Semua Bab My Cold Doctor (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
153 Bab
Stalking
Selly memarkirkan mobilnya di basement apartemen. Ia bergegas turun dan membawa plastik belanjaan miliknya. Lumayan kan ngirit sekian ratus ribu? Senyum Selly mengembang teringat bahwa sosok yang begitu ia takuti di rumah sakit itu ternyata memiliki sisi lain yang tidak Selly ketahui.Yang lebih mengejutkan lagi adalah Dokter Anggara ternyata kenal betul dengan keluarganya! Sayang sekali sejak kecil ia ikut tantenya, jadi ia tidak tahu bahwa Ko Kevin bahkan bersahabat dekat dengan sosok itu, orangtua mereka juga!Selly menekan kombinasi angka yang menjadi kunci apartemennya itu. Kombinasi yang hanya diketahui olehnya, Tante Suci, kedua orangtuanya dan tentu saja dua kakak laki-lakinya. Dibawanya masuk belanjaan itu dan diletakkannya di dekat pantry. Ia bergegas masuk ke dalam kamar. Rasanya lebih baik mandi terlebih dahulu, sudah cukup malam bukan?Pikiran Selly terus terbayang wajah tadi, wajah yang memiliki rahasia indah jika sang pemilik tersenyum bahkan tert
Baca selengkapnya
Tetap Dingin
Selly mengekor di belakang sosok itu, pagi ini seperti biasa para koas dan residen akan mengikuti konsulen mereka visiting dan follow up pasien di bangsal, sebelum kemudian poli rawat jalan buka dan jadwal operasi tentu saja sudah menunggu mereka.Dokter Anggara masih sama, ia begitu dingin dan cuek. Selly pikir setelah tahu siapa orang tua dan kakak kandungnya, Dokter Anggara akan sedikit lebih hangat dan lembut kepadanya, namun ternyata semua sama saja. Dia tetap menjelma jadi sosok yang dingin dan cuek bebek, termasuk kepadanya."Yang pegang pasien ini, siapa?" tanya Dokter Anggara ketika mereka hendak masuk ke kamar kelas satu, pasien post lumpektomi itu adalah isteri salah seorang anggota dewan.Selly sontak mengangkat tangannya, karena memang dia berkolaborasi dengan Elsa, salah satu residen bedah untuk mengobservasi dan follow up lebih lanjut pasien yang baru saja kemarin beres menjalani pengangkatan benjolan di payudaranya itu."Terus observasi, l
Baca selengkapnya
Jaga Malam
Selly menatap Dante dan Yosi yang sedang bersiap-siap pulang itu, sedangkan dirinya? Jangan di tanya deh, setelah ini sampai jam sebelas malam nanti ia akan jadi pengunggu setia IGD. Sedang dua temannya ini dengan begitu kurang ajar malah membicarakan rencana mereka nonton bareng film keluaran Marvels Studio yang baru rilis itu."Ntar mampir Sociolla dong, serum sama toner gue abis nih," guman Yosi sambil memberesi charger laptopnya."Cocok, gue juga mau cari sheetmask sama aloevera gel, stock di kosan udah tinggal tetes terakhir," Dante mengiyakan, "Lu titip apaan, Sel?" ia menoleh, menatap Selly yang sejak tadi wajahnya begitu masam itu."Titip SPG atau BA-nya aja deh, bawa satu kemari ntar," jawab Selly kesal sambil memanyunkan bibirnya."Ih kok elu jadi sensi sih, ya bukan salah kita dong kalau malam minggu ini elu harus jaga." sontak Yosi tersenyum jahil, ia memang sangat suka menganggu Selly."Bodo ah, sono pergi deh elu-elu pada, bikin keki!
