All Chapters of (Gagal) CERAI?: Chapter 31 - Chapter 40
67 Chapters
Semalam dengan Suami
Malam ini sungguh tidak sesuai dengan ekspektasiku. Semuanya kacau, termasuk kegiatan di rumah. Siapa yang menyangka kalau Mas Bayu akan pulang ke rumah? Jelas-jelas aku mendengarnya sendiri, mereka akan ke sebuah kafe. Apa jangan-jangan mereka sudah pergi ke kafe? Namun, kapan itu terjadi? Aku memantaunya terus dari apartemennya.Ketika dia sampai rumah, bukankah aku sudah pernah mengatakan kalau akan bersikap cuek padanya? Mengapa aku jadi begitu manja? Apa itu tidak berlebihan? Maksudnya, aku bahkan tidak menginginkan hal itu terjadi, semuanya seolah terjadi karena naluriku saja.Mas Bayu sedang makan di hadapanku. Tadi, dia meminta ayam rica-rica untuk hidangan makan malam, katanya hari ini lelah dan membutuhkan nutrisi makanan yang banyak dan enak. Akhirnya, aku harus memasaknya dengan terpaksa. Padahal, apa yang membuatnya lelah? Dia hanya keluar membeli tas untuk perempuan selingkuhannya.“Kamu ngeliatin aku terus, Dek.” Mas Bayu tengah menata
Read more
Kenyataan yang Buruk
Semua yang terjadi semalam adalah tipuan. Di saat aku sedang nyaman dengan perlakuannya, dengan pelukannya, Mas Bayu justru pergi saat tengah malam.Lagi-lagi alasan kantor yang diberikan padaku.Sekuat apa pun bantahanku, tetap saja dia lebih keras kepala untuk pergi.“Lu udah mendingan, Cit?” tanya Aris.Sekarang aku sedang di sebuah ruangan besar di daerah Kuningan. Ruangan yang akan dijadikan tempat resepsi pernikahan. Kami sedang melakukan pengecekan sebelum melakukan dekorasi ruangan.“Sudah lebih membaik, Ris. Kepala gue cuma pusing sedikit, kok,” jawabku.Tadi sewaktu kami sedang bekerja, kepalaku berdenyut hebat diiringi rasa mual di perut. Aku pikir hanya sakit biasa, seperti masuk angin. Namun, lama-kelamaan aku jadi berpikir ini reaksi hamil?Entahlah, aku tidak tahu.“Jangan terlalu maksa untuk bergerak makanya! Ibu hamil itu seharusnya nyantai aja kerjaannya,” kata Aris.
Read more
Ingin Posesif
Aku sudah berjanji pada diri sendiri kalau Mas Bayu tidak pulang malam ini, aku akan pergi sejauh mungkin sampai dia tidak bisa menemukanku. Apa pun akan aku lakukan agar Mas Bayu tidak berhubungan dengan Luna.Dasar perempuan berengsek! Bisa-bisanya dia mengatakan kalau dia disakiti prianya, padahal dia sedang menyakiti diriku perlahan-lahan.Derung mesin mobil meyadarkanku yang sedang melamun. Aku berlari ke pintu dan menghampiri Mas Bayu. Setelah pintu terbuka, aku memeluk tubuhnya dengan erat. Mas Bayu sampai kaget.“Kamu kenapa, sih?”“Nggak ada apa-apa, kok. Aku Cuma pengin peluk kamu doang,” jawabku.Mas Bayu ingin melepaskan pelukan kami.“Jangan bergerak, Mas! Aku ingin peluk kamu dulu sekarang,” jawabku.Satu helaan napas membuatku sadar, dia tidak ingin dipeluk saat ini.“Kenapa, sih?” tanyaku sewot.“Aku masih keringetan, Sayang. Nanti kamu ikut bau,&rdquo
