All Chapters of Mr arrogant Mrs simple: Chapter 11 - Chapter 20
39 Chapters
Jadi Asisten pengganti
Mata mereka menatap satu sama lain. Sejuta pertanyaan membatin di antara keduanya. Gadis ini tak tahu lagi harus berkata apa?Situasinya sangat membingungkan.“Mengapa tak menjawabku?Siapa yang menjemputmu semalam?” tanya Raka yang terdengar menyelidiki.“Bukan urusan anda, Tuan Raka,” jawab Rania menghindari pertanyaan.Raka tersenyum dingin ketika mendengar jawaban datar dari gadis sederhana ini. Ia tak menyangka ada gadis yang terlihat kolot dan kampungan yang berani membantahnya. Benar-benar suatu penghinaan baginya. Sebenarnya, apa yang di katakan Rania memang tak salah. Walaupun sebagai atasan, Raka tak berhak untuk menanyakan urusan pribadi dari sang Karyawan. Namun,hal ini rupanya tak berlaku bagi Rania. Ia seakan terpojok dengan pertanyaan-pertanyaan sang Direktur yang kesannya tak masuk akal.“Kamu bekerja di atas lindungan perusahaanku. Jika terjadi sesuatu padamu,bagaimana nasib perusahaanku di masa depan?Apa kamu sengaja ingin mencoreng bisnisku?”
Read more
Over protektiv
Rania sontak saja kaget, matanya terbuka lebar karena mendengar keputusan direktur yang terbilang tiba-tiba.“Mengapa ia selalu memutuskan sesuatunya sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu?Memangnya, aku ini sebuah boneka yang tak punya perasaan,” hatinya kesal. Tanpa bicara terlebih dahulu, tiba-tiba sang Direktur langsung menjadikan ia sebagai Asisten pengganti. Bagaimana tanggapan orang-orang terhadabnya nanti?Sang Direktur benar-benar telah membuat hidup Rania bermasalah.Walaupun marah, kesal dan tak terima, namun Rania tak bisa berbuat banyak. Ia tak ingin menghancurkan semua yang sudah ia bangun, hanya karena menuruti egonya.“Mengapa wajahmu terlihat murung?Apa kamu tak suka menjadi Asisten penggantiku?” Raka menatap sinis.“Bukan begitu, Tuan. Hanya saja, aku sangat terkejut dengan keputusan tiba-tiba ini. Aku juga merasa tak enak pada karyawan yang lain. Bukankah, aku baru dua hari bekerja disini?” Rania canggung.“Memangnya ada
Read more
Pria sensitif
“Aku akan menyuruh pelayan untuk mengambilkan baju yang lain. Kamu jangan kemana-mana dan awas saja, jika sampai orang lain melihatmu!” nada peringatan dari sang Direktur.Rania menggelengkan kepala dengan tatapan polos. Kini sang Direktur masih menelfon pelayan untuk mengantarkan baju untuk Rania.“Cepat antarkan baju khusus wanita!Bajunya jangan yang terbuka!Aku tunggu di ruanganku, jangan pakai lama!” Raka menutup telfon.Gadis ini terlihat sudah tak nyaman dengan busananya sekarang. Ia merasa kurang percaya diri.“Kamu boleh duduk sekarang!” perintah Raka. Pria ini kemudian mengambil jas untuk menutupi bagian kaki Rania yang terlihat.“Pakailah ini!Jika merasa kurang nyaman, seharusnya kau jujur,” Raka merendahkan suaranya.Rania terdiam, ia menatap penuh tanya pada sang Direktur. Laki-laki yang terlihat arogan, kini berubah bak menjadi malaikat pelindung.“Apa yang terjadi dengan Tuan Arogan ini?Mengapa ia terlihat berbeda dari biasanya
Read more
Si Arogan yang tak punya hati.
