All Chapters of Terjerat Hasrat: Chapter 31 - Chapter 40
47 Chapters
31. Jumpa Tak Sengaja
Moge 300 cc berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang di sebuah jalan yang cukup sepi. Pengendaranya tampak gagah memakai jaket kulit hitam dengan celana jeans ketat dan sepatu boot. Meski wajahnya tersamar dibungkus helm flip up, tetapi bentuk tubuhnya menunjukkan jenis kelamin si pengendara.Bunyi nge-bass dari knalpot motor gede itu menderu dan terdengar jelas karena sedang berjalan sendiri di jalan sepi itu. Tak lama, deru motor berknalpot racing terdengar menyusul bahkan memepet di sisinya."Minggir..." ujar si pengendara motor bertipe sport 150 cc warna merah itu.Si pengendara moge bisa saja kabur memacu mogenya yang berkapasitas mesin dua kali lipat dari motor itu, tetapi dia memilih menepi. Diparkirkannya mogenya di tepi jalan sekitar tiga meter dari motor itu. Dia turun sambil membuka helm flip up yang dipakainya. Tampaklah wajah putih manis berhidung mancung si pengendara moge.Lelaki yang duduk di boncengan motor yang mencegatnya itu lalu
Read more
32. Pergumulan
"Halo, Cecil?" Nita mengawali percakapan telepon."Iya. Ada apa nih?" jawab Cecilia di seberang sana."Ya ada akulah ...," ujar Nita sambil tertawa."Bukan gitu, maksudku ada kabar apa? Gitu loh," balas Cecil."Aku mau ngajak kamu hangout bareng kalo gakda kerjaan.""Ooh ... ayok! Aku lagi gakda kegiatan sih. Ke mana?""Cafe aja keknya yah? Ntar aku kirim lokasinya.""Oke deh. Jam berapa?" tanya Cecil."Dua jam lagi lah," jawab Nita."Sip. Sampe ketemu yak ...." Cecil menutup pembicaraan telepon.Nita melepas semua pakaian yang dipakainya, menarik handuk lalu masuk kamar mandi. Tinggal sendirian di rumah membuat Nita bebas melakukan apa saja termasuk hilir mudik dengan tubuh telanjang. Kadang dia hanya memakai celana boxer saat di rumah tanpa mengenakan apapun selain itu.Setelah mengeringkan tubuh dan rambutnya, disemprotnya ketiaknya dengan parfum beraroma musk yang maskulin. Ditariknya kemeja lengan pend
Read more
33. Dua Perempuan
Arya sedang bercumbu dengan Vina di ruang tengah ketika bel rumahnya berbunyi. Vina membenahi pakaiannya yang terbuka akibat ulah Arya. Seperti biasa, hari Minggu hanya mereka berdua yang ada di rumah karena Inah libur."Eh ... Nita. Mari masuk!" ajak Vina ketika dia membuka pintu depan rumahnya.Nita hanya mengangguk lalu mengikuti Vina menuju ke ruang tengah. Dia mengangguk kepada Arya yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Ketika sampai di sana, Vina langsung membuka kaus yang dipakainya lalu melemparnya ke lantai. Sepasang buah dada montoknya tampak mencuat menantang. Dia langsung bersiap bercumbu dengan Arya."Ayo, gabung!" ajak Vina pada Nita.Nita lalu membuka jaket kulit yang dipakainya. Dia juga membuka sepatu kets yang dipakainya lalu duduk di sofa di samping Arya. Dilihatnya Vina mulai bernafsu berciuman dengan suaminya. Tangan Arya meremas-remas buah dada Vina yang montok.Vina sudah tak sabar ingin menikmati sodokan di kew
Read more
34. Persiapan
Melihat Vina yang sudah panas memainkan klitorisnya, Arya mencabut batangnya dari kewanitaan Nita. Ditidurkannya Vina di atas karpet di lantai. Arya memposisikan dirinya di antara selangkangan Vina. Dengan sigap, Vina melingkarkan kedua kakinya di pinggul suaminya yang tengah mencoblos kewanitaannya."Kak ... buruan masuki aku! Aku sudah hampir keluar nih ...," desak Vina.Arya serta merta menggenjot kewanitaan Vina yang sudah di ambang klimaksnya akibat masturbasinya barusan. Dengan semangat Vina menggoyangkan pinggulnya untuk menjelang orgasmenya yang hampir sampai. Sodokan-sodokan batang Arya yang digenjot dengan cepat membuat Vina segera mencapai klimaksnya. Arya menekan batangnya sedalam mungkin di rongga kewanitaan Vina. Dibiarkannya istrinya menikmati orgasmenya sampai tuntas.* * * * *Nita berjalan dengan kecepatan sedang dengan motornya. Bunyi motornya menderu membelah lalu lintas sore yang tak ramai. Tubuhnya masih terasa agak lemas akibat dua
Read more
35. Kehangatan
Pertemuan siang itu dipimpin oleh Arya dan dibukanya pertemuan itu dengan penjelasan singkat tentang rencana meeting nanti malam. Arya minta Cecil yang menemaninya nanti malam untuk memaparkan rencana proyek tersebut. Tomo setuju karena memang semua persiapan paparan itu sejak awal ditangani oleh Cecil jadi dia yang paling paham tentang paparan itu.Cecil menampilkan slide demi slide yang akan dijelaskan Arya dalam paparan nanti malam. Arya membahas dengan semua yang hadir di sana garis besar apa yang akan dijelaskannya di setiap slide yang akan ditampilkan Cecil. Setelah sampai pada slide terakhir, Arya tidak minta koreksi apa pun karena apa yang sudah disiapkan Cecil sudah sesuai dengan yang sebelumnya sudah disampaikannya pada Nita. Urusan teknis seperti itu biasanya Nita yang mengatur semuanya dan membahasnya dengan tim multimedia untuk disiapkan paparan dan videonya.Pertemuan itu diakhiri setelah menonton tayangan video rancangan komplek cluster perumahan mewah y
Read more
36. Keresahan
Nita tampak serius menatap layat laptopnya. Diamatinya gambar demi gambar rancangan awal GRAND VINTAGE VILLAGE yang merupakan proyek perumahan mewah yang baru saja mereka dapatkan proyeknya. Selama enam bulan ke depan, kantor mereka akan disibukkan dengan rancangan arsitektur proyek itu. Sebagai konsultan arsitektur, tentu mereka bekerja sama dengan konsultan sipil yang merancang struktur bangunan proyek itu.Nada dering ponselnya berbunyi sambil berderik bergetar di meja kerjanya. Kepala Nita menoleh ke arah ponsel yang diletakkannya tak jauh di sisi kanan laptopnya. Ibu? Ada apa ya? pikir Nita melihat layar ponsel yang menampilkan nama kontak penelepon. Diambilnya ponsel itu lalu menggeser ikon hijau bergambar telepon di layarnya untuk menerima panggilan."Assalamualaikum, Bu." Nada bicara Nita sopan namun tampangnya menunjukkan rasa ingin tahu akan apa yang akan dikabarkan ibunya. Tidak biasanya ibunya meneleponnya saat jam kerja."Waalaikum salam. Gimana kab
Read more
37. Kecurigaan
Setelah melepas sepatunya, dihempaskannya tubuhnya ke tempat tidur. Kemeja lengan pendek dan celana jeans masih melekat di tubuhnya. Tubuhnya berbaring terlentang dengan pikiran yang tak mengenakkan.Bel rumahnya berbunyi. Siapa yang datang? pikir Nita. Dia tak merasa ada janji dengan seseorang untuk datang ke rumahnya. Dengan malas, dia bangkit dari tempat tidur dan melangkah malas ke pintu depan."Halo, Sayang ..." Suara manja seorang perempuan terdengar manis menyapanya ketika pintu depan dibukanya. Nita menjawab salamnya lalu mempersilahkannya masuk ke ruang tamunya yang berukuran kecil. Sebenarnya Nita sedang tidak dalam suasana hati yang tepat untuk menyambut Vina di rumahnya tapi dia berusaha untuk kelihatan tetap senang didatangi perempuan itu."Dari mana? Kok tumben datang gak kasih kabar dulu?" tanya Nita."Tadi sih iseng aja pulang kerja langsung ke sini. Habisnya, kak Arya tadi ngabari kalo dia pulang malam ... mau jalan sama Cecil." Air muka
Read more
38. Rumah Baru
"Ruang makannya enak ya, Pak." Cecil tampak menyukai ruang makan yang cukup besar yang menyatu dengan dapur kering di salah satu sisinya. Di sisi lain, dindingnya dipenuhi empat jendela kaca besar yang juga bisa difungsikan sebagai pintu menuju taman di luar ruang makan."Kamu mesti liat ke luar deh," ujar Arya sambil membuka jendela kaca besar menuju ke taman. Taman itu ditanami dengan beberapa jenis tanaman hias yang diletakkan di sekitar kolam ikan yang dibuat dari batu-batu alam berukuran besar. Kolam itu belum berisi ikan meski sudah diisi dengan air. Arya menekan sebuah tombol di tempat yang agak tersembunyi. Terdengar bunyi pompa air berdesing halus diikuti dengan air yang tercurah dari air terjun kecil yang dibuat di dinding kanan kolam menyerupai dinding batu alami yang dicat coklat tua menyerupai bentuk batu-batu besar bersusun ke atas memenuhi dinding."Eksteriornya siapa yang desain ini, Pak?""Semua bagian rumah ini aku desain sendiri baik interior
Read more
39. Menyatu Rasa
Nita baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Memperbaharui kemajuan pekerjaan proyek adalah salah satu tugas Nita sebagai staf administrasi proyek. Menangani tiga proyek secara bersamaan tentu tak mudah dilakukan, harus bisa memilah permasalahan tiga proyek yang berbeda dan menanganinya dengan tepat.Diliriknya jam di sudut kanan atas laptopnya. Sudah jam setengah empat. Nita berniat menghadap Arya untuk meminta izin tidak masuk kerja. Tadi siang dia mendapatkan kabar kepastian acara lamaran adiknya, Sisi. Nita harus menghadiri acara itu. Kasihan sama ibunya dan Sisi kalau dia tak bisa datang di acara penting itu.Setelah mengetuk pintu ruang kerja Arya dan dipersilakan masuk, Nita masuk ke ruang kerja atasannya itu. Dia mengangguk hormat lalu duduk di hadapan Arya."Pak, saya mau minta izin gak masuk kerja besok. Adik saya mau dilamar besok malam.""Berapa hari?" tanya Arya."Dua hari, Pak.""Lah ... tanggung banget. Sekalian tiga harilah. Ka
Read more
40. Melepas Sumpek
Jangan lupa kasih komentar dan bintangnya, ya! Bercinta di ruang tamu tak leluasa bagi Nita. Dia mengajak Arya ke kamar tidurnya agar leluasa bergumul di tempat tidurnya. Nita sudah membayangkan bagaimana pertarungan yang akan dimainkannya.Satu per satu pakaian yang terpasang ditubuhnya ditanggalkannya. Tubuh mulusnya kini telanjang dengan buah dada membusung menantang. Nita lalu memberi isyarat dengan jarinya agar Arya mendekati tubuh telanjangnya. Dengan gaya sensual, jemarinya bermain di dada Arya lalu melepaskan satu demi satu kancing kemeja Arya. Setelah kemeja itu terlepas dari tubuh Arya, dilemparnya kemeja itu ke atas lalu mendarat di lantai.Arya hanya diam memandangi gerakan-gerakan sensual Nita yang meloloskan satu demi satu pakaian yang dikenakan Arya. Ketika Nita yang duduk bertumpu pada dengkulnya itu memelorotkan celana dalamnya, milik Arya mencuat dalam keadaan sudah tegang. Dengan lembut, Nita mengelus-elus benda
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status