Semua Bab My Dearest Cahaya: Bab 51 - Bab 60
160 Bab
Teruslah Bertahan
Tidak ada kendala yang berarti, saat Yasa mengutarakan semua maksud hatinya untuk melamar, dan menikahi Aya kepada Hatta. Pria paruh baya itu tidak ingin ikut campur dalam kehidupan pribadi sang anak. Siapapun nantinya yang akan menjadi pendamping Yasa, Hatta hanya bisa menyetujuinya.Ini sebuah bentuk dari penebus kesalahan Hatta di masa lalu terhadap Yasa dan ibunya. Meskipun untuk lain hal, Hatta bisa teramat tegas kepada sang anak, tapi untuk teman hidup anaknya kelak, Hatta tidak akan ikut campur.Pun saat mengetahui bahwa Aya merupakan putri sambung dari Pras, yang saat ini masih terjegal kasus hukum, dan sudah bisa dipastikan masuk penjara. Semua itu, tidak akan mengubah pemikiran Hatta. Ia akan menyetujui siapapun pilihan Yasa, asalkan sang anak mencintai pilihannya dan bisa hidup berbahagia nantinya.“Yaa, sepertinya papa tahu dan pernah bertemu dengan Cahaya.” kata Hatta. “Tapi waktu itu dia masih kecil, putri Pak Bintang itu ada wakt
Baca selengkapnya
Dua Minggu Lagi
Arsya dan Rendra kompak memberi siulan pada Aya, ketika gadis itu kelur dari kamarnya dan hendak menuju ke rumah depan.“Ciyee yang mau kawin!” celetuk Rendra setelah siulan panjangnya berakhir.“NIKAH!” ralat Aya dengan ketus.“Gitu bilang gak pacaran,” decih Arsya yang jarang-jarang melihat Aya memakai dress, jika bukan hendak pergi ke acara tertentu atau pemotretan DailYou. “Bokis banget lah kamu tuh, Mbak.”“Emang gak pacaran, yee.” cibir Aya.“Lha terus ini mau ngapain kalau gak pacaran,” timpal Arsya tidak mau kalah. “Bang Yasa udah kering dari tadi nunggu di depan. Garing, garing dah disidang papi, opa sama oma.”Manik Aya melirik jam dinding, “Emang dia udah datang?”“Beeehh! Bang Yasa udah dari setengah jam yang lalu di depan.” jawab Rendra mengambil alih dengan gaya hiperbola.Aya menunduk, menarik tali kitten h
Baca selengkapnya
Perjodohan Yang Terlaksana
Tepat di saat Aya dan Yasa melepas Abraham dengan lambaian tangan untuk berpisah. Ponsel Aya berdering. Terpampang nama Rajata di sana.Jantung Aya seketika menghentak cepat. Bukan karena nama Rajata yang muncul di benda pipihnya. Melainkan, apa yang akan disampaikan oleh pria itu kepadanya.Astro …Berusaha bersikap tenang di tengah hati yang teraduk-aduk, ternyata cukup susah. Dengan sigap Aya menggeser icon hijaunya, lalu meletakkan ponsel tersebut di telinga.“Astrophile Kaivan, dia baru aja masuk ke ruang Pak Raden. Kamu mau ke sini?” tanya Rajata di seberang sana. Menunggu jawaban dari Aya yang masih saja termangu tanpa kata.“Cahaya …”Aya terkesiap dengan sentuhan lembut Yasa pada bahunya. Pria itu menunjuk ponsel yang masih berada di telinga gadis itu.“Oh …” seketika Aya paham akan maksud Yasa. Mengembalikan kesadarannya lalu berujar pada Rajata. “Iya, aku ke san
Baca selengkapnya
Masalah Hati
