Rico pun duduk di samping Anggun dan kemudian memegang tangan istrinya itu. "Sayang, ini aku, Rico. Aku kembali untukmu. Tolong kembalilah kepada kami orang-orang yang sangat mencintaimu."
Rico masih dengan tangisan deras yang berada di matanya. "Anggun, jika kamu pergi, bagaimana denganku? Aku hidup karenamu dan hanya untukmu. Tolong! jangan biarkan perjuanganku sia-sia, aku sangat mencintaimu, sayang. Aku sangat merindukanmu."
Rico hanya terus memandang sang istri sembari menangis. Dia tidak mengira bahwa Anggun akan seperti ini. “Sayang, ayo bangun!” pinta Rico dengan air mata yang berderai sembari mencium tangan lembut sang istri dengan penuh cinta.
“Istri kamu akan sembuh!” Suara dari balik punggung membuat
Rico menarik napas dalam-dalam pada saat akan memasuki ruangan Anggun. Badannya serasa melayang tak bertenaga. Langkah demi langkah, begitu perlahan menyiapkan hati.Rico sekarang sudah di ruangan tempat istrinya berada. Tubuhnya seakan mati rasa. Dia melangkahkan kakinya mendekat ke arah tubuh yang tak bergerak. Di depannya terlihat jasad yang di tutupi oleh selimbut rumah sakit yang berwarna putih.“Ya, Tuhan. Aku harap ini hanya mimpi,” ucapnya dengan begitu lirih.Tiba-tiba dadanya terasa sesak ketika menyadari bahwa jenazah yang meninggal itu adalah Anggun wanita yang sangat dicintainya. Dia menjepit bibirnya yang bergetar karena menahan tangis. Dia tak kuasa, jika harus melihat jenazah sang istri yang tertutup di dalam selimbut di tempat tidur pasien.
Kini di dalam ruangan VVIP itu hanya ada Rico dan Anggun. Rico tidak menyangka bisa bersenda gurau lagi dengan Anggun, tertawa bersama, dan yang terpenting dia bisa berkumpul kembali dengan anak dan istrinya dengan keadaan sehat walafiat.“Apakah kamu tahu? Menurutku, ini adalah ujian terbesar dalam hidup. Aku harus melihatmu tertabrak mobil, kemudian beberapa hari melihatmu koma, dan melihat si kembar lahir dengan terpaksa. Aku sudah khawatir jika aku akan kehilanganmu selamanya. Namun, di balik musibah ini aku lebih yakin dengan kekuatan do’a. Tidak ada yang mustahil untuk Tuhan.Sepasang suami istri itu pun saling beradu pandang satu sama lain. Terpancar kerinduan dikeduanya. "Aku sangat mencintaimu, Anggun. Jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Boleh menolong orang lain. Namun, jangan mempertaruhkan nyawamu. Ingat, sekarang kita memiliki 3 malaikat yang harus kita jaga."Anggun pun tersenyum lembut dan memandang wajah sang suami. "A
Rico melakukan apa yang dikatakan suster kepadanya agar asi bisa keluar dengan deras. Dari mulai mengompres dengan air hangat, melakukan pijatan tidak hanya di area dada tetapi di seluruh tubuh agar istrinya itu rileks, dan kemudian yang terakhir adalah menstimulasinya dengan cara menghisap seperti bayi. Rico pun melakukan dengan sangat lembut dan hati-hati dia tidak mau menyakiti sang istri. Namun, hal yang dilakukan oleh Rico malah membuat Anggun frustasi. Wanita itu merasakan bahwa ini bukan menstimulasi asi tapi menstimulasi yang membuat gairahnya bangkit.Anggun mulai mengeluarkan desahan dari bibir ranumnya dan itu membuat Rico terkejut.“Kenapa? apa aku menyakitimu?” tanya Rico khawatir.“Ya, apa yang kamu lakukan membuatku sakit kepala,” sahut Anggun yang gairahnya semakin bergelora.“Baiklah, aku panggilkan suster dulu!” jawab Rico sembari beranjak dari duduknya.Namun, Anggun menahan tangan Rico k
Mereka telah tiba di kantor polisi. Kini mereka sedang berdiskusi tentang Rindu yang telah menabrak Anggun. “Jadi, bagaimana, Pak? Kapan persidangan dilakukan, saya ingin wanita tersebut dihukum seberat-beratnya?” tanya Rico kepada petugas kepolisian tersebut."Ada kabar kurang baik yang akan saya sampaikan,” jawab polisi tersebut.“Apa itu?” tanya Rico penasaran.“Sebelumnya, kami mohon maaf atas kelalaian dari pihak kami. Saudara Rindu melarikan diri dengan bantuan orang lain.”“Apa?” Rico terkesiap dengan k
