All Chapters of Istri yang Lari di Hari Pernikahannya (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
23 Chapters
NELANGSA
Munah baru pulang saat maghrib menjelang. Dia membuka pintu kamar kostnya dengan perasaan lelah yang luar biasa. Begitu masuk, dihempaskannya tubuhnya di atas kasur tipis yang setia menemani hari-harinya di kost ini selama beberapa bulan terakhir. Mata perempuan itu terpejam, hari ini dia pergi dengan lelaki bernama Heru setelah pulang dari Resto karena kebetulan jadwalnya shift pagi, Heru adalah sosok yang cukup tampan tetapi dungu. Yah, dia berhasil mengerjainya dengan membuatnya mabuk dan menghilang setelah mendapat uang hasil pembayaran karena menemani lelaki itu di tempat karoeke, sehingga ia tak perlu lagi melayani lelaki itu melebihi batas yang mati-matian dijaganya. Munah memang mulai mencari pekerjaan sampingan agar bisa mendapatkan banyak uang untuk mencicil pada Toni, dan membuka jasa kencan online adalah sesuatu yang muncul begitu saja di otaknya saat ia merasa buntu untuk berpikir, hanya sebatas kencan, tak lebih. Pekerjaan itu
Read more
PENGAKUAN
Alga tengah melamun saat Hani bicara panjang lebar tentang banyak hal. Mereka sedang makan malam romantis berdua. Meskipun enggan, Hani berhasil memaksa Alga untuk menemaninya, dan sepanjang waktu yang dilakukan lelaki itu hanya melamun atau memainkan ponselnya. "Aku merasa sangat diabaikan," ucap Hani jujur melihat tingkah kekasihnya. Alga yang saat itu tengah bermain game terdongak reflek dan memperlihatkan wajah tak mengerti. "Aku memperpanjang waktu liburanku demi bisa selalu bersamamu, tapi apa yang kudapat, kamu sepertinya tak senang saat bersamaku." Mata Hani menatap tajam mencari kebenaran. Alga mengerutkan keningnya. Mau tak mau lelaki itu meletakkan ponselnya ke saku bajunya. "Ada apa?" Alga bertanya datar. "Aku yang harus bertanya ada apa? ada apa denganmu? ada apa dengan hubungan kita? aku merasa sepertinya aku yang selalu mengambil inisiatif di sini," gerutu Hani. "Sudah satu tahun seperti ini terus ...," ucap
Read more
BERTEMU PERTAMA KALI
Alga mempermainkan cincin yang ia kenakan di jari manisnya. Cincin sepasang dengan yang ia berikan pada Munah saat pernikahannya dulu, tak ada yang istimewa dengan bentuknya, saat itu ia hanya asal memesan dan pegawai galeri perhiasan yang memilihkannya dengan edisi yang terbatas, entah mengapa setelah sekian lama ia simpan, ia ingin memakainya hari ini, hari disaat Hani mengajaknya makan malam romantis, tapi ia yakin perempuan yang masih menjadi kekasihnya itu tak menyadarinya.Setelah ia pulang dari rumah Hani untuk berbicara panjang lebar dengan Gunawan-- Papa perempuan itu, ia benar-benar merasa begitu lega. Lelaki paruh baya itu merupakan sosok yang yang bijaksana, bukan tipe orang tua yang suka mendikte dan memaksakan kehendak, dan diam-diam Alga begitu bersyukur sehingga tak terbebani bila akan mengakhiri hubungannya dengan Hani suatu saat nanti. Kini ia harus berupaya bisa bertemu dengan Munah istrinya, bicara dengan perempuan itu untuk menyel
Read more
MALAM YANG KELAM
