All Chapters of MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK! : Chapter 41 - Chapter 50
63 Chapters
Episode 40
“Aku bisa melaporkan tindakanmu ini dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan, karena terus menguntitku.” Seperti biasa, kebuasan Edmund tidak terdengar ramah. Dia serius. Sangat.Sonia tersenyum tanpa memunculkan barisan giginya yang seputih susu. “Aku rela masuk penjara demi dirimu.”Edmund merinding, meski tidak memperlihatkan bagaimana hal itu membuatnya merasa cemas.Andai Emerald mendengar perkataan siluman ini bicara seperti itu pada suaminya, apa dia akan tetap diam, lalu tutup mata? Atau bahkan tetap membiarkan mereka menjadi teman baik sepanjang Lark dan Ruby bersekolah di sekolah yang sama?“Cepat katakan ada apa?” desak Edmund belum melihat tanda-tanda Elijah akan keluar dari gerbang, jadi dia menunggu Sonia sampai wanita itu menyelesaikan apa maunya, atau dia yang akan menyeret Cain ke sini agar datang menjemput istrinya yang seperti lintah.“Aku tertarik padamu. Terus terang kukatakan.”Edmund mendengus. “Blak-blakan sekali, ya?”“Karena untuk mendapatkanmu ke depannya
Read more
Episode 41
Caesar Mackenzie sangat suka hidup sehat. Tidak heran dia mecintai kehidupan yang teratur dengan segala makanan sehat sebagai pendamping.Olahraga malah tidak pernah absen sehari pun.Bersepeda.Salah satu olahraga yang jadi kegemaran Mackenzie setiap hari. Dia sengaja mengayuh sepeda dari rumahnya ke lapangan luas berjarak hampir tiga kilometer itu, setiap pagi.Apalagi sejak perusahaan sudah diambil alih kepemimpinan oleh putra keduanya, Cain Mackenzie, dia jadi lebih banyak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.Usia tua tidak menjadi penghalang baginya. Istrinya, Susan Mackenzie, hari ini tidak ikut bersepeda bersama dengannya. Walau tidak bisa ikut setiap hari, Susan akan menemani Caesar setiap dua atau tiga kali dalam seminggu.Pagi ini, saat tiba di lapangan berumput hijau dengan banyak orang-orang yang juga bersepeda sama seperti dirinya, Caesar melihat seorang pria tampan yang tidak asing, tapi dia lupa itu siapa. Sedang membagi-bagikan jus kale pada setiap pengunjung yang ada
Read more
Episode 42
Sialan kamu, Edmund!Kalimat itu didapat Edmund dari sepasang suami istri gila yang ditarik pulang oleh Caesar ke tempat asal mereka.Cain dan Sonia mengumpatinya. Marah, karena yakin bahwa ini adalah ulah Edmund, meski Edmund tidak akan mau mengakuinya.Sebesar apa pun usaha Cain untuk meluluhkan hati Emerald, itu tidak akan ada gunanya jika si pemimpin terkuat—Caesar Mackenzie—turun tangan.Sama halnya dengan Sonia. Sekuat apa pun keyakinannya akan mendapatkan Edmund dengan segala cara, jebakan dan kesiapan, wanita itu tetap akan kalah dari ayah mertuanya.Karena memang, Caesar sehebat itu.Dan Caesar banyak berterima kasih padanya. Menyesalkan tindakan Cain dan Sonia yang tidak terpuji selama ini.Berkat Edmund, Matilda juga, masalah perusahaan dan pribadi benar-benar dipisah. Kepemimpinan Cain bahkan digantikan oleh kakak tertuanya untuk sementara waktu.Caesar dan Edmund berjanji untuk saling menjaga satu sama lain di masa depan, tanpa perlu diketahui Cain dan Sonia sebagai rekan
Read more
Episode 43
Bayi ketiga?Haruskah Emerald serius menanggapi keinginan Edmund?Ragu. Begitu lah suara hati Emerald yang tidak diutarakan.Bukan ragu pada dirinya. Dari lubuk hati terdalam, Emerald senang andai mereka kembali diberi kesempatan untuk memiliki bayi ketiga.Keraguan Emerald terletak pada Ruby. Elijah saja yang kakak kandungnya, begitu sering ditindas dan dibenci dengan sepenuh hati. Apalagi nanti bila bertambah satu anggota baru yang lebih muda dari Ruby. Gadis itu pasti punya reaksi berlebihannya sendiri.Akhirnya, Emerald cuma memeluk erat Edmund tanpa menjawab pertanyaannya.Di hamparan pasir di depan mereka, Elijah dan Ruby akur membangun istana pasir ala-ala.Saat sedang asik-asiknya, seorang bocah perempuan seusia Ruby sedang berlari di depan mereka, lalu tersandung kakinya sendiri.Melempar sekop plastik begitu saja, Elijah berlari mendekati si gadis kecil yang wajahnya dipenuhi pasir.“Kamu baik-baik saja?”Dibelakang punggung Elijah, Ruby tertawa mengejek.Bukan salah Ruby ju
Read more
Episode 44
Ruby jelas enggan menjawab, Edmund coba mengalihkan kemarahannya dengan menurunkan gadis kecilnya itu dihadapan Emerald yang beraut cemas.“Sayang, kamu baik-baik saja?” Emerald mendekat. Berlutut dan memastikan bahwa putrinya tidak terluka secara fisik, tapi kacau dengan rambut berantakan dan jejak air mata yang membuat kusam wajah judes Ruby.Ruby mengangguk. Segera melingkarkan kedua lengannya di leher sang ibu.“Aku rindu Emme.” Kembali menangis, gadis kecil itu mungkin sedang berusaha membuat Edmund lupa akan tujuannya.“Oh, sayangku.” Emerald yang selalu tahu bagaimana putrinya, tetap berpikir positif. Bahwa Ruby hanya lah anak-anak. Perlu dibimbing dan diberitahu letak kesalahannya.Jika harus disalahkan, Emerald rela. Karena sudah pasti, sebagai seorang ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang anak, dia harusnya bisa mendidik Ruby jauh lebih baik.Setidaknya, jadi gadis manis yang menyayangi keluarganya sendiri, alih-alih memusuhinya.Emerald tahu bagaimana Ruby te
Read more
Episode 45
“Tidak. Siapa yang bilang begitu?” Sejujurnya, Edmund tidak mengenal perasaannya sendiri saat ini.Jadi, jawab saja begitu.Kegembiraan Elijah jadi terlihat jelas karena jawaban Edmund menjadi pertanda bahwa semua akan baik-baik saja.Membiarkan Elijah mendapat kesenangan baru di rumah, mungkin tidak akan terlalu masalah.Edmund pergi ke kantor pusat tempat para petugas penjaga pantai membiarkan Cecilia untuk menginap semalam.Saat Edmund tiba, tempat yang berkesan rapi dan ramah anak itu, membuatnya teringat akan Emerald. Bukan Elijah atau Ruby.“Pak Edmund Bryan?”Ketika Edmund berbalik, dia melihat wanita yang kemarin membujuk Cecilia. Salah satu petugas pantai juga.Tersenyum, dia mengarahkan Edmund ke ruangan khusus. Cecilia Ranvil ada di sana. Sedang meneguk susu cokelat. Ketika melihat Edmund, gadis seusia Ruby itu segera berdiri dengan tangan memeluk gelas.“Paman, di mana kak Elijah?”“Sekolah.” Edmund tidak serta merta bersikap ramah.“Pak, bisa tandatangani dokumen ini sebe
Read more
Episode 46
Menikmati puding mangga dan waffle renyah setelah makan siang itu, rasanya menyenangkan. Terutama untuk para bocah.Tidak terkecuali bagi Elijah, Ruby dan Cecilia.Sebagai anggota baru di keluarga Bryan, Cecilia tidak terlalu canggung karena dia terus bersama Elijah. Bahkan Ruby pun jadi hobi menempel pada kakaknya.Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi Edmund dan rasa senang untuk Emerald.Mungkin, dengan adanya Cecilia, bisa menambah kebaikan di dalam rumah mereka. Emerald berpikir seperti itu.Edmund dan Emerald sedang duduk di sofa ruang tengah, sementara anak-anak ada di depan mereka sekitar dua puluh meter.Menggulung lengan kemejanya, tiba-tiba saja, Emerald menarik lengannya itu dan melanjutkan pekerjaan Edmund.“Biar aku saja.”Edmund diam menunggu. Tidak lama setelah kedua lengan kemeja miliknya digulung sampai setinggi seperempat lengan, dia mendekat dan mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Emerald.Desahan napas Edmund membuat Emerald menebak bahwa sebentar lagi suaminya
Read more
Episode 47
Perkataan dan dugaan Mase Geofran ternyata benar. Selang dua hari setelah mereka membahas kemungkinan apa yang akan menimpa Matilda yang menghilang, jadi kenyataan.Sekretaris Edmund itu ditemukan di sebuah rumah yang tidak lama ditinggalkan. Tewas dalam kondisi diracuni.Suasana duka cuma berlangsung beberapa hari, karena Mase tidak ingin berlarut-larut. Bekerja seperti biasa untuk menggantikan ibunya, walau raut murungnya menandakan sesuatu.Edmund menyimpan rasa bersalah itu di dalam hatinya. Meski sudah diyakini Mase bahwa Matilda bukan diculik karena mencari tahu tentang Angel Project, tetap saja awal mula segalanya berasal dari dirinya.Kecemasan itu juga ikut dirasakan oleh Emerald yang memahami situasinya, meski tidak tahu apa-apa.“Matilda meninggalkan seorang putra?”“Ya. Dia yang langsung datang bekerja menggantikan ibunya setelah beberapa hari Matilda menghilang.” Edmund berat mengatakannya, tapi dia terbiasa untuk menyembunyikan banyak hal yang tidak ingin dia bagi. Terma
Read more
Episode 48
“Aku yang katakan?” Emerald berbisik pada suaminya. Lalu melihat Edmund mengangguk.Tidak langsung, tapi perlahan-lahan. Emerald punya caranya sendiri.“El, ayo. Kita bicara di kamarmu.” Emerald mengamit lengan Elijah masuk ke kamar putranya itu.Sementara Edmund, pergi ke ruang kerjanya. Memeriksa email masuk dari Mase dan mulai membacanya.Ada kernyitan yang makin dalam saat Edmund melihat lebih lama pada bukti-bukti yang dikirimkan oleh putranya Matilda Geofran.Kelly Hadden memang berada di puncak saat ini. Dalam urusan bisnis. Terutama di bidang fashion. Dia salah satu wanita berpengaruh, meski tidak bisa mengimbangi Edmund dan keluarga Mackenzie.Bertemu secara langsung memang tidak pernah terjadi di antara Edmund dan Kelly, kecuali di pertemuan antara para pengusaha dalam sebuah acara. Itu pun, hanya berpapasan.Begitu banyaknya para pengusaha, tentu Edmund tidak mengenalinya secara khusus. Hanya tahu nama dan asal perusahaan. Begitu juga dengan Kelly Hadden. Desas desus tentan
Read more
Episode 49
Elijah tahu bahwa Edmund diam-diam mengusir Cecilia dari rumah. Ketika Ruby merasa gembira, maka Elijah murung sampai lebih dari sepekan lamanya.Pada akhirnya kembali ceria, ketika pada minggu pagi, Edmund membawanya ke tempat di mana Cecilia berada.Rumah barunya.Cecilia berlarian penuh semangat yang sempat hilang, ketika melihat dari jendela kamarnya siapa yang datang.Seseorang yang selalu ditunggu-tunggu.“Kak Elijah!”“Cecil!”Mereka berpelukan. Layaknya kakak adik. Sayangnya, bukan. Malah Edmund sebenarnya, ingin memutus hubungan mereka berdua.Edmund sengaja datang tanpa Ruby dan Emerald. Tidak mau ada drama. Mereka berdua jelas bukan orang yang dirindukan oleh Cecilia.“Menurutmu kenapa?” Edmund bertanya dengan nada pelan pada Mase Geofran di sisi kanannya.“Masih sepekan. Wajar bila Kelly Hadden belum berhasil menemukannya. Tempat ini aman dari dunia luar. Anak-anak yang tinggal bukan dari kalangan orang biasa.”Ada anak haram para pejabat. Anak cacat fisik keluarga konglom
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status