“Brengsek, kenapa Anggun semakin lengket dengan Rico setelah bangun dari komanya?” Alresca terus meracau di dalam mobil sembari memukul-mukul setir mobil. Dia harus mengambil langkah cepat dan segera memiliki Anggunbagaimana pun caranya.“Sudahlah, Al. Kita lebih baik menyerah saja. Mereka saling mencintai. Bahkan, akupun sudah tidak bisa menggoda Rico apalagi dengan wajah asing seperti ini. Rico sering berkencan dengan wanita tetapi dia tidak mudah jatuh cinta." Tutur Nisa kepada Alresca yang sedang uring-uringan.“Apa kamu bilang menyerah? Tidak ada dalam kamusku kata menyerah. Baiklah, secara perlahan aku akan mendekati Anggun dan kemudian akan menjebak Rico tidur denganmu.”“Hahaha, Anggun sudah sering memergoki aku dengan Rico. Cara seperti itu sudah tidak aneh bagi Anggun. Silakan saja coba, jika tidak percaya. Tetapi, jangan denganku harus dengan wanita lain. Aku tidak mau
~3 Bulan Kemudian~Anggun sedang merasa kerepotan dengan ketiga bayi kembarnya dikarenakan ibu dan mertuanya sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dia membutuhkan seorang jasa pengasuh untuk membantunya mengurus ketiga bayi kembarnya. Dia terus berpikir keras, siapa yang kira-kira bisa mencarikan seorang pengasuh untuknya. Tentunya pengasuh yang tidak asal-asalan, karena dia takut bayinya kenapa-kenapa seperti yang terjadi diberita-berita.Tiba-tiba dia teringat dengan Mahika alias Nisa. Ya, ketika Anggun dalam keadaan koma di rumah sakit, walaupun matanya tidak terbuka tetapi pendengarannya normal dan bisa mendengar apapun yang dikatakan oleh orang-orang di sekelilingnya.Ketika Nisa datang menjenguk dan berkata sesuatu pun, dia mendengar dan perkataannya itu terekam dimemonynya. Dia pun tidak menyangka bahwa Mahika adalah Nisa—mantan istri dari suaminya. Momen ini ingin dia jadikan ajang pendekatan kepad
Nisa menengadah menatap wajah Alresca yang tertidur setelah membicarakan masalah pernikahan. Dia terus menatap wajah itu dengan lekat.“Aku baru sadar, ternyata kamu sangat tampan, Alresca,” gumamnya dalam hati.Dia pun sangat menyayangkan, di balik wajahnya yang sempurna ada penderitaan yang mendalam. Entah penyakit apa yang bersarang di tubuhnya. Entah apa yang telah membuatnya menderita seperti itu. Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya. Pria ini begitu penuh misteri, dan dia harus membantu mencari cara agar Alresca bisa sembuh.Nisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah pria tersebut. Dia mengulurkan tangannya dan memegang pipi Alresca yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Pria yang akan menjadi suaminya itu, membuatnya begitu iba. Tanpa sadar, Nisa tersenyum
Alresca dengan sengaja menatap dalam wajah Anggun di hadapan Rico. Dia ingin memandang dengan puas wajah cantik wanita yang selama ini dia cari dan cintai. Berat memang ketika harus berhenti begitu saja. Cintanya kepada Anggun bukanlah cinta biasa. Wanita ini adalah cinta pertama dan perjuangannya hingga menemukan Anggun begitu luar biasa. Dalam hati dia masih ragu, apakah dia akan benar-benar melepaskan wanita tersebut dan menikah dengan Nisa. Atau …?Sungguh Rico ingin menusuk mata Alresca dengan garfu yang berada di piringnya. Ternyata, apa yang dikatakan oleh Andy benar adanya. Di tatapan pria tersebut terdapat cinta yang teramat besar untuk istrinya. Rico sekarang tahu dengan jelas, bagaimana perasaan Alresca kepada Anggun, karena diam-diam dia pun telah menyelidiki tentang pria tersebut.“Sayang, kebiasaan suka blepotan kalau makan,” tutur Rico memberi tahu.“Owh begitu, tolong bersihkan!&r