Semua Bab Happiness is Unwanted: Bab 31 - Bab 40
69 Bab
Chapter 31 The new beginning
"Audy?" Panggil Hendra menyadarkan lamunan Audy."Eh, iya Ayah?" Panggil Audy sedikit gugup."Kamu kenapa?""Emm tidak apa-apa. Memang kenapa Yah?" Tanya Audy balik bertanya."Kamu sedari tadi melamun saja. Mukamu juga terlihat pucat. Sedang ada masalah apa?" Della acuh menyimak. Toh dia sendiri sudah tau jawabannya. Apa lagi yang membuat Audy bagai mayat hidup jika bukan karena sedang patah hati, putus dengan Gerald?.Audy menggeleng pelan. Dia tak ingin kebahagiaan yang terpancar dari wajah Ayahnya pudar. Biarkan saja dia yang memendam rasa sakit ini sendirian. Jauh lebih menyakitkan saat kamu melihat orang yang kamu sayang terluka dan itu berasal dari dirimu."Aku baik-baik saja Ayah. Hanya sedikit pusing dengan tesisku." Ungkap Audy berbohong.Hendra tersenyum hangat. Entah mengapa dia merasa jika Audy sedang menyembunyikan sesuatu. Mata sayunya jelas mengatakan jika dia sedang berbohong.
Baca selengkapnya
Chapter 32 Love yourself
Audy menghela nafas panjang. Setelah kepergian prof. Budiman dia memutuskan untuk melakukan revisi detik ini juga."Ayolah Audy. Semangat. Jika percintaanmu gagal, harusnya dibidang lain kamu harus berhasil." Ucapnya menyemangati diri sendiri.Audy menggulung kemeja yang dia kenakan hingga siku, bersiap membuka setumpuk berkas yang kini telah berjejak. Ia meneliti satu persatu lembaran berkas. Lantas disusul desahan panjang."Astaga, kenapa banyak sekali." Keluh Audy menutup berkasnya kembali. Audy menyandarkan kepalanya diatas meja perpustakaan. Otaknya terasa lebih berat dua kali lipat dari biasanya. "Aku pikir volume otakku bertambah. Ternyata aku sedang memikul beban masa depan." Sambung Audy masih meratapi nasibnya. Perlahan mata sayu itu terpejam. Ia ingin menetralisir rasa pening di kepalanya. Jemari lentiknya mulai mengetuk ngetuk atas meja. Menimbulkan alunan nada yang menenangkan.Sepuluh menit berlalu
Baca selengkapnya
Chapter 33 Fox lady 1
Entah kemana lagi langkah kaki Audy akan berpijak. Sudah seharian Audy mengelilingi sebuah Mall tanpa berniat membeli barang. Kesepian ditengah keramaian, itulah yang Audy rasakan kini. Setelah kejadian tadi pagi saat berpapasan dengan Gerald dan Della, mood Audy semakin memburuk. Rencananya untuk merevisi menjadi hancur beratakan, digantikan dengan menghabiskan waktu disebuah pusat perbelanjaan. "Ditempat yang sama. Namun, dengan rasa yang tak lagi sama." Audy tersenyum kecut, dia memandangi sekerumun pengunjung yang tengah sibuk memilih barang ditemani teman atau pun pasangan.Ditempat ini dulu Audy terbiasa pergi sendiri. Lalu semesta mendatangkan Gerald padanya. Mereka lantas menghabiskan waktu berdua meskipun hanya Audy yang merasa bahagia. Dan sekarang Audy kembali seperti dulu, mengelilingi tempat ini sendirian.Audy menghela nafas. Takdir yang dijalaninya memang terasa berat, tapi Audy yakin dia pasti kuat. Biarkan takdir b
Baca selengkapnya
Chapter 34 Fox lady 2
