Semua Bab ELEGI WANITA KEDUA: Bab 71 - Bab 80
303 Bab
JANTUNG YANG BERDEGUP KENCANG
"Kamu mulai berteriak padaku lagi?""Keluar! Pergi sekarang juga dari rumahku, Sella Angelica Santoso!" sentak Adrian benar-benar kesal. Membuat Sella terbelalak atas perlakuan lelaki tampan itu padanya."Ka-kamu beneran nih usir aku?""Iya! Karena kamu orangnya bebal. Semau gue dan aku paling enggak suka yang kayak begitu. Paham Sella?""Terserah kamu Adrian!"Saat Sella hendak pergi. Dia berbalik, "Adrian!" Suara Sella terdengar lantang. Adrian hanya memerhatikan wanita itu."Apalagi?""Asal kau tau, aku tak akan pernah melepaskan kamu!" Suara Sella bergetar dan akhirnya pergi meninggalkan Adrian yang hany menatap kepergian."Haaaahhh!"Tiba-tiba terdengar suara Amelia dari balik dinding menuju tangga."Tampaknya dia sudah cinta mati sama kamu, Adrian!"Adrian sedikit terkejut dengan kehadiran Amelia."Biarkan dia dengan perasaannya sendiri."Dia melangkah pergi meninggalkan Amelia yang masi
Baca selengkapnya
KEHANGATAN YANG INDAH
Amelia merasa aneh akan perasaannya saat ini. Dia yang semula biasa, menjadi salah tingkah di hadapan Adrian yang terus memandang dirinya.'Ada yang salah ini!' bisik Amelia dalam hati."Kamu kok wajahnya sampai merah begitu, ada apa?""Haaaahhh?""Iya, tuh wajah kamu!"Buru-buru Amelia menyembunyikan wajahnya. Dan menghabiskan segelas air putih yang ada di tangan. Segera dia beranjak dari sofa."Mel, kamu mau ke mana?""I-ini, naruh gelas. Mau apalagi?"Adrian menggeleng."Hanya ingin kamu duduk di sebelah aku!""Enggak ahh. entar kamu apa-apain.""Tuh kan, mancing!"Amelia pun tergelak. Dia berusaha menutupi rasa aneh yang kian menjalar dengan bercanda. Menganggap semua wajar dan normal seperti biasa. Dia pun menghempaskan tubuhnya di samping Adrian."Adrian ....""Hemmmm!"Wajahnya menoleh pada Amelia."Kenapa kamu masih sendiri? Apa enggak kesepian?""S
Baca selengkapnya
MEMATAI-MATAI AMELIA
"Raffian, aku ingin ketemu. Bisa 'kan datang ke kafe biasanya?""Belum tau.""Please, ini penting! Ini sebuah pekerjaan Raff!"Cukup lama Sella menunggu jawaban."Soal apa?""Datanglah dulu!""Oke."Terlihat Sella mengayunkan sebelah kaki yang dia topang di kakinya yang lain. Dia sibuk dengan ponsel yang ada di tangan. Sesekali dia mendengkus kasar. Seolah kesal dan geram.Dalam pancaran iris mata yang coklat muda. Sangat terlihat Sella memendam kekesalan yang memuncak. Perlakuan dingin Adrian padanya, menghancurkan perasaan dan hatinya."Kau keterlaluan, Adrian. Terang-terangan mengajak cewek itu tidur di rumah kamu. Mana sama anaknya lagi!"Napasnya terdengar memburu. Begitu juga dengan tarikan napasnya yang tersengal. Berulang kali Sella mengusap wajah dan kelopak mata yang hendak menitikkkan air mata.Tak sabar dia menanti kedatangan seorang teman yang bernama Johan. Buru-buru
Baca selengkapnya
APA RENCANA SELLA SEBENARNYA (?)