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah kafe.“Ayo cepat turun!Ingat, jangan membuatku malu disana!Jika aku tak menyuruhmu bicara, sebaiknya diam saja!Banyak klien penting disana!” Raka dengan nada memperingatkan.“Baik, Tuan Raka. Aku akan bersikap seperti permintaan anda,” ucapnya datar.“Baguslah, kalau kau mengerti. Sekarang, ikut aku masuk ke dalam!” perintah Raka.Tanpa membantah, akhirnya Rania mengikuti langkah kaki sang Direktur.“Dasar pria sensitif!Kerjaannya marah-marah mulu. Ya Tuhan, kapankah cobaan ini akan berakhir?” Rania membatin.Sampai di dalam kafe, tampaknya para investor penting belum datang. Rupanya sang Direktur telah memesan meja nomor dua bagian depan.“Syukurlah,mereka belum sampai. Jadi, aku bisa membuat kesan yang lebih baik. Aku benar-benar sangat pintar dan jenius!” Raka memuji diri sambil tersenyum tipis.Melihat pemandangan itu, tentu membuat Rania kesal dengan gaya sang
Read more
Sisi lain dari sang Direktur
“Gadis itu berbahasa Jepang dengan fasih!Dia belajar dari mana?Dari gaya bicaranya, sepertinya ia sudah terbiasa berbahasa asing!Bara aja bahasa Jepangnya nggak se-lancar itu.” Batin Raka penasaran.Tiba-tiba saja, Rania memberanikan diri untuk minta izin duduk disitu.“Tuan, bolehkah saya duduk?Kakiku sangat pegal,” keluh Rania.“Hmm, kita akan melanjutkan perjalanan ketemu klien yang lain,” jawab Raka datar.“Benar-benar pria gila!Dia fikir, aku ini sebuah robot. Aku juga hanya manusia biasa sepertimu yang terkadang juga butuh istirahat,” Rania membatin. Gadis ini seakan ingin menangis dan memaki sang Direktur. Namun, apalah daya jika dia hanyalah karyawan yang harus menuruti perintah.Wajah cemberut Rania seakan terpampang dengan jelas. Rupanya, sang Direktur belum usai dengan dramanya.“Ayo cepat jalan!Jangan lelet!” ucap Raka yang terdengar seperti sebuah perintah.Dengan langkah tergesa-gesa, gadis itu mengikuti sang Direktur. T
Read more
Raka yang perhatian
“Apa kamu sudah merasa lebih baik, sekarang?Aku akan keluar sebentar. Kamu jangan kemana-mana dulu!” ucap sang Direktur yang terdengar seperti sebuah perintah.Rania menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.“Aku akan mencari makanan untukmu. Kau istirahatlah dulu!” pamit Raka. Ia pun langsung keluar dari ruangan itu.Sementara Rania masih terlarut dengan fikirannya. Ia penasaran dengan perubahan sang Direktur yang terkesan tiba-tiba.“Apa yang salah dengannya?Mengapa ia begitu baik padaku hari ini?” Rania membatin.Gadis ini pun belum menemukan jawabannya sejak tadi. Apapun itu, Rania sangat bersyukur dapat diperlakukan selayaknya oleh Tuan Raka.Tak lama kemudian, Raka datang dan membawa bungkusan yang berisi makanan.“Aku akan membantu menyuapimu. Kamu makan yang banyak dan minumlah obat!” ucap Raka yang terdengar seperti sebuah perintah.Rania mengangguk sebagai tanda setuju.“Apa Direktur sakit?Mengapa dia mau
Read more
Pria menyebalkan
Hari itu juga, Rania memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Dia tak ingin orang tuanya khawatir karena harus menginap di rumah sakit.“Kamu benar, sudah baikan?Mengapa tak menginap semalam saja disini?Nanti, aku akan minta izin kepada orang tuamu. Aku akan bertanggung jawab penuh atas dirimu!” Raka dengan nada serius.“What?Tanggung jawab?Memangnya, aku kenapa?Dasar pria aneh!” Batin Rania bingung.“Apa kamu dengar ucapanku barusan?” tanya Raka. Ia penasaran dengan tanggapan Rania nanti.“Aku tak bisa bermalam disini, Tuan!Ibuku pasti khawatir.” Tatapannya sulit di tebak.“Baiklah, kalau memang itu keputusanmu. Aku akan mengantarmu pulang sekarang,” ujar Raka “Terima kasih atas pengertianmu, Tuan.” Rania terlihat lega.“Tunggu sebentar!Aku akan membayar administrasi dulu,” ucap Raka.“Sekali lagi, terima kasih banyak. Tuan memang sangat dermawan!” Rania memuji.“Siapa bilang aku dermawan?Semua biaya administrasi
