All Chapters of Kontrak Dalam Cinta: Chapter 61 - Chapter 64
64 Chapters
Ingin Kembali
Violet masih terduduk diam usai melihat lembaran foto yang diambil dari CCTV koridor hotel. Ia tak menyangka bahwa pria yang begitu dicintai tega berdusta. Pdahal dirinya telah melakukan banyak hal demi Axe, mulai dari menolak perjodohan dengan putra sulung penguasa tambang batu bara yang bisa membuatnya berfoya-foya seumur hidup tanpa takut kehabisan uang, berselisih pendapat dengan sang ayang, hingga merelakan keinginannya untuk mewarisi perusahaan keluarga dan malah menjadi model dengan susah payah. "Aku tak peduli walau kau menangis," ucap Alvindra kala melihat mata wanita di depannya semakin merah. "Keluar sebelum satpamku menyeretmu.""Apa kau puas?" tanya Violet dengan nada rendah. Ia masih saja melotot seolah berusaha menyangkal pengkhianatan Axe. "Puas? Andai pacarmu itu tak punya keluarga, aku pasti sudah membuangnya ke laut. Aku hanya memikirkan ibu dan ayahnya yang mungkin akan menyalahkan diri atas kelakuan bejad sang anak." Tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk
Read more
Untai Waktu
Lyra bangun lebih awal dari biasa. Ia menatap diri di cermin selama lebih dari sepuluh menit, memastikan jika dirinya benar-benar siap menghadapi perangkap yang pasti telah disiapkan keluarga iparnya begitu kembali. Ia juga telah membayangkan akan diomeli habis-habisan oleh Meta. Belum lagi sarkasme dari Rendra yang pasti membuat telinga berdengung saking menusuknya. Namun, itu semua membuat ia tersenyum, bersemangat akan segera kembali ke kehidupan normal dan kembali pada rutinitasnya yang padat. "Aku juga mau melihat wajah cantik itu yang lama," ucap Vindra sembari memberi pelukan hangat. "Kamu akan bosan melihatnya mulai sekarang.""Mana mungkin," sahut pria bercelana jins, "dilihat 200 tahun pun tak akan membuatku jenuh.""Memangnya kamu akan hidup selama itu?""Tentu saja tidak. Tapi jika kau berumur panjang, aku pasti akan menemanimu terus.""Bagaimana jika aku mati duluan," celetuk Lyra yang membuat si pendengar terganggu. Pria tersebut pun langsung menutupi bibir merah itu
Read more
Singa yang Tenang
Alvindra duduk sembari meminkan bolpoin dengan jarinya, ia merasa penat karena tidak memiliki waktu sendiri sejak memasuki kantor pagi tadi. Namun, seolah lupa bahwa itu adalah rapat, pria malah menghela napas panjang, membuat orang-orang yang hadir pada rapat rutin pun melirik ke arahnya. Para tetua yang telah bekerja lama di Grasln Company lantas mulai berbisik, mereka mengkhawatirkan nasib perusahaan bila dipegang oleh penerus yang dianggap tidak bisa menjaga wibawa di hadapan para karyawan. "Bicaralah yang keras, ini kan rapat. Kalau bisik-bisik begitu, tak akan ada yang mendengar gagasan luar biasa yang Anda sampaikan, Pak," cakap putra Malik kala tahu dirinya tengah diomongkan. "Di mana tata krama Anda dalam mengikuti rapat? Bisa-bisanya Anda bernapas sekeras itu.""Memang kenapa?" Suami Lyra menyandar ke kursi. "Orang yang menasehatiku tentang tata krama itu sedang mempertaruhkan posisinya di sini."Sontak semua orang terdiam. Mereka merasa jengkel dengan perlakuan Alvindra y
Read more
Pembunuh Bayaran
Langit kian mendung kala Vindra dan Lyra berjalan menuju mobil. Bahkan terpanaan angin begitu kencang hingga membuat rambut Lyra yang tak diikat, terbang menutupi pandangan. Sesekali ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, tetapi masih saja belum cukup. Sementara itu, Vindra tertawa melihat istrinya yang cemberut karena rambutnya susah diatur. Akan tetapi, mendadak pria tersebut merasakan aura aneh dari belakang, seakan ada orang yang menatap punggungnya dengan tajam. Seolah tak cukup, kini tampak beberapa orang berpakaian serba hitam berpapasan dengan mereka. Para pria bertubuh tinggi dan sedikit kurus, dengan kulit yang mulai berkeriput karena tak pernah dirawat. Mereka semua menatap pasangan tersebut dengan aneh, bak memastikan jika tak salah mendatangi tempat."Mereka itu target kita?" bisik salah satu pria yang memikul tongkat baseball. "Benar. Kalau berhasil membunuh pria itu, kita bisa kabur ke luar negeri dan hidup enak selamanya," jawab seorang yang lain sembari terse
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status