Bergegas setengah berlari Raffian menuju meja resepsionis UGD. Belum sampai dia bertanya. Seseorang memanggil namanya dengan kencang."Mas Raffi!" Salah seorang tetangga berlari ke arahnya."Pakdeh Hanafi, gimana Ibu?""Ibu kamu langsung masuk ke ruang UGd. Masih dapat perawatan di sana. Tadi pakai uang Pakdhe nebus obat lima ratus ribu.""Iya, Pakdhe. Nanti aku ganti ya. Sekarang Raffi temuin Ibu dulu!""I-iya, Raff."Raffian berjalan cepat menuju ruang perawatan. Dia menemui seorang perawat dan menanyakan keadaan sang Ibu."Mbak, bagaimana Ibu saya?""Pasien atas nama siapa, Mas?""Ibu Rusmini.""Sebentar ya."Setelah melihat berkas data yang ada ditangannya. Dia segera menghampiri Raffian."Ibu Rusmini masih dalam penanganan dokter, Mas. Di tunggu saja. KIta pasti panggil nanti," ucapnya seraya mempersilakan Raffian menunggu di luar."Terima kasih, Mbak."Perawat itu membalas dengan
Baca selengkapnya
MENGAWASI RUMAH ADRIAN
Terdengar suara pintu yang dibuka perlahan. Samar Raffian mendengar suara orang yang sedang bicara. Saat dia membuka mata. Sosok Budhe Hanafi sudah berdiri di sebelah ibunya."Budhe!""Iya, Mas Raff. Katanya pagi suruh datang ke sini?""Iya, Budhe. Ada kerjaan yang enggak bisa Raffian tinggalkan.""Ka-kamu mau ke mana, Fian?"Raffian bergegas turun dari ranjang. Berjalan mendekati sang ibu."Fian ada kerjaan sebentar, Bu. Nanti Budhe yang akan menemani ya?"Wanita itu mengangguk. Lnagkahnya menuju kamar mandi dengan membawa pakaian yang dia siapkan."Mas Fian!"Langkahnya terhenti. Lalu menoleh, "ada apa Budhe?""Tadi habis shubuh ada yang antar mobil ke rumah. Dititipkan ke Pakdhe kuncinya. Apa itu bos kamu yang kasih?""Cuman kasih pinjam aja Budhe.""Ahhhh, sama aja toh, Mas Fian."Dia hanya tersenyum tipis."Fian mandi dulu."Kedua wanita itu mengangguk. Tatap mata Rusmini te
Baca selengkapnya
KEPINDAHAN AMELIA
Rumah yang mewah dan kokoh itu terkesang angkuh, bagi siapa saja yang melihat. Begitu juga bagi Raffian yang tengah mengamati dan mengawasi rumah Adrian Kusuma. Pengusaha muda, tampan dan kaya raya.Terlihat kesibukan di rumah besar itu. Amelia hilir mudik menyiapkan semua. Dibantu oleh rini dan Dita. Beberapa barang sudah siap masuk ke dalam mobil."Adrian kamu enggak usah antar kita. Kamu kerja aja!" tegas Amelia."Kamu yakin bisa sendirian?""Pasti lupa kalau aku sudah terbiasa melakukannya sendirian," sahut Amelia tersenyum lebar.Adrian yang sudah berdandan stylish. Menghampiri Dita dan Amelia. Aroma parfum mahal tercium di hidung keduanya."Dita, maafkan Om belum bisa antar ya?""Enggak apa-apa, Om.""Nanti setelah pulang dari kantor Om main ke rumah. Dita minta dibawakan apa nih?""Terserah Om aja."Gadis kecil itu berlari menuju Rini. Wajahnya memerah tersipu, membuat Adrian terkekeh. Lalu melempar pandang
Baca selengkapnya
APA YANG TERJADI (?)