Read more
Pernyataan Luna
Satu kata untuk diriku sendiri, munafik!Semalaman aku bermesraan dengan Mas Bayu, menghilangkan rasa rindu yang selama ini kututupi dan kupendam, kemudian bercinta juga. Namun, di dalam lubuk hati, ada tempat yang semakin lama terkikis oleh belati yang tajam. Ada tempat yang menolak aku untuk berdekatan dengannya.Aku bisa apa? Hatiku tidak bisa berdusta kalau masih mencintai Mas Bayu, sangat mencintai. Namun, egoku sungguh tinggi sampai-sampai tidak mau melihat wajahnya.“Halo, Luna!” sapaku lewat ponsel.“Halo, Citra. Ada apa telepon?”“Bisa bertemu di taman kota? Ada hal yang ingin aku tanyakan denganmu, Lun,” sahutku.“Tentu saja bisa, Cit. Jam berapa?”“Jam empat sore. Aku memakai cardigan warna putih.”“Waduh, mepet banget, nih. Boleh, sih, aku siap-siap dulu, ya?”Setelah aku mengiakan, aku langsung menutup panggilan.Masih terngiang d
Read more
Berdebat
“Aku tidak mau memperebutkan Mas Bayu, karena dia memang sudah menjadi milikku, Luna!”“Itu sekarang!” pekik Luna keras. “Sekarang kamu masih menjadi istrinya, tetapi aku pastikan kamu akan menjadi seorang janda sebentar lagi.”Aku menatapnya dengan tatap mata merendahkan. “Memangnya kamu bisa apa?”“Aku bisa membuat Bayu jatuh cinta padaku,” katanya.“Tetapi kamu hanya orang lain di hidupnya, sedangkan saya seorang yang sudah sah menjadi istrinya,” sahutku.“Lantas? Apa itu membuatmu menjadi punya kekuasaan atas Bayu?”“Iya, itu membuatku menjadi punya kekuasaan atas Mas Bayu. Aku bisa melarangnya untuk menjauh dari perempuan seperti kamu!” Tanganku terlipas di dada.“Oh, begitu? Apa selama ini kamu bisa melarang dia untuk tetap berada di sisimu?” tantangnya. “Selama ini apa kamu bisa membuatnya tetap di rumah dan tidak pergi dari rumah? Apa kamu berhasil membuatnya tidak tidur di apartemen bersamaku?”“Tutup mulutmu, Luna!”“Se
Read more
Bersama Suami
Malam ini, aku benar-benar gelisah menunggu kepulangan suami. Semua omongan Luna terngiang-ngiang di benakku. Bagaimana kalau semua yang Luna katakan benar? Aku tidak akan sanggup hidup sendirian di rumah ini dalam stasus istri dari Mas Bayu.Akhirnya, aku mengambil ponsel untuk menghubungi Mas Bayu. Sudah jam delapan malam sekarang, seharusnya Mas Bayu sedang jalan pulang. Aku tidak akan pernah mengizinkan Mas Bayu pergi ke apartemen lagi.“Halo?” sapaku setelah panggilan diangkat.“Halo, kenapa, Dek?”Syukurlah, suara Mas bayu. Kalau saja yang mengangkat Luna, itu artinya dia sudah ada di dekat Luna dan semua rencananya akan berjalan. Aku harus bersyukur karena lebih dulu menghubungi Mas Bayu.“Kamu di mana, Mas?” tanyaku. “Sudah pulang dari kantor?”“Aku lagi di depan restoran, sebentar lagi mau pulang ke apartemen,” jawabnya.Aduh, bagaimana ini? Apa Mas Bayu benar-benar menginginkan Luna? Mengapa dia tidak pulang ke rumah saja?“S
Read more
Ngidam (?)
“Maaaas!” panggilku.Mas Bayu masih di ruang tamu. Dia tidak menyahuti panggilanku rupanya.“Mas Bayuuuuu!” panggilku sekali lagi.“Kenapa, sih, Dek?” sahutnya seolah tidak senang diganggu. Dia berjalan ke arahku. "Ada apa? Mau main malam ini?""Enak aja. Buruan ke sini!” titahku.Tanganku sedang memegang buah naga yang Mas Bayu beli tadi.Mas Bayu muncul dengan wajah lesunya. “Ada apa?”“Ini!” Aku memberikan buah naga untuk Mas Bayu.Dia duduk di sampingku dan mengambil buahnya. “Ada apa sama buahnya?""Nggak ada apa-apa, Mas. Buahnya masih bagus, masih merah seperti biasanya," jawabku sambil tersenyum. "Terima kasih.""Terus, kenapa kamu kasih buahnya ke aku, Sayang?" kata Mas Bayu.Aku tertawa pelan menyahutinua. “Ya, kamu potongin buahnya, Mas!"Matanya membelalak menatapku. Semenit kemudian, dia mengedipkannya berkali-
Read more
Mulai Penyelidikan
Semuanya sudah kuputuskan. Tidak akan ada lagi Citra yang terus-menerus diam di balik permainan suami. Citra harus bisa mengungkap kebenaran dari semua yang terjadi selama ini.Dimulai dari hari ini, aku akan menyelidiki permainan Mas Bayu dengan Luna. Aku tidak bisa asal percaya dengan Luna.Lagi pula, perkataan Luna dan tindakan Mas Bayu bertolak belakang. Dia bilang Mas Bayu lebih memilihnya, tetapi semalam Mas Bayu mau pulang lantaran aku bilang sedang terancam. Dia bilang Mas Bayu akan menginginkan perceraian kami, tetapi semalam dia marah lantaran aku menanyakan status pernikahan kami. Apa itu yang disebut kalau Mas Bayu tidak mencintaiku?Lalu, siapa yang harus aku percaya?"Halo, Bumil! Gimana kabarnya, nih?"Seperti biasa, Kiki selalu memastikan keadaanku. Padahal, dia sendiri seharusnya bisa memastikan keadaan dirinya yang belum memiliki pacar. Dasar Kiki, malas banget kalau disuruh mencari pendamping hidup."Masih bis
Read more
Menguping
Sebuah kesialan baru yang menimpaku hari ini, mendapatkan kenyataan yang menyakitkan. Ada dua pilihan yang menggantung, Mas Bayu pindah ke apartemen baru atau ini adalah apartemen Luna.Keduanya sama-sama menyedihkan. Apa pun alasannya, Mas Bayu tetap pindah ke apartemen baru. Itu artinya dia tidak ingin diganggu oleh aku, istri sahnya.Rasanya ingin sekali menampar wajah Mas Bayu sesekali. Sebesar ini pengorbanan mereka untuk menghindar dari aku. Memangnya, apa yang akan mereka harapkan jika aku tidak mengetahui apartemen barunya? Mereka tidak akan khawatir kalau aku akan memergoki mereka yang sedang bermain?Astaga, aku jadi semakin overthinking kalau sudah seperti ini kejadiannya. Simalakama, diusut membuat hatiku dongkol, tidak diusut juga membuatku penasaran setengah mampus.Di depanku, Puput masih menyiapkan semangkok isi sop untuk diberikan pada mereka. Dia tadi setuju untuk membantuku. Bahkan, dia juga yang memberikan ide untuk mengantar
Read more
Bersikap Tak Acuh
“Lo di mana, Ki?”Setelah keluar dari parkiran, aku sengaja mengebut untuk sampai ke TOL terlebih dahulu. Berjaga-jaga saja, takut Mas Bayu melihatku di tengah jalan.“Lagi di rumah, nih. Kenapa emang?”“Nginep di rumah gue, ya? Soalnya Mas Bayu nggak pulang malem ini. Gue males banget kalau tidur sendirian.”Padahal, selama ini sering sekali tidur sendiri, walaupun sudah bersuami.“Oh, begitu? Ya udah gue sekarang ke sana, ya,” kata Kiki.“Ya, boleh. Gue sedikit lagi sampai rumah juga, kok.”“Lo ke mana? Udah mau jam enam, woi!”“Biasa, gue habis dari taman kota, ngeliat anak remaja pada pacaran aja,” sahutku sedikit asal-asalan.“Udah kayak jomlo yang ngenes di luar sana aja, sih! Dari pada lo keluar, mending lo lari di sekitar komplek, Cit.”“Di taman kota, kan, gue juga jalan sehat, Ki. Udah dulu, ya? Gue diki
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status