Share

Si Arogan yang tak punya hati.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah kafe.

“Ayo cepat turun!Ingat, jangan membuatku malu disana!Jika aku tak menyuruhmu bicara, sebaiknya diam saja!Banyak klien penting disana!” Raka dengan nada memperingatkan.

“Baik, Tuan Raka. Aku akan bersikap seperti permintaan anda,” ucapnya datar.

“Baguslah, kalau kau mengerti. Sekarang, ikut aku masuk ke dalam!” perintah Raka.

Tanpa membantah, akhirnya Rania mengikuti langkah kaki sang Direktur.

“Dasar pria sensitif!Kerjaannya marah-marah mulu. Ya Tuhan, kapankah cobaan ini akan berakhir?” Rania membatin.

Sampai di dalam kafe, tampaknya para investor penting belum datang. Rupanya sang Direktur telah memesan meja nomor dua bagian depan.

“Syukurlah,mereka belum sampai. Jadi, aku bisa membuat kesan yang lebih baik. Aku benar-benar sangat pintar dan jenius!” Raka memuji diri sambil tersenyum tipis.

Melihat pemandangan itu, tentu membuat Rania kesal dengan gaya sang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status