak sangat kusut. Raelina bisa melihat lingkara
Read more
Kenyataan yang Kejam
Raelina mencari Romi di kantornya. Namun dia tidak melihat Romi di kantornya. Dia mencari Dean yang mengantarnya tadi pagi ke pangkalan.Tetapi dia tidak menemukan Dean juga maupun Renaldi yang sangat dekat dengan Romi. Raelina menghentikan seorang tentara yang lewat di depannya.“Permisi, apa kamu melihat Kapten Romi? Kapten Romi sudah kembali ke pangkalan?” tanya Raelina pada tentara itu.“Kapten Romi? Kurasa dia sudah kembali ke pangkalan sejam yang lalu,” jawab tentara itu sopan.“Lalu Kapten Romi di mana sekarang? Mengapa dia tidak ada di kantornya?” tanya Raelina lagi.“Kapten Romi sedang menghadap Komandan. Anda bisa mencari kantor komandan di arah selatan.”“Begitu kah?” Raelina menghela napas lesu.Tentara itu menganggukkan kepalanya.“Apa Anda perlu saya antar ke kantor?” tawarnya.“Ah tidak perlu, terima kasih. Aku akan menunggu Kapt
Read more
Keras Kepala
 “Ada apa dengan suaramu? Apa kamu habis menangis?” tanya Stella menyadari kejanggalan dari suara Raelina.“Oh kenapa mata merah, kamu benar-benar habis menangis?!” seru wanita pirang itu melihat kea rah layer ponselnya.Dia mendudukkan Zenith ke sebelahnya dan membiarkannya bermain dengan Zeron. Dia mengambil ponselnya untuk melihat wajah Raelina lebih detail melalui panggilan Video Call.“Katakan siapa yang membuatmu menangis? Siapa yang menyakitimu di sana?” tanya setengah cemas dan marah.Zeron mengintip dari samping Stella menatap wajah Raelina dengan kening berkerut.“Kakak, siapa yang membuatmu menangis? Matamu merah dan bengkak.”Raelina dengan cepat menghapus air matanya dan tertawa kaku.“Kalian salah paham. Tidak ada yang membuatku menangis. Aku begini …. Karena ada pasienku yang meninggal. Aku sangat sensiti” jawab Raelina beralasan sembari mengipas-ng
Read more
Terpisahkan Samudera
“Terserahlah, aku tidak tahu bagaimana lagi untuk membujukmu,” kata Stella memijat kepalanya.“Maafkan aku Stella, terima kasih sudah menjaga Zenith selama aku tidak ada,” ujar Raelina tersenyum kecil.Stella mengibas-ngibaskan tangannya dengan ekspresi kesal.“Jangan khawatir, aku akan menjadikan Zenith putriku jika kamu mati di tempat itu dan aku tidak akan pernah memberitahunya tentang kedua orang tuanya yang meninggal,” ujarnya penuh kejengkelan.Raelina hanya tersenyum, tampak tidak tersinggung dengan ucapan Stella.“Mungkin itu lebih baik. Zenith tidak perlu menderita mengingat kedua orang tuanya,” ujarnya lemah.“Bagaimana kamu masih bisa mengatakan kata-kata itu?! Apa kamu ingin putrimu jadi yatim piatu?!” seru Stella gemas ingin membedah kepala Raelina untuk melihat isi kepalanya. Beruntung mereka dipisahkan samudra hingga mencegah Stella mendatangi Raelina dengan pisau bed
Read more
Bertugas di Rumah sakit
Raelina mengerjap sebelum akhirnya membuka matanya. Dia bangun sambil memegang kepalanya yang terasa pening. Dia masih merasa mengantuk karena tidak bisa tidur nyenyak karena kejadian kemarin.“Oh kamu sudah bangun,” kata Farida melihat Raelina sudah bangun melalai cermin di tangannya.“Pagi,” sapa Raelina lesuh sambil meregangkan tubuhnya malas. Dia merasa sangat tidak bersemangat.“Pagi Dokter Lina ….”Rekan-rakannya yang lain juga menyapa Raelina. sementara melinda sudah pergi ke gedung medis untuk memeriksa persediaan obat-obatan.Raeliana menyisir rambutnya yang acak-acakkan. Kemarin setelah makan malam dia ingin bertemu dengan komandan untuk membahas tim relawan medisnya yang akan dipulangkan. Dokter Brian sama sekali tidak bisa harapkan karena dia juga setuju mereka dipulangkan. namun saat Raelina hendak menemui komandan, beliau sedang tidak ada di tempat dan dia terpaksa harus menunggu sama
Read more
Mengawasi Lagi
“Mel, kamu belum menemukan Dokter yang akan bertugas bersamamu di rumah sakitkan? Kalau begitu aku ikut dengnmu.” Kata Raelina tiba-tiba sambil bangun.Jika dia berada di kota Yvorm, apakah ada kemungkinan dia akan bertemu dengan Mark? Berada di pangkalan membuatnya tidak bisa keluar tanpa izin. Juga dia tidak bisa mendapat data tentang Yosau dua tahun yang lalu.Raelina ingin memulai dari Mark. Mark bukan bagian dari militer dan berita tentang Mark mungkin lebih banyak di luar.“Kamu?” Melinda memiringkan kepalanya menatap Raelina heran.“Bukan kah kamu kemarin diculik saat di kota Yvomr? Mengapa kamu ingin menemaniku bertugas di rumah sakit? Kamu tidak takut pria itu kembali mengejarmu?” tanyanya menatap Raelina khawatir.“Itu tidak mungkin, emang aku siapa hingga sampai diincar segala?” kata Raelina menghindari tatapan Melinda.“Tapi kamu gak ada rasa trauma di Kota Yvomr?” sahut
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status