All Chapters of WHEN LOVE MEET: Chapter 1 - Chapter 10
243 Chapters
Memergoki suami dengan wanita lain
“Rico, kamu harus menerima perjodohan ini,” tutur Risa ibunda Rico. “Aku tidak bisa, Ma,” sahut Rico menolak keras. “Baiklah, jika kamu tidak mau menerima perjodohan ini, maka, kamu akan dicoret dari ahli waris keluarga Adelard. Kakek lebih baik menghibahkan harta kakek untuk para anak yatim di panti asuhan dari pada kepada cucu pembangkang sepertimu,” tutur Bara Adelard selaku kakek dari Rico. “Ta-tapi, Kek, sebenarnya aku sudah me—” Belum selesai Rico menjelaskan sesuatu kepada Bara. Bara menjeda perkataan si cucu. “Tidak ada tapi dan alasan apapun. Kamu boleh memilih, menjadi orang miskin selamanya atau menerima perjodohan ini,” ujar Bara dengan tegas. “Waktunya kamu membalas utang budimu kepada kakak Anggun. Berkat dia kamu masih bisa hidup hingga sekarang. Salah satu ginjalmu adalah milik dari Arsya. Dia
Read more
Persyaratan
“Apa mencintaimu? Apa aku tidak salah mendengar? Jangan bermimpi kamu, Mas. Aku tidak akan pernah mencintaimu seumur hidupku,” sahut Anggun. “Bagus kalau begitu, lalu kenapa kamu ingin bercerai?” tanya Rico mengintimidasi. “Kenapa kamu ingin bercerai?” ucap Anggun sebal. “Halooo … aku tidak mau menjadi seorang pelakor yang menjadi orang ketiga di pernikahanmu dengan Nisa. Bahkan, aku adalah korban dari kebohongan kalian!” ketus Anggun dengan kesal. “Oke, kita akan bercerai setelah aku menerima seluruh harta warisanku. Keturunan bukan masalah bagiku, aku bisa mengadopsi seorang anak. Yang penting aku bisa bersama dengan wanita yang aku cintai.” “Hahaha, kamu memang memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri. Enak saja, memangnya aku akan menerima begitu saja perkataanmu.” “Apa yang kamu inginkan?&
Read more
Kekuatan sepuluh jari
“Aku tidak akan menyesal kehilangan semua hartaku. Lagi pula, kita belum menandatangani surat perjanjian tersebut. Aku suamimu dan berkewajiban memberikan nafkah batin kepadamu. Aku mau meminta hakku malam ini kepadamu, Istriku!” *** “Mas, Mas, woi Mas nyebut!” tutur Anggun dengan wajah tegang karena takut. “Nyebut apa, Sayang!” bisik Rico dicampur desahan di telinga Anggun. “Mama …,” teriak Anggun dengan mata berkaca-kaca. “Ampun Mas, cepatlah bangun dari tubuhku. Badanmu itu berat sekali,” racaunya sembari meronta-meronta agar terbebas dari kurungan tubuh Rico. Rico menahan kedua lengan Anggun dengan kencang, kemudian dia memajukan wajahnya untuk meraih bibir ranum wanita yang berada di bawahnya itu. Mata Anggun membulat dan tanpa aba-aba dia meniup mata Rico dengan kencang. “Pait, pai
Read more
Posesif
Anggun menghampiri Rico, dan tak sengaja mata Rico membelalak melihat puncak dada Anggun yang tercetak dengan jelas di daster yang sedang dikenakan oleh istrinya itu. Plak! Tiba-tiba pipi Rico terasa perih oleh tamparan Anggun. “Kenapa kamu menaparku?” tanya Rico heran. *** “Ups, ada nyamuk hinggap di pipimu, Suamiku,” tutur Anggun sembari mendelikkan matanya. Anggun pun pergi ke dapur untuk menyimpan dan mencuci piring kotor yang telah mereka gunakan. Namun, sembari membersihkan piring tersebut dia berkeluh kesah karena kesal. “Anggun, masakanmu bau busuk takut aku sakit perut jika memakannya, tahu-tahu satu piring penuh habis. Sudah gitu, matanya nakal harus di colok pakai koas. Berani sekali dia melihat aset kembar berharga milikku. Kenapa juga aku harus lupa tidak menggunakan bra? Rugi aku!” tutur Anggun bermonolog pada
Read more
Mengintip status Anggun
Setiba di kantor, Nisa sudah menyambutnya dengan senyuman manis yang menentramkan kalbu. Rico pun membalas senyuman itu sembari mengecup kening Nisa dengan penuh cinta dan kasih sayang. “Selamat pagi, Sayang. Bagaimana persoalanmu dengan Anggun?” tanya Nisa dengan tatapan nanar dan penuh ke khawatiran. “Semua sudah selesai, aman!” sahut Rico sembari memeluk Nisa. “Syukurlah, aku semalaman tidak bisa tidur. Aku teringat kepadamu dan Anggun. Kita juga tidak bisa menyalahkan dia, karena dia tidak tahu apa-apa. Dan wajar saja apabila dia kecewa atau marah kepada kita,” papar Nisa menjelaskan. “Tidak, dia tidak marah. Dia mengerti bahkan kamu mulai hari ini bisa tinggal di rumahku. Dan apabila ada teman-temannya datang ke rumah, kita harus berpura-pura menjadi kakak dan kakak iparnya. Dia tidak mau kita berdua berpisah, untuk sementara waktu dia masih bisa bermain
Read more
Seblak ekstra pedas
“Anggun!” panggil seseorang dari kejauhan. Anggun menolehkan kepala ke sumber suara dan ternyata Rico sudah datang ke kampusnya. Semua mahasiswi berteriak melihat Rico yang keluar dari mobil dengan menggunakan kaca mata hitam. Sengaja sebelum menemui Anggun, dia merapikan diri di dalam mobil agar terlihat lebih tampan daripada pria yang sedang berbincang dengan Anggun. Rico pun melangkahkan kaki ke arah Anggun sembari membuka kaca mata hitamnya. “Anggun, kamu sedang berbicara dengan siapa?” tanya Rico dengan posesif. “Perkenalkan ini—” Belum selesai Anggun melanjutkan perkataannya dosen killer itu sudah mengulurkan tangannya kepada Rico untuk berjabat tangan. “Saya Vino Dosennya Anggun. Anda?” tanya Vino dengan tegas. Deg! Tiba-tiba jantung Anggun berdegup kencang pasalnya dia takut Ri
Read more
Keadilan
"Siapa anda berani-beraninya melarang saya? Maaf Anggun adalah kekasih saya, jadi saya berhak membawanya dari kalian berdua," tutur pria asing tersebut. "Kamu hanya kekasihnya sedangkan saya—” Belum menyelesaikan ucapannya, Anggun memotong perkataan Rico. "Dia adalah kakakku, jadi Mas Rico lebih berhak terhadapku. Ayo, Mas!" ajak Anggun sembari memegang tangan Rico dengan posesif. Rico pun melambaikan tangannya dan tersenyum mengejek kepada dua orang pria yang sedari tadi ingin mencuri perhatian Anggun. Pada saat tangan Rico dipegang sangat erat oleh Anggun, bibirnya tak berhenti tersenyum. Dia tidak menyangka bahwa Anggun akan memilihnya. Jiwa yang sedang diselimuti amarah perlahan berangsur mereda. Anggun membawa Rico masuk ke dalam mobil. "Mas dengankan aku! demi Tuhan aku tidak memiliki hubungan apapun dengan pria barusan maupun dengan pria la
Read more
Rasa bersalah Rico
“Aduh!” teriak Anggun dari dalam mobil. Anggun mengerem mendadak dan kemudian menolehkan kepalanya ke arah Rico. “Kamu apa-apaan sih, Mas? Kepalaku difitrahin tahu. Enak saja main toyor kepala orang sembarangan.” Anggun tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Rico, dia pun keluar dari mobil dengan mata yang berkaca-kaca. *** “Mau kemana kamu?” tanya Rico menyusul Anggun keluar dari mobil. Anggun tidak meghiraukan perkataan Rico, dia terus melangkahkan kakinya dengan cepat. Dia sangat kesal dan sakit hati dengan tingkah laku Rico yang memperlakukannya sangat kasar. Dari kecil dia sangat di manja oleh kedua orang tuanya sedangkan oleh seorang Rico dia diperlakukan semena-mena. “Berhenti!” bentak Rico. Anggun pun menghentikan langkahnya dengan berderai air mata. Dan, Rico berjalan dengan cepat untuk menghampiri Anggun. Dia membalikk
Read more
Ciuman Pertama
Anggun hanya tersenyum sinis mendengar pernyataan Rico. Perkataan Rico memang benar tetapi terdengar konyol olehnya. Dia beranjak dari kursinya dan pergi ke dapur sembari membawa piring kotor. Setelah mencuci piring, Anggun tidak melihat keberadaan pria yang sangat menyebalkan itu di meja makan. Dia lantas masuk ke dalam kamarnya dan betapa terkejutnya ketika Rico sudah berada di tempat tidurnya. “Sayang, sini! Ini aku sedang video call dengan mamah,” ujar Rico kepada Anggun. ***Anggun mendekat ke arah Rico dan kemudian duduk di tempat tidur di samping suaminya. Awalnya dia tidak percaya bahwa Rico sedang melakukan video call dengan mertuanya. Namun, setelah dia lihat ternyata perkataan Rico benar. “Hai, Ma!” sapa Anggun ramah kepada mertuanya. “Sayang, bagaimana keadaanmu? Apakah sudah ada tanda-tanda kehadiran cucu Mamah di rahimmu?” tanya sang mertua.
Read more
Kekhawatiran Rico
~Keesokan harinya~ Rico dan Nisa sudah berada di meja makan sedang menikmati sarapan pagi. Anggun datang dengan membawa koper dan berpakaian casual style menggunakan celana dan jaket jeans dipadukan dengan kaos, topi dan sepatu sneaker berwarna putih. Rambut yang dikuncir seperti ekor kuda dan make up natural menambah kesan fresh pada wajah cantik Anggun. Rico tidak berkedip saat melihat Anggun. Nisa mengetahui hal itu dan kemudian mengambil perhatian Rico. “Sayang, lihatlah aku!” titah Nisa kepada Rico. Rico pun melihat ke arah Nisa kemudian tanpa aba-aba Nisa lantas mencumbu bibir Rico. Sejujurnya Rico tidak enak kepada Anggun hanya saja dia tidak mungkin menolak ciuman Nisa yang membuat darahnya berdesir. “Heuh,” tutur Anggun bergidik melihat adegan mereka. Akan tetapi, dia sama sekali tidak menghiraukan apa yang sedang pasangan suami istri siri itu lak
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status