Jantung Audy berdebar tak karuan. Setelah merevisi tanpa mengenal lelah akhirnya kini dia bisa sidang. Beruntung ada tomi yang setia mendampinginya. "Aku yakin kamu pasti lulus." Ucap Tomi tulus membesarkan hati Audy. Pasca putus dengan Gerald, Tomi semakin gencar mendekati Audy. Air mata Audy tempo lalu menggugah hatinya. Dia berjanji akan membahagiakan Audy selalu. "Aku harap juga begitu." Gumam Audy lirih. Telapak tangannya kini sudah sedingin es. Berulangkali dia mengelus dada untuk menetralkan detak jantungnya. "Masih kurang lima belas menit lagi Audy. Bersiaplah. Tenangkan batinmu. Kamu harus bisa tampil maksimal." Peringat Tomy penuh perhatian.Audy mengangguk pelan. Ia menarik nafas panjang berulangkali, mencoba menghilangkan kegugupannya."Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Audy yang salah tinggkah diperhatikan Tomi sedemikian rupa.Tomi tersenyum simpul. Lantas menggeleng singkat. "Memangnya ti
Baca selengkapnya
Chapter 35 A lie
Hendra samar-samar mendengar gumaman Audy. Rasa keingintahuannya seketika muncul. Tidak biasanya Audy mengumpat, hal apakah yang membuat anak gadisnya berbicara seperti itu?."Audy! Apa ada yang kamu bicarakan tadi?" Tanya Hendra, membuat dua wanita itu seketika mematung ditempatnya.Langkah kaki Audy terhenti, ia memutar badannya menghadap sang ayah. Diliriknya pula Della yang juga ikut terdiam.Audy tampak menimbang dalam hati. Apakah ini waktu yang tepat untuk memberi tahu ayahnya tentang kelakuan busuk Della?."Ayah, mungkin Audy sedang menghafalkan lantunan lagu." Ujar Della saat Audy tak kunjung bersuara yang semakin membuat Hendra curiga."Uhh ... Dasar wanita rubah. Sampai kapan kamu akan berakting." Desah Audy dalam hati, lidahnya terasa kaku untuk mengungkapkan kebenaran."Bunda, ayah tanya pada Audy." Kesal Hendra yang tak kunjung mendapat jawaban.Della menatap Audy dengan seksama. Terpancar jelas dari
Baca selengkapnya
Chapter 36 Mommy Mika's refusal
The Forest by Wyl’s, kafe yang terletak di Jakarta Selatan dengan nuansa begitu romantis semua sudutnya begitu cantik. Setelah berdebat dengan Audy, Della melajukan mobilnya untuk bertemu dengan Gerald di kafe. Della merasa senang katanya Gerald akan memberikan kejutan untuknya. "Del,"panggil Gerald saat Della sudah sampai, Gerald sengaja menunggu Della di parkiran. Karen ingin menutup mata indah milik Della. "Ger, kamu sudah sampai. Kejutan apa yang ingin kamu berikan?" Tanpa menjawab pertanyaan Della Gerlad langsung menutup mata Della dengan kain berwana hitam. Gerald menuntun Della masuk kedalam kafe. Disana sudah ada tim sukses Gerald. Satu ruangan indoor disewa Gerald, ruangan itu disulap begitu indahnya. Bunga segar menghiasi ruangan itu terlihat juga gambar love yang dibentuk dari bunga mawar merah. Perlahan-lahan Gerald membuka kain yang menutupi mata Della. Della tercengang saat melihat pemandan
Baca selengkapnya
Chapter 37 Della's pregnancy 1
Gerald dan Della meninggalkan kediaman purnama. Menyisakan mommy Mika dan juga Audy. Mereka tidak menyangka jika Gerald lebih memilih wanita itu. "Mom," panggil Audy sembari memberikan sentuhan hangat pada mommy Mika. "Audy, maafkan anak mommy." "Mom, tidak usah merasa bersalah. Aku sudah ikhlas dari dulu dan aku juga tidak ingin menikah dengan Gerald, Mom. Hatiku sudah tidak bisa menerima luka yang dia torehkan." Audy berucap dengan berlinang air mata. "Terimakasih sudah menerima Audy.""Audy," panggil mommy Mika lirih, dia tak sanggup melihat calon menantunya itu menangis. "Kenapa kamu harus berbohong, kenapa tidak cerita pada mommy." "Maaf, mom. Audy egois! Audy hanya tidak ingin kehilangan kasih sayang yang mommy berikan. Audy menginginkan itu." Mommy Mika memeluk erat tubuh Audy. "Menikahlah dengan Gerald. Mommy akan membantu mu." Bujuk mommy Mika."Tidak, mom. Ak
