All Chapters of My Villain Gentleman: Chapter 61 - Chapter 70
164 Chapters
Chapter 60: Silly
Enjoy!----- Ragusa, Sisilia-Italia. 11.37 AM Senyum Grayden langsung mengembang lebar ketika Liora baru saja turun ke lobby hotel setelah wanita itu sempat berganti pakaian dari kunjungan kerjanya. Ini adalah hari terakhir mereka berada di Ragusa dan baru hari ini rasanya mereka akan benar-benar menikmati kota dengan berbagai bangunan kuno ini, setelah kemarin Liora terperangkap oleh segala persoalan masalah yang ternyata ditemukan wanita itu di anak cabang. Liora berjalan ke arah Grayden dengan menggendong Vierra, sementara Anna berjalan di sampingnya. Grayden tampak sedang mengucap kata perpisahan pada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang sepertinya menemani pria itu berbincang sedari tadi. “Makan siang sebelum berjalan-jalan?” tawar Grayden ketika pria itu sudah berada tepat di depan Liora. Celana pendek beraksen robek-robek serta paduan kaus putih membuat Grayden tampak begitu segar
Read more
Chapter 61: Ragusa
Enjoy!-----Liora menyukai Ragusa sejak kali pertama ia menginjakkan kaki di kota ini setahun silam dan rasa suka itu tak pudar sedikit pun hingga saat ini. Entah mengapa arsitektur bangunan kota yang didominasi warna-warna monoton cokelat berkombinasi dengan batu alam, serta cara kota ini menjaga warisan masa lalu terasa menyentuhnya.Ia bisa menghabiskan berlama-lama memperhatikan atmosfer kota yang lengang di tengah himpitan perbukitan, seolah perbukitan itu sebagai penjaga kota ini. Dempetan rumah-rumah pendudukan dan gang-gang sempit berkelok yang ditamani bunga-bunga di pot kecil, membuat Liora merasa penduduk di sini lebih layak dikatakan manusia dari pada dirinya yang hidup oleh himpitan gedung-gedung kaca tanpa sapaan antar tetangga dan berbagi makanan saat perayaan.Meski Liora mencintai kota ini, tetapi ia saat ini sedang berusaha menyamankan diri dari segala percakapan warga lokal yang mengingatkannya pada acara ulang tah
Read more
Chapter 62: Lost Control
Enjoy!----- Gavriel tak pernah menyangka malam ulang tahunnya bisa menjadi malam paling memuakkan sepanjang hidup. Tidak, bahkan malam-malam setelahnya justru semakin buruk. Untuk pertama kalinya ia tak bisa mengontrol seluruh emosi dan segala pikiran sialan yang menyerbunya seperti desingan puluhan peluru, lalu membuatnya terjatuh dan merasakan kesakitan yang membunuh. Dua hari ia tak bisa melakukan aktivitas apa pun dengan baik. Marah akan hal sepele dari perlakuan anak buahnya. Sampai mengambil keputusan pembunuhan yang seharusnya tak perlu dalam perselisihan yang ia tengahi. Daniel menyarankannya istirahat untuk menjernihkan pikiran. Namun, guliran menit dalam kesendirian semakin menyeretnya ke jurang neraka. Bahkan menyendiri bersama hewan-hewan buasnya tak membuat ia cukup lebih baik. Padahal itu biasanya selalu berhasil dalam berbagai masalah yang ia lalui selama ini. Hanya ada satu nama yang terus bergaung-gaung dan ia
Read more
Chapter 63: Elevator
Enjoy!-----Bulu mata lentik Liora mengerjap atas luncuran kata Gavriel yang terlalu cepat dan begitu mantap. Seolah pria itu tak perlu memikirkan apa pun selain hubungan mereka. Hal itu menghangatkan dadanya, tetapi sekaligus membuat ia kembali waspada karena secepat dan semantap itu pula perkataan pedih Gavriel malam itu.Satu langkah Liora kembali pada tempatnya semula. Bahkan kini ia terdorong semakin mundur dengan sendirinya berkat langkah Gavriel yang selalu berhasil menguasai auranya.Di tengah itu, Gavriel meraih kunci lift dari saku celananya dan memasukkan ke lubang kecil di dekat deretan tombol angka. Mereka sudah berada di lantai kamar Liora, tetapi Gavriel akan mengurung mereka berdua di sini selama apa pun yang ia butuhkan. Liora mengepalkan tangan melihat hal itu.Namun, pandangan Liora kemudian terjebak ketika ia merangkak pada mata biru Gavriel yang seperti langit malam yang gelap, tetapi juga tandus bagai mus
Read more
Chapter 64: A Dying Heart
Enjoy!-----Melihat orang yang dicintai berciuman di depan mata setelah kurang dari lima menit pria itu mengatakan cinta adalah omong kosong terbesar yang pernah Liora dengar sepanjang hidup. Lift membawa Liora kembali turun, sementara kepalanya berdenyut, seiring oksigen yang kesusahan mengalirkan darah ke jaringan otaknya.Tubuh Liora bersandar dengan lutut yang lemas, seakan ingin membawa dirinya jatuh terduduk ke lantai dan menangis. Namun, Liora enggan. Ia lelah menangis dan lelah sakit hati.Ia terpejam erat, tetapi bayangan pertemuan bibir itu terus merusak jiwanya. Tubuh Liora akhirnya tak mampu membendung tangis, meski keseluruhan otot wajahnya terasa mati. Tak ada isak, tak ada kata yang terucap. Liora memandangi diri yang seolah tanpa nyawa dari pantulan pintu besi.Gavriel seperti benar-benar tahu cara mempermainkan hatinya dan membuat apa yang baru saja terjadi di dalam lift ini hanya bagian dari mimpi indah yang
Read more
Chapter 65: Day Two
Enjoy!-----“Jangan menangis, Cara mia. Aku sepenuhnya milikmu, selalu,” bisik suara yang begitu mirip dengan Gavriel di tengah kegelapan.Liora tak bisa melihat apa pun, tetapi suara itu terdengar dekat dan menenangkan. Menawarkan kedamaian yang sudah hampir ia lupakan bahwa itu pernah ada. Sebuah sentuhan kemudian terasa menangkup pipi Liora dan cairan di ujung mata yang sedang terpejam itu tiba-tiba terseka hangat.“Percaya padaku, tunggu aku,” bisik suara itu lagi sebelum seberkas kehangatan dan kelembutan menempel di bibir Liora yang tak mampu bergerak.“Aku mencintaimu,” bisikan itu bergaung seperti dalam goa, memantul berulang pada setiap dinding kelam, lalu melambat, menjauh dan sirna.Bola mata Liora seketika terbuka lebar. Napasnya berembus cepat di tengah sesak kamar yang gulita. Mata perak Liora berlarian berusaha menyesuaikan kegelapan yang melingkupinya dan menc
Read more
Chapter 66: Arshvero
Enjoy!-----Kelopak mata Liora mengerjap perlahan, tetapi keningnya segera berkerut ketika pandangan mata itu sudah mulai jelas dan menemukan berjajar jendela oval yang tertutup di hadapannya. Liora cepat-cepat berbalik badan. Mata perak itu mengedar ke seluruh penjuru ruangan yang asing.Ia mendudukkan diri dengan gusar, mendapati ia kini berada di sebuah kamar. Jendela oval di kanan kirinya sudah jelas menyuarakan bahwa ia ada di dalam pesawat. Ruangan luas berdominasi warna putih dan kelabu dengan gaya elegan modern ini ternyata telah memerangkap Liora sedari tadi. Liora kemudian membuka selimut yang melingkupinya dan bernapas lega kala ia masih mengenakan dress kerja lengkap seperti tadi siang.“Bagaimana aku bisa berakhir di sini?”Liora menarik memori terakhirnya dan ia hanya mendapatkan ingatan saat pertemuannya dengan Gavriel di koridor restoran, sebelum pandangan matanya kabur dan ia tak mengingat apa pun
Read more
Chapter 67: Dinner In The Air
Enjoy!-----Liora dan Gavriel baru saja tiba di sisi lain kabin pesawat. Deretan beberapa meja kursi dan bar yang masih didominasi warna putih dan abu-abu, menyambut mereka dengan seorang pramugara tampan berwajah latin.Mata perak Liora melirik Gavriel yang mengambil duduk di sisinya di antara pilihan tiga kursi dalam satu meja oval bergaya modern. Biasanya, para pria akan duduk di seberang. Sementara Gavriel tak mampu untuk semakin berjauhan dengan Liora seperti sebelum-sebelumnya, meski kali ini hanya perkara makan malam. Pramugara berseragam hitam dengan dasi abu-abu segera mendekat dengan membawa dua buku menu. “Selamat malam, Mr. Arvezio, Miss. Quinton. Saya Luan dengan senang hati, siap melayani makan malam Anda berdua hari ini.” Pria itu memberikan dua buku menu dengan keramahan luar biasa, seakan mencoba mencairkan ketegangan yang sedang memisahkan dua orang di dalam meja ini.Liora
Read more
Chapter 68: Walk In Closet
Enjoy!-----Liora memang bukan wanita yang mudah Gavriel taklukkan sejak awal dan wanita itu memang bukan untuk ditaklukkan, tetapi untuk dicintai, karena semakin Gavriel mengenal dan jujur pada hatinya sendiri, Gavriel menemukan diri yang tak bisa berhenti mencintai dan menginginkan Liora ada di sisinya.Hal itu sudah cukup menjadi alasan bagaimana kerenggangan jarak mereka dalam waktu seminggu ini membuat keduanya mati merindu sekaligus hancur dan gila. Namun, hal itu pula yang membuat Gavriel menemukan kemantapan atas segala keraguannya selama ini. Entah Gavriel harus bersyukur atau mengutuk.Begitu pula dengan fakta tentang gairah yang melilit mereka dalam keramaian maupun kesunyian. Itu bukanlah hal yang patut mereka ragukan. Bahkan gairah itu kian menjadi kebutuhan dan bahasa atas cinta mereka yang terkadang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata, tetapi mampu mereka serap dari raga yang nyatu, serta desakan posesif yang merdu da
Read more
Chapter 69: Touching Yourself
Enjoy!-----Gavriel menggeram rendah seperti hewan buas. Satu langkah kaki lebarnya dengan cepat menerjang tubuh Liora. Tangannya yang kuat melingkari pinggang ramping itu, sedang bibirnya menempel dan melesak masuk ke mulut madu yang sudah ia dambakan seminggu ini.Lidah Liora pun segera menyambut. Mereka saling memiringkan wajah demi mendapatkan rasa terdalam yang menggebu. Erangan keduanya melebur di lorong mulut sembari Liora mencengkeram rambut Gavriel yang halus dan tebal.Desakan pertemuan bibir mereka tak bisa mengingkari betapa keduanya telah haus atas kerinduan yang menyesakkan. Namun, sesapan bibir ini pula yang membuat saat ini tubuh mereka berdenyut resah.“Maukah kau membantuku menurunkan celana ini?” bisik Gavriel seraya melepas tautan bibir mereka, demi mengisi kekeringan dengan melumat leher jenjang Liora yang menggoda.“Tentu.”Gavriel kembali menyasar bibir Liora. Ia men
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status