Semua Bab WHEN LOVE MEET: Bab 221 - Bab 230
243 Bab
Memikirkan orang lain
"Mas Rico" rintih Nisa yang sedang di mesrai oleh lingual Alresca di organ sensitifnya.Alresca tersenyum smirk ketika mendengar nama Rico yang disebut dan bukan nama dirinya. Dia beranggapan bahwa dirinya dan Nisa memiliki kesamaan. Mereka akan membayangkan orang yang mereka cintai ketika bercinta dengan orang lain."Ya, terus sebut namanya, Nisa!" pinta Alresca dengan bersemangat. Dia pun mengambil sabun cair yang menempel di dinding kamar mandi tersebut lalu dia usapkan ke seluruh tubuh bagian atas Nisa sembari memijat kedua aset kembar wanita tersebut."Gila kamu benar-benar gila, Rico" racau Nisa yang mulai terbuai oleh setiap sentuhan Alresca di tubuhnya. Nisa terus membayangkan jika yang sedang menyentuhnya adalah Rico mantan suaminya.Nisa sudah mulai bergairah, dan memutuskan untuk bangkit dari bath up dan melangkahkan kaki ke shower."Mau kemana?" tanya Alresca "Aku mau membersihkan diri dan kita akan memulai permainan," sahu
Baca selengkapnya
Anniversary
"Akh iya, aku kelelahan," jawabnya berbohong. Kini dia sedang berada di situasi yang sangat sulit. Dia sudah lelah berbuat jahat, dia tidak mau membantu Alresca untuk menghancurkan pernikahan Anggun dan Mas Rico. Walaupun, dia mencintai Mas Rico, tetapi dia tidak mau memaksakan kehendak. Pasalnya, cinta itu tidak bisa dipaksakan. Biarlah, perasaan cinta itu dia pendam di dalam hati. Lagi pula, untuk apa memiliki Rico, jika Mas Rico tidak mencintainya. Tuhan telah memberikannya kesempatan kehidupan sekali lagi. Dia tidak boleh menyianyiakannya dan kembali kepada jalan yang sesat. Namun, untuk saat ini dia terpaksa harus berpura-pura menjalin kerja sama dengan Alresca. Hanya, dengan cara ini dia bisa melindungi Anggun dan Mas Rico secara diam-diam serta menebus kesalahannya di masa lalu.~Kamar Anggun dan Rico~Malam pun tiba, Rico akan mengajak Anggun makan di luar karena malam ini adalah malam anniversary mereka. Mereka sengaja tidak merayakan dan mengunda
Baca selengkapnya
Keguguran
Allina berpamitan kepada saudaranya bahwa dia akan pulang. Dia pun menelepon Romeo untuk menjemputnya. Namun, teleponnya tidak diangkat oleh suaminya itu. Allina berpikir bahwa Romeo sedang sibuk atau sedang meeting dengan rekan bisnisnya. Karena setelah wisuda, Romeo langsung bekerja di perusahaan daddy-nya. Allina pun berjalan sendiri ke depan gang. Di sana tidak tampak sama sekali ojek atau taxi. Dia pun memesan mobil online. Ketika dia sedang menunggu mobil online, tiba-tiba datang sekawanan preman membawa benda tajam. Allina pun terkejut, dia takut jika preman itu berbuat macam-macam kepadanya. Jika yang diambil hanya uangnya saja, itu tidak masalah. Namun, jika mengincar nyawanya bagaimana? Allina pun membuka sepatu high heelnya dan kemudian berlari sekuat tenaga. Setelah itu dia bersembunyi di semak-semak tanaman. Dia pun menutup mulutnya sembari berjongkok karena ketakutan. Allina berharap ji
Baca selengkapnya
Mendatangi Rindu
Setelah panjang lebar dokter berdiskusi tentang kondisi Allina kepada Romeo. Allina pun dipindahkan ke ruang rawat inap.Romeo menatap lekat Allina yang lemah tak berdaya. “Sayang, kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu sedang hamil?" tanya Romeo dengan lembut. Mata Romeo berkaca-kaca. Dia begitu sedih kehilangan buah hatinya dengan Allina. Namun, dia pun lebih sedih melihat kondisi istrinya. Mungkin, yang dirasakan Allina tidak hanya sakit fisik melainkan hatinya juga. Karena janin yang berada di dalam rahimnya telah tiada.“Aku pun baru menyadari tadi sore, ketika melihat aplikasi kalender menstrulasi. Ternyata aku baru sadar bahwa aku sudah dua bulan tidak haid. Mungkin, karena sangking sibuk di butik," jawab Allina dengan lirih. Dalam hati Allina menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sebodoh itu. Bahkan, dia sampai tidak tahu bahwa dirinya sedang mengandung.Romeo menggenggam tangan Allina dan mencium punggung ta
Baca selengkapnya
Jangan ganggu Allina
“Masuklah!” ajak Sarah kepada Romeo, Vino dan Rico.Mereka bertiga pun masuk ke dalam apartemen Rindu. Di sana terlihat Rindu yang sedang duduk sembari menghisap rokok dan di tangan satunya lagi memegang gelas kaki yang berisi wine."Mau berdiri saja atau--"Rindu melepaskan gaun tidur yang terbuat dari satin dan kemudian memperlihatkan tubuhnya kepada ketiga pria tampan yang sedang berdiri di hadapannya.“Semakin lama kamu semakin murahan saja Rindu? Di mana harga dirimu sebagai seorang perempuan?" tanya Romeo dengan nada meremehkan.Tanpa rasa malu. Sarah pun menghisap kembali rokok yang berada di tangan kanannya tanpa mengenakan busana.“Ada apa kamu menemuiku, Romeo. Apa kamu ingin bercinta denganku?” tanya Sarah sembari memberikan tatapan menggoda “Aku tidak akan pernah sudi tidur dengan wanita murahan sepertimu. Sarah, kali ini aku sedang tidak main-main. Jangan pernah ganggu Allina lagi
Baca selengkapnya
Ditabrak mobil
Sudah 3 hari Allina di rawat inap di rumah sakit. Hari ini, dokter sudah memperbolehkan dia untuk pulang. Suami dan sahabat pun sudah datang untuk menjemputnya."Akhirnya, kamu pulang, Allina," ungkap Anggun sembari memeluk sahabatnya itu."Iya Anggun. Akhirnya, kita bisa meet up bareng lagi."Romeo sudah mengurus adminitrasi dan barang Allina pun sudah di simpan di bagasi mobil. Rico, Vino dan Romeo sedang berbincang dan bercanda di tangga depan lobby rumah sakit. Sedangkan, Anggun dan Vita menunggu di bawah tangga lobby rumah sakit menemani Allina yang duduk di kursi roda.Anggun pun tersenyum ketika melihat mobil Jemputan datang. Namun, kenapa mobil itu berhenti beberapa meter dari jarak mereka berdiri? mereka bertiga terbelalak ketika mobil tersebut melaju dengan sangat cepat.Anggun tidak sempat memberitahu para suami. Dia berusaha menolong Allina. Dia mendorong kursi roda Allina sehingga dia bisa selamat. Brak!
Baca selengkapnya
Melenyapkan Rindu
Semua sahabat dekat sedang resah gelisah menunggu kabar dari Rico, karena ingin tahu keadaan Anggun. Tak lama Vino pun datang. Dia baru selesai melaporkan dan mengurus kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Rindu. Sebenarnya, target utama Rindu adalah Allina. Namun, karena pertolongan Anggun, Allina selamat sedangkan dia dalam keadaan kritis. Allina sedang menangis histeris karena kondisi Anggun yang sangat mengkhawatirkan. Dia merasa bersalah kepada sahabatnya itu. Jika bukan karena menolongnya pasti Anggun masih sehat dan segar bugar. Namun sekarang Anggun koma dan masih dalam keadaan kritis. “Sudah, Sayang!” bujuk Romeo kepada istrinya yang terus menangis dan menyalahkan dirinya sendiri. Dia terus memeluknya dan menenangkan Allina. &l
Baca selengkapnya
Pengakuan Nisa kepada Anggun
Nisa begitu terperangah mendengar kabar bahwa Anggun di tabrak seseorang dan sedang dalam keadaan kritis. Dia pun meminta izin kepada Alresca untuk melihat kondisi Anggun. Alresca pun mengizinkannya, karena dia tidak sanggup melihat Anggun dalam kondisi kritis seperti itu. Dia takut jika rencananya untuk mendapatkan Anggun akan terungkap oleh Rico dan yang lainnya. Namun, dari lubuk hati yang terdalam, dia mendo'akan wanita yang sangat dia cintai itu agar segera sadar dan pulih seperti sedia kala. Percuma saja dia hidup, jika Anggun pergi dari dunia ini. Nisa pun telah tiba di rumah sakit dengan penampilan baru dan tidak seorang pun yang mengenalinya selain Alresca. Rico melihat ada seorang wanita berdiri di pintu ruang ICCU sedang melihat istrinya melalui jendela besar yang langsung menghubungkan dengan tempat istrinya di rawat.
Baca selengkapnya
Ada apa dengan Anggun?
Rico pun duduk di samping Anggun dan kemudian memegang tangan istrinya itu. "Sayang, ini aku, Rico. Aku kembali untukmu. Tolong kembalilah kepada kami orang-orang yang sangat mencintaimu." Rico masih dengan tangisan deras yang berada di matanya. "Anggun, jika kamu pergi, bagaimana denganku? Aku hidup karenamu dan hanya untukmu. Tolong! jangan biarkan perjuanganku sia-sia, aku sangat mencintaimu, sayang. Aku sangat merindukanmu." Rico hanya terus memandang sang istri sembari menangis. Dia tidak mengira bahwa Anggun akan seperti ini. “Sayang, ayo bangun!” pinta Rico dengan air mata yang berderai sembari mencium tangan lembut sang istri dengan penuh cinta. “Istri kamu akan sembuh!” Suara dari balik punggung membuat
Baca selengkapnya
Anggun ...
Rico menarik napas dalam-dalam pada saat akan memasuki ruangan Anggun. Badannya serasa melayang tak bertenaga. Langkah demi langkah, begitu perlahan menyiapkan hati. Rico sekarang sudah di ruangan tempat istrinya berada. Tubuhnya seakan mati rasa. Dia melangkahkan kakinya mendekat ke arah tubuh yang tak bergerak.  Di depannya terlihat jasad yang di tutupi oleh selimbut rumah sakit yang berwarna putih. “Ya, Tuhan. Aku harap ini hanya mimpi,” ucapnya dengan begitu lirih. Tiba-tiba dadanya terasa sesak ketika menyadari bahwa jenazah yang meninggal itu adalah Anggun wanita yang sangat dicintainya. Dia menjepit bibirnya yang bergetar karena menahan tangis. Dia tak kuasa, jika harus melihat jenazah sang istri yang tertutup di dalam selimbut di tempat tidur pasien.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status