Baca selengkapnya
Chapter 38 Della's pregnancy 2
Hendra, Della dan Audy pergi ke ruangan dokter obgyn untuk memastikan apakah diagnosa yang dikatakan dokter di IGD tadi benar atau tidak. Ruangan yang bertulis nama dokter Marta, SpOG. Della Memeriksakan perutnya. Jari lincah dokter Marta memegang alat USG disana juga ada layar kaca seperti televisi yang langsung melihatkan kondisi didalam perut Della. "Baik pak, disini terlihat seperti gumpalan darah ini disebut juga dengan embrio. Kandungan ibu Della juga baik. Usia kandungannya sudah 4 Minggu atau dengan kata lain 1 bulan." Jelas dokter Marta sambil menunjuk ke layar televisi. Hendra takjub dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter Marta dengan penjelasan nya. "Terimakasih Dok," ucap Hendra. Ia lalu mendekati Della, menciumi kening Della. Sebagai tanda ungkapan rasa syukur.Della tersenyum kikuk, matanya tertuju pada Audy. Disana Della melihat betapa Audy bersorak penuh kemenangan. "Jan
Baca selengkapnya
Chapter 39 Kill Your Baby
Gerald mempercepat langkahnya keluar ruangan. Pikirannya kini hanya terfokus pada Della. Dirogohnya kantong saku celananya, lalu dia mengambil benda pipih yang terselip disana."Aku tak akan mempercayai kata-katamu gadis ceroboh." Gerald menggeleng tegas. Segera dia membuka kunci ponsel lalu mencari nomor Della disela langkahnya menuju halaman kantor dan memanggil taxi.Berulang kali Gerald melakukan panggilan. Namun, sayang tetap tak ada jawaban. "Kemana kamu sayang." ucap Gerald lirih."Maaf pak, kita akan kemana?" Tanya supir taxi yang belum mendapatkan perintah. Gerald menimbang-nimbang kemana dia akan pergi sekali lagi dia mencoba untuk menelpon Della. "Angkat Della!" gumam Gerald sambil mengetuk-ngetukkan jari tangan ke pahanya. "Kita ke jalan kenangan." Perintah Gerald yang mendapatkan anggukan dari sopir taxi.Gerald beruntun mengirim pesan untuk Della. Dia berharap ada jawaban disana. Se
Baca selengkapnya
Chapter 40 Gerald's Hearts melts
Prok... prok...prokSuara tepukan tangan riuh terdengar dari beranda rumah. Seorang gadis tampak sedikit mempercepat langkahnya untuk menahan kepergian Gerald yabg hampir mencapai batas pagar."Ah, aku tak menyangka. Selain brengsek kau juga tidak punya hati rupanya!" Suara serak khas menahan tangis terdengar menggelegar, memecahkan kesunyian di siang hari hari yang terik.Gerald tersentak kaget Suara yang sangat familiar di gendang telingan nya. Membuat ia urung hendak pergi."Apa maksudmu, Audy?" Iya, suara itu adalah suara milik Audy stepani. Seorang gadis yang berusaha untuk tegar agar tak menetesakan air mata saat tau ada seseorang yang tega akan membunuh janin calon adiknya. Usai mendapatkan telepon dari mbok Ani yang tak sengaja mendengar percakapan Gerald dan Della, Audy lantas bergegas untuk pulang dan berniat menemui Gerald. "Jangan pura puran bodoh Gerald. Tentu saja kau yang sangat paham dengan maksud ku.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status