Semua Bab Nikah Kontrak: Bab 161 - Bab 170
203 Bab
Perasaan Angela
Devan menolak ajakan Isabel bermesraan dengan alasan ia lelah. Padahal dulu ketika di luar negeri ia membiarkan Isabel seenaknya pada dirinya. Entah mengapa semenjak bertemu dengan Viona ia merasa sikapnya sedikit berbeda. Isabel memeluk erat Devan yang tengah mengetik di laptopnya. Ia menunggu Devan agar mau menyentuhnya. Tapi, sudah lama menunggu Devan, lelaki itu masih sibuk dengan laptopnya."Sebenarnya, apa yang kau lakukan di toilet tadi? Kenapa lama sekali?" tanya Isabel."Tidak ada," jawab Devan pendek."Bohong, kau pasti ada main dengan wanita lain kan?" tuduh Isabel.Devan menjadi jengah dengan pertanyaan Isabel. Ia lalu menutup laptopnya dan melihat ke arah Isabel. Gadis berambut ikal dengan wajah blesteran itu menatap lekat Devan tanpa berkedip."Aku hanya ingin kita bermesraan seperti dulu. Aku kesal, di sana kau meninggalkanku sendirian," kata Isabel merajuk. Ia tidak ingin Devan marah lalu memutuskan hubungan mereka.
Baca selengkapnya
Rencana Menjodohkan Saga
Verrel sampai di rumah dengan muka di tekuk, ia melihat Angela sudah tertidur di ranjang dengan memunggunginya. Padahal sebenarnya Angela belum bisa memejamkan matanya, seharian ia menunggu Verrel pulang.Suasana kamar redup karena hanya lampu tidur yang di nyalakan. Terdengar langkah kaki Verrel memasuki kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya dari peluh selama kerja seharian. Ia menenangkan pikirannya di bawah rintik gerimis kucuran air shower yang membasahi tubuhnya.Angela merasa terganggu dengan suara air kamar mandi. Ia tahu jika Verrel sudah pulang. Tapi ada yang ganjil kenapa Verrel mandi lama sekali. Tak biasanya laki-laki itu bertahan lama jika di kamar mandi. Ia pura-pura tertidur tatkala mendengar pintu kamar mandi terbuka. Verrel melihat Angela masih pada posisi semula. Ia merasa kasihan dengan istrinya, sekaligus merasa bersalah karena seharian baru pulang hingga menjelang malam. Verrel mengganti pakaiannya dengan pakaian yang hang
Baca selengkapnya
Permintaan Verrel
Pagi hari Angela sudah terbangun lebuh dulu, ia lalu bergerak turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan buat keluarganya. Meskipun banyak asisten rumah tangga di rumah mewahnya tapi jika menyangkut menyiapkan sarapan Angela pasti ikut turun tangan. Waktu sarapan bagi Angela sangat berharga dimana semua anggota keluarga bisa berkumpul dan berbincang-bincang di sana. Karena setelah sarapan selesai kedua anaknya dan suaminya kembali di sibukkan dengan rutinitas harian. Angela memang lebih memilih mengalah menjadi ibu rumah tangga agar bisa lebih memperhatikan keluarganya. Ia tahu keluarga macam apa jika sibuk semua, maka tidak akan ada kasih sayang di dalamnya. Para asisten rumah tangga tidak ada yabg berani bangun siang, mereka merasa tidak enak karena Angela selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan.Verrel meraba seprei sampingnya, ia tidak mendapati Angela. Verrel berusaha untuk bangun dan mengucek matanya tapi badannya masih terasa let
Baca selengkapnya
Kembalinya Sang Kekasih Lama
"Benarkah apapun itu? Kau mau menerima perintah papa meskipun kau tidak menyukainya," tanya Verrel.Saga mengangguk pasti. Verrel merangkul putranya dan menepuk punggung Saga sebagai tanda terima kasih. Ia lalu melepaskan pelukannya dan mulai mengambil nafas berat. "Aku berencana menjodohkanmu dengan anak kolega papa. Dia satu-satunya orang yang bisa membantu papa keluar dari masalah ini," ujar Verrel."Apa? Di jodohkan?" kata Saga terkejut."Iya, bukankah tadi kau mengatakan setuju apapun permintaan papa," ucap Verrel. "I ... iya, tapi bukan menikah dengan wanita lain. Saga sudah memiliki kekasih, Pa," protes Saga."Baru kekasih kan, bukan istri," imbuh Verrel."Tapi Saga mencintainya," tolak Saga.Angela mendekati suaminya, ia tidak ingin Verrel dan Saga bertengkar mengenai perjodohan. "Pa, coba cari solusi lainnya jangan mengorbankan perasaan Saga," kata Angela pelan.Verrel menggeleng, ia kembali kalut da
Baca selengkapnya
Tamu Bulanan
Seorang pria mendatangi Chika mereka tengah berbicara di trotoar. Lelaki paruh baya itu tengah mengancam Chika akan membawanya ke rumah hiburan lagi jika tidak mau memberikan sejumlah uang yang di inginkannya. Saat tangan Chika merogoh tas kecilnya hendak mengambil uang tunai di dalam dompet tiba-tiba Saga datang dengan mobilnya.Perhatian keduanya teralihkan dengan kedatangan Saga yang menghampiri Chika. "Siapa orang ini?" tanya Saga."Dia ... dia ayah angkatku," jawab Chika sedikit gugup. "Iya, aku ayah angkatnya. Kau siapa? Di lihat dari mobilmu sepertinya kau anak orang kaya," kata pria paruh baya itu melihat Saga dari atas hingga ke bawah.Saga merasa ayah angkatnya bukan pria baik-baik. "Ada keperluan apa, Anda menemui Chika?" tanya Saga penuh selidik."Biasalah, aku meminta uang padanya. Sudah lama ia tidak meneleponku. Bahkan tidak pernah bilang jika ia tinggal di apartemen semewah ini," kata ayah angkat Chika."Kalau boleh tah
Baca selengkapnya
Bukan Siapa-Siapa
Saga menyerahkan pembalut pada Chika, wanita itu tidak menyangka seorang Saga mau membelikan pembalut untuknya. Ia langsung buru-buru ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan memakai pembalut.Chika keluar dari kamar mandi setelah melakukan ritual kewanitaannya. Saga tidak ada di kamar, hasrat lelaki itu pupus sudah ketika mengetahui Chika tengah datang bulan. Ia memilih duduk di ruang TV. "Oh, kau di sini rupanya," kata Chika. Saga tersenyum melihat Chika datang, ia langsung menyambut wanuta itu dengan tangan terbuka. Chika masuk ke dalam rangkulan Saga. Lelaki itu mengecup pipi Chika dengan lembut, mereka lalu menonton TV bersama. Sesaat Saga melirik ke arah Chika, ia sebenarnya ingin menceritakan perihal hubungannya dengan Luna. Tapi, apakah Chika mau menerima keputusan Saga? "Kenapa lirik-lirik aku terus?" tanya Chika tanpa melihat ke arah Saga. "Ada yang ingin aku bicarakan sebenarnya," kata Saga.
