Perkataan dan dugaan Mase Geofran ternyata benar. Selang dua hari setelah mereka membahas kemungkinan apa yang akan menimpa Matilda yang menghilang, jadi kenyataan.Sekretaris Edmund itu ditemukan di sebuah rumah yang tidak lama ditinggalkan. Tewas dalam kondisi diracuni.Suasana duka cuma berlangsung beberapa hari, karena Mase tidak ingin berlarut-larut. Bekerja seperti biasa untuk menggantikan ibunya, walau raut murungnya menandakan sesuatu.Edmund menyimpan rasa bersalah itu di dalam hatinya. Meski sudah diyakini Mase bahwa Matilda bukan diculik karena mencari tahu tentang Angel Project, tetap saja awal mula segalanya berasal dari dirinya.Kecemasan itu juga ikut dirasakan oleh Emerald yang memahami situasinya, meski tidak tahu apa-apa.“Matilda meninggalkan seorang putra?”“Ya. Dia yang langsung datang bekerja menggantikan ibunya setelah beberapa hari Matilda menghilang.” Edmund berat mengatakannya, tapi dia terbiasa untuk menyembunyikan banyak hal yang tidak ingin dia bagi. Terma
“Aku yang katakan?” Emerald berbisik pada suaminya. Lalu melihat Edmund mengangguk.Tidak langsung, tapi perlahan-lahan. Emerald punya caranya sendiri.“El, ayo. Kita bicara di kamarmu.” Emerald mengamit lengan Elijah masuk ke kamar putranya itu.Sementara Edmund, pergi ke ruang kerjanya. Memeriksa email masuk dari Mase dan mulai membacanya.Ada kernyitan yang makin dalam saat Edmund melihat lebih lama pada bukti-bukti yang dikirimkan oleh putranya Matilda Geofran.Kelly Hadden memang berada di puncak saat ini. Dalam urusan bisnis. Terutama di bidang fashion. Dia salah satu wanita berpengaruh, meski tidak bisa mengimbangi Edmund dan keluarga Mackenzie.Bertemu secara langsung memang tidak pernah terjadi di antara Edmund dan Kelly, kecuali di pertemuan antara para pengusaha dalam sebuah acara. Itu pun, hanya berpapasan.Begitu banyaknya para pengusaha, tentu Edmund tidak mengenalinya secara khusus. Hanya tahu nama dan asal perusahaan. Begitu juga dengan Kelly Hadden. Desas desus tentan
Elijah tahu bahwa Edmund diam-diam mengusir Cecilia dari rumah. Ketika Ruby merasa gembira, maka Elijah murung sampai lebih dari sepekan lamanya.Pada akhirnya kembali ceria, ketika pada minggu pagi, Edmund membawanya ke tempat di mana Cecilia berada.Rumah barunya.Cecilia berlarian penuh semangat yang sempat hilang, ketika melihat dari jendela kamarnya siapa yang datang.Seseorang yang selalu ditunggu-tunggu.“Kak Elijah!”“Cecil!”Mereka berpelukan. Layaknya kakak adik. Sayangnya, bukan. Malah Edmund sebenarnya, ingin memutus hubungan mereka berdua.Edmund sengaja datang tanpa Ruby dan Emerald. Tidak mau ada drama. Mereka berdua jelas bukan orang yang dirindukan oleh Cecilia.“Menurutmu kenapa?” Edmund bertanya dengan nada pelan pada Mase Geofran di sisi kanannya.“Masih sepekan. Wajar bila Kelly Hadden belum berhasil menemukannya. Tempat ini aman dari dunia luar. Anak-anak yang tinggal bukan dari kalangan orang biasa.”Ada anak haram para pejabat. Anak cacat fisik keluarga konglom
Kelly Hadden tidak punya waktu bermain-main ancaman dengan Edmund. Dia berlalu dari hadapan pria itu sambil berpikir keras bagaimana caranya dia bisa mengambil ‘putri’-nya kembali.“Dia sudah coba mengguncangku. Jangan salahkan aku jika terjadi kehebohan yang membuatnya kehilangan banyak hal.”***Acara sosial masih akan berlanjut. Sementara Edmund sudah sangat tidak sabar menanti Kelly Hadden melancarkan aksinya.“Edde, aku haus.” Ruby menarik-narik ujung jari Edmund.Edmund benar-benar lupa. Dia lupa akan kesejahteraan putrinya.“Ayo, kita ambil minuman.” Edmund bergerak menuju ke arah tenda kecil untuk para tamu. Di sana tersedia semua jenis makanan ringan dan minuman yang sudah disiapkan oleh pihak taman kanak-kanak Rosamund.Pantas saja Ruby merengek pada Edmund, padahal sebenarnya, gadis itu bisa mengambilnya sendiri. Itu karena sebagian teman-temannya ditemani ayah dan ibu mereka untuk mengambil minuman dan camilan.Ruby ingin pamer. Menunjukkan bahwa dia tidak hanya akrab deng
Emerald malu-malu.Diminta memuaskan diri sendiri itu memang mudah sebenarnya, tapi rasa gugup dan malu itu yang mencegahnya untuk langsung melakukannya sambil ditonton sang suami.“Tidak mau?” Alis Edmund terangkat sebelah.“Bu-bukan,” bantah Emerald. Panik dan canggung. “Aku ... aku malu.”“Malu?” Untuk alasan itu Edmund terkejut bukan kepalang. “Sekian banyak kita bercinta dan kamu masih merasa malu padaku?”Emerald nyaris menjawab dengan suara tidak terdengar. “Karena biasanya, kamu hampir tidak pernah memintaku melakukan hal seperti ini.”Edmund tersenyum sinis tanpa terlihat Emerald. “Aku sedang ingin melihatmu terpuaskan oleh dirimu sendiri. Ayo, Sayang. Lakukan lah.”Emerald menatap Edmund ragu-ragu. “Jangan tertawa, ya?”“Untuk apa? Kamu aneh, Sayang.” Edmund tertawa pelan, heran. “Justru dengan melihatmu memuaskan dirimu seperti itu, akan menciptakan gairah padaku. Hasrat yang berbeda sensasinya.”Mendengar bahwa itu akan menaikkan hasrat Edmund padanya, Emerald memikirkan h
Miss Adeya Brington tidak mengeluh sama sekali, hanya mengaduh. Karena tentu saja itu sakit. Kedua kakinya tertimpa kardus yang isinya setumpuk pakaian.“Tolong maafkan aku,” pinta Mase yang kegugupannya bertambah dua kali lipat. Dia tidak tahu harus bagaimana, tapi akhirnya berlutut untuk memastikan keadaan kaki wanita yang kecantikannya bahkan cuma setengah dari Kelly Hadden itu.Ya, cantik itu relatif. Namun, siapa pun mungkin akan berpikir bahwa Kelly Hadden jauh lebih menarik dan manis dari miss Adeyap Brington yang apa adanya.Rok pensil selutut warna cokelat gelap, dipadukan bersama blus lengan panjang putih gading yang mengesankan gaya klasik dari seorang Adeya Brington.Rambut hitam kecokelatannya pun, dibiarkan dalam gaya low ponytail. Berkesan simple. Memang Adeya Brington.“Tidak apa-apa, Tuan Geofran.” Miss Adeya canggung dengan sikap Mase yang dianggapnya berlebihan, karena berlutut seperti itu. Dia memundurkan dirinya dengan perasaan tidak enak.“Biarkan aku memeriksa k
Cecilia terkena demam berdarah. Perlahan, semua gejala yang dialami oleh tubuh gadis kecil itu mulai terlihat.Pemeriksaan laboratorium dan rontgen mengatakan begitu.Mual dan muntah, mimisan, bahkan gusi Cecilia juga ikut berdarah. Gadis itu menggigil dan lemas. Bahkan ada banyak bintik merah yang timbul di kulit bocah kesayangan Elijah itu.“Pantau dia.”Mase yang tidak fokus segera mendapat perhatian dari Edmund. “Mase Geofran? Kamu dengar aku?”Mase terperanjat. “Ya? Eh, maaf ada apa, Edmund?”Mereka kini saling tatap di luar ruang rawat Cecilia. Gadis itu sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih memadai di tempat itu.“Kamu tidak fokus? Tumben sekali.”Mase mengusap tengkuk dengan tidak nyaman. Dia lalai. Semua karena apa yang coba dia pikirkan dan cerna secepat kilat.“Itu ... seperti ceritaku tadi.”Edmund paham. “Ah, ya. Ini tentang kematian ibumu?”Mase mengangguk separuh, sanking pelannya. “Aku akan memantau di sini—”“Tidak. Pergi lah, selesaikan. Aku juga begitu ingin tahu
“Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang