All Chapters of Love in Campus: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Rebecca
Hilda yang melihat pemandangan dihadapannya saat itu masih tidak mempercayai kenyataan yang ada, orang tuanya yang tampak harmonis ternyata tidak jauh berbeda dengan dirinya. Hilda memandang pemandangan kota yang ada dihadapannya, gambaran kejadian tadi masih teringat jelas bahkan bagaimana