Semua Bab My Lord Devil: Bab 11 - Bab 20
34 Bab
11. Sumpah Suami-Istri
“Bisakah kau mundur sedikit? Aku merasa sesak dan napasku kurang bagus, berikan aku udara,” kata Wu Mei Xiang. Wajahnya mulai memerah dan terasa panas sekujur tubuhnya.“Tidak,” jawab raja iblis dengan tenang, suaranya berat dan dalam. Aura penolakan Wu Mei Xiang  tidak mampu mendorong sang raja mundur.“Baiklah, aku tidak akan menolak lagi. Lagipula aku sudah menjadi istrimu. Hanya saja aku ingin meminta sesuatu padamu, bisakah?” tanya Wu Mei Xiang.Mendengar permintaan lembut dari istrinya, sang suami setuju dan mundur beberapa sentimeter untuk memberikan ruang pada Wu Mei Xiang yang suda terdesak. Lagipula dia tidak akan bisa kabur.“Katakan, suami ini akan menurutinya walau harus membagikan separuh kerajaanku,” kata Cheng Li berpikir bahwa itu soal kekuasaan dan harta atau sebagainya.Wu Mei Xiang tersenyum. Dia menatap suaminya dengan intens.“Apa yang kau pikirkan? Ini bukan so
Baca selengkapnya
12. Raja dan Ratu
Keesokan harinya, raja iblis Kota Ye---Cheng Li menggelar rapat di istana hitam dan merah untuk mengumumkan ratu mereka yang baru. Pemberian gelar akan diberikan pada ratu yang baru sehari setelah pernikahan. Cheng Li berencana akan mengumumkan beberapa perubahan dan mungkin juga aturan tambahan.Biasanya, di hari pertama pengantin baru akan mengunjungi orang tua mereka dan memberikan teh sebagai bentuk sopan santun. Namun, karena keduanya, baik Wu Mei Xiang dan Cheng Li tidak lagi memiliki orang tua. Jadi agenda itu di-skip saja.Wu Mei Xiang direncanakan hadir sebagai ratu. Namun, hingga waktu rapat tiba, perempuan itu tidak muncul juga di aula besar tempat rapat akan digelar."Tuanku, sang Ratu masih tidak mau memasuki ruangan ini," lapor Xiong Hai dengan nada pasrah. Dia siap dihukum kapan saja karena ratu mereka yang baru sejak awal sudah begitu menyulitkan kehidupan para iblis kecil dan pelayan.Lelaki itu sangat jarang bicara dan nadanya memang bia
Baca selengkapnya
13. Pengawal dan Pelayan Baru
Melihat itu jiwa iblis yang lainnya terselamatkan, tidak jadi mati mendadak karena tidak sanggup melihat rajanya terlalu lembut dan romantis. Pemandangan yang belum pernah ada selama ribuan tahun mereka di sana."Baiklah, aku mengumumkan pemberian gelar pada pasanganku dan semua orang harus memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia," ucap Cheng Li.Wu Mei Xiang hanya diam tak bereaksi. Itu artinya perempuan itu tidak marah atau tidak menolak.“Lumayan juga,” gumam Wu Mei Xiang dalam hatinya. Dia sedikit malu saat ini. Bagaimana bisa mendapatkan suami yang tidak tahu malu begitu."Selain itu, dia akan diberikan gelar sebagai Huang Hou," kata Cheng Li lagi."Huang Hou?" ulang Wu Mei Xiang pelan. Dia memikirkan gelar pemberian suaminya itu. Pada masa kerajaan gelar ini hanya dimiliki oleh satu orang saja, yaitu istri sah sang raja atau empress.*Empress (皇后; huáng hòu).Cheng Li menatapnya dan bertanya, "B
Baca selengkapnya
14. Penantian Raja Iblis
