All Chapters of Terjerat Hasrat: Chapter 11 - Chapter 20
47 Chapters
11. Pengalaman Berbeda
Hari ini Arya tiba di kantor di waktu yang sama seperti biasanya. Dia langsung menuju ke ruangannya. Nita mengucapkan selamat pagi ketika Arya lewat di dekat mejanya."Bentar lagi kamu ke ruanganku!" pinta Arya pada Nita."Baik, Pak," jawab Nita lugas.Arya mengeluarkan laptop dari ranselnya lalu menyalakannya. Dia memang terbiasa ke kantor dengan pakaian kasual, mengenakan kemeja tangan pendek, celana jeans, sepatu kets, dan membawa ransel. Pakaian formal hanya dikenakannya jika ada janji ketemu klien. Di kantor ini tidak ada aturan yang ketat mengenai pakaian. Semua karyawan di sini cenderung mengikuti gaya Arya berpakaian. Cuma bos besar yang selalu berpakaian formal kalau ke kantor tapi dia tidak keberatan karyawannya berpakaian kasual. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa Arsitektur, hal itu cukup wajar. Para arsitek memang sering berpakaian kasual.Nita mengetuk pintu ruangan Arya yang terbuka dan masuk menghadap Arya."Apa agenda
Read more
12. Bujukan
Arya mengusap-usap kepala Nita lalu mendorong sedikit tubuh Nita ke belakang. Tubuh mereka sedikit berjarak. Arya memandangi wajah Nita yang basah oleh air matanya. Sebagian air matanya tumpak di bahu Arya. Tangan kanan Arya bergerak mengambil tissue di mejanya. Diserapnya air mata di pipi Nita dengan tissue. Nita terharu dengan perlakuan atasannya itu."Terima kasih, Pak. Maaf, kemeja Bapak jadi basah kena air mata saya," ujar Nita sendu.Sambil tersenyum, Arya berusaha menguatkan Nita."Minggu depan kan kamu ikut aku berangkat. Aku mau kamu sekalian refreshing. Aku mau kamu mengubur masa lalu kamu dan memulai lembaran baru.""Sekarang sudah sore. Kamu boleh siap-siap pulang," ujar Arya. Nita lalu sekali lagi mengucapkan terima kasih dan pamit ke mejanya.Arya mengambil ponselnya lalu mengetik pesan WhatsApp buat Cecilia. Dia mengajaknya untuk ikut bersamanya karena sore ini Cecilia mulai pekerjaan di
Read more
13. Serupa
"Kita langsung makan, yuk!" ajak Vina ketika mereka berdua masuk ke ruang makan. Arya yang sedang nonton TV menoleh sejenak ke arah mereka sambil tersenyum. Setelah Cecil duduk tepat di seberang Arya, barulah dia terpana melihat Cecil. Gadis itu semakin terlihat mirip Vina dengan mengenakan t-shirt tanpa BH seperti kebiasaan Vina kalau di rumah. Tetek montoknya menggemaskan dan Arya memandangi Cecil beberapa saat. Vina mengamati tingkah Arya sambil tersenyum-senyum. Dia merasa seperti pemburu yang jeratannya mendapatkan hewan yang terperangkap di sana. Membaca situasi itu, Vina merasa harus pegang kendali kalau tidak, suaminya pasti bakal salah tingkah.Vina mengambilkan nasi dan menaruhnya di piring Arya. Hal yang sama dia lakukan kepada Cecil. Vina baru mengambil posisi duduk di samping Cecil setelah mengambil nasi untuk dirinya sendiri. Mereka bertiga mengambil lauk dan sayur masing-masing lalu mulai makan bersama. Sepanjang acara m
Read more
14. Terulang Kembali
