All Chapters of Pengantin CEO Bertopeng: Chapter 31 - Chapter 40
44 Chapters
Psikiater
"Apa maksudnya dokter psikiater? Anda mungkin salah tempat!" ucap Han.Han tidak mungkin membiarkan dokter yang tidak diketahui asal usulnya memeriksa kejiwaan Rainhard. Sahabatnya itu memang aneh tapi belum tentu gila.Hingga dr.Dalbert angkat bicara kembali, "Apakah anda bisa mengantar saya ke ruangan pasien?" tanya dr.Dalbert lagi-lagi tersenyum manis."Maaf, Dok. Tapi teman saya baik-baik saja, hanya saja ... dia sedikit bertingkah aneh mungkin karna tertekan," jawab Han."Saya adalah seorang dokter lulusan bidang kejiwaan. Anda tidak perlu meragukan keahlian saya bahkan pengalaman saya di bidang kejiwaan itu sudah terbukti. Berbagai penyakit jiwa sudah saya alami, ilusi, emosi, bahkan 2 kepribadian. Jadi, tolong Tuan Han menghargai saya sebagai dokter profesional!" balas dr.Dalbert."Baiklah, asalkan anda melakukan tugas anda tanpa adanya kesalahan sedikitpun!" ucap Han mengangguk.
Read more
Bertemu Rainhard
Pagi hari pukul 08.00Pagi itu Nayra tengah duduk tepat di depan cermin rias. Ia terlihat cantik dengan dress kuning motif bunga yang melekat sempurna di tubuhnya. Dress selutut dengan lengan renda membuat tampilannya menjadi semakin menawan. Jemari Nayra menari kala ia memoleskan foundation tipis di kulit wajahnya. Matanya tampak tegas saat eyeliner mengikuti sudut matanya. Tak lupa dia menggunakan lipstik berwarna  pink memberikan kesan natural. "Huh, dari tadi jantungku ribut terus. Menganggu saja!" gumam Nayra membuang napas kasar.Yah bagaiamana tidak, dia sangat gugup. Pasalnya, kemarin siang hubungannya dengan Rainhard mulai membaik tapi itu malah membuat Nayra menjadi gugup. "Bagaimana dengan tampilanku seperti ini? Apa dia akan menyukainya?" tanya Nayra kepada dirinya sendiri. "Tidak, Nay. Kenapa kau harus berdandan untuk pria sepertinya. Bersikap jual mahal lah sedikit!" jawabnya kepada dir
Read more
Merasa Malu
Nayra sangat terkejut saat bibir Rainhard menyatu dengan bibirnya. Mata berwarna ungu gelap itu masih terlihat sangat jelas, topengnya sangat mengganggu.Nayra yang masih mematung seketika luluh seolah hatinya digerakkan untuk menerima kelakuan Rainhard terhadap dirinya. Sungguh! Tatapan mata Rainhard membuatnya merasa yakin kalau ada ketulusan dibalik kelakuan Rainhard.Adapun Rainhard merasa aneh karna Nayra tidak melawan. Biasanya Nayra berusaha meronta-ronta tapi kali ini Nayra hanya diam seolah menerima Rainhard sepenuh hati. Hingga sang pengganggu datang, "Nona Nayra, ini surat perjanjian pernikahannya!" Dengan polosnya Rayhan berlari tergesa-gesa menuju Rainhard dan Nayra. Sontak Nayra dengan cepat berdiri dari atas tubuh Rainhard yang tengah bersandar di sofa. Terlihat dengan jelas di wajah Nayra terdapat pipi merona akibat tersipu. Nayra juga terlihat cemas seolah dia yang telah memulai permainan dengan Rainhard. 
Read more
Menandatangani Surat Perjanjian Pernikahan
"Sudahlah! Kali ini aku memaafkanmu!" ucap Nayra masuk dan melangkahi Rayhan. Rayhan cukup bingung dengan mood Nayra yang selalu kesal. Ia pun memilih pergi dan membiarkan Nayra bertemu Rainhard. "Belum lama kita berpisah, kau sudah merindukanku. Nay, bagaimana jika kamu berada terus di sisiku ... dengan begitu kau tidak usah tersiksa karna setiap saat kau akan selalu melihat wajahku!" Rainhard tersenyum penuh arti. "Rasa percaya dirimu tinggi sekali. Katakan padaku, apa yang aku rindukan darimu? Kau bahkan tidak pernah memperlihatkan wajahmu padaku!" keluh Nayra.Nayra duduk di sofa dan memberikan surat perjanjian pernikahannya kepada Rainhard untuk ditandatangani. "Aku ingin kau yang duluan menandatanganinya," ucap Nayra tersenyum. "Kau takut yah menandatanganinya duluan?" tanya Rainhard tersenyum merasa lucu. "Apa kau pikir aku akan kabur? Segitunya kau tidak ingin menandatanganinya duluan!" Lanj
Read more
Pikiran Negatif
Kediaman Rainhard AldrickRainhard dan Nayra mulai masuk rumah. Para pelayan berbaris hanya untuk menyambut mereka. "Selamat datang, Tuan. Selamat datang, Nona." Secara bersamaan pelayan itu menunduk. Rainhard hanya terdiam mendengar sambutan para pelayan, mungkin dia sudah terbiasa. Sedangkan Nayra menyebarkan senyumnya dan membuat pelayan itu kagum akan keramahan Nayra. 'Kenapa dia membawaku ke rumahnya?' batin Nayra bertanya. Hingga Rainhard angkat bicara, "Jalanmu begitu lambat. Bisakah kau cepat sedikit!" ucap Rainhard mengeluh. "Aku sudah berusaha mengejar langkah kaki panjangmu itu. Seharusnya kamu yang memperlambat langkahmu!" balas Nayra mengeluh. Hingga Rainhard memilih untuk menggendong Nayra. Nayra sangat terkejut karna tiba-tiba Rainhard menggendongnya. "A-apa yang kau lakukan?" tanya Nayra terkejut. "Kamu punya mata'kan. Kamu tahu betul apa yang sedang aku lak
Read more
Melakukan Hubungan
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra. "A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi. Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard. Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard. "Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan. "Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh. Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap
Read more
Masa Lalu Rainhard
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra. "Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin. "Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya. "Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra. "Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih. 'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
Read more
Kisah Rainhard
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih. Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard. Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin. Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang  mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra. "10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
Read more
Merasa Kesal
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra. "Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra. "A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard. "Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa. "Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal. Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya. 'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan. 'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
Read more
Jas Rainhard
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra. "A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan. "Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah. "Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard. Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum. Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut. "Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra. Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status