Read more
Perang dingin
Suasana di dalam mobil terasa hening. Tak ada satupun dari mereka yang menyapa duluan. Sama-sama masih terlarut dalam dramanya.“Apa-apaan sih, mengapa gadis ini sangat jual mahal?Sudah tampilannya norak, pake belagu segala!” batin Raka kesal.Sepertinya, sang Direktur kesal karena sepanjang jalan tak ada pembicaraan ataupun pertengkaran yang terjadi di antara mereka.“Mengapa pria ini menatapku dingin?Apa dia sangat membenciku karena aku miskin?Benar-benar pria yang sangat sombong dan membosankan!Aku sangat heran pada gadis-gadis yang mengejarnya,mengapa mereka begitu bodoh karena menyukai pria yang tak punya hati ini?Tampangnya aja yang ganteng, tapi kelakuannya naudzubillah!” batin Rania mengutuk.Rupanya gadis ini memperhatikan ekspresi datar sang Direktur. Sepanjang jalan, mereka terlibat perang dingin. Saling mengutuk satu sama lain walaupun hanya dalam hati.Sepertinya,Rania tak kembali ke istana megahnya. Dia takut,
Read more
Kekesalan Raka
Raka berlalu meninggalkan tempat Rania dengan perasaan kesal. “Benar-benar gadis yang angkuh!Dia berani sekali mengusirku dari rumah jeleknya!Aku bisa membeli rumahnya sekaligus, biar nanti tinggal di jalanan!Lihat saja nanti!Aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu batasannya!” Raka terlihat geram. Mobilnya melaju dan meninggalkan tempat itu. Sementara Rania dan Bik Ratih masih menunggu supir untuk menjemput mereka. “Terima kasih, Bik. Semua berjalan lancar karena bantuan Bik Ratih. Kalau saja nggak ada bibik, Rania nggak tahu mau di apain sama Tuan Arogan itu!” Rania mendengus kesal. “Iya,Non. Bibik cuma mau ngingetin, jangan sampai Non Rania terlalu membencinya!Itu akan bahaya buat diri sendiri dan nggak baik juga!Bersikaplah dewasa dan memaafkan kesalahan orang lain!” ucap Bik Ratih. Seulas senyum terukir di wajahnya. “Hmmm,tapi Rania kesel!Dia tuh, kalo di kantor suka cari masalah!Suka ngerendahin kehidupan orang lain!Rania bener-bene
Read more
Merasa Tertantang!
Pak Galih dan juga Rania masih asyik dengan percakapan mereka. Kedua anak muda ini terlihat sangat hangat dan akrab. Rania sangat santai jika bicara pada Galih,berbeda pada saat bicara dengan sang Direktur. Ia terlihat tegang dan perasaannya deg-degan. “Si Arogan benar-benar sangat berbeda dengan adiknya!Ia terlihat sangat..dingin dan juga kasar. Sementara Pak Galih,tutur katanya lembut dan juga sangat perhatian!” batin Rania membandingkan sifat dari kakak-beradik ini.  Tentu saja, Rania lebih menyukai sikap Pak Galih dari pada sang Direktur Arogan itu. Tanpa sadar,ia tersenyum-senyum sendiri. Gadis ini seakan terhanyut dalam khayalan. Entah apa yang ada dalam fikiran gadis itu?Pak Galang sendiri pun tak tahu. Ia hanya memastikan apa yang sedang Rania fikirkan. “Hei. Kamu kenapa?Kok ngelamun?” tanya Galih dengan tawa ringannya. “Kenapa Pak?Aku kenapa?” tanya Rania dengan tatapan bingung. “Nggak kenapa-napa,kok. Aku hanya memperhatikan kam
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status