Semua Bab Janji Kedua: Bab 11 - Bab 20
53 Bab
11. Renungan Ocean
Ocean sedang duduk sendirian di taman belakang rumah. Biasanya hari Sabtu dia masuk kerja hanya setengah hari. Kebiasaannya saat akhir pekan setelah menikah adalah mengunjungi rumah orang tuanya, tetapi hari ini adalah pengecualian. Ocean memilih untuk berada di rumah, berniat menunggu Satrio pulang kerja.Semalam Satrio pulang larut dan tampak sedang marah. Ocean tidak mengerti apa yang diributkan oleh Satrio hingga berkata tajam seperti itu. Untuk pertama kali dalam pernikahannya, Ocean merasa sangat terasing. Meskipun suka menyindir, biasanya Satrio masih ramah dan berusaha membuatnya nyaman dan itu tidak terjadi akhir-akhir ini.Ocean menyandarkan punggungnya di kursi taman yang terbuat dari rotan. Bentuk bundar kursi yang sedang dia duduki membuat Ocean merasa nyaman menikmati angin sepoi-sepoi yang menyapanya. Di sampingnya ada es tebu yang semalam dibawakan oleh Satrio serta bolu kukus dengan taburan keju dan diletakan di atas meja.
Baca selengkapnya
12. Dr. Satrio Galau
Satrio mematikan AC di ruang kerjanya. Dia membuka jendela lalu menyulut sebatang rokok. Embusan asap rokoknya langsung meliuk keluar dari jendela. Beberapa hari ini perasaannya sedang gundah memikirkan rumah tangganya yang bisa dibilang bermasalah. Entah serius atau tidak yang jelas keterdiaman Ocean membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.Suatu sore Satrio pulang ke rumah orang tuanya tanpa memberitahu Ocean. Dipikirannya hanya ada reaksi orang tuanya saat mengetahui kalau dia sudah menikah. Sepanjang perjalanan Satrio memikirkan bagaimana memulai percakapan dengan mamanya yang memang selalu cerewet.Apa yang terjadi di rumah mamanya tidak seburuk yang dia kira karena ternyata orang tuanya tahu terlebih dulu dari desas-desus ketika mereka berdua datang ke rumah sakit. Mereka sengaja tidak bertanya kepada Satrio dan menunggu hingga dia siap bercerita."Kamu nikah aja, mama sudah seneng. Terserah kamu mau nikah sama siapa, ma
Baca selengkapnya
13. Sindiran Halus
Ocean berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat karena merasa sangat lapar. Entah sudah waktunya makan siang atau belum karena dia tidak sempat mengecek waktu jika sudah asyik bekerja. Dia berniat turun ke area minimarket dan memeriksa kehadiran SPG guna membantu perhitungan stok tersisa untuk menentukan jumlah permintaan pada distributor.Begitu turun ke lantai dasar, beberapa SPG dari produk berbeda langsung mendatangi Ocean dan memberikan kertas berisi persetujuan order. Satu per satu Ocean memeriksa edaran dari para SPG itu dan mendatangi rak display produk mereka. Ocean menandatangani setelah mencoret atau menambahkan jumlah permintaan lalu mengembalikan kertas yang disambut senyum perempuan-perempuan yang menjadi ujung tombak perusahaan mereka."Bu Ocean, produk saya ordernya ditambahin, dong," pinta salah seorang SPG.Ocean menoleh dan menarik kertas yang disodorkan padanya. "Stok yang ada sekarang itu
Baca selengkapnya
14. Sedikit Warna
Satrio mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan yang sore itu lengang. Hatinya sedang merasa senang karena berhasil usil pada pria yang dia anggap kurang ajar dan melampaui batas. Satrio merasa puas melihat wajah bodoh Delta saat dia melontarkan tuduhan yang bisa jadi memang membuatnya ingin tertawa jika sedang berhadapan dengan teman-temannya.Hari sudah hampir gelap saat Satrio menyalakan lampu sein ke kanan dan begitu berhasil menyeberang, mobilnya berhenti tepat di sebelah warung tenda. Satrio turun terlebih dulu dan memutar ke pintu Ocean saat istrinya itu tidak beranjak dari tempat duduknya. Satrio tidak mengatakan apa pun untuk membuat Ocean keluar dari mobil. Tatapan matanya saja sudah cukup dimengerti Ocean hingga perempuan cantik itu turun dengan sukarela.Satrio menggandeng tangan Ocean memasuki warung tenda. Suasana cukup ramai meski belum waktunya makan malam. Satrio membawa Ocean duduk di meja paling ujung s
Baca selengkapnya
15. Lagi Manis
Satrio membimbing Ocean masuk ke sebuah apotek yang cukup besar. Begitu memasuki gedung bercat putih itu, Ocean langsung bisa melihat sebuah papan bertulisan beli obat bebas diberi tanda ke sebelah kiri dan bagian kanan khusus yang menggunakan resep. Satrio mengajaknya berjalan lurus dan menaiki tangga menuju lantai 3. Setelah itu berbelok ke kiri hingga ujung lorong sampai menemukan ruangan terakhir. Ocean hanya melihat Satrio membuka pintu kayu berwarna hitam.Ocean memerhatikan keseluruhan ruangan yang baru saja dimasukinya. Belok kiri dari arah pintu ada satu set sofa hitam lengkap dengan meja kaca yang juga berwarna hitam. Kemudian ada meja kerja besar lengkap dengan komputernya serta sebuah kursi tunggal tepat di dekat jendela. Persis di bawah jendela ada sebuah meja yang dipenuhi berbagai jenis anthurium yang ditanam dengan sistem hidroponik dan sudah berbunga.Hanya sekali melihat saja Ocean sudah langsung menyukai ruangan itu. Dia m
Baca selengkapnya
16. Langkah Pertama
Satrio bersiul senang saat melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju ruang kerja Athena. Sesampainya di lantai 3 dia langsung belok kanan tanpa peduli pada suster yang kebetulan berpapasan dengannya. Satrio langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dulu dan duduk santai setelah mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas."Kalau masuk nggak bisa ketuk pintu dulu?" Athena menegur keras."Nggak usah sok sopan sama kamu, Bayi. Udah kebiasaan juga masih sewot aja," balas Satrio sekenanya. "Lagian kalian nggak sedang bercinta, kan?" lanjutnya sambil melirik pada Raphael yang serius mengerjakan sesuatu di komputer Athena."Kelakuan jelek tetep aja nggak diubah," ketus Athena. "Bini bisa jantungan lama-lama sama kelakuanmu, Mas Sat.""Nggak usah bawa-bawa bini. Dia seneng-seneng aja sama kelakuanku. Tadi aja sampe nambah gitu. Aduh!" keluh Satrio. Sebuah donat masih dalam bungkusnya melayang dan mendarat te
Baca selengkapnya
17. Bertemu Kembali
Dua minggu sejak Ocean bekerja di apotek Satrio, banyak karyawan dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut mereka membingungkan. Tidak puas dengan jawaban yang didapatnya, Ocean langsung mengadakan perubahan besar-besaran yang dimulai dengan stok opname untuk seluruh produk yang ada.Beberapa barang jumlahnya ada selisih dengan yang tertera di komputernya. Ocean mendiamkan hal itu dan memasukkan semuanya sebagai stok awal sejak dia mulai bekerja. Dia juga mengganti seluruh kunci lemari pajang untuk produk susu dan vitamin."Ini ...," kata Ocean seraya menyerahkan 1 set kunci ke tangan kasir yang saat itu bertugas, "mulai sekarang kunci untuk lemari pajang susu dan vitamin hanya dipegang oleh kasir karena hanya kamu yang tetap berada di ruangan ini. Jangan pindah tangankan kunci itu dalam keadaan apa pun kecuali sesama kasir.""Iya, Bu," jawab kasir bernama Devi disertai anggukan ramah."Ada apa-apa
Baca selengkapnya
18. Chat Mesra
Satrio sedang menikmati makan siang di kantin klinik yang tenang. Dia terlambat datang ketika salah seorang petugas keamanan mengatakan kalau istrinya pergi makan siang dengan Athena. Itu tidak masalah baginya, malah menurutnya sangat bagus membiarkan Ocean bersosialisasi dengan orang yang tepat sehingga bisa membuatnya mengetahui apa yang telah disembunyikan Ocean darinya.Menikmati minuman dingin usai makan siang, Satrio mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ada beberapa pesan yang dia terima dan segera dia pilih mana yang penting untuk dibalas dan tidak. Senyum kecil terbit bibirnya saat sebuah ide melintas di pikirannya."Makan siang apa sampai suaminya ditinggal makan sendirian?"Satrio mengirimkan pesan itu pada Ocean. Hatinya berbunga ketika Ocean langsung terlihat online dan membaca pesannya. Beberapa saat kemudian Ocean mengetik dan Satrio meneguk es teh campur madu sembari menunggu pesan Ocean sampai p
Baca selengkapnya
19. Salah
Ocean berjalan dengan langkah-langkah lebar menuju ruang kerjanya di lantai 2 minimarket yang sudah tidak disambanginya selama beberapa minggu. Setelah makan siang, Ocean mendapatkan kabar kalau ada selisih pembayaran padahal dia sudah membayarnya lunas sebelum berkantor di apotek milik suaminya.Memasuki ruang kerjanya, Ocean mendapati Delta yang sedang duduk di belakang meja, mengalihkan perhatian dari komputernya, dan tersenyum lebar begitu melihat Ocean di ambang pintu. Ocean tidak mendapati wajah Delta yang jengkel karena masalah yang baru diketahuinya, Ocean melihat wajah santai seolah tidak terjadi apa-apa dan jujur saja itu membuatnya heran."Jadi ... produk apa yang katanya belum aku bayar, Del?" tanya Ocean tanpa basa-basi."Nggak ada," jawab Delta ringan.Dahi Ocean mengernyit. "Maksudmu apa?" Ocean tidak mengerti."Ayolah, Cean. Masa begitu saja kamu nggak ngerti.""
Baca selengkapnya
20. Aloanamnesa
Satrio duduk sambil melihat berita di televisi sementara Ocean sibuk dengan laptop di sebelahnya. Sesekali matanya melirik pada Ocean yang sama sekali tidak terganggu dengan suara tv yang terkadang dia besarkan dan kecilkan. Fokus Ocean benar-benar tidak terbagi dan membuat Satrio sedikit jengkel.Berita masih sama seperti yang sudah-sudah. Satrio menghapalnya di luar kepala sementara yang berbeda hanyalah jumlah yang kini disebutkan. Dia mulai merasa bosan karena tidak menemukan hal baru untuk dilakukan.Pikirannya kembali melayang pada kejadian tadi siang saat menjemput Ocean dari minimarket. Sejak meninggalkan tempat itu, Ocean tidak menceritakan apa pun perihal kedatangannya ke sana. Benar-benar menyebalkan, Satrio berharap Ocean akan menceritakan mengapa kepikiran sampai mendatangi tempat menjengkelkan itu dan meninggalkannya sendiri.Melirik Ocean yang masih terus serius dengan pekerjaannya, Satrio mendadak jengah. Dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status