Baca selengkapnya
Post Operasi
Suasana di dalam OK seperti biasa jika Dokter Anggara yang memimpin jalannya operasi pasti selalu berubah menjadi sangat mencekam. OK yang sudah cukup dingin itu jadi makin dingin, entah apakah hanya Selly yang merasakannya atau memang demikian, ia tidak tahu.Ia dengan cekatan membantu sosok itu menutup luka robek pada abdomen pemuda yang berkelahi dengan sesama pemuda hanya karena rebutan cewek itu. Dasar nggak ada akhlak! Secantik apa sih ceweknya sampai pada tusuk menusuk seperti ini? Bikin repot dokter dan perawat IGD-nya tahu nggak? Benar-benar kurang ajar!Selly menatap bulir-bulir air itu membasahi dahi Dokter Anggara, buru-buru Selly meraih tissu dan menekan lembut dahi itu guna meminimalisasi menetesnya bulir keringat itu ke bagian tubuh pasein yang sedang di tutup itu. Begini buka tugas asisten? Ia mah hanya bagian bantu-bantu saja, tidak melakukan apa-apa, paling nanti juga dapat jatah jahit bekas operasi, sudah jadi hal wajib bagi para koas seperti dia ini
Baca selengkapnya
Tragedi Flashdisk
Entah sudah berapa kali Selly menguap malam ini, matanya sudah begitu lengket luar biasa. Namun ia masih harus tetap terjaga demi menyelesaikan power point yang hendak ia presentasikan besok di akhir Stase bedahnya. Penentu kelulusannya adalah besok pagi itu. Dimana kemudian ia akan pindah Stase ke bagian lain, yang artinya lagi ia akan segera terbebas dari sosok Dokter Anggara.Ia sudah tidak sabar ingin lulus, jadi ia akan buat presentasinya sesempurna mungkin, ia sudah bosan keluar masuk OK, mengasisteni Dokter wajah datar macam Dokter Anggara itu. Suasana OK yang sudah begitu dingin dan mencekam itu makin terasa mencekam tiap sosok itu yang menjadi operator operasinya.Dua botol kopi siap minum menjadi saksi bisu, betapa Selly berusaha keras tetap terjaga demi menyelesaikan penentu kelulusan stase-nya besok pagi. Namun meskipun sudah menenggak dua botol kopi, mata Selly seolah tidak bisa diajak kompromi lagi. Rasanya seperti ada yang mengelayuti kelopak matanya seh
Baca selengkapnya
Tragedi Flashdisk (2)
Selly setengah berlari menuju parkiran, menghampiri mobilnya yang ia parkir di bawah pohon Mahoni yang begitu rindang itu. Dengan tergesa, ia bergegas membuka dan mencari benda itu di lantai mobil. Tidak ada, semuanya bersih, bahkan sampah sekecil apapun tidak ada di sana. Ia menelusuri jok mobil dan sia-sia karena tidak benda apapun termasuk benda yang ia cari itu.Sontak wajah Selly memucat, air matanya sudah mengambang di wajahnya. Kenapa flashdisk itu? Semua file penting ada di sana, termasuk file presentasinya pagi ini. Selly lemas seketika, apa yang harus ia lakukan sekarang?"Astaga, kemana sih? Tadi sudah masuk ke dalam tas bukan?" rintihnya sambil menahan tangis.Ia masih ingin menangis di dalam mobil ketika ia ingat bahwa waktunya terbatas. Dengan lunglai ia kembali mengunci mobilnya dan melangkah menuju ruang sidang. Kepalanya jadi pening, harus bilang apa dia ke konsulennya itu? Bisa kah mereka menerima alasan Selly? Selly sendiri tidak tahu, ia teru
Baca selengkapnya
Pasrah
"Dokter Anggara Tanjaya."Adit sontak menghela nafas panjang mendengar nama itu disebut. Jujur Adit sendiri heran dengan laki-laki satu itu, siapa yang kemudian bisa membuat dokter bedah itu luluh, kalau wanita cantik macam Selly saja sama sekali tidak bisa merayunya? Dia masih laki-laki normal bukan?Adit menatap Selly yang masih menangis sesegukan di sisinya itu. Jujur ia merasa iba dan kasihan padanya, tangan Adit refleks terulur dan mengelus lembut kepala Selly."Maafin Abang ya, Sel. Abang nggak bisa bantu kamu apapun. Yang jelas apapun itu kamu harus siap dan tetap kuat buat melewati semua itu karena memang itulah yang harus kamu lewati bukan? Jangan khawatir, selama mengulang nanti, Abang janji sebisa mungkin bakalan bantuin kamu," Adit tersenyum, ia kembali mengelus lembut kepala Selly, membuat Selly tertegun dan menyunggingkan sebuah senyum manis."Terima kasih banyak, Bang," desisnya lirih."It's okay, jangan khawatir."Selly mengh
Baca selengkapnya
Mereka Pacaran?
