All Chapters of Feng Ru Ai: Chapter 11 - Chapter 20
25 Chapters
Bab 11
Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi. Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia. Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan. Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun. "Pantas
Read more
Bab 12
Disebuah bangunan yang ada ditengah hutan, nampak tiga orang pemuda saling berhadapan dengan tatapan yang serius. Ketiga pemuda itu ialah putra mahkota Rui, Yong dan juga Lie. Ketiganya saat ini tengah serius membahas masalah yang terjadi di dalam istana dalam. Lie terus menceritakan semua masalah yang terjadi tiga bulan belakangan di istana kepada putra mahkota Rui dan Yong, Lie bahkan tak melewatkan masalah apapun yang terjadi pada keduanya termasuk kejadian baru - baru ini dimana para pejabat pemerintahan mulai bergerak cepak mencari perhatian pangeran Rong yang kini menjadi satu - satunya kandidat yang akan maju mengambil alih takhta kekaisaran karena mereka berpikir putra mahkota Rui tidaklah lagi selamat mengingat waktu terus berlalu dan keberadaannya masih menjadi misteri. "Sampai kapan, anda akan terus bersembunyi dan menutup kebenaran yang terjadi? Saat ini istana dalam semakin kacau, yang mulia kaisar Wei bahkan mulai mengabaikan t
Read more
Bab 13
"Hal apa yang membuatmu berteriak dan menimbulkan keributan malam - malam begini Yong?" Tanya putra mahkota Rui dengan wajah ditekuk tidak suka dengan suara teriakan Yong yang menganggu waktu istirahatnya. Karena teriakan Yong, putra mahkota Rui yang sudah terlelap dalam tidurnya lantas harus terbangun. Suara teriakan Yong sungguh keras dan nyaring, putra mahkota Rui bahkan merasakan telinganya berdengung. Dengan kesal putra mahkota Rui beranjak bangun dari tidurnya dan keluar dari peraduannya untuk memarahi siapa saja yang menganggu jam istirahatnya. Yong yang masih terkejut dengan perkataan Gui lantas menoleh menatap kearah pintu kamar putra mahkota Rui dimana sahabatnya itu kini bersidekap dengan mata yang menghunus menatapnya tajam. Jika ada tatapan yang mampu membunuh seseorang, Yong saat ini mungkin telah bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal saking tajamnya tatapan yang putra mahkota Rui berikan. "Beri
Read more
Bab 14
Seorang pemuda melompat dari atap keatap bangunan istana MingQi, ia melompat tanpa kendala seakan - akan atap miring setiap bangunan yang ada di istana adalah jalan setapak. Pemuda itu mengenakan pakaian hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki, wajahnya di tutupi cadar dan hanya menyisahkan kedua mata yang memancarkan tatapan tajam. Pemuda itu adalah tangan kanan pangeran Rong, Ju Muan. Saat ini ia akan keluar istana menjalankan perintah pangeran Rong untuk mencari informasi mengenai nona muda yang membuat pangeran Rong terusik dan terus kepikiran. Tujuan Muan saat ini jelas menuju rumah pelacuran Qujin. Alasan ia kesana bukan untuk bersenang - senang, tapi karena dirumah pelacuran Qujin, ia bisa mendapat apa saja. Walaupun rumah pelacuran Qujin nampak seperti rumah pelacuran lainnya yang ada di ibukota MingQi, tapi sebenarnya, rumah pelacuran Qujin bukan hanya sekedar rumah pelacuran. Tidak banyak yang tahu jika rumah
Read more
Bab 15
Ai menatap langit - langit kamarnya. Pikiran Ai saat ini tengah berkelana jauh memikirkan mengenai sosok pemuda yang tinggal di hutan dibelakang kediaman Feng. Entah mengapa sosok pemuda itu tiba - tiba terlintas di benaknya saat ia termenung memikirkan alasan yang masih sulit untuk pikiran dan logikanya terima mengenai keinginan terbesar dirinya kembali ke masa lalu. Sosok pemuda itu terus memenuhi pikiran Ai, bahkan Ai tidak tahu mengapa hatinya berdebar dan mengapa ia merasakan ada kerinduan mendalam terhadap sosok pemuda itu. "Mungkinkah dulu sang pemilik raga sebelumnya memiliki hubungan dengan pemuda itu?" Tanya Ai pada diri sendiri "Tapi jika dipikirkan lagi, ini adalah tubuhku sendiri! Aku sama sekali tidak mengisi raga siapapun. Pada kenyataannya tubuhku yang asli dari masa depan memang tertarik di masa lalu" gumamnya "Lalu bagaimana bisa akau berhubungan dengan keluarga Feng disini?" Tanyan
Read more
Bab 16
Ai menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Siang ini ia berencana mengunjungi hutan yang berada di belakang kediaman Feng. Awalnya ia bertujuan untuk menemui pemuda yang selalu membuatnya kepikiran dan juga bingung secara bersamaan dengan perasaannya sendiri. Pemuda itu saat ini tinggal atau lebih tepatnya tengah bersembunyi di dalam hutan. Sayangnya, nampaknya hari ini Ai harus menunda keinginannya. Pasalnya ibundanya terus saja memaksa ia pergi bersama untuk mengunjungi sebuah toko kain dan jahit yang ada di ibukota MingQi untuk membuat baju baru menyambut musim dingin yang akan datang. Alhasil disinilah Ai berada sekarang. Ia berada di pusat ibukota MingQi dengan pengawalan ketat yang tentu saja menarik perhatian banyak orang karena para pengawal yang ikut bersamanya dengan Fan Hua mengenakan pakaian resmi prajurit militer. Seharusnya Ai sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang. Pasalnya dimasa depan pun ia juga selalu menjadi pusat perhatian ban
Read more
Bab 17
Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik. Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta. Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k
Read more
Bab 18
Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya. Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya. "Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu Su Pangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp
Read more
Bab 19
"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu. Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu. Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan  cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.
Read more
Bab 20
Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing. Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar. Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa. Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status