Arya memarkirkan mobilnya di samping mobil Vera di garasi rumahnya. Mereka sudah janji ketemu pagi itu untuk membahas desain yang Arya janjikan. Vina juga sudah tahu kalau Arya akan mampir ke rumah Vera.Vera kebetulan sedang mengawasi para tukang mempersiapkan peralatan mereka untuk mulai bekerja. Melihat Arya datang, Vera langsung menyambutnya dengan senyum manis."Mari kita masuk!" ajak Vera mengarahkan Arya untuk masuk melalui pintu depan. Mereka berjalan bersisian menuju ruang tamu.Melihat Arya lagi membuat Vera ingat pergumulan mereka dua hari lalu. Hal itu membuatnya kembali terangsang. Ada yang belum Vera alami bersama Arya. Dia ingin merasakan cairan Arya menyemprot di dalam miliknya. Memikirkan itu membuat Vera bergairah dan miliknya mulai basah. Sama dengan Arya, Vera gampang sekali terangsang.Tak tahan dengan hasratnya yang mulai bangkit, Vera memeluk tubuh Arya ketika mereka sudah masuk ke ruang tamu. Arya mulai bereaksi dengan perlakuan Ve
Read more
15. Curiga
Mobil Mela memasuki halaman depan rumah Vera. Di garasi yang terbuka tampak mobil Vera dan satu mobil yang Mela tak tahu punya siapa. Dia memarkirkan mobilnya di belakang mobil Vera. Ketika mobil sudah terparkir, Seno membuka pintu kiri depan mobil dan turun. Mela ikut turun dari mobilnya lalu menguncinya dengan menekan remote control yang sekaligus menjadi anak kuncinya.Seno yang sudah duluan turun mencoba membuka pintu depan rumah dan ternyata terkunci. Anak TK itu kembali ke Mela untuk mengajaknya masuk lewat pintu belakang. Mereka berdua masuk ke garasi dan keluar dari sisi belakang garasi yang terbuka tanpa dinding. Dari situ terlihat beberapa tukang yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di sisi belakang halaman. Dengan menyusuri selasar di sisi belakang bangunan rumah itu, sampailah mereka berdua di pintu belakang."Klek..." pegangan kunci pintu berbunyi ketika Mela menekannya ke bawah sambil mendorong pintu. Pintu itu tak terkunci dan mer
Read more
16. Peran Vina
Cecil dan Arya sudah tenggelam dalam pekerjaannya masing-masing di studio Arya. Itu malam kedua bagi Cecil kerja di sana. Hari itu, dia sudah membawa sendiri pakaian ganti. Tetap menggunakan t-shirt meski tak seketat punya Vina kemarin. Bawahannya memakai rok mini longgar. Yang masih sama seperti kemarin malam adalah dia tetap tanpa BH.Sementara itu, Vina sedang menunggu Nita. Dia sudah menelepon agar Nita datang ke rumahnya malam ini. Jam menunjukkan pukul tujuh lewat lima ketika Inah membawa Nita ke ruang makan di mana Vina sudah menunggunya sambl nonton tv."Malam, Bu," sapa Nita."Hey ... mari duduk sini!" sambut Vina dengan sumringah. Vina memang suka pada Nita yang selama ini sudah banyak membantu kerja suaminya."Silahkan!" ujar Vina ramah ketika Inah menyuguhkan jus nangka untuk Nita. Nita mengangguk sopan lalu menuruti kemauan Vina. Disedotnya jusnya sedikit."Kalo kerjaanmu sudah beres, kamu silahkan pulang, Nah!" perintah Vina pada Inah
Read more
17. Menembus Waktu
Pagi itu, Arya mengikuti navigasi lokasi pada aplikasi peta di ponselnya. Tertera di sana jarak tempuh menuju lokasi tersebut 16 menit. Arya tiba di lokasi yang ditentukan. Dia berhenti tepat di lokasi yang dituju. Aplikasi peta menunjukkan bahwa lokasi itu tepat di tempat Arya berhenti.Arya mengamati situasi sekitarnya tanpa turun dari mobilnya. Tempat itu sepi. Di sisi jalan ada bahu jalan yang lebar, cukup untuk memarkir mobil tanpa berada di badan jalan. Dibukanya aplikasi WhatsApp dan membaca ulang pesan yang dikirimkan Mela. Arya telah datang ke tempat dan waktu yang tepat.Sebuah mobil warna silver menepi dan parkir di depan mobil Arya. Dia mengenali mobil itu adalah mobil Mela yang dilihatnya ketika di rumah Vera. Tak ada yang turun dari mobil itu. Arya berinisiatif turun dari mobilnya dan mendekati pintu depan sebelah kiri mobil Mela. Kaca jendela pintu depan sebelah kiri diturunkan dan tampaklah wajah Mela seorang diri di dalam mobil itu."Ayo, masuk!
Read more
18. Peringatan
"Besok, Jumat siang, aku berangkat ke Bali," kata Vina pada Cecil.Mereka ngobrol sejenak saat Vina menemani Cecil di kamarnya saat bersiap mau mandi sore itu."Nanti segala urusan kamu di sini, aku minta Inah yang bantu," lanjut Vina."Baik, Bu," jawab Cecil."Karena besok itu hari terakhir kamu mengerjakan video itu, mungkin kamu bekerja sampai lebih malam dari biasanya kalo belum selesai. Kamu antisipasi itu. Bilang ibumu kalo kamu mungkin nginap di sini. Kamu bisa pake kamar tamu. Aku sudah minta Inah untuk menyiapkan kamar tamu tadi." Vina menjelaskan secara rinci."Baik, Bu," jawab Cecil lagi."Meski kamu baru kukenal tapi aku rasanya menyayangimu seperti adikku sendiri." Sebelum melanjutkan, Vina berhenti sejenak sambil tetap menatap wajah Cecil."Aku cuma mau titip pesan, lakukan apa yang kamu mau dan jangan lakukan yang terpaksa kamu lakukan. Aku tahu apa yang Bapak lakukan kepadamu kemarin malam. Suamiku selalu cerita apa pu
Read more
19. Godaan
Arya menuju ke lemari untuk mengambil pakaian. Cecil mencuri pandang pada Arya. Ketika Arya membuka lilitan handuknya, ternyata Arya bugil tanpa mengenakan celana dalam. Cecil yang melihat itu menahan napas. Milik Arya yang setengah tegak mengacung ke depan. Dia belum pernah melihat milik Arya meski pernah merasakannya di tangan dan kewanitaannya.Cecil terangsang. Pandangannya tak lepas memperhatikan Arya yang sedang berpakaian. Arya tahu Cecil sedang memperhatikannya. Dia pura-pura tak tahu.Selesai berpakaian, Arya mengajak Cecil ke ruang makan. Di ruang makan sudah terhidang makanan. Inah mempersilahkan mereka makan.Arya dan Cecil beranjak untuk pergi ke studio melanjutkan pekerjaan mereka. Arya memanggil Inah."Nanti kalo pekerjaanmu sudah beres, kamu boleh langsung pulang," perintah Arya pada Inah."Baik, Pak," jawab Inah.* * * * *Malam ini Arya dan Cecil bekerja di meja besar di ruang tengah studio. Mereka bekerja berdua unt
Read more
20. Menembus Batas
"Kak, itu jemputan sudah datang." Vina mengabari Arya yang masih memasang kunci di kopernya."Suruh masuk dulu, aku bentar lagi keluar," jawab Arya.Hari itu Arya akan berangkat ke Jakarta. Vina tadi sengaja izin kantor agar bisa masuk setelah jam makan siang. Dia ingin melepas keberangkatan suaminya."Sudah siap berangkat, Pak?" tanya Nita yang sudah menunggu di ruang tamu ketika Arya dan Vina muncul."Ayo, kita langsung aja!" ajak Arya.Nita langsung mengambil koper Arya dan membawanya ke mobil. Saat sopir memasukkan koper Arya ke bagasi mobil, Nita balik lagi untuk pamitan pada Vina."Hati-hati di jalan, ya, Sayang!" pesan Vina pada Arya setelah mengecup bibirnya. Arya mengangguk sambil tersenyum.Selanjutnya giliran Nita berpamitan pada Vina. Dia mendekati Vina setelah Arya mulai berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka."Kamu jaga suamiku baik-baik," bisik Vina sambil memeluk Nita."Ingat apa yang pernah saya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status