Munah pulang dari puskesmas ke tempat kosnya nenjelang sore setelah keadaannya cukup membaik. Ia tak menginap karena merasa sakitnya tak terlalu berat. Bidan mengatakan ia menderita gejala tipus, dan menyuruhnya untuk beristirahat dan jangan beraktifitas terlalu berat. Tetapi ia tak berencana mengikuti saran Bidan mengingat ia harus terus mencari uang karena anak buah Toni bisa sewaktu-waktu datang tak terduga.   Perempuan itu baru berbaring di kasur ketika ponsel kentang yang ia beli khusus untuk pekerjaan sampingannya berbunyi. Sejak memutuskan untuk mencari sampingan membuka kencan online, ia memang membeli ponsel bekasan yang cukup murah dan memasang nomer baru untuk memperlancar usahanya. Perempuan itu langsung membuka chatnya. [Haii ... apa kabar? aku tahu nomermu dari seorang teman.] kening Munah berkerut membaca chat itu, tetapi tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung membalasnya. [Ya] tulisnya. [Bisakah aku m
Read more
MENYESAL
Airmata Munah bercucuran, tetapi Alga menganggap hal itu hanya sebuah kamuflase yang coba istrinya tunjukkan agar ia bersimpati padanya, dan menghentikan apa yang tengah dilakukannya. Alga membentengi dirinya dengan membuang jauh rasa empatinya, hanya amarah memuncak yang ia biarkan menguasai dirinya saat ini, amarah karena Munah menolaknya padahal ia berhak atas perempuan itu, tetapi Alga sangka Munah tidak menolak banyak lelaki yang telah menidurinya.Alga terus mencium Munah, bukan hanya di bibirnya, tetapi di semua tempat, telinganya, lehernya, selangkanya, lalu menyesap di beberapa titik, meninggalkan bekas kissmark yang begitu jelas, kemudian satu tangannya bergerak cepat menyingkirkan baju yang melekat di tubuh Munah dan begitu semua terlepas, lelaki itu menjamah tubuh istrinya kemudian begitu puas, ia mulai bergerak memasukinya, Munah terpejam dengan airmata masih berlinang dan meringis merasakan perih dan kesakitan saat sesuatu yang keras berusaha memasukinya.
Read more
BINGUNG
Munah sudah berada di Resto Leo. Perempuan itu memutuskan berangkat bekerja meski ia masih merasa lelah setelah pulang dari apartemen Alga. Lelaki itu mengantarnya hanya sampai di ujung gang tempat tinggalnya atas permintaan Munah.Munah harus mengkonfirmasi uang yang Leo transfer untuknya sehingga begitu sampai di Resto dia langsung menuju kantor Leo. Lelaki itu terlihat sedang sibuk membuka banyak berkas di depannya sebelum kemudian senyumnya merekah melihat kedatangan Munah."Sudah sehat?" tanya lelaki itu padanya. Munah mengangguk kendati ia merasa keadaannya semakin memburuk dibanding hari kemarin."Masuklah ...," perintah lelaki itu. Dengan pelan dan menahan perih Munah mendekati Leo dan duduk di depan lelaki itu. Rasa perih pada area sensintifnya masih terasa kendati ia sudah berendam dengan air hangat sebelum berangkat kerja."Aku yakin kamu kesini mau mengatakan menerima untuk menjadi kekasihku kan?" ucap Leo seraya tersen
Read more
TAWARAN BARU
Munah tak memberikan jawaban apapun atas penawaran Alga untuk tinggal di apartemennya. Perempuan itu hanya diam sehingga Alga membawa mobilnya menuju tempat saat ia mengantar Munah pulang setelah berkencan dengannya kemarin.Sesungguhnya Alga tak percaya Munah bisa tinggal di lingkungan yang kurang nyaman hingga ia mengira perempuan itu hanya menutupi tempat tinggal yang sebenarnya, agar tak diketahui oleh orang lain juga agar tak diketahui olehnya. Alga berharap menemukan jawaban itu hingga bertanya pada Leo tadi. Tapi rasa keingintahuannya tak menemukan jawaban hingga lelaki itu kemudian terhenyak dari lamunannya saat Munah memintanya berhenti.Alga memelankan laju kendaraannya, dan Munah memintanya berhenti di tempat yang sama seperti pagi tadi."Kamu benar-benar tinggal di sini?" tanya Alga ragu. Munah mengangguk. Perempuan itupun bergegas membuka pintu mobil dan hendak turun saat netranya melihat sekilas dua sosok lelaki kekar yang barusan
Read more
BICARA
Alga sedang menyantap masakan yang sudah Munah selesaikan ketika perempuan itu terus menatapnya dalam diam. Mereka duduk berhadapan di meja makan kecil di dekat dapur."Enak ...," komentar Alga. Munah menatap tak percaya karena makanan yang ia sajikan kini adalah sesuatu yang tak selesai ia masak tadi siang. Munah hanya mengolahnya lagi agar tidak menjadi sia-sia."Aku gak bohong. Coba kamu juga mencicipi hasil masakanmu alih-alih hanya terus memperhatikanku seperti itu," ucap Alga lagi dengan tersenyum.Munah masih memicingkan matanya seakan curiga Alga hanya berbohong. Tetapi akhirnya perempuan itu mulai menuruti Alga dengan mengambil sendok dan mulai memasukkan sedikit sup ke dalam mulutnya."Bagaimana? enak kan?"Munah menelan supnya hati-hati dan lelaki di depannya memang tidak berbohong. Supnya enak. Untuk lebih memastikan dirinya sendiri, perempuan itu mengambil jenis makanan lain dan ternyata rasanya sama, teta
Read more
MIMPI
"Munah ... berhenti ... jangan lari ....!" Teriakan itu menggema menebarkan ketakutan di dada Munah. Perempuan itu terus berlari meski keringat bercucuran membasahi tubuhnya."Munah berhenti!" Suara itu terdengar semakin dekat. Diantara deru napasnya yang memburu, Munah berulangkali menoleh ke belakang tuk memastikan sosok yang mengejarnya sudah jauh. Tetapi sosok tinggi itu semakin dekat, meski tenaganya sudah ia kerahkan sekuat mungkin, nyatanya bukan senakin jauh tetapi sosok itu semakin dekat hingga hanya beberapa langkah saja bisa menyamainya."Jangan dekat-dekat!" seru Munah putus asa."Aku takan menyakitimu.""Orang lain yang akan melakukannya kalau aku tidak pergi.""Berhenti!""Tidak!"Munah terus mempercepat larinya saat sosok itu kian dekat mengejarnya. Wajahnya pucat pasi hingga ia tak lagi memperdulikan keadaan dan ia terjebak di tepi sebuah jurang. Wajahnya menatap batu terjal di bawah ujung jalannya. Otaknya menjadi bun
Read more
KETAHUAN
Jam kerja hampir berakhir. Munah terus memikirkan berbagai macam cara untuk menolak secara halus ajakan Leo. Ia tak bisa membayangkan akan bertemu dengan keluarga lelaki itu meski hanya untuk membantunya bersandiwara. Lagi pula ia sudah punya rencana pergi ke tempat kos nya untuk mengambil barang-barangnya. Arrgh ... kepala perempuan itu mendadak begitu pening, ia pun memijit mijitnya berharap semua yang berjejal di otaknya menghilang, tetapi hal itu tak jua berhasil hingga akhirnya ia segera melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai meski dengan otak yang begitu penuh.Munah sedang membereskan dapur, mencoba fokus dengan yang ia kerjakan ketika terdengar suara langkah kaki mendekatinya. Kegiatan perempuan itu menjadi terhenti. Ia bisa menduga siapa yang mendatanginya."Ehemm ... pekerjaannya sudah selesai?" Suara yang Munah kenali sebagai milik Leo terdengar begitu lembut. Dugaannya tak meleset, tetapi Munah tak segera berbalik, ia masih membelakangi Bosnya itu. Ma
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status