Bagi Liora, bos besar mafia seperti Gavriel tak ada bedanya dengan para kriminal licik berdasi, tetapi kali ini begitu tampan, bermata biru indah, dan memiliki suara paling seksi yang pernah Liora dengar. Celakanya, pria itu berhasil membuat penawaran kerja sama bisnis yang tak mungkin untuk Liora tolak dan berujung membuat pertemuan keduanya semakin intens. Di waktu yang bersamaan, Liora kembali dipertemukan dengan seseorang yang selama 24 tahun ini memberikan sentuhan pada kenangan masa kecilnya, Hunter. Kini pria itu telah menjadi pengacara tampan nan manis yang memiliki julukan Malaikat Pelindung di masyarakat luas. Mustahil bagi para wanita untuk tak mencintai pria itu, termasuk Liora. Namun, bagaimana jika ternyata ketiganya memiliki benang merah kehidupan yang saling terhubung dengan rahasia kelam yang tak pernah Liora bayangkan? Pada siapa Liora akhirnya akan berpihak? “He is a villain, but also a gentleman and I love him too much to be the judge of this gray world."
View MoreEnjoy!
-----
Gulita seolah mencoba merenggut seorang wanita yang sedang terpojok ketakutan di sebuah gang sempit. Tubuh itu merapat pada dinding bata yang lembap, seakan ingin dinding itu menyembunyikan ia dari seorang pria yang menghimpitnya.
Bagian bawah sepatu tanpa haknya kini terendam oleh genangan bekas air hujan. Ia tak lagi memedulikan dan memikirkan, meski mungkin itu adalah sepatu kesayangannya.
Terlebih ketika mata wanita berambut panjang itu semakin membulat saat sebuah pistol menempel di pipinya. Bibir tipis itu langsung gemetaran kala mengucapkan kalimat-kalimat yang serupa permohonan. Namun, pria berjaket hitam itu menggeleng, tampak tak puas atau mungkin tak peduli.
Muzzle pistol itu pun kian menusuk pipi wanita tersebut kala sang pria membentak dan membuat si wanita muda tersentak, semakin ketakutan. Bibirnya kembali berujar dengan tarikan napas berat yang terlihat dari pundak yang meninggi sesaat, mencoba menenangkan pria itu. Lalu, wanita berkaus putih dengan lapisan mantel cokelat itu melirik pada tangan sang pria yang rupanya juga gemetaran.
Mereka berpandangan beberapa saat, sebelum akhirnya wanita itu menebalkan keberanian dengan berusaha menyingkirkan pistol tersebut. Sang pria berjaket hitam itu pun berusaha mempertahankan pistol di tangannya, lalu ....
DOR!
Suara tembakan seketika menyibak sunyi malam dan membuat wanita itu seketika terjatuh ke tanah yang basah dengan mata lebar dan darah yang keluar dari tubuhnya. Sementara si pria dengan cepat bergegas mengambil tas wanita tersebut dan melarikan diri.
Jemari wanita tersebut dengan gemetaran menyentuh tubuhnya dan melihat telapak tangannya yang bersimbah darah. Sekian detik kemudian seorang wanita lain tiba di gang sempit itu dan berlari panik menghampiri sang korban. Wanita yang baru tiba itu dengan segera merogoh ponsel di tas dan menghubungi seseorang.
Tak berselang lama kemudian, para petugas medis datang dan kejadian mengenaskan dari rekaman CCTV itu pun terhenti dari tampilan layar laptop yang sedang ditonton oleh seorang pria. Ia dengan kasar penutup laptop itu, menyisahkan tangan yang terkepal erat, penuh amarah.
*****
Sepuluh Bulan Kemudian ....
Quinton Resource Corp, Madison-Winconsin, USA
"Tidak, Mr. Daniel."
Liora, wanita dua puluh delapan tahun itu menegakkan pandangannya setelah beberapa saat membaca berkas penawaran bisnis yang diajukan pria berparas Asia Timur yang sedang duduk di hadapannya. Liora kemudian menyandarkan punggung pada kursi kerjanya yang tinggi. Jemarinya saling terjalin. Siku yang terbungkus blouse satin putih itu bertumpu pada armrest. Sedang mata peraknya yang indah, tetapi tajam itu, menatap lurus pada pria bernama Daniel tersebut.
Tak ada seberkas senyum yang Liora tawarkan di wajahnya sedari tadi. Hanya ada dagu yang terangkat dan cara pandang yang selalu dingin, khas seorang Liora Quinton.
Keduanya sedang berada di ruang kerja Liora yang megah dan luas. Plakat kaca bertuliskan Chief Executive Officer tampak menghiasi meja lebar yang memisahkan mereka.
Di sisi kiri meja tampak sebuah pigura dengan foto bayi perempuan yang sangat menggemaskan. Bagi orang yang belum mengenal Liora, mereka tak akan mengira wanita muda tersebut telah memiliki seorang anak. Meski sayangnya bayi mungil tersebut tak memiliki ayah. Liora tak menikah dan memutuskan merawat anaknya seorang diri.
"Bisakah Anda membantuku menjelaskan mengapa Anda menolaknya, Miss Quinton?" tanya Daniel sopan dan tenang. Rambut hitamnya tertata begitu rapi dan berkilau dengan garis di sisi kepala yang memisahkan tatanan rambut tersebut.
"Apa yang bisa saya katakan?"
Liora mendesah samar seraya menarik punggungnya dari sandaran kursi yang nyaman. Ia menutup map berwarna hitam itu dan mendorongnya menggunakan dua jari pada Daniel.
"Anda datang pada saya dengan menawarkan GStrom Company sebagai pembeli ekslusif batu kristal orpiment kami dengan harga serendah itu? Anda pasti bercanda, Mr. Daniel." Liora menggeleng pelan, membuat rambut golden blonde panjangnya yang menjuntai menutupi sisi bahu itu turut bergerak indah.
Daniel tersenyum. "Jadi ini karena harga yang kami tawarkan tidak sesuai dengan Anda? Kita bisa mendiskusikannya."
"Tidak hanya itu."
Liora bangkit dari duduk ketika sekretarisnya tiba dengan membawakan dua cangkir teh dan diletakkan di meja rendah di sisi ruangan. Liora mengayunkan tangannya, mempersilakan Daniel untuk berpindah duduk bersamanya di sofa dan menikmati teh.
"Anda berkata orpiment akan GStrom Company olah menjadi bahan baku telekomunikasi."
"Tepat sekali, Miss Quinton." Lagi, Daniel tersenyum seraya mengangkat cangkir teh setelah melihat Liora menyesap teh itu lebih dahulu.
Mata perak Liora kembali menajam pada Daniel. "Mungkin saya dapat mengingatkan Anda bahwa orpiment adalah salah satu batu kristal berbahaya. Anda pasti tahu bahwa dia terbuat dari campuran arsenik dan sulfur yang sangat reaktif. Hanya dengan memegangnya sudah mampu membuat saraf seseorang keracunan arsenik dan menimbulkan kanker."
"Dan kami dapat mengolahnya dengan hasil ekstrak yang dapat digunakan sebagai bahan baku yang aman."
Liora meletakkan cangkir tehnya dengan gerakan anggun dan tenang, meski ia semakin tak percaya dengan perkataan pria itu. Ia tahu ada beberapa perusahaan yang dapat menangani batu kristal itu dengan baik, tetapi entah mengapa Liora tetap meragukan GStrom Company.
Mungkin kata meragukan tidak benar-benar tepat ketika Liora justru menyadari bahwa dirinya meletakkan kecurigaan yang belum ia ketahui mengapa pada perusahaan itu. Terkadang firasatnya tepat.
Lagi pula, terlalu berisiko ketika ia membiarkan perusahaannya terikat kontrak dalam menjual batu kristal itu hanya pada satu pembeli seperti yang diinginkan GStrom Company.
"Maafkan saya, Mr. Daniel. Keputusan saya sudah final. Mungkin kita dapat bekerja sama di lain kesempatan," kata Liora datar dan dingin, meski sesungguhnya ia memiliki suara yang lembut.
Liora bangkit dari duduknya yang membawa Daniel turut beranjak seraya mengangguk, menerima. Keduanya saling berjabat tangan setelah Daniel mengancingkan jas.