Baca selengkapnya
Keusilan Viona
Seharian bersama Luna, wajah Saga terlihat kurang bahagia. Ia berjalan gontai memasuki rumahnya. Lalu masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan diri. Ia sudah lelah berjalan tidak sesuai kata hatinya. Bagaimanapun ia tidak bisa berpura-pura mencintai Luna. Dulu memang ia pernah menyukai wanita itu tapi entah kenapa lambat laun perasaan itu pudar dengan sendirinya semenjak Luna memutuskan untuk meninggalkannya saat itu.Viona melongok di pintu kamar Saga yang sedikit terbuka. Ia menyipitkan matanya mengintip apa yang di lakukan Saga. 'Aneh, kenapa dia tampak murung seperti itu?' batin Viona.Viona tidak ingin saudara kembarnya terlihat murung. Ia mencari sesuatu di tempat penyimpanan mainannya dulu waktu kecil. Viona tersenyum nakal, akhirnya ia menemukan ide untuk menggoda Saga.Gadis itu mengendap-endap mengintip lagi di balik pintu kamarnya Saga. Ia membuka pintunya perlahan lalu dengan cepat ia melemparkan sesuatu dari tangannya."Ular!" "
Baca selengkapnya
Permohonan Viona
Setelah berhasil mengerjai Saga, Viona menemui papanya. Ia tidak ingin melihat saudara kembarnya murung terus. Viona mampir ke perusahaan papanya. Baru sampai di lobi, Viona melihat seorang laki-laki yang amat di kenalnya. Siapa lagi kalau bukan Devan. Beberapa hari tidak bertemu, Viona melihat ada perbedaan sedikit. Tapi ia bingung apa perbedaannya. Yang tidak berbeda adalah kekasihnya yang selalu menempel di lengan Devan."Hai, kamu temannya Devan yang waktu itu di pesta reuni kan?" sapa Isabel. Devan melihat tajam ke arah Viona, ada sedikit rasa rindu yang terlihat di matanya. Namun Isabel segera menarik lengan Devan lebih erat. Ia tidak ingin Devan berpaling darinya."Iya, maaf aku masih ada perlu di dalam," kata Viona menyisih dari mereka."Hei, tidak sembarang orang bisa ketemu dengan presdir. Aku ke sini karena pihak agensi modelku mengajak kerja sama perusahaan ini," terang Isabel.Viona tersenyum mendengar perkataan Isabel, ia tidak tahu jika pre
Baca selengkapnya
Quality Time
Sepulang dari kerja Verrel tampak lesu, sebagai seorang papa ia merasa tidak bisa membahagiakan putranya. Verrel teringat dengan keinginan Viona jika ingin dirinya menggagalkan pertunangan Saga dengan Luna. Alih-alih menggagalkan, justru sekarang nasib Saga semakin pelik. Ia akan menikah dengan Luna. Angela menyambut kedatangan Verrel dengan membawakan tas kerja suaminya. Ia lalu mengikutinya dari belakang menuju kamar utama mereka. Angela merasa ada yang berbeda dari suaminya. Wajah Verrel tidak terlihat bahagia.Verrel mengambil nafas berat kemudian duduk di pinggiran ranjang. Angela tengah mengambilkan pakaian ganti untuk suaminya di lemari. "Mandi dulu, biar segar," kata Angela tanpa menoleh pada Verrel. Karena ia masih sibuk memilih kaos yang cocok untuk Verrel.Angela lalu berbalik dan memberikan handuk bersih pada Verrel. Lelaki itu bangkit dari duduknya berjalan gontai masuk ke kamar mandi. Angela tahu jika Verrel sedang ada masalah berat. Tapi, ia
Baca selengkapnya
Keputusan Saga
Sentuhan Devan tidak hanya berhenti di situ saja, ia menciumi leher jenjang Viona kemudian pandangannya tertuju pada leher rendah yang menyembunyikan kedua gundukan Viona.Devan membopong tubuh Viona kemudian ia duduk di sofa dengan posisi Viona di pangkuannya. Mereka masih saling melumat satu sama lain. Entah mengapa Viona sudah tidak bisa berpikir lagi, sentuhan dari Devan sudah membuatnya ikut menggila.Viona baru tersadar jika dirinya terlampau jauh, ia segera mendorong tubuh Devan. Laki-laki itu kaget merasa di tolak oleh Viona. "Kenapa kau menghentikannya?" tanya Devan."Karena aku ingin berhenti," jawab Viona beranjak dari pangkuan Devan. "Katakan apa alasannya?" tanya Devan menarik dagu Viona mendekatkan bibirnya di bibir Viona seakan mau menciumnya lagi. "Hubungan kita tidak jelas, kau kekasihnya Isabel, tapi kau bermain cinta denganku. Bagiku sungguh ironi," jelas Viona. "Tapi, aku mencintaimu. Bahkan sejak dulu k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status