Meski ada beberapa iblis yang mulai khawatir ketidaktahuan Wu Mei Xiang akan dimaafkan oleh beberapa orang untuk melakukan hal buruk.Cheng Li tidak pernah ragu pada kemampuan Wu Mei Xiang. Sejak kecil dia mengikuti perempuan itu karena dia sangat yakin bahwa Wu Mei Xiang adalah reinkarnasi dari belahan jiwanya yang sempat hancur karena menyelamatkan diri di medan perang 10.000 tahun yang lalu.Wu Mei Xiang hilang sekian lama karena jiwanya hancur dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa bereinkarnasi entah sebagai manusia atau iblis.Kematian Wu Mei Xiang di medan perang demi menyelamatkan Cheng Li, membuat pria itu menyesal dan bersumpah akan menjadi lebih kuat. Ketika mereka bertemu lagi, dia berjanji pada jiwa Wu Mei Xiang bahwa dirinya akan menjadi iblis paling kuat dan tidak terkalahkan. Dengan begitu, dia tidak akan kehilangan kekasihnya lagi.Selama menantikan Wu Mei Xiang, banyak hal yang dilakukan oleh Cheng Li. Dia berlatih dengan serius
Baca selengkapnya
15. Pengkhianatan
Tiga hari yang lalu.Shanghai 2050 Suasana kota Shanghai tampak ramai seperti biasanya, kendaraan berlalu-lalang menandakan tingginya aktivitas di kota itu. Selain kendaraan bermotor, sepeda listrik dan mobil listrik memadati lalu lintas kota.Wu Mei Xiang berjalan dengan cepat membawa koper kecil berwarna silver. Dia mengenakan kemeja putih dan jas putih bersih---kebanggaannya sebagai seorang ilmuwan, dan celana hitam. Kacamatanya menempel di kedua tulang hidungnya yang mancung.Sekilas, dia akan terlihat bagai seorang nona muda yang akan melakukan bisnis. Namun, jika dilihat lebih jelas lagi, dari penampilannya dia lebih mirip dosen atau peneliti."Selamat siang, Profesor Wu," sapa beberapa orang yang sudah menunggunya di ruangan serba putih itu. Ruangan rapat yang megah, penuh dengan furnitur mahal dan berkelas.Itu adalah laboratorium termahal dan terbesar di dunia tahun 2050. Siapa saja ak
Baca selengkapnya
16. Cemburu Berujung Nestapa
Wu Mei Xiang dan Qin Ming masih sibuk dengan cerita mereka. Tanpa awas pada dua orang lainnya di sana.Yu Chen sendiri sedang ke kamar mandi. Karena Wu Mei Xiang sedang tidak awas, maka dua orang yang sudah merencanakan kejahatan melanjutkan rencana mereka.Awalnya hanya ada Pei Rong, tak disangka Shen Jia juga sudah merencanakan hal yang sama. Memang orang jahat akan saling mendekat---seperti air bersatu dengan air dan minyak dengan minyak."Hati-hati," bisik Shen Jia pelan. Mereka berdua memang sangat cocok menjadi teman melakukan kejahatan."Kau setuju?" tanya Pei Rong senang. Dia mendekati kakak tirinya dan mencium pipinya karena sangat senang. Selama ini mereka berdua bersaing ketat, tetapi ada kalanya juga harus bekerja sama dan menumpas semua siapa saja yang menghalangi jalan mulus keduanya menjadi penguasa.Salah satu isi kontrak percintaan mereka adalah tidak saling membunuh. Segala hal bisa dilakukan, tetapi tidak dengan membunuh. Mereka
Baca selengkapnya
17. Bunga Iblis
Wu Mei Xiang merasa bosan menunggu Wen Liwei kembali dengan segala makanan pedas pesanannya. Dia berharap lelaki itu bisa memuaskan keinginannya. Entah makanan apa yang akan ditawarkan, selama itu pedas maka akan bisa diterima. Kalau tidak pedas, maka akan menjadi masalah baru bagi sang jenderal yang kini merangkap sebagai pelayan pribadi dan babu sang ratu yang aneh. Dia baru saja  menjadi ratu dan sudah memiliki permintaan yang aneh. Sejak kapan ada iblis meminta makanan yang pedas? Tentu saja wajar jika dia belum bisa melupakan kehidupan manusianya. Bosan menunggu Jenderal Wen, Wu Mei Xiang berjalan-jalan di istana bagian dalam. Dia memeriksa dan memperhatikan setiap sudut bangunan, taman dan juga dekorasi yang indah. Sejujurnya, Wu Mei Xiang mengakui bahwa tempat ini terlalu indah untuk menjadi alam iblis. “Ternyata iblis juga memiliki nilai estetika,” gumam Wu Mei Xiang pelan sambil berjalan-jalan di taman. Dia sengaja mengitari tama
Baca selengkapnya
18. Makanan Kesukaan
Masih sibuk memikirkan harus diberi makanan apa tuannya, Wen Liwei mondar-mandir di depan kolam teratai yang sengaja dibangun menjelang kedatangan Wu Mei Xiang ke sana."Mengapa aku tidak menanyakan apa makanan kesukaan Tuan, aku sangat bodoh," ujar Wen Liwei pelan.Kalau ada yang melihat Jenderal Hantu seperti itu pasti akan tertawa atau terkejut tidak percaya. Dia adalah jenderal yang terkenal dengan kemampuannya berperang dan sekarang, semenjak dinobatkan sebagai pelindung ratu, harga diri Wen Liwei berubah.Yah, walaupun tidak ada yang akan berani menghinanya karena tidak tahu apa yang terjadi. Namun, andaikan saat ini seseorang melihatnya pasti tidak akan sungkan menertawakan jenderal hantu itu."Apa yang kau lakukan di sini? Di mana Wu Mei Xiang?" tanya Cheng Li tiba-tiba membuat Wen Liwei terkejut sampai tubuhnya hampir terpisah-pisah sangking kagetnya.Cheng Li menyadari kegugupan Wen Liwei, tetapi dia jug
Baca selengkapnya
19. Kota Shanghai
Setelah berbicara beberapa saat, Cheng Li memutuskan untuk membawa istrinya ke kota manusia. Dunia dari mana istrinya berasal sebelum mati dan menjadi iblis.Awalnya, Wu Mei Xiang ingin menolaknya karena malas berurusan dengan manusia. Namun, ketika membayangkan makanan enak dan juga balas dendam mungkin bisa dilakukan saat ini, Wu Mei Xiang bersemangat.Dia sudah menjadi iblis, lalu apa lagi yang bisa ditakuti?“Baiklah, aku akan menanyakan dia, apakah dia memang berniat membunuh aku atau tidak sengaja,” pikir Wu Mei Xiang.Menjadi iblis tidak serta merta membuat dia kehilangan akalnya dan menjadi brutal. Wu Mei Xiang bukanlah iblis tanpa perasaan. Bisa dikatakan manusia bisa menjadi lebih iblis dibandingkan iblis itu sendiri. Anda pasti tahu dan sering melihat manusia jenis ini, yang lebih kejam dan mengerikan dibandingkan iblis sungguhan.“Kau yakin? Maksudku, kau sudah siap?” tanya Cheng Li.Seharusnya dia tidak m
Baca selengkapnya
20. Makanan Cepat Saji
Ucapan Cheng Li itu membuat Wu Mei Xiang terbahak-bahak sampai perutnya sakit dan rasanya laparnya melayang begitu saja digantikan dengan humor yang serendah itu. Dia tidak menyangka kalau suaminya yang kejam dan seram itu bisa menjadi sangat lucu dan bahkan membuat Wu Mei Xiang sulit berhenti tertawa.Melihat Wu Mei Xiang senang, Cheng Li hanya bisa pasrah walau dirinya dihina, dia akan menganggap itu bagaikan pujian. Anggap pria ini bodoh, tetapi dia memang bodoh karena cinta."Apa kau bodoh? Ini makanan cepat saji, tentu saja semuanya sudah matang dan tinggal makan," kata Wu Mei Xiang masih belum bisa menahan dirinya untuk tidak mencerca raja iblis itu.Cheng Li melepaskan tangannya perlahan dan dia memegangi dagunya dengan canggung. Dia pura-pura batuk beberapa kali, menatap ke kiri dan ke kanan dan memastikan tidak ada yang melihatnya. Dia akan menjadi sangat malu kalau ada yang menontonnya."Setidaknya aku perhatian terhadap kese
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status