Mobil Yasa berhenti di pekarangan kediaman Pras, tepat di sebelah land rover yang juga baru saja berhenti. Kedua roda empat itu memang datang hampir bersamaan. Sepanjang jalan, Aya hanya terdiam pias. Yasa sampai merasa canggung hendak mengajaknya berbicara.Masalah apa yang terjadi sebenarnya, diantara kedua sepupu itu?Asa terlebih dahulu keluar, dan mengitari bagian depan mobilnya, untuk menghampiri pemilik rubicon yang baru saja keluar dan menutup pintu.“Hei, Bang. Baru balik?” Asa menatap pintu yang bersebrangan dengannya, namun tidak kunjung mendapati adiknya itu keluar dari sana. Ia sudah diberitahu, kalau Aya malam ini pergi makan malam dengan Yasa, untuk bertemu keluarga pria itu.“Aya gak keluar?”Keduanya pernah bertemu dan berkenalan sekilas, saat Aya mengalami kecelakaan dan di rawat di rumah sakit.“Tidur.” jawabnya dengan helaan panjang.Asa mengangguk-angguk, lalu berdecak kecil kar
Baca selengkapnya
Memelukku Seharian
Pras dan Sinar yang berada santai di balkon, kompak mengerutkan dahi saat melihat mobil Yasa masuk ke perkarangan rumah. Yasa memarkirkan mobilnya tepat di samping land rover milik Asa. Posisinya tepat seperti semalam saat mereka bertemu.“Ahh, calon mantu datang.” Sinar berceletuk tapi bibirnya menyebik menatap Pras. “Kalau diinget-inget, dulu itu malah lebih banyak aku datangin kamu ya, daripada kamu datang ke rumahku.”“Gak usah di inget-inget, toh sudah punya buntut 3.”“Ich, kamu itu, dari dulu nyebelin, tau gak.”“Nyebelin tapi mau aja dinikahin. Jujur aja, dari awal, kamu itu memang sudah suka sama aku.”“Gak ya! siapa yang mau sama kamu, ganteng sih iya, tapi attitudemu itu bikin sebel!”Perdebatan kecil seperti itu dari dulu sampai sekarang, masih saja selalu ada.Pras kemudian menghela begitu panjang. “Aku harap, Aya ada di tangan yang tepat. Karen
Baca selengkapnya
Rencana yang Berhasil
“Wah, curang ini sih, ada yang bawa gandengan di mari.” protes salah satu teman SMA Yasa yang bernama Tara. Pria itu baru saja datang seorang diri, terlambat karena harus menangani sebuah operasi.“Gak usah lebay,” balas Vitor yang juga membawa sang istri, ke pertemuan yang hanya dihadiri oleh enam orang tersebut. “Cuma Yasa sama gue yang bawa gandengan, yang lain pada merana, sama kayak lo.”“Ya ngomong kek, gue kan bisa nyewa dedek gemesh buat dibawa.” Tara menari kursi yang melingkari sebuah meja bundar. Pria itu duduk, berada diantara Vitor dan Andara, yang sedari tadi hanya menekuk wajah.“Bacot, lo, Tar! Diatur!” hardik Vitor lagi.Dari dulu, Yasa memang malas untuk meladeni Tara. Karena kalau diteruskan, tidak akan ada habisnya.“Karena sudah ngumpul, gue cuma mau ngasih tahu, tanggal 21 gue nikah. Dan lo semua harus datang.”Seketika Tara mencondongkan tubuh untu
Baca selengkapnya
Menahan Diri
“Aku pinjam baju sama celana, training kalau ada, piyama juga boleh.”Aya langsung merangsek masuk ke apartement Yasa sambil memeluk tubuh basahnya. Menggigil, karena seluruh pakaiannya basah terkena deraian hujan, yang masih saja terhempas membasahi malam.Pantas saja, Yasa tidak mau memberhentikan motornya. Ternyata, apartemen milik pria itu tidak terlalu jauh, dari restoran tempat diadakan reuni beberapa saat yang lalu. Yasa berencana untuk mengganti motornya dengan mobil. Tapi, apa mau dikata, ternyata keduanya basah dan lebih baik singgah sebentar untuk mengganti pakaian.“Ikut aku.” pinta Yasa. Pria yang juga sama basahnya dengan Aya itu, melangkah menuju sebuah kamar, yang diyakini Aya adalah kamar milik Yasa.Yasa memasuki walk ini closet dan mengambilkan sebuah kaos, juga celana training yang biasa dipakainya untuk pergi ke tempat fitness. Tidak lupa dengan sebuah handuk, yang juga ia serahkan pada gadis itu.&ldquo
Baca selengkapnya
Hubungan Kita ke Depannya
“Acaranya kenapa di rumah? Keluarga Yasa itu kan punya hotel, Pak Kaisar juga, kenapa gak di sana aja acaranya, Ay?”Ruby melayangkan protesnya, ketika Aya menyampaikan rencana pernikahan yang tidak terduga dalam waktu dekat. Awalnya, Ruby curiga tentang pernikahan yang dirasa terlalu mendadak. Namun, setelah Aya menceritakan semua hal, dengan sedikit kebohongan yang tentu saja tidak bisa diceritakan, maka Ruby percaya.Sebelum kecelakaan terjadi, Aya memang telah mengenal dengan Yasa. Aya mengatakan bahwa mereka sempat menjalin sebuah hubungan, namun ada masalah di tengah jalan. Itulah mengapa, saat makan siang bersama Bintang, Aya terlihat sangat tidak ramah kepada Yasa.“Kalau di hotel, nanti nyusahin papi. Harus ngurus izin segala macam, pasti dijaga ketat, dan waktu kumpul-kumpul sama keluarga juga terbatas, Nek. Lagian, rumah itu juga halamannya luas banget, cukup ajalah buat ijab terus lanjut resepsi.”“Tamu Pak Kaisar
Baca selengkapnya
Taruhan
“SIP!” teriak Asa. “Sekarang, coba nyebur.”“Nyebur?” Aya melepas genggaman tangan Yasa, yang sedari tadi terus saja menempel kepadanya. “Kok gak bilang kalau pake nyebur segala? Aku gak bawa baju ganti.”“Baju yang dipake buat foto di kamar nanti, kan, ada?”“Bajunya ada, dalemannya yang gak ada!”Nando yang sedari tadi melihat pengambilan foto prewed Yasa dan Aya akhirnya tergelak. “Dulu, waktu kamu masih kecil, gak pake daleman juga nyante, Ay.”Dengan sebal Aya melepas satu kitten heelnya lalu melemparnya pada Nando.Pria itu, sigap menghindar, masih diikuti tawa jahilnya. Otak Nando tiba-tiba tidak bisa diatur, hingga membayangkan lekuk tubuh polos Aya, tanpa menggunakan apapun, berbalut kemejanya.Buru-buru ia menggeleng, gadis itu sudah dianggap sebagai adik olehnya. Jadi tidak sepatutnya memikirkan Aya dalam keadaan tidak sopan seperti itu.
Baca selengkapnya
Membentuk Karakter
“SAH!”Dan, detik itu juga Aya sadar, kalau kehidupannya mulai saat ini, akan benar-benar berubah. Ia sudah tidak bisa bebas bertindak semaunya seperti dahulu kala. Ada sang suami yang kini bertanggung jawab penuh atas dirinya. Suami yang dinikahinya karena sebuah kesepakatan bisnis, meskipun Sinar dan Pras tidak pernah memaksa Aya untuk melakukannya.Demi Zamaryn agar tetap berada di poros keluarganya, dan memikirkan seluruh ucapan sang bunda tentang pernikahan. Aya akhirnya berani mengambil keputusan untuk mengarungi bahtera hidup bersama Yasa. Toh, sikap Yasa selama ini sangat bersungguh-sungguh kepada Aya. Pria itu juga dapat menerima Aya dengan segala kekurangannya.Lalu tentang Bintang, hati Aya masih berkeras, untuk tidak bertegur sapa sebagai seorang anak seperti dahulu kala. Sakit hatinya terlalu dalam, karena sang papa tidak menaruh kepercayaan sedikitpun padanya. Ayapun menolak dengan tegas ketika sang papa memintanya untuk berbicara berdu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status