Anggara memutuskan pergi dari kantin karena sudah tidak tahan lagi melihat mereka berdua tertawa bersama-sama, hatinya benar-benar sakit. Ia benar-benar cemburu. Bisa-bisanya sih dia keduluan residennya? Masa iya sih dia kalah sama dokter residen? Yang benar saja! Anggara dengan gusar masuk ke dalam ruangannya, ia harus cari tahu perihal hubungan mereka berdua. Kurang kerjaan? Kesannya memang begitu, cuma ia sangat penasaran dan tidak terima kalau Selly benar-benar ada hubungan dengannya.Anggara memijit keningnya dengan gemas, sekarang ia tidak bisa mengelak lagi. Ia tidak bisa membantah dan membohongi dirinya sendiri bahwa ia sudah benar-benar jatuh hati pada Selly, adik dari sahabatnya ketika ia duduk di bangku kuliah dulu.Anggara rasa Diana akan mengerti bahwa Anggara butuh pendamping guna melanjutkan hidup. Butuh partner untuk mengarungi kehidupan bersama, berbagi suka dan duka, jangan lupa partner untuk menuntaskan kebutuhan biologis yang selama ini setengah mat
Baca selengkapnya
Clubbing
"Ntar malem acara kemana lu, Sel?" Yosi melirik Selly yang masih manyun dengan mata sembab itu."Merenungi nasib, ngapain sih pakai tanya segala?" salak Selly galak. Nggak tahu apa dia masih galau setengah mati perihal vonis mengulang satu kali di stase ini? Belum lagi kalau nanti mama-papanya tahu bahwa ia harus mengulang stase, bisa-bisa Selly kena amuk lagi."Daripada cuma di apartemen, nangis teriakt-teriak nggak jelas, mending ntar ikut gue!" Yosi beringsut mendekati Selly, berbisik di telinga sahabatnya itu.Selly mengerutkan keningnya, ditatapnya Yosi yang nyengir lebat itu dengan tatapan penuh selidik. Dia mau kemana? Kenapa sedikit mencurigakan gerak-gerik gadis satu ini?"Mau kemana?" Selly penasaran juga, dan ia ingin tahu kemana Yosi hendak mengajak dirinya pergi."Clubbing," jawab Yosi singkat sambil menaikkan kedua alisnya.Selly melonggo, ditatapnya Yosi dengan tatapan tidak percaya. Sejak kapan gadis ini berani pergi ke tempa
Baca selengkapnya
Hang Up
Selly menatap risih rok span merah di atas lutut dan tanktop yang ia kenakan itu. Ia sangat tidak nyaman sebenarnya, tapi daripada ia dicap katrok, apa boleh buat? Tanktop model crop itu memperlihatkan sebagian perutnya, ia sudah mirip wanita jalang daripada seorang calon dokter. Rambutnya ia gerai dan ia catok dengan ujung ikal. Wajahnya sudah ia pulas makeup tipis. Sudah macam mbak-mbak pengunggu lokalisasi. Tidak lupa highheels hitam yang ia miliki. Intinya malam ini ia bertransformasi dengan begitu luar biasa.Ia meraih jaket denim dan kunci mobil, tas selempangnya sudah ready sejak tadi. Dengan santai ia melangkah keluar dari kamar apartemennya. Sudah setengah sepuluh, dan ia janjian sama Yosi pukul sepuluh bukan?Begitu sampai di parkiran ia bergegas masuk dan membawa mobilnya pergi. Untuk pertama kalinya ia masuk ke dunia malam yang liar. Sekali-kali tidak apa-apa bukan? Toh ia tidak bertujuan untuk macam-macam kok. Selly membawa mobilnya terus melaju, sedetik k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status