Bayi ketiga?Haruskah Emerald serius menanggapi keinginan Edmund?Ragu. Begitu lah suara hati Emerald yang tidak diutarakan.Bukan ragu pada dirinya. Dari lubuk hati terdalam, Emerald senang andai mereka kembali diberi kesempatan untuk memiliki bayi ketiga.Keraguan Emerald terletak pada Ruby. Elijah saja yang kakak kandungnya, begitu sering ditindas dan dibenci dengan sepenuh hati. Apalagi nanti bila bertambah satu anggota baru yang lebih muda dari Ruby. Gadis itu pasti punya reaksi berlebihannya sendiri.Akhirnya, Emerald cuma memeluk erat Edmund tanpa menjawab pertanyaannya.Di hamparan pasir di depan mereka, Elijah dan Ruby akur membangun istana pasir ala-ala.Saat sedang asik-asiknya, seorang bocah perempuan seusia Ruby sedang berlari di depan mereka, lalu tersandung kakinya sendiri.Melempar sekop plastik begitu saja, Elijah berlari mendekati si gadis kecil yang wajahnya dipenuhi pasir.“Kamu baik-baik saja?”Dibelakang punggung Elijah, Ruby tertawa mengejek.Bukan salah Ruby ju
Ruby jelas enggan menjawab, Edmund coba mengalihkan kemarahannya dengan menurunkan gadis kecilnya itu dihadapan Emerald yang beraut cemas.“Sayang, kamu baik-baik saja?” Emerald mendekat. Berlutut dan memastikan bahwa putrinya tidak terluka secara fisik, tapi kacau dengan rambut berantakan dan jejak air mata yang membuat kusam wajah judes Ruby.Ruby mengangguk. Segera melingkarkan kedua lengannya di leher sang ibu.“Aku rindu Emme.” Kembali menangis, gadis kecil itu mungkin sedang berusaha membuat Edmund lupa akan tujuannya.“Oh, sayangku.” Emerald yang selalu tahu bagaimana putrinya, tetap berpikir positif. Bahwa Ruby hanya lah anak-anak. Perlu dibimbing dan diberitahu letak kesalahannya.Jika harus disalahkan, Emerald rela. Karena sudah pasti, sebagai seorang ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang anak, dia harusnya bisa mendidik Ruby jauh lebih baik.Setidaknya, jadi gadis manis yang menyayangi keluarganya sendiri, alih-alih memusuhinya.Emerald tahu bagaimana Ruby te
“Tidak. Siapa yang bilang begitu?” Sejujurnya, Edmund tidak mengenal perasaannya sendiri saat ini.Jadi, jawab saja begitu.Kegembiraan Elijah jadi terlihat jelas karena jawaban Edmund menjadi pertanda bahwa semua akan baik-baik saja.Membiarkan Elijah mendapat kesenangan baru di rumah, mungkin tidak akan terlalu masalah.Edmund pergi ke kantor pusat tempat para petugas penjaga pantai membiarkan Cecilia untuk menginap semalam.Saat Edmund tiba, tempat yang berkesan rapi dan ramah anak itu, membuatnya teringat akan Emerald. Bukan Elijah atau Ruby.“Pak Edmund Bryan?”Ketika Edmund berbalik, dia melihat wanita yang kemarin membujuk Cecilia. Salah satu petugas pantai juga.Tersenyum, dia mengarahkan Edmund ke ruangan khusus. Cecilia Ranvil ada di sana. Sedang meneguk susu cokelat. Ketika melihat Edmund, gadis seusia Ruby itu segera berdiri dengan tangan memeluk gelas.“Paman, di mana kak Elijah?”“Sekolah.” Edmund tidak serta merta bersikap ramah.“Pak, bisa tandatangani dokumen ini sebe
Menikmati puding mangga dan waffle renyah setelah makan siang itu, rasanya menyenangkan. Terutama untuk para bocah.Tidak terkecuali bagi Elijah, Ruby dan Cecilia.Sebagai anggota baru di keluarga Bryan, Cecilia tidak terlalu canggung karena dia terus bersama Elijah. Bahkan Ruby pun jadi hobi menempel pada kakaknya.Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi Edmund dan rasa senang untuk Emerald.Mungkin, dengan adanya Cecilia, bisa menambah kebaikan di dalam rumah mereka. Emerald berpikir seperti itu.Edmund dan Emerald sedang duduk di sofa ruang tengah, sementara anak-anak ada di depan mereka sekitar dua puluh meter.Menggulung lengan kemejanya, tiba-tiba saja, Emerald menarik lengannya itu dan melanjutkan pekerjaan Edmund.“Biar aku saja.”Edmund diam menunggu. Tidak lama setelah kedua lengan kemeja miliknya digulung sampai setinggi seperempat lengan, dia mendekat dan mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Emerald.Desahan napas Edmund membuat Emerald menebak bahwa sebentar lagi suaminya
Perkataan dan dugaan Mase Geofran ternyata benar. Selang dua hari setelah mereka membahas kemungkinan apa yang akan menimpa Matilda yang menghilang, jadi kenyataan.Sekretaris Edmund itu ditemukan di sebuah rumah yang tidak lama ditinggalkan. Tewas dalam kondisi diracuni.Suasana duka cuma berlangsung beberapa hari, karena Mase tidak ingin berlarut-larut. Bekerja seperti biasa untuk menggantikan ibunya, walau raut murungnya menandakan sesuatu.Edmund menyimpan rasa bersalah itu di dalam hatinya. Meski sudah diyakini Mase bahwa Matilda bukan diculik karena mencari tahu tentang Angel Project, tetap saja awal mula segalanya berasal dari dirinya.Kecemasan itu juga ikut dirasakan oleh Emerald yang memahami situasinya, meski tidak tahu apa-apa.“Matilda meninggalkan seorang putra?”“Ya. Dia yang langsung datang bekerja menggantikan ibunya setelah beberapa hari Matilda menghilang.” Edmund berat mengatakannya, tapi dia terbiasa untuk menyembunyikan banyak hal yang tidak ingin dia bagi. Terma
“Aku yang katakan?” Emerald berbisik pada suaminya. Lalu melihat Edmund mengangguk.Tidak langsung, tapi perlahan-lahan. Emerald punya caranya sendiri.“El, ayo. Kita bicara di kamarmu.” Emerald mengamit lengan Elijah masuk ke kamar putranya itu.Sementara Edmund, pergi ke ruang kerjanya. Memeriksa email masuk dari Mase dan mulai membacanya.Ada kernyitan yang makin dalam saat Edmund melihat lebih lama pada bukti-bukti yang dikirimkan oleh putranya Matilda Geofran.Kelly Hadden memang berada di puncak saat ini. Dalam urusan bisnis. Terutama di bidang fashion. Dia salah satu wanita berpengaruh, meski tidak bisa mengimbangi Edmund dan keluarga Mackenzie.Bertemu secara langsung memang tidak pernah terjadi di antara Edmund dan Kelly, kecuali di pertemuan antara para pengusaha dalam sebuah acara. Itu pun, hanya berpapasan.Begitu banyaknya para pengusaha, tentu Edmund tidak mengenalinya secara khusus. Hanya tahu nama dan asal perusahaan. Begitu juga dengan Kelly Hadden. Desas desus tentan
Elijah tahu bahwa Edmund diam-diam mengusir Cecilia dari rumah. Ketika Ruby merasa gembira, maka Elijah murung sampai lebih dari sepekan lamanya.Pada akhirnya kembali ceria, ketika pada minggu pagi, Edmund membawanya ke tempat di mana Cecilia berada.Rumah barunya.Cecilia berlarian penuh semangat yang sempat hilang, ketika melihat dari jendela kamarnya siapa yang datang.Seseorang yang selalu ditunggu-tunggu.“Kak Elijah!”“Cecil!”Mereka berpelukan. Layaknya kakak adik. Sayangnya, bukan. Malah Edmund sebenarnya, ingin memutus hubungan mereka berdua.Edmund sengaja datang tanpa Ruby dan Emerald. Tidak mau ada drama. Mereka berdua jelas bukan orang yang dirindukan oleh Cecilia.“Menurutmu kenapa?” Edmund bertanya dengan nada pelan pada Mase Geofran di sisi kanannya.“Masih sepekan. Wajar bila Kelly Hadden belum berhasil menemukannya. Tempat ini aman dari dunia luar. Anak-anak yang tinggal bukan dari kalangan orang biasa.”Ada anak haram para pejabat. Anak cacat fisik keluarga konglom
Kelly Hadden tidak punya waktu bermain-main ancaman dengan Edmund. Dia berlalu dari hadapan pria itu sambil berpikir keras bagaimana caranya dia bisa mengambil ‘putri’-nya kembali.“Dia sudah coba mengguncangku. Jangan salahkan aku jika terjadi kehebohan yang membuatnya kehilangan banyak hal.”***Acara sosial masih akan berlanjut. Sementara Edmund sudah sangat tidak sabar menanti Kelly Hadden melancarkan aksinya.“Edde, aku haus.” Ruby menarik-narik ujung jari Edmund.Edmund benar-benar lupa. Dia lupa akan kesejahteraan putrinya.“Ayo, kita ambil minuman.” Edmund bergerak menuju ke arah tenda kecil untuk para tamu. Di sana tersedia semua jenis makanan ringan dan minuman yang sudah disiapkan oleh pihak taman kanak-kanak Rosamund.Pantas saja Ruby merengek pada Edmund, padahal sebenarnya, gadis itu bisa mengambilnya sendiri. Itu karena sebagian teman-temannya ditemani ayah dan ibu mereka untuk mengambil minuman dan camilan.Ruby ingin pamer. Menunjukkan bahwa dia tidak hanya akrab deng