Semua Bab Reefhitch : Echana (Her Runaways): Bab 71 - Bab 80
176 Bab
The (Real) Party
TING TING TING! Suara dentingan itu seketika membuat semua mata spontan terfokus padanya. Kakak sulungku yang mengenakan setelan senada dengan dress kak April yang berwarna royal blue itu tersenyum tampan nan berwibawa. Netra coklat tuanya ⏤seperti milikku⏤ menatap satu per satu orang yang ada di ruangan ini dengan percaya diri.  "In this wonderful evening for everyone present here,” kak Naki tiba-tiba memulai pidato pembukaannya dengan bahasa Inggris, “I am so happy to welcome each of you for the 20th birthday of my beautiful sister, Echana Chalista Natalie Reefhitch.” 
Baca selengkapnya
Invitation
"Anna?" Langkahku segera berhenti. Kemudian, aku menoleh lambat ke belakang, arah asal suara yang cukup mengagetkanku. Di lorong hotel yang sepi, seorang pria jangkung terlihat sedang berjalan menghampiriku. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana kain yang ia pakai. "Where are you going?"Begitu mengenali wajah dan suaranya, aku spontan menarik ujung hoodie yang kukenakan hingga dahiku tertutup. Terlebih ketika mataku tidak sengaja bersitatap dengan netra birunya yang tengah menatapku curiga."Ke supermarket di lantai bawah."
Baca selengkapnya
Late Night Talk
"Bukannya kak Eka sendiri yang undang kak Rian?""Ngaco, ih! Mana mungkin!" protesku langsung. Boro-boro mengundangnya, melihat wajahnya saja aku enggan!"Lebih meyakinkan kalau kamu yang undang, tahu. Apa lagi tadi kalian ngobrolnya seru banget," sindirku halus. Chris memutar mata, lalu kembali fokus pada mi instan cup-nya. “Tadi kak Rian yang nyamperin aku duluan buat bahas pertandingan minggu kemarin. Nggak usah jealous karena nggak disamperin, deh," ledeknya kurang ajar. Spontan, aku mendecakkan lidah. Nih anak makin malam omon
Baca selengkapnya
Treat
"Oh, gitu, ya?" Pemuda yang mengenakan jaket hitam untuk menutupi kaos putihnya itu menatapku kaget. Sepertinya reaksiku benar-benar diluar dugaannya.  "Kak Eka masih nggak percaya juga?" Aku hanya tertawa lirih. "Semua orang punya persona, Chris. Sudah kenal lama bukan jaminan untuk mengenal karakter orang itu." Adik bungsuku itu tertegun sesaat. Matanya menatapku dalam, sebelum tiba-tiba ia mengalihkan pandangan dan menunduk menatap cup mi instannya yang hanya tersisa kuahnya.  "... Masuk akal juga, sih," komentarnya lirih.  Melihat reaksinya yang mirip orang merasa bersalah, aku jadi makin yakin kalau Chris berpikir kalau aku sedang membahas Rian. Well
Baca selengkapnya
Wrong Data
“Astaga … hahaha ….” Aku mendecakkan lidah sebal. Pasalnya, sudah lima menit berlalu dari kejadian, tetapi Chris masih belum bisa meredakan tawanya. Meski itu hanya sisa tawa, tetap saja aku yang mendengarnya merasa tidak nyaman, Terlebih, yang menjadi bahan tawanya tidak lain tidak bukan adalah putri semata wayang keluarga Reefhitch, as known as me.“Terus aja ketawa sampai lusa,” sindirku lirih sambil meliriknya sebal penuh peringatan. Kemudian, aku sengaja mempercepat langkah. Sebisa mungkin, aku tidak mau mendengar tawa Chris yang menyebalkan dari dekat.Sayangnya, dengan kaki jenjang yang ia miliki, Chris dengan cepat kembali berjalan di sampingku. Adik bungsuku itu juga dengan cepa
Baca selengkapnya
Promise
“Kenapa, Kak?”“You won’t  tell anyone about this, right?”Chris diam sejenak, kemudian bibirnya menyeringai jahil. “Should I?” Spontan, aku mendecakkan lidah dan menatapnya protes. Sesaat kemudian, Chris malah tertawa pelan.“Kalau nggak mau ketahuan, kenapa Kak Eka mau beli itu waktu sama aku? Bukannya lebih baik belinya waktu sendirian?”“Aku memang bisa beli lagi lain waktu, tetapi aku butuhnya sekarang, karena jogging malam sama kamu
Baca selengkapnya
Happiness
Awkward. Sangat awkward. Sejak beberapa menit yang lalu, pria itu tidak mengatakan apa pun. Well, ia tidak benar-benar diam, sih. Nyatanya, ia sempat menyapaku dan mengatakan agar aku memberikan kantong plastik belanjaanku karena terlihat penuh dan berat. Namun, itu semua terangkum dalam satu kalimat yang singkat, dan kami menghabiskan beberapa menit sisanya dalam keheningan yang super canggung. Sesekali, aku melirik, Zean. Memeriksa ekspresi yang terpasang di wajah tampannya. Jika aku tidak salah mengenali, Zean memang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun, tidak ada
Baca selengkapnya
Leave
“Bagaimana?”Aku hanya melirik sekilas ke arah pemuda tampan yang duduk di hadapanku. Ekspresinya terlihat sok santai sambil melahap pancake yang menjadi menu sarapan kami. Rasa penasarannya memang tidak terlihat jelas, tetapi aku yakin kalau ia hanya pura-pura basa-basi. Well, sebagai sesama orang yang terlambat sarapan karena bangun kesiangan, hanya ia seorang yang aku kenal di cafe yang ada di lantai dasar hotel bintang lima ini. Jadi, aku tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan ambigu dan sikapnya yang sok cool. Sebenarnya aku bisa saja menggunakan jasa
Baca selengkapnya
Similiar
"Aneh-aneh gimana, sih? Kamu jangan pakai kata-kata yang ambigu, ya."Meskipun kami memilih tempat duduk di balkon outdoor bukan berarti kalau tidak akan ada yang mendengar ucapan Chris, bukan?"Lho? Kak Eka lupa kalau kemarin mau beli barangnya orang dewasa?""HEH! MULUTMU!" Nih anak beneran minta dilakban ya mulutnya! "Kenapa? Kan yang kemarin memang barangnya orang dewasanya," ujarnya sok tidak bersalah. Aku hanya bisa menghela napas panjang. Pasti ini efek samping karena terlalu banyak bergaul dengan kak Naki. Makanya, Chris bisa jadi maki
Baca selengkapnya
Plan
"Kamu yakin, Ka?"Sebagai jawaban, aku langsung mengangguk mantap. "Hanya karena penasaran rasanya soju, lantas kamu nekat mau ke Korea?" tanya Chariz lagi dengan ekspresi yang masih belum percaya.Aku diam sejenak, mencari jawaban lain yang sekiranya terdengar lebih berbobot. Baru kemudian, aku mengangguk pelan. "Nggak semata-mata karena penasaran rasa soju juga sih, Riz. Aku juga penasaran sama beberapa tempat wisata, terutama tempat yang sering jadi lokasi syuting drama," dalihku berusaha terdengar santai. "Sekalian aku juga mau coba main batting center di sana," imbuhku lirih. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status