Все главы Nikah Kontrak: Глава 151 - Глава 160
203
Kemalangan Mark dan Clara
Mark melihat ke arah Clara seperti meminta persetujuan untuk menceritakan masalah mereka yang sebenarnya. Clara menjawabnya dengan anggukan. Akhirnya setelah mendapatkan persetujuan dari Clara untuk menceritakannya barulah Mark buka suara."Putri kami sejak bayi di culik di rumah sakit, jadi sekarang kami hidup sendiri," kata Mark."Apa? Di culik? Bagaimana bisa?" tanya Angela."Lalu, apa kalian sudah pernah mencarinya?" Verrel ikut penasaran. "Kami sudah bersikeras mencarinya kemanapun, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sekarang kami tidak tahu putri kami masih hidup atau sudah tiada," kata Clara.Angela dan Verrel saling melihat satu sama lain, mereka sangat prihatin mendengarkan cerita Mark dan Clara. Angela tidak menyangka jika kebahagiaan mereka terganjal seorang anak."Kenapa kalian tidak mencoba memiliki anak lagi?" tanya Angela kemudian."Kami sudah berusaha, tapi mungkin Clara terlalu stres dengan pikirannya karena kehila
Читайте больше
Menyewamu
"Sayang, kau sudah janji kan. Kita akan main-main di hotel hari ini," kata pria itu. Saga menjadi makin marah mendengar perkataan lelaki hidung belang itu. "Tidak bisa, kau harus ikut denganku!" Saga menarik lengan Chika dengan paksa dan memasukkannya ke mobilnya.Di dalam Chika merebut kunci mobil  Saga. Ia tidak mau ikut mobil lelaki yang baru kemarin di kenalnya."Mana kuncinya." Tangan Saga menengadah meminta kunci mobil pada Chika. "Tidak, aku tidak mau memberikannya," tolak Chika. "Percuma, kau tidak akan bisa keluar dari mobil ini," peringat Saga. Dan benar, Chika sudah mencoba membuka pintu mobil itu tapi sia-sia saja."Aargh!" "Apa maumu sebenarnya, kenapa kau selalu mencampuri urusanku!" sentak Chika."Karena kau bertindak bodoh!" tukas Saga."Kau bukan saudaraku, juga bukan apa-apaku. Jadi, tolong jangan campuri urusanku," kata Chika bersedekap."Berikan kunciny
Читайте больше
Belum Pernah Melakukannya
"Ku pikir kau ketiduran di dalam," ucap Saga melihat Chika sudah keluar dari kamar mandi.Chika hanya menjawabnya dengan senyuman. Ia lalu kembali merebahkan tubuhnya. Saga sudah siap membuka tali bathrobe Chika. Tiba-tiba Chika mencekal tangan Saga. "Bisa kau matikan AC nya. Dingin sekali," ucap Chika."Kita kan bisa mengecilkan volumenya," kata Saga mengambil remote ACnya."Sudah, bisa kita mulai sekarang," kata Saga menindih tubuh Chika. Perlahan ia menyibak anakan rambut Chika mengusap wajah gadis itu dengan lembut.Jari-jari Saga mulai menyusup ke celah bathrobe Chika. Jantung Chika naik turun. Apalagi saat Saga sudah menemukan bukit kembarnya yang tidak terbalut bra. Saga memilin puncaknya dengan lembut. "Bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Saga.Chika bingung harus menjawab apa, ia hanya tersenyum hambar. Saat tangan Saga mengelus perutnya yang rata, hati Chika sudah deg-degan tak karuan. Mata Chika tertuju pada kaca
Читайте больше
Jati Diri Devan
"Terus terang, aku belum pernah melakukannya!" seru Chika."Apa?!" Saga rasanya tidak percaya mendengar pernyataan Chika.Chika kemudian duduk di pinggiran ranjang. "Terus terang, aku takut ... selama ini aku hanya menemani mereka berkencan tidak lebih. Jika mereka mau macam-macam biasanya aku beri obat tidur terlebih dahulu," terang Chika.Saga terkikik geli mendengar pernyataan Chika. Sungguh di luar dugaan wanita penghibur itu masih perawan. Ia berinisiatif menggoda Chika lagi."Lalu, bagaimana sekarang? Jika kau tidak melakukannya berarti kau tidak akan mendapatkan upahmu," goda Saga.Chika bingung, ia takut jika meneruskannya. Tapi, dia juga butuh uang dari Saga. "Berikan aku lima puluh persen, setidaknya aku sudah menemanimu," tawar Chika."Tidak bisa, kau belum menyelesaikan semua pekerjaanmu. Mana bisa aku membayarmu," kata Saga."Ya, sudah aku pulang sekarang," kata Chika cemberut. "Eits, tunggu." Saga mencekal l
Читайте больше
Kita Berteman
"Ya, aku si Devan yang cupu yang pernah dengan bodohnya mencintaimu, tapi kau tolak mentah-mentah!" ungkap Devan.Viona masih tidak percaya dengan perkataan Devan. Mulutnya menganga karena terkejut. Viona langsung sadar jika ia telah membuat kesalahan dengan kekasih orang. "Maaf, itu sudah lama sekali. Terus terang aku tidak begitu mengingatnya," kata Viona."Ya, tentu saja kau tidak ingat. Tapi, bagi seorang lelaki harga dirinya di pertaruhkan dalam menyatakan perasaannya pada seorang gadis," terang Devan."Kalau begitu aku minta maaf. Itu hanyalah masa lalu, aku yakin sekarang kau sudah mendapatkan gantinya lebih baik," kata Viona."Ya," jawab Devan pendek. Keduanya terdiam sejenak sambil melihat ke sekeliling yang di penuhi rak buku. Dalam hati Viona tidak menyangka jika Devan yang cupu sudah berubah menjadi Devan yang super tampan. Tentunya banyak wanita yang mengantri ingin jadi pacarnya. Viona merasa Devan menciumnya karena
Читайте больше
Cerita Cinta
Viona mendapatkan oleh-oleh berupa kalung etnik yang di belikan oleh mamanya. Kalung itu berhiaskan batu-batuan langka yang tidak terjual secara umum dengan kombinasi rantainya dari emas putih. "Mama tahu saja kesukaanku," gumam Viona. Dari balik pintu muncul Angela. "Bagaimana, kau menyukainya tidak?" tanya Angela."Suka dong, Ma. Pilihan seorang desainer terkenal selalu memuaskan," puji Viona.Angela duduk di samping Viona, ia mengelus rambut putrinya yang panjang lurus seperti dirinya. "Anak mama sudah besar rupanya, cantik sekali. Kira-kira di kampus ada yang naksir gak sih?" goda Angela."Ada dong, Ma. Cuma belum ada yang nyantol di hati," kata Viona."Lah, kenapa? Apa di kampusmu tidak ada laki-laki yang tampan seperti papamu?" tanya Angela."Lah, itu masalahnya. Kalau mencari yang modelnya seperti papa kayaknya limited edition deh," kata Viona."Hahaha, ya nggak ada orang yang sama persis sayang," kata Angela lembut.
Читайте больше
Mengkhawatirkanmu
Angela membawa bekal ke kantor Verrel. Para karyawan sudah hafal jika pada jam istirahat istri bos mereka selalu datang membawakan bekal. Tanpa mengetuk pintu Angela masuk ke ruangan Verrel, ia melihat suami tercintanya masih berkutat dengan laptopnya. Angela langsung merangkul leher Verrel dari belakang.  "Sudah selesai belum pekerjaannya?" tanya Angela lembut."Sebentar lagi, tinggal di save saja," jawab Verrel."Okey, kalau begitu aku sajikan makanannya di meja," kata Angela melepaskan rangkulannya dan bergerak ke kursi sofa. Verrel menutup laptopnya, ia lalu bangkit dari kursi kebesarannya menyusul Angela yang tengah menata makanan untuknya. Lelaki itu tiba-tiba memeluk tubuh ramping Angela yang tengah membungkuk menata bekal yang di makannya."Ah, jangan begini. Bagaimana kalau ada yang lihat," kata Angela merona merah karena tingkah Verrel yang selalu kelewat mesranya.Verrel menekan remotnya agar pintu ruangannya terk
Читайте больше
Selalu Mengikutiku
Chika melambaikan tangannya setelah pria tampan itu kelihatan berpamitan dengannya. Setelah melihat pria itu pergi Saga menghampiri Chika. Ia kelihatan sangat marah melihat Chika bersama pria lain selain dirinya."Siapa dia?" tanya Saga yang tentunya mengejutkan Chika karena pria itu tiba-tiba ada di belakangnya."Teman, hanya temanku," jawab Chika singkat. Ia kembali mendorong trolinya tanpa menghiraukan Saga. Saga semakin penasaran dengan sikap Chika yang cenderung mengabaikannya. Wanita itu mengambil beberapa keperluannya lalu memasukkannya ke troli. Ia terus mendorong trolinya ke arah lain. Saga merasa dirinya seperti orang bodoh mengikuti seorang wanita yang tidak paham dengan kemarahannya.Kini Saga berjalan beriringan dengan Chika. "Kenapa kau tidak menjawab teleponku?" tanya Saga."Ponselku ketinggalan di apartemen," jawab Chika tanpa memandang ke arah Saga. Justru pandangannya ke arah jeruk-jeruk segar yang ada di depannya. Ia mengambil plastik k
Читайте больше
Hanya Wanita Simpanan
"Sudah cukup Liliana, jaga ucapanmu. Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum aku tidak bisa menahan amarahku," ancam Saga."Saga, aku sahabat dekatnya Luna. Bisa-bisanya kau memarahiku hanya karena wanita ini," kata Liliana bangkit dari kursinya dan menghentakkan high heels lalu meninggalkan mereka dengan amarahnya.Saga merasa tidak enak terhadap Chika, ia melihat wajah Chika sedikit berubah setelah bertemu Liliana. "Maaf, dia temanku waktu kelas menengah dulu," ucap Saga."Tidak apa-apa, semua yang di ucapkannya benar. Mengapa aku harus tersinggung?" Chika berusaha menahan rasa sesak di dadanya. Inilah kemungkinan yang terburuk yang harus ia hadapi sebagai wanita sewaan. Ia sudah memilih pekerjaannya itu, jadi semua resiko baik hinaan maupun cercaan harus di tanggungnya.Saga masih merasa tidak enak, ia lalu mengajak Chika pulang. Wanita itu hanya bisa menuruti langkah kaki Saga. Chika memilih untuk tidak banyak bicara, ia cenderung melamun ketika Saga me
Читайте больше
Bertemu Di Acara Reuni
Isabel bergelayut mesra di tangan Devan, wajahnya yang blesteran menjadi sorotan teman-teman reuninya. Pandangan Devan berhenti pada sosok Viona yang tengah menyisih di antara temannya. Ia lalu melepaskan lengan Isabel. Wanita itu mengernyit heran menatap ke arah Devan. "Mau kemana?" tanya Isabel."Sebentar, aku ada perlu ke belakang," kata Devan. Devan melihat Viona pergi ke toilet ia lalu mengikutinya. Sementara Isabel bergabung dengan teman-teman laki-laki Devan yang ingin berkenalan dengannya.Sesampainya di depan pintu toilet Devan menarik lengan Viona. Viona kaget tiba-tiba ada Devan di belakangnya. "Sedang apa di toilet wanita? Mau mengintip ya?" tuduh Viona."Ssst." Devan menarik lengan Viona ke arah belakang dinding. Dimana dari luar tidak ada seorangpun yang dapat melihat mereka."Apaan sih," protes Viona. "Mana pacarmu? Kenapa datang sendiri?" tanya Devan."Dia masih sibuk, sebentar lagi juga datang," kata Viona
Читайте больше
Предыдущий
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status