Rania adalah seorang wanita yang kaya-raya, putri tunggal dari Pak Marcel dan Bu Aulia. Dia adalah pewaris tunggal dari group bisnis terbesar urutan ke dua se-Asia, CNN IT. Perusahaan ini berdiri di bidang technology terkemuka di Asia. Marcel sendiri merupakan CEO dari group CNN IT. Selain itu, Bu Aulia juga punya perusahaan sendiri yang berdiri di bidang fashion. Aulia sendiri merupakan CEO dari perusahaan yang ia dirikan sejak masih gadis. Dengan melihat latar belakang dari kedua orang tuanya, tentu Rania bukanlah orang sembarangan. Namun begitu, Rania lebih nyaman tampil sederhana dan apa adanya. Raka adalah putra tunggal dari Pak Hendra dan Bu Denisa. Ia adalah pemilik perusahaan yang berdiri di bidang property terkemuka se-Asia. Selain itu, ada beberapa perusahaan milik keluarga mereka yang berdiri di bidang otomotif. Mereka menjual mobil-mobil mewah yang harganya cukup funtastis. Dengan kekayaan orang tuanya, Raka menjadi pria yang arogan. Ia suka mencela dan memecat karyawan sesuka hati. Tampilannya yang terlihat perfect, membuat para gadis klepek-klepek ketika melihat wajah tampan dari sang direktur. Ia sangat cerdas dan bisa dengan cepat mengolah bisnis mereka berkembang pesat. Sejak Raka menjadi direktur, keuntungan perusahaan mereka jadi lebih besar dua kali lipat dari sebelumnya. Benar-benar perfect dan idaman bagi semua para kaum hawa. Tinggi ideal dan tubuh yang kekar membuat para gadis mendambakan sosok Raka untuk jadi kekasih mereka. Tak dipungkiri jika Raka adalah pria yang paling sensitif dengan masalah tubuhnya. Ia tak ingin terlihat ada cela. Namun sikap cuek dan arogannya yang membuat ia terlihat angkuh. Bagaimana awal pertemuan Raka dan Rania? Kapan benih-benih cinta itu mulai ada? Bagaimana menyatukan kedua karakter yang berbeda ini? Apakah cinta mereka akan bertahan atau malah sebaliknya? Penasaran?!! Baca kisahnya hanya di GOOD NOVEL
View MoreTok,tok,tok.
Rupanya ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Rania. Tampak jelas, suara dari luar menyuruh Rania bangun.
āNon Rania, ayo bangun!ā ucap Bik Ratih.
Rania pun langsung terbangun dengan cepat karena mendengar suara Bik Ratih. Sambil melihat jam weker yang ada di samping tempat tidurnya, Rania sontak saja kaget.
āAstaga, udah jam delapan pagi. Bisa-bisanya aku ketiduran sampai kayak gini. Kamu tuh nggak bangunin aku,ā Keluh Rania. Ia pun sambil menyalahkan jam wekernya.
Padahal alarm sudah bunyi dari tadi, namun Rania tak menyadari karena masih asyik dengan tidurnya. Gadis ini bergegas bangun dari tempat tidurnya dan langsung masuk ke kamar mandi.
āAku harus mandi sekarang dan secepatnya nyari kerjaan,ā ucapnya. Rania berbicara sambil mengambil handuk.
Secepat mungkin Rania mandi, ia tak ingin berlama-lama di kamar mandi, karena itu akan menyita waktunya. Tak lama kemudian, Rania selesai mandi dan segera mengganti pakaiannya. Berhubung Rania adalah gadis yang tak terlalu suka dandan, ia bisa merapikan dirinya dalam waktu yang singkat.
āSepertinya dandanan ini sudah cukup menarik.ā Rania memuji dirinya sendiri.
Ia pun bangkit dari tempat duduk dan segera turun ke bawah bergabung dengan orang tuanya.
āMami sama papi udah ke kantor apa belum, ya?ā batin Rania bertanya-tanya.
Sambil menuruni anak tangga,Rania sudah melihat dari kejauhan ayah dan ibunya. Gadis ini tersenyum tipis, tampak wajah sumringan dan bahagia menghiasi bibir mungilnya, karena hari ini ia bisa melihat orang tuanya duduk di meja makan sambil menunggu untuk sarapan pagi sama-sama.
āPagi, my little princess,ā sapa Marcel. Ayahnya sambil tersenyum.
āPagi my princess. Ayo kesini sayang!Kita breakfast sama-sama,ā Sambung Aulia.
Tak dipungkiri jika Rania masih mendapat perlakuan seperti itu dari Ayah dan Ibunya. Rania masih di anggap seperti anak kecil oleh Pak Marcel dan Bu Aulia. Sapaan itu memang tak pernah hilang sejak ia kecil hingga sampai saat dewasa sekarang.
āApaan sih Mami sama Papi. Aku kan udah gede. Kok, aku merasa kayak anak TK kalo Mami sama Papi manggil aku kayak gitu.ā Batin Rania.
Walaupun demikian, Rania merasa bahagia memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangi dan perduli terhadap dirinya. Ia pun segera ke meja makan dan bergabung dengan mereka.
āMorning juga Mi, Pi.ā Rania tersenyum manis.
āTumben anak Mami bangunnya kesiangan. Kamu telat bobo tadi malam, ya?ā tanya Aulia dengan tatapan khawatir.
āIya, Mi. Rania lagi nyari lowongan kerjaan di internet, Mi,ā Gadis ini menjawab seadanya.
Mendengar jawaban putrinya, Pak Marcel langsung menawari Rania pekerjaan di kantor.
āGimana, kalau kerja di kantor Papi aja?Papi lagi butuh karyawan di bagian manager keuangan. Nanti Papi masukin aja kamu kesitu,ā ucap Marcel. Sang Ayah yang berniat membantu putrinya.
āIya, Papimu benar. Rania kerja aja di kantor Papi, kan disitu lebih aman dan Mami nggak perlu khawatir lagi,ā Sambung Aulia. Terlihat sangat mendukung penuh atas tawaran Marcel pada putri mereka.
Rania menghentikan aktivitasnya,ia terdiam sejenak karena mendengar tawaran dari kedua orang tuanya.
āMakasih untuk Mami sama Papi yang udah ngertiin aku dan berusaha membantuku. Rania bukannya menolak posisi itu, tapi Rania ingin memulai dari awal dan nggak perlu menggunakan nama Mami sama Papi. Kalau Rania udah nggak mampu lagi buat usaha, pasti Rania sendiri yang akan minta pertolongan dari Mami dan juga Papi.ā Gadis ini meyakinkan orang tuanya.
Pak Marcel rupanya bisa dengan cepat mengerti atas ucapan putrinya itu. Dengan kata lain, jika Rania masih ingin mencari jati diri serta mengolah sampai dimana kemampuannya, fikir Marcel. Berbeda dengan Aulia, ia rupanya khawatir dengan tekad Rania untuk mencari pekerjaan di luar sana. Banyak yang Aulia fikirkan jika anaknya harus bekerja tanpa pantauan langsung darinya ataupun dari Marcel suaminya. Maklumlah, namanya seorang ibu. Apalagi Rania adalah anak tunggal, tentu itu sangat membuat Aulia khawatir. Mendapatkan Rania pun tak mudah. Marcel dan Aulia harus menunggu lima tahun sampai akhirnya harus mendapatkan anak semata wayang yang tak lain adalah Rania.
āSekarang Papi paham apa maksudmu. Papi akan mendukung full semua keputusan Rania. Papi yakin, jika kamu bisa memberikan yang terbaik. Papi kagum akan keberanianmu yang tak seperti orang lain kebanyakan di luar sana!ā jelas Marcel. Ayah satu anak ini terdengar merestui keputusan putrinya.
āKok,Papi gitu sih. Bukannya belain Mami. Papi nggak takut kalo anak gadisnya kenapa-napa diluar sana,hah?ā ketus Aulia masih dengan nada kesalnya.
āBukannya Papi nggak dukung Mami. Hanya saja, apa salahnya kita berikan kepercayaan pada Rania. Kita harus menghormati keputusan Rania. Itu toh, pilihannya. Rania pasti sudah memikirkan hal ini secara matang sebelum ia bertindak. Kita sebagai orang tua hanya tinggal memberi dukungan penuh selama hal itu positif untuk Rania. Papi yakin, Rania nggak akan mengecewakan kita!ā jelas Marcel. Ia pun berusaha membuat Aulia mengerti dengan keputusan yang dibuat oleh putri mereka.
Melihat pemandangan itu, Rania langsung mendekati ibunya. Ia memeluk sang Ibu yang masih terlihat khawatir dengan pilihan Rania untuk mencari pekerjaan sendiri di luar sana tanpa bantuan darinya dan juga Marcel.
āKamu tuh buat Mami khawatir, tahu nggak!ā ucap Aulia. Dengan wajah sedih, ia menatap Rania. Sepertinya Aulia tak tega mendengar keputusan putrinya itu.
āMami nggak usah sedih-sedih gitu dong. Apa Mami mau jika Rania jadi gadis lemah dan hanya suka berfoya-foya di luar sana tanpa melakukan usaha yang nyata?Rania nggak bakal kemana-mana, Mi. Rania tuh hanya pengen belajar mandiri agar nggak selalu menyusahkan Mami sama Papi. Gimana nanti Rania mau mimpin perusahaan yang begitu besarnya kalau nggak mulai usaha dari nol?Anggap saja, anak Mami lagi training untuk menjadi lebih baik dalam menjadi seorang pemimpin. Mami harus yakin dan percaya sama Rania!ā ucapnya lagi. Gadis cantik ini berusaha meyakinkan ibunya.
Setidaknya ucapan Rania mampu menenangkan hati Aulia.
āGimana kalau nanti anak Mami di suruh jadi tukang bersih-bersih?Mami nggak rela. Mami aja nggak pernah kayak gitu ke Rania,ā ketus Aulia. Nada bicaranya masih terdengar khawatir.
āMami itu adalah ibu yang paling terbaik se dunia. Bagiku, Mami itu adalah segalanya yang tak ternilai harganya. Aku hanya ingin restu dan dukungan Mami, agar semua keinginan Rania bisa terpenuhi dan berjalan dengan baik. Aku nggak masalah dengan posisi apa saja nantinya, yang terpenting Rania bisa belajar dari bawah.ā Gadis ini menjelaskan niatnya dan langsung memeluk ibunya.
āKasihan anak gadis Mami. Mami udah bersusah payah membangun bisnis mami hanya untuk masa depan anak mami satu-satunya, biar nanti, Rania nggak hidup susah dan capek nyari kerja. Akan tetapi, mendengar keputusan Rania, Mami juga nggak boleh egois dan mikirin diri sendiri. Mami juga harus menghormati keputusanmu. Mami kayak gini karena khawatir dan nggak mau terjadi sesuatu padamu. Mami akan doakan Rania, semoga semuanya berjalan dengan lancar!ā Aulia dengan rasa haru. Ibu satu anak ini langsung memberikan pelukan hangat utuk putri kesayangannya.
Marcel tersenyum bahagia karena melihat suasana haru antara ibu dan anak itu. Dalam hati Marcel penuh dengan kebanggaan karena di anugerahi seorang putri yang cantik, cerdas, sederhana dan juga pemberani.
āAyo habiskan makanannya!Papi udah mau telat ke kantor. Ada rapat penting hari ini.ā Marcel dengan wajah tersenyum.
āYa udah, Pi. Papi berangkat aja duluan, nanti terlambat,ā ketus Aulia. Ia pun menyuruh Marcel untuk ke kantor duluan.
āKalau Papi duluan, gimana Mami mau ke kantor?Nggak mau barengan?ā tanya Marcel.
āTapi Mami masih ingin melihat Rania pergi kerja Pi,ā Jawab Aulia.
āMami pergi aja!Rania bisa jaga diri sendiri kok. Kasihan Papi udah nungguin,ā imbuhnya.
āTuh dengerin kata anaknya. Rania nggak apa-apa. Ayo kita berangkat sekarang!ā ajak Marcel.
āPapi itu nggak perduli sama anaknya, ya. Mami pergi dulu ke kantor!Rania jaga diri, ya!Kalau ada apa-apa langsung telfon Mami,ā pamit Aulia. sambil mencium pipi anaknya.
Marcel hanya tersenyum melihat tingkah istrinya yang terlalu sensitif terhadap anak gadisnya itu.
āPapi sama Mami berangkat dulu, ya!Kamu jaga diri!Kalau ada apa-apa langsung kabarin. Papi sama Mami akan selalu siap membantu. Kami pergi dulu!ā pamit Marcel. Ia juga melakukan hal yang sama dengan Aulia.
Beruntunglah Rania memiliki orang tua yang lengkap dan selalu menyayanginya.
āTenang saja Mi, Pi. Rania bisa jaga diri kok. Papi sama Mami hati-hati ya!Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya,ā Jawab Rania. Gadis ini kemudian mencium kedua tangan orang tuanya.
Kini Pak Marcel dan istrinya sudah pergi kerja. Hanya ada Rania dan bik Ratih di rumah yang seluas istana itu. Bik Ratih sudah bekerja di rumah keluarga pak Marcel sejak Rania belum lahir. Bik Ratih telah di anggap sebagai keluarga dekat oleh keluarga Pak Marcel. Tugas bik Ratih adalah memasak untuk keluarga Pak Marcel. Sebenarnya, mereka bisa saja membayar koki untuk menyiapkan semua menu makanan keluarga. Hanya saja, Bu Aulia lebih terbiasa menyantap makanan buatan bik Ratih. Katanya, kalau bik Ratih yang masak itu rasanya sangat enak. Jadi, tak perlu membayar koki untuk memasak di rumah.
āAyo Bik!Bibi makan disini. Rania nggak nyaman makan sendiri,ā Rengeknya yang terlihat seperti gadis kecil.
Bik Ratih pun dengan wajah tersenyum langsung ke meja makan untuk menemani Rania.
āBibi udah kenyang. Non Rania makan saja, nanti bibi temani duduk disini,āJelas bik Ratih dengan wajah sumringan.
āKok gitu sih, Bik. Bibi juga harus makan!Rania tahu, kalau Bik Ratih belum makan, ia kan?ā tanya Rania. dengan tatapan menduga-duga pada Bik Ratih.
Bik Ratih tersenyum dan membenarkan ucapan dari Rania.
āIya Non,ā Jawabnya singkat sambil menunduk.
āUdahlah Bik. Bibi nggak usah sungkan. Kita ini adalah keluarga. Bibi nggak perlu terlihat seperti itu. Ayo makan Bik!ā jelas Rania. Gadis ini sambil tersenyum tipis.
Akhirnya Bik Ratih dan Rania makan bersama-sama. Tampak mereka saling bercanda satu sama lain. Keadaan di meja makan tampak terlihat hangat. Setelah selesai makan, Rania membantu bik Ratih membersihkan piring yang berada di atas meja.
āNggak usah Non. Non Rania istirahat saja, nanti bibi yang akan membereskan semuanya,ā ucap Bik Ratih.
āBibi itu udah capek masak dari pagi. Sekarang bibi duduk aja. Nanti Rania yang akan membereskan semuanya. Lagian Rania udah gede, Bik. Dari kecil, Bik Ratih yang nyiapin semua keperluan Rania. Sekarang karena Rania udah gede dan harus belajar mandiri , contohnya harus bisa melakukan hal-hal seperti ini,ā ucapan gadis ini terdengar bijaksana.
Bik Ratih pun tersenyum bahagia karena Rania yang ia asuh sejak bayi, kini berubah menjadi seorang gadis yang cantik, baik, cerdas dan juga penyayang. Poin lebihnya Rania adalah seorang gadis yang kaya-raya namun memiliki sikap rendah hati dan tidak sombong. Tampilannya yang sederhana namun tak mengurangi sedikit pun kecantikannya.
Setelah selesai dengan aktivitasnya, Rania pamit pada Bik Ratih.
āRania keluar dulu yah, Bik!ā pamitnya.
Bik Ratih masih dengan pandangan bingungnya menatap ke arah Rania.
āMemangnya Non Rania mau kemana?ā tanya Bik Ratih.
āRania mau cari kerjaan, Bik,ā Jelasnya. Dengan nada semangat dan senyuman tipis menghiasi bibir mungilnya.
āApa..?!Non mau nyari kerja?Apa bibi nggak salah dengar?ā tanya Bik Ratih. Wanita paruh baya ini yang masih dengan tatapan tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.
āIya Bik. Hari ini Rania mau nyari kerjaan diluar sana. Siapa tahu Rania bisa dapat kerjaan. Bibi harus doa-in Rania biar semuanya berjalan dengan lancar,ā Rania meminta restu.
āIya Non. Bibi akan selalu mendoakan yang terbaik buat Non Rania. Hanya bibi kaget aja, kok Non Rania kenapa harus repot-repot nyari kerjaan?Ibu sama Bapak kan bisa memberikan posisi yang lebih baik di perusahaan,ā Jelas Bik Ratih.
āIya Bik, itu benar. Tapi ini semua atas kemauanku sendiri yang ingin mencari kerjaan diluar sana, Bik. Rania nggak mau menggunakan kekayaan papi sama mami hanya untuk mendapatkan posisi yang bagus. Aku pengen mulai dari bawah dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bibi doa-in aja, ya. Rania pamit dulu,ā imbuhnya. Gadis ini langsung mencium tangan Bik Ratih.
āNon Rania hati-hati!ā ucap Bik Ratih.
Gadis ini tersenyum dan berlalu dari pandangan Bik Ratih.
āNon Rania memang anak yang membanggakan. Udah cantik, cerdas, baik, dan suka kerja keras tanpa menggunakan kekayaan orang tuanya,ā Puji Bik Ratih terhadap sikap majikannya.
Bik Ratih berharap agar Rania bisa mendapatkan pekerjaan. Setelah Rania pergi, Bik Ratihpun menutup pintu dan kembali lagi bekerja seperti biasanya.
Sementara Rania pergi melamar pekerjaan dengan menggunakan motor matic. Sudah beberapa perusahaan yang ia masuki untuk melamar kerja, namun tak satupun yang menerimanya. Iapun menghentikan motornya dan singgah di warung untuk membeli air mineral.
āTernyata nyari kerja itu susah juga ya. Aku udah mengunjungi beberapa tempat, namun nggak ada satupun yang menerimaku. Ini benar-benar melelahkan,ā ucapnya. Rania pun langsung masuk ke dalam warung untuk membeli air mineral.
Rupanya Rania terlihat sangat capek dan haus karena sudah hampir tiga jam ia pergi mencari pekerjaan dengan mengendarai motor,namun tak satupun yang bisa menerimanya. Terik matahari yang sangat menyengat membuat tenggorokan Rania kering.
āBuk, tolong ambilkan air mineralnya!ā ucap Rania. Wajahnya nampak terlihat lelah dan butuh air minum.
āTunggu sebentar ya, ibu mau ambilkan air mineralnya!ā jawab penjaga warung.
Tak lama kemudian, air mineral yang ia minta kini tiba juga. Tak menunggu lama, Rania langsung melepas rasa dahaganya. Kini wajah Rania berubah menjadi segar karena sudah tak merasa haus lagi. Penjaga warungpun bertanya pada Rania.
āSepertinya, anda terlihat sangat lelah?ā tanya penjaga warung.
āIya buk. Saya memang kelelahan sejak tadi,ā Jawab Rania seadanya.
āYa sudah. Kalau capek, kamu bisa duduk istirahat dulu disini. Jangan terlalu memaksakan kalau masih merasa lelah. Nanti bahaya!ā nasehat penjaga warung.
Rania hanya tersenyum mendengar ucapan dari penjaga warung itu.
āTerima kasih, karena ibu sudah mengizinkanku istirahat sebentar disini,ā Jelas Rania.
āIya, sama-sama. Kalau boleh ibu tahu, Non ini namanya siapa?ā tanya penjaga warung.
āOh iya buk. Perkenalkan, nama saya Rania,ā Jawabnya. Ia pun sambil mengulurkan tangan.
āOh, jadi nama kamu Rania. Kalau ibu, namanya Sumi. Jadi panggil aja Buk Sumi,ā Jawabnya. Buk sumi langsung membalas uluran tangan Rania.
āOke, Buk Sumi. Salam kenal,ā ucap gadis ini tersenyum ramah.
āOh iya. Kalau boleh tahu, Non Rania ini tujuannya mau kemana?ā tanya Buk Sumi.
āSebenarnya tujuan Rania adalah mencari pekerjaan. Tapi udah tiga jam Rania muter-muter nyari, namun tak satu pun yang bisa menerima,ā jelasnya.
āAduh kasian Non. Emang jaman sekarang susah kalau mau nyari kerja. Anak ibu aja, udah sarjana tapi masih pengangguran aja,ā ucap Buk Sumi tersenyum.
āBener buk. Jaman sekarang mah, susah nyari kerja,ā Jawab Rania. Ia membenarkan ucapan Buk Sumi.
āTapi Non Rania nggak perlu patah semangat. Kita harus tetap berusaha walaupun kemungkinan itu hanya tinggal nol koma satu persen.ā Buk Sumi memberi semangat.
Rupanya kata-kata Buk Sumi mampu membuat Rania kembali semangat.
āTerima kasih, Buk. Aku nggak akan pernah melupakan kata-kata dan kebaikan Buk Sumi. Rania pergi dulu, ya!Sekali lagi makasih untuk kebaikan Buk sumi yang sudah memberikan tempat berteduh,ā Pamit Rania. Dengan wajah tersenyum dan terlihat bersemangat gadis itu langsung pamit pada Buk Sumi.
āHati-hati, ya!Jangan lupa mampir lagi kesini kalau ada waktu. Semoga kamu bisa cepat dapat kerjaan!Ayo semangat!ā jawab Buk Sumi. Ia terdengar seperti sang motivator bagi gadis yang ingin mencari jati dirinya.
Akhirnya Rania pun berlalu dari tempat Buk Sumi. Ia pun kembali mengunjungi beberapa perusahaan untuk mencari lowongan pekerjaan. Kali ini Rania lebih terlihat bersemangat. Ia tak pernah terlihat putus asa walaupun sudah beberapa kali di tolak.
āAku nggak boleh menyerah dan putus asa. Aku harus optimis karena usaha itu tak akan menghianati hasil,ā Rania menyemangati dirinya sendiri.
Ia berencana akan kembali besok,jika saja belum menemukan pekerjaan hari ini.
āAku bisa kembali mencari pekerjaan besok, jika hari ini belum ada yang mau menerimaku,ā imbuhnya.
Baru saja ingin kembali ke rumah, tiba-tiba Rania melihat sebuah kertas yang tertempel di pinggir jalan. Raniapun membaca kertas itu dan isinya adalah sebuah lowongan pekerjaan. Rupanya PT ASHER sedang kekurangan OB di kantornya. Mereka membutuhkan tambahan 4 karyawan lagi untuk bagian posisi OB.
āWah, ini benar-benar suatu keberuntungan!Tuhan, terima kasih atas kebaikanmu,ā Rania dengan raut wajah bahagia.
Tak menunggu lama, Raniapun pergi ke alamat yang ada di dalam kertas itu. Ia bermaksud untuk mendaftarkan diri di bagian posisi sebagai OB.
āAku harus bisa mendapatkan posisi ini!ā batin Rania. Gadis ini melangkah dengan penuh keyakinan.
Dengan penuh keyakinan, ia langsung pergi ke PT. ASHER. Rupanya hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai ke tempat itu. Rania pun melihat sebuah bangunan yang sangat tinggi dengan tulisan PT. ASHER di depannya.
āSepertinya ini adalah tempatnya,ā sambil melihat potongan kertas itu.
Dari bentuk gedungnya yang tinggi, Rania bisa mengetahui jika perusahaan ini adalah perusahaan ternama.
āPerusahaannya gede juga ya,ā batin Rania.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam gedung dan memarkir sepeda motornya di samping sebuah mobil mewah. Tiba-tiba saja ada seorang pegawai wanita yang terlihat sinis dan menegur Rania.
āHeh, singkirkan motor butut itu dari samping mobil calon suamiku!Berani-beraninya memarkir motor disitu.ā Wanita itu dengan nada tinggi. Tatapannya terlihat sangat sinis pada Rania.
Sebenarnya Rania masih bingung dengan kemarahan pegawai wanita itu. Ia terlihat seperti tak bersahabat. Boleh di katakan jika wanita itu marah-marah tak jelas
āMaaf ya mbak. Aku nggak sengaja,ā Jawab Rania . Gadis ini segera memindahkan motornya dari situ.
āMaaf, maaf. Kamu fikir dengan meminta maaf akan segera menyelesaikan masalah,ā Wanita itu menambah amarahnya.
āMemangnya apa salah saya mbak?Aku tak merugikan siapapun disini. Aku juga tak sengaja memarkir motorku disini,ā Rania membela diri.
āKamu fikir ini parkiran milik nenek moyang loh!Semua orang yang ada di perusahaan ini tak pernah satupun yang berani parkir kendaraan di samping mobil mewah ini. Sementara loh yang hanya seorang gembel dengan penampilan kolot kayak gini berani-beraninya parkir disini,ā Wanita itu amarahnya semakin meluap.
āYa sudah, kalau gitu saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Tolong bilang ke calon suaminya, kalau saya tidak sengaja melakukan hal ini. Kalaupun ada yang merasa rugi, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya,ā Jelasnya. Rania yang berusaha mencari solusi agar pertengkaran ini tak berlanjut.
Wanita itu tambah geram ketika mendengar jawaban dari Rania. Ia merasa jika Rania menantangnya. Itu sangat melukai harga dirinya, batib wanita itu. Padahal Rania tak mempunyai fikiran seperti itu. Ia hanya berusaha agar membuat suasana tak menjadi tegang. Namun ternyata apa yang di harapkan tak berjalan sesuai kenyataan.
Wanita itu tambah geram dan marah. Ia mendekati Rania dan mendorong motor Rania hingga terjatuh. Dengan sombongnya ia merendahkan gadis sederhana ini.
āApa..?Kamu bilang mau ganti rugi dengan mobil ini?Apa aku nggak salah dengar?Memangnya gajimu berapa?Sampai tujuh turunanpun kamu nggak akan sanggup membayarnya,ā ucap Wanita itu meremehkan. Jiwa dramanya mulai keluar dan Sikap sombongnya semakin menjadi-jadi.
Rania pun hampir terpancing. Ia tak tahan lagi dengan perlakuan dari wanita itu. Ingin sekali Rania membalasnya, namun ia masih berhasil mengurungkan niat. Rania dengan sabar mengangkat motornya yang terjatuh. Ia tak melakukan perlawanan ataupun membela diri dari kata-kata hinaan yang di lontarkan oleh gadis itu.
Rania lebih memilih untuk diam dan berlalu meninggalkan wanita itu. Rupanya gadis itu belum puas mencari masalah pada Rania. Ia terus-terusan saja mengikuti Rania dari belakang dan menyalahkan gadis itu. Padahal Rania tak mengenal gadis itu, namun kenapa wanita itu seperti benci melihatnya.
āAda apa lagi sih mbak?ā tanya Rania dengan suara datar.
āMasih nanya lagi. Kamu harus tanggung jawab atas perbuatanmu,ā Wanita itu masih dengan nada sinis.
āYa udah. Mbak, maunya saya ngapain?ā tanya Rania. Gadis ini yang mulai terlihat kesal.
āKamu harus mencium sepatuku sekarang!ā ucapnya. (Ha..ha...ha..)sambil tertawa sinis.
āApa...?Kenapa aku harus melakukan hal itu?Bukankah itu sudah kelewatan?ā tanya Rania. Ia tak habis fikir dengan permintaan dari gadis itu.
āKamu mau cari gara-gara, ya?Ayo cepat cium sepatuku sekarang!ā perintah gadis itu dengan sombongnya.
Raniapun tak tahan dengan ulah gadis sombong itu.
āBenar-benar harus di beri pelajaran,ā Batin Rania merencanakan sesuatu.
Ia kemudian mendekati gadis itu dan menundukan kepalanya ke bawah. Tampak sumringan wajah gadis sombong itu karena telah berhasil mempermainkan Rania. Gadis ini berfikir jika Rania akan melakukan seperti apa yang ia katakan.
āAyo cepat cium sepatuku!Nggak usah pake lama,ā perintahnya lagi. Wanita itu masih berbicara dengan gaya sombong.
Rania pun langsung menarik kaki gadis itu hingga terjatuh. Dia melepaskan sepatu milik gadis itu dan melemparnya. Namun, nasib buruk menimpa Rania. Sepatu yang ia lempar sekarang telah mengenai seorang pria tampan dengan tubuh yang ideal, tampilannya sangat rapi dan terlihat perfect.
Bruuuuuuuuuukkkk....
Suara sepatu terdengar. Pipi pria tampan itu memerah. Rania dan pegawai wanita itu sontak saja kaget dan terlihat gugup.
āApa yang harus ku lakukan, Tuhan?ā batin Rania merintih.
Sementara pegawai wanita itu wajahnya langsung pucat. Ia tak akan tahu bagaimana nasib selanjutnya.
āOMG, itu kan Pak Raka?Apa yang harus ku lakukan?Bagaimana jika ia memecatku nanti?ā batinnya lirih. Ketika melihat Pak Raka, wajahnya terlihat sangat pucat karena ketakutan.
Rasanya wanita itu ingin menutup mata dan pura-pura pingsan saja agar tak mendengar dan menyaksikan kemarahan dari Pak Raka.
āApa aku pura-pura pingsan saja agar menghindari masalah ini?ā wanita itu berfikir untuk menghindar. berbagai macam pertanyaan muncul dalam benaknya.
Raka pun menoleh dengan tatapan sinis dan penuh amarah ke arah kedua gadis itu. Pegawai wanita itu menunduk dan menunjuk ke arah Rania.
Raka dengan penuh emosi menghampiri Rania.
āApa anda pemilik sepatu ini?ā tanya Raka geram.
āBukan. Maaf saya tidak sengaja!ā ucapnya. Rania meminta maaf dengan wajah sungguh-sungguh.
Tatapan Raka sangat tajam. Ia terlihat seperti singa buas yang kelaparan. Wajah tampannya, kini terlihat sangat merah karena menahan amarah. Jujur saja jika Rania tak sanggup melihat tatapan membunuh dari pria itu.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Penasaran?!
Baca terus kisahnya hanya di GOOD NOVEL!!
Si Pria Arogan ini langsung saja masuk ke dalam kantor dengan wajah penuh dengan amarah. Bagaimana mungkin Galih bisa membela gadis asing itu tepat di hadapannya?Itu sangat melukai harga diri Raka.“Galih sudah berani melawanku!Ini semua gara-gara gadis itu!Dia memang pembawa malapetaka bagi kami!Jangan berharap bisa keluar dari sini sesuka hati!Dia harus membayar semua yang terjadi hari ini!” Raka mengepalkan kedua tangan dengan penuh amarah.Sementara Rania masih berada di rumah sakit bersama galih.“Terima kasih karena sudah membawaku kesini!” Galih dengan tatapan tulus.“Pak Galih tak perlu minta maaf. Semua terjadi karena aku. Jadi,aku harus merawat Pak Galih hingga sembuh.” Sahut Rania terdengar tulus.“Aku sangat terharu mendengarnya!Kau benar-benar gadis yang dapat di andalkan.” Galih dengan nada pujian.“Pak Galih masih saja bercanda dalam keadaan seperti ini. Aku benar-ben
Rania sampai di kantor terlebih dahulu. Ia seakan menghindari untuk bertemu dengan sang Direktur. āIni benar-benar menyebalkan!Mengapa dia harus ke rumahku?Apa pria itu ingin mengadukanku pada Mami?Ini tak bisa dibiarkan!ā ketus Rania. Sementara Raka belum tahu jika Rania adalah putri tunggal dari Tuan Marcel dan Nyonya Aulia. āYa Tuhan,apa yang harus kulakukan?Mengapa juga harus bertemu si Pria Arogan ini?Sangat menyebalkan!Bagaimana aku bisa menghindarinya?Dia selalu berkeliaran dimana-mana.ā Ketus Rania lagi. Gadis ini pun berjalan dengan wajah yang penuh kecemasan. Rania tak sadar jika Galih memperhatikannya sejak tadi. Pria ini menyapa perlahan. āHei. Mau kemana?ā Galih menyapa ramah. Rania pun terlihat kaget. Bagaimana tidak?Gadis ini sedang menghayal. Tiba-tiba Galih muncul di hadapannya. āTuātuan!Apa yang kau lakukan disini?ā tanya Rania dengan wajah panik. Galih pun tersenyum karena mendengar pertanyaan gadis i
Marcel dan Aulia merasa kaget akan kejujuran Raka. Namun,tak dipungkiri jika Aulia kagum tatkala mendengar keberanian Raka yang sangat jujur akan perasaannya. āApa kau tak bercanda,Nak?ā tanya Aulia. āAku serius. Aku harap kalian jangan marah padaku setelah mendengar ini!ā sahut Raka. āHahaha....Anak muda yang sangat pemberani!Mengapa kami harus marah padamu?Hal itu biasa dirasakan oleh muda-mudi seperti kalian. Jadi,tak perlu merasa canggung. Jika kau menyukai Rania. Maka,kejarlah sampai kau mendapatkannya!Kami sudah memberi restu dan mendukungmu penuh!Apalagi kau adalah anak dari sahabat kami. Akan lebih bagus jika kau sendiri yang menginginkannya.ā Tukas Marcel memberi restunya. āIya. Om Marcel benar,Nak. Kami menginginkan agar kau sendiri yang mendapatkan hatinya!Tante hanya mengingatkan saja. Sebelumnya,Rania tak pernah pacaran atau memiliki kekasih. Jadi,dia masih agak sulit untuk menerima semua ini. Tante harap,kau bisa merubah semua sikap kera
Tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Rania. āApakah ini rumahmu?ā tanya Raka. āIya. Ini rumahku. Terima kasih telah mengantarku pulang.ā Sahut Rania tersenyum ringan. āApakah kau tak menyuruhku masuk terlebih dahulu?ā Raka terdengar berharap. āTak perlu. Ibumu pasti sudah cemas menunggumu di rumah. Kau seharusnya kembali lebih awal.ā Rania mencari alasan. āHahahaha. Ada apa denganmu,Nona Rania?Aku bukanlah anak kecil. Jadi,tak perlu mencemaskan hal itu. Ayo kita masuk ke dalam rumah!ā sahut Raka nampak sumringah. āAāapa maksdumu?Mami pasti tak berada di rumah sekarang!Pergilah pulang!ā Rania menatap cemas. āKau nampak cemas?Apa yang terjadi denganmu?ā tanya Raka penasaran. āTiātidak. Maksudku,tak terjadi apa-apa padaku. Kau tak perlu cemas. Aku bisa masuk sendiri. Ayo pergilah!ā Rania semakin tak jelas. Raka semakin terlihat penasaran akan sikap gadis itu. āMengapa dia menolakku masuk ke dalam r
Mereka berdua menikmati keindahan puncak hingga sore hari. Langit tampak cerah dan mulai menguning. Rania terlihat sangat senang menikmati keindahan puncak di sore hari. Gadis ini bahkan tak sadar akan tingkahnya yang terlihat kekanakkan. Rania lupa jika ada Raka di dekatnya. āDisini sangat nyaman!Aku menyukai tempat ini!Terima kasih sudah membawaku kesini!ā Rania terdengar tulus. Raka hanya tersenyum dan memandangi kebahagiaan gadis yang sedang berputar-putar mengelilingi pohon yang berada di dekat situ. Tanpa sadar,pria arogan ini telah jatuh hati pada kepolosan Rania. āApa anda sering kesini?ā tanya Rania tersenyum ramah. āIya. Di akhir pekan aku menghabiskan waktu mampir kesini. Aku suka akan tempat ini!Jiwaku tentram dan hatiku damai tanpa memikirkan aktivitasku yang menumpuk di kantor.ā Jelas Raka apa adanya. āOh,begitu. Aktivitas di kantor memang sangat membosankan!Kita perlu menyegarkan fikiran dengan mengunjungi tempat-tempat seperti
Rania terpaksa harus menunjukan wajah pada Raka. Semua orang telah mendesaknya. Tentu hal itu membuat Raka kaget. āDia cantik sekali!Aku tak menyangka jika wajahnya seperti ini!ā batin Raka memuji tanpa mengenali. Bagaimana tidak. Wajah Rania sangat berbeda jauh dari biasanya. Tentu saja Raka tak mengenalinya dengan baik. āDia terlihat sangat berbeda jauh dari Rania si Gadis pembuat masalah itu!Jelas saja, Rania ini terlihat lebih cantik dan menggoda!ā batin Raka tak hentinya memuji. Pria ini sampai lupa makan karena terpesona akan kecantikan Rania. Sementara Rania masih terlihat cemas dengan apa yang akan difikirkan oleh Raka. āApa dia mengenaliku?Aku akan tamat hari ini!Ya Tuhan,tolong selamatkan aku!ā keluhnya dalam hati. Melihat dua anak muda yang saling menatap membuat Denisa segera bertindak. Uhuk...,uhuk...,uhuk.... āAyo dimakan!ā tukas Denisa nampak sumringah. āMengapa kalian termenung?Apa terjadi sesuat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments