Semua Bab My Ex Boss: Bab 31 - Bab 40
52 Bab
Pura-pura Pingsan
Perjanjian kerja sudah ia tanda tangani, tidak mungkin ia mundur begitu saja. Meskipun ia tahu, Reksa tidak akan mempermasalahkannya jika itu terjadi, tapi rasa-rasanya itu tidak pantas dilakukan. Nanti dikira memanfaatkan kekuasaan. "Well, semua sudah selesai 'kan? Bas, aku mau mengajak Lyra makan siang." Syilla berujar menyentak lamunan Lyra. Bastian mendengus. "Aku pikir kamu ke sini ada keperluan apa.""Tadinya aku ingin mengajakmu makan siang. Tapi berhubung di sini ketemu Lyra, ya aku pergi sama Lyra saja. Yuk, Lyr." Syilla bangkit dari duduknya. Mengabaikan raut muka Bastian yang nampak kesal. "Terus kamu tidak mau mengajakku?" "Kelihatannya kamu sangat sibuk.""Tidak, aku ikut saja."Sebenarnya Lyra agak sedikit heran dengan interaksi antara Syilla dengan CEO itu. Ah! Mereka sama-sama CEO bukan? Masih di bawah naungan Reksa Group. Apa mungkin mereka ada hubungan spesial? Ada banyak pertanyaan berpu
Baca selengkapnya
Kena Gap
 Seseorang terlihat baru keluar dari ruangan Reksa. Lantai 45 di mana letak kantor direktur utama berada. Tak ada ruangan lain selain milik orang nomor satu di Reksa Group itu. "Selamat siang, Pak Bastian," sapa orang itu saat berpapasan dengan mereka. "Selamat siang, Justin. Apa Direktur ada?""Ada di ruangannya. Silakan."Justin adalah assisten direktur. Salah satu orang kepercayaan Reksa yang waktu itu pernah bertemu Lyra di depan apartemen Reksa. Ya, ia lelaki berkacamata yang mengantar Lyra menemui Reksa yang sedang berenang dan berujung pada ....Padahal Reksa memiliki seorang sekretaris, tapi ia lebih sering berinteraksi dengan asistennya. "Bagaimana pertemuanmu dengan Wijaya Grup?" tanya Reksa begitu Bastian masuk ke ruangannya. "Seperti yang kamu harapkan. Lyra, sedang apa kamu disitu? Cepat masuk!" Lyra masih saja berada di luar. Merasa belum siap berhadapan dengan Reksa kemb
Baca selengkapnya
Reksa Menghilang
Lyra berjalan mondar-mandir. Di saat sedang butuh masukan, Alfa yang diharapkan malah ke luar kota. Meninjau proyek di Manado. Sedari tadi, ia terus menggenggam ponselnya. Masih berpikir, bagaimana cara memberitahu mama dan papa? Bukan tak senang Mami Loui akan melamarnya, tapi ini ibarat serangan dadakan yang dilancarkan tanpa persiapan. Ia  menggerakkan jemarinya. Menekan nomor rumahnya di Palembang. Tapi lagi-lagi urung. Lyra kembali mondar-mandir. Sesekali menggigit bibirnya bingung. "Halo... Halo... Hey... Lyra..."Lyra celingukan saat namanya dipanggil. Tapi siapa? Dan saat matanya tertuju pada layar ponsel yang menyala, ia baru sadar itu suara dari sana. Oh My God. Ternyata panggilan tadi tersambung. Lyra mendekatkan ponsel ke telinga dengan ragu. "Iya, Ma?""Kamu ini telpon tapi nggak ada suaranya. Ada apa?" omel mama di seberang. Lyra memutar bola matanya. Baru kesalahan dikit aja udah ngome
Baca selengkapnya
Dilabrak
Lyra urung membuka pintu gerbang rumahnya ketika  ada sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempatnya. Lyra memicing saat sorotan lampu mobil itu mengenai iris matanya. Tak lama lampunya padam, dan seseorang keluar dari sana. Sepertinya Lyra mengenali sosok itu. Sosok yang berjalan anggun. Ya, tidak salah lagi. Itu Helena, artis yang belum bisa move on dari mantannya. Mendadak Lyra merasa malas. Untuk apa malam-malam Helena menghampirinya? "Apa kamu Alyra?" tanya Helena bersidekap tangan dengan angkuhnya saat tepat berhadapan dengan Lyra. "Iya,  ada apa, ya?""Langsung saja. Aku cuma mau bilang sama kamu untuk jauhi Reksa."Lyra mengernyit. Memang siapa dia? Main nyuruh-nyuruh. "Ada masalah?""Aku tau siapa kamu."Terus gue harus bilang WoW gitu? "Kamu itu nggak lebih dari cewek-cewek biasa yang suka godain bosnya."What the hell!"Lagi pula. Cewek macam kamu nggak ada
Baca selengkapnya
Ke Rumah Mami Loui
 "Apa kamu sudah makan?" tanyanya mengelus pipi Lyra. "Belum," jawab Lyra singkat."Oke, mau makan di luar atau delivery?" Reksa mengeluarkan ponsel, memastikan gopay-nya masih banyak atau tidak. "Delivery aja.""Oke, kamu mau pesan apa?" tanyanya lagi sembari duduk di samping Lyra. "Iga bakar dan salad buah."Reksa masih mengutak-atik ponsel. Sebenarnya Lyra ke sini mau apa, sih? Ia tidak sedang meminta makan pada Reksa kan? Dan kenapa juga Reksa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa?"Oke,  sudah aku pesankan." Reksa meletakkan kembali ponsel ke atas meja. Lalu tatapannya beralih pada wanita di sebelahnya. "Ada apa? Tidak biasanya." Dia bertanya lembut."Maksudnya?""Datang ke kantorku sendiri. Apa Bastian yang menyuruhmu?""Tidak. Aku yang ingin datang sendiri. Memangnya tidak boleh?""Boleh dong, Sayang. Kenapa tidak boleh?" Reksa berdiri kembali.
Baca selengkapnya
Perkara Menikah
Kenapa kamu terkejut begitu, Sayang? Bukannya Reksa sudah memberitahumu?" tanya Loui. Lyra menggeleng pelan. Loui mengangkat alisnyaz dan memandang putra sulungnya yang masih tidak peduli dengan obrolan calon mertua dan calon menantu itu. Sampai sebuah pukulan keras mendarat tepat di paha lelaki itu, baru Reksa sadar maminya sedang menatapnya tajam. "What's wrong, Mom?" Reksa mengelus pelan pahanya yang terasa perih. "Kenapa kamu tidak memberitahu Lyra soal pernikahan kalian?" tanya Loui gemas."Itu ..., 'kan mami sendiri yang akan bilang sama Lyra," jawab Reksa asal nyengir. "Maaf, Sayang. anak mami ini rada nakal. No problem 'kan, Sayang?" Mami Loui kembali menatap Lyra. Apanya yang no problem? Yang mau nikah sebenarnya siapa dengan siapa? Dan kenapa keputusan itu diambil tanpa bertanya dulu pada Lyra? Maksudnya, Lyra harus nerima gitu aja? "Mmm,  Mam, Maaf, tapi sepertinya Lyra harus pikir-p
Baca selengkapnya
Gara-gara Helena
Jangan lupa, masukkan cerita ini ke library ya teman-teman. Dan aku tunggu review dan komenan terbaik kalian. Teng kyu. _________________ Suasana kantor terlihat sangat sibuk. Reksa nyaris lembur setiap hari terkait proyek besarnya. Begitu juga Lyra,  terpaksa Bastian memintanya untuk ikut sibuk. Mengatur segala proyek besar lainnya yang tidak kalah penting. Bahkan kadang Lyra makan siang di Bandung, makan malamnya di Bali. Ia harus menemani Bastian tiap ada meeting keluar kota. Beberapa proyek apartemen dan perumahan elit luar kota dan luar pulau memang sudah diserahkan langsung pada Bastian. Jadi, mau tidak mau,  Lyra harus siap membantu Bastian ke mana pun lelaki itu pergi.  Bagaimana dengan rencana pernikahan Lyra dan Reksa? Jika harus mengurusnya sendiri, jelas itu tidak mungkin mengingat kesibukan mereka yang luar biasa. Semua acara mereka pasrahkan kepada or
Baca selengkapnya
Melarikan Diri
 Reksa melajukan mobilnya menuju rumah Lyra. Tapi sesampainya di sana sepi.  Tak ada seseorang di rumah itu. Kecmana Lyra pergi?  Beberapa kali ia menelepon Bastian,  tapi lelaki itu selalu menjawab kalau Lyra belum kembali. Perasaannya mulai tidak enak. Bahkan ponsel Lyra mendadak tidak aktif. Sudah jelas jika wanita itu melihatnya bersama Helena siang tadi. Mungkin saja Lyra juga melihat saat Helena ... Aaaarrgh! ***"Kamu perlu melihat ini, Ira." Santy,  ibunya Lyra menunjukkan sebuah buku kecil usang yang ia ambil dari kamar putranya, Alfa. Ira menatap Santy, heran. Pelan tangannya mengambil buku itu. Buku itu tanpa sengaja Santy dapat dari kamar Alfa. Mungkin itu cukup sebagai bukti agar Ira tidak selalu menyalahkan Alfa atas semuanya selama ini. Akhirnya mama dan papa tahu yang menjadi permasalahan putranya selama ini. Memang mereka tidak pernah tahu sebelumnya jika Alfa adalah anak dari sahabatnya
Baca selengkapnya
Jalan Pagi
Lelaki itu berjalan mendekati Lyra. Kedua tangannya tersembunyi di balik saku celana casual yang ia kenakan untuk membungkus kakinya. "Sedang apa kamu pagi-pagi berjalan sendiri?" tanya Herdy begitu sampai di hadapan Lyra. "Cari udara segar, Pak. Lah,  Bapak sendiri ngapain pagi-pagi udah ada di sini?" tanya Lyra balik.Herdy menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Haruskah ia bilang kalau ia ke sini untuk menemui Lyra?"Apa ya? Ya, kayak kamu cari udara segar. Di hotel mana ada udara segar."Lyra mengangkat alisnya. Cari udara segar sejauh ini."Mau jalan bareng?" tawar Herdy. "Boleh, Pak." Mereka berjalan beriringan menapaki rerumputan. Sambil sesekali bertukar kabar dan cerita. Sejak kejadian Helena melabraknya,  Lyra tidak pernah lagi bertemu dengan Herdy. Dan Lyra merasa ada perubahan yang berarti dengan sikap lelaki itu. Herdy nampak lembut. Beda saat lelaki itu jadi bossnya dulu. Ga
Baca selengkapnya
Membujuk
Tak lama kemudian Santy muncul dari dalam."Hei! Anak bandel. Dari mana saja kamu?! Dari pagi buta sudah menghilang,  tidak kasih kabar atau apa? Kamu mau membuat mamamu ini jantungan terus?!"Lyra memutar bola matanya. Baru datang sudah kena omelan. Di depan Reksa dan Herdy pula. Terkadang mamanya suka tidak bisa menempatkan situasi memang. "Kamu tahu? Reksa sudah lama menunggumu di sini."Ia salah memang tidak memberitahu mama soal kepergiannya tadi pagi. Ya gimana mau kasih tahu? Mama aja pagi tadi belum keluar dari kamarnya. Dan ponsel Lyra kebetulan juga tertinggal di kamar. Tapi sekarang Lyra, sudah terlanjur jengkel. Tanpa menjawab pertanyaan mamanya, Lyra melangkah masuk kedalam meninggalkan ruang tamu. "Hei, mau ke mana kamu?"Judulnya Lyra geregetan sama dua mahluk dengan predikat mama dan calon suaminya itu. "Lyra marah ya, Tan?" tanya Herdy kemudian. "Si Lyra mah emang suka ngambekan.""Ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status