Langkah Adrian berjalan tegap menemui resepsionis. Seorang wanita muda yang sangat menarik tersenyum padanya."Pagi. Adakah yang bisa saya bantu?""Pagi juga. Saya sudah ada janji dengan Ibu Santi.""Bapak Adrian Kusuma?"Senyumnya langsung mengembang, "tepat sekali.""Silakan bapak naik ke lantai tiga. Langsung menuju ruang Bu Santi.""Terima kasih."Segera Adrian menuju lift yang tak jauh darinya saat ini.Ting!Pintu lift terbuka lebar, di lantai tiga. Sejenak dia terdiam. Melihat suasana sekitar ruangan. Dengan penuh percaya diri, dia segera masuk ke dalam sebuah ruangan yang begitu nyaman. Terdengar musik yang mengalun lembut.Pandangan matanya berpendar. Mengitari seluruh ruangan. Kemudian seorang wanita seumuran dirinya datang menghampiri."Bapak Adrian?""Benar.""Ikuti saya, Pak!" ajak wanita itu.Mereka berdua berjalan di sebuah lorong yang tak begitu panjang. Di depan pintu t
Baca selengkapnya
HASRAT SANTI BERGELORA
Suara Santi terdengar samar. Usapan lembut Santi di punggung dan dada Adrian, menimbulkan suatu rasa yang berbeda. Tanpa sadar Adrian menarik tangan Santi dengan kasar.Lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Santi. Tanpa bisa berpikir, Adrian melumat dengan rakus bibir Santi yang memang tengah mengharapkan kemesraan dari Adrian. Terdengar desah yang memburu pada keduanya."Lanjutkan Adrian," bisik Santi.Dia berdiri dari tempatnya. Lalu mengajak Adrian untuk berpindah tempat. Santi dengan rona wajah berbunga-bunga, menarik jemari Adrian untuk segera naik ke atas ranjang."Adrian ...."Dengan beringas Santi melucuti kemeja Adrian. Saat dia hendak melepas gesper lelaki yang telah mampu membuat dirinya jatuh hati. Tubuh Adrian terjerembab. Terbenam di antara selimut dan bantal.Tak lama terdengar bunyi dengkuran yang keras. Membuat Santi terperanjat dan geram. Hatinya sangat kesal. Melihat Adrian yang suda tertidur dengan tubuh yang tertelungkup.
Baca selengkapnya
CINTA TAK SESULIT INI
Tak lama mobil Adrian sudah berhenti di depan rumah Amelia. Dari teras rumah Dita melambaikan tangan pada mobil Adrian. Melihat Dita yang menyambut dirinya. Adrian tersenyum lebar. Sebelum turun, "Pak masukkan aja mobilnya ke dalam!""Baik, Pak Adrian."Buru-buru dia turun dari mobil dan menghampiri Dita. Seraya memberikan makanan pesanan dia."Makasih ya, Om!""Sama-sama, Dita. Mama di mana?""Di dalam. Ayo, masuk Om!"Adrian pun mengikuti langkah kecil Dita. Gadis kecil itu berjalan menuju ruang tengah. Terlihat Rini dan Bu Sadi membantunya."Hai, Adrian. Mau kopi?""Kenapa kamu langsung tawarin aku kopi?""Kelihatan suntuk!""Masa?"Amelia mengangguk. Dia beranjak dari duduknya. Berjalan menuju dapur."Aku temani, Mel!""Ayo."Adrian duduk di kursi meja makan."Apa kamu lagi ada masalah?""Enggak.""Lantas apa? Kok kamu bener-bener enggak ceria sama
Baca selengkapnya
MEMERIKSA HP ROMY
"Masalah apa, Salsa?"Linda menatap dengan rasa penasaran."Sebaiknya kita ngobrol di tempat kamu aja, Lind.""Ada Romy?""Ada, di kamar. Katanya sih tidur, tapi enggak enak lah. Entar dia malah dengar lagi.""Yok, kalu gitu!"Mereka berdua berjalan beriringan menuju lantai dua. Menuju apartemen Linda. Dari penampilan Melinda malam ini, terlihat jelas dia baru saja datang."Kamu habis sama Om kamu?""Enggak!""Terus habis dari mana?" "Aku baru saja kongkow sama temen-temen."Tak lama mereka berdua sudah di depan pintu apartemen Melinda. Bergegas wanita cantik itu, mencari kunci dan hanya sekian detik, pintu pun telah terbuka lebar."Mau minum apa kamu?""Aaaahhh, kayak tamu jauh. Enggak usah.""Terus kamu ingin ketemu aku, ada apa?"Salsa menundukkan wajahnya. Dia tak bisa menyembunyikan kesedihan yang kian meradang dalam hatinya saat ini. Berulang kali hembusan napas keres
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
31
DMCA.com Protection Status