"Sabtu ini ada pembukaan restoran milik bos saya." Daniel mengeluarkan sebuah kertas kecil serupa kartu nama dari dalam saku jasnya dan diberikan pada Liora. "Mungkin Anda dapat meluangkan waktu untuk berkunjung. Saya dengar Anda memiliki sensitivitas rasa yang baik. Akan menjadi suatu kehormatan bagi bos saya ketika Anda mau memberikan penilaian pada restoran tersebut."
Liora menatap kertas bertintakan emas dengan dasar hitam itu beberapa saat. Di sana tertulis nama sebuah restoran Italia dengan alamat yang rupanya hanya beberapa blok dari gedung ini.
"Saya akan menyempatkan untuk datang," jawab Liora akhirnya dengan nada datar.
Tak ada salahnya menerima ajakan itu sebagai formalitas dan sopan santun, pikir Liora. Daniel pun melebarkan senyumnya dan mengangguk, sebelum ia berlalu pergi meninggalkan ruang kerja Liora.
Mungkin bagi Liora penawaran kerja sama bisnis itu sudah berakhir setelah ia menolaknya, tetapi tidak bagi Daniel. Tak akan ada yang lolos dari kerjasama yang ditawarkan oleh GStrom Company, termasuk Quinton Resource Corp. Ini hanya perkara waktu dan tampaknya keputusan Liora untuk datang ke restoran itu dengan landasan formalitas, hanya akan membawanya bertemu dengan seseorang yang akan ia sesali sepanjang hidup atau mungkin justru sebaliknya?
...To Be Continued...
Selamat datang di novel keempat saltedcaramel! Makasi banyak sudah baca. Jangan lupa tinggalkan ulasanmu di kolom luar ya.
Info dan Visual cek
di IG @saltedcaramely_
Happy Reading----- Liora seketika melipat bibir menahan tawa mendengar istilah yang selalu dipakai anak bungsunya tersebut setiap kali ada yang menyebutnya anak-anak. “Oke, pria bal—” Gavriel menutup mulut, sama-sama menahan tawa. Jika ia dan Liora sampai tertawa di depan Lanxer, anak bungsu mereka itu pasti akan sangat kesal. Ia kemudian cepat-cepat mengembalikan gestur wibawanya untuk menasihati sang anak. “Pria dewasa tak membentak dan mengentak kaki seperti anak kecil seperti ini.” Mata biru Gavriel menilik tingkah sang anak dari bawah dari atas. “Pria dewasa berkata sopan dan hormat pada orang lain, terlebih pada orang tuanya.” “Maaf, Daddy.” Lanxer langsung menunduk menyesal. Ia menarik napas dalam lalu menegakkan pandangan dan pundak, meniru gaya ayahnya yang selalu tegap dan keren di matanya. Gavriel mengangguk. “Pria dewasa sejati tidak takut mengakui perbuatannya sendiri.
Happy Reading----- “Tuan Muda, tolong jangan bermain ini lagi,” pinta seorang made guy yang sedang berlari kencang terbirit-birit di tengah kandang yang luas. “Tidak mau! Ini terlalu menyenangkan!” seru anak laki-laki berusia empat tahun sembari terbahak-bahak. Ia berada di atas punggung harimau putih yang sedang mengejar made guy di depan sana. Tangan mungilnya menggenggam collar kulit di leher binatang buas tersebut. “Wah larimu lebih cepat dari kemari. Ayo Carlo, kita jangan mau kalah, kejar dia!” katanya semakin semangat. “Ya Tuhan! Dari semua tugas, kenapa aku yang ditugaskan menjaga Tuan Muda Lanxer saat bermain seperti ini!” rutuknya semakin panik mendengar auman menyeramkan harimau putih di belakangnya. Ia cepat-cepat berlari menuju pohon terdekat dan buru-buru memanjatnya. Carlo, si harimau putih itu mengaum mengerikan karena kesal mangsanya naik ke atas pohon. “Yaaaah ...
Happy Reading----- Liora merintih. Pahanya menjepit kepala Gavriel tanpa ia sadari seiring keliaran tangan Gavriel yang memutarinya, menghancurkan dengan kenikmatan yang berpadu sesapan dan tusukan lidah panas. “Ya, ya ... ini berlebihan. Ya Tuhan, ini sangat nikmat, Gav,” erang Liora tertahan sembari menjambak rambutnya sendiri karena satu tangan Gavriel yang lain mempermainkan puncaknya. “Inilah yang pantas kau dapatkan, Cara mia,” kata Gavriel dengan napasnya yang menderu layaknya hewan buas mematikan. Gavriel memasukkan jarinya dan terus mempermainkan lidahnya, meneguk segala cairan cinta Liora untuk mengisi dahaga hasratnya yang tak berujung. Liora mengigit jarinya sendiri, menahan desahan dan teriakan bahagia karena rasa ini begitu menakjubkan. Ia masih mengingat ada Vierra yang tengah tidur di balik sekat dinding kamar ini. Pinggul Liora kemudian mengejang hebat bersamaan dengan cair
Happy Reading----- “Mrs. Arvezio." Bisikan Gavriel yang halus, berat dan nakal langsung menggelitik telinga Liora dan membuat dada wanita itu bergenderang. Panggilan itu benar-benar selalu saja berefek dalam. Pria itu memeluk sang istri dari belakang di tengah Liora yang baru saja memindahkan Vierra tidur di baby bassinet. Pelukan itu terasa begitu erat, menuntut janji. Terlebih ketika ujung hidung Gavriel menyapu kulit leher Liora, menciptakan sengatan geli yang meremangkan. Liora menggeliat dan membuat Gavriel terkekeh. “Ssssttt.” Liora cepat-cepat menutup mulut Gavriel. “Maaf,” bisik pria itu lagi. Ia mengecup leher itu, lalu menyandarkan pipinya di pelipis Liora. “Aku tak menyangka sebentar lagi dia akan dua tahun,” gumam Gavriel dengan mata birunya yang menyusuri damainya tidur Vierra. “Ya, seingatku baru kemarin aku menggendongnya keluar dari inkubator.” Liora tersenyum dengan benaknya yang
Happy Reading----- Gavriel tergelak, terlebih Liora yang hendak pergi dari posisi berbaring di atasnya. Cepat-cepat Gavriel menahan pinggang istrinya itu. “Jangan cemburu. Aku bahkan hanya bertemu ia sekali saat masih kecil.” “Namun, nyatanya sangat berbekas, bukan?” Liora menaikkan satu alisnya dingin. “Mau bagaimana lagi? Ia benar-benar mencoreng harga diriku sebagai anak laki-laki dahulu.” Kali ini kedua alis Liora terangkat. Ia pikir tadi sebuah pertemuan masa kecil yang manis. Gavriel menghela napas. “Harus kuakui bahwa hanya ada dua perempuan yang mengubah prinsip hidupku. Pertama gadis kecil yang dahulu pernah kutemui. Lalu kau, Cara mia. Kau mengubahku menjadi lebih bijak, meninggalkan dunia paling gulita dan tak beradab untuk memilah bisnis yang lebih baik.” “Apa yang gadis kecil itu katakan memangnya?” “Katakan? Tidak, Cara mia. Namun, apa yang dia lakukan.” Dahi
Happy Reading-----“Waaah!”Kali ini Vierra tak bisa menutupi keterpesonaannya dengan banyaknya bunga lonceng di bawah pepohonan tinggi. Sampai hijaunya rumput tergantikan dengan warna ungu kebiruan bunga-bunga itu.Di belakang mereka gemiricik air yang keluar dari tumpukan bebatuan menciptakan air terjun kecil yang memesona di antara aliran air sungai.“Tempat ini sangat cantik,” gumam Liora terpana seraya mengedarkan pandangannya.Gavriel tersenyum. Ia berjongkok dan menurunkan Vierra dari gendongan. “Ambil salah satu bunga itu,” bisik Gavriel.Vierra pun berjalan perlahan mendekati padang bunga lonceng tersebut dengan pengawasan Gavriel dan Liora di belakang.Sementara itu, made guy yang berjaga segera menata karpet piknik dan segala perlengkapan meja kecil dan makanan minuman di dekat batang pohon yang tumbang.“Don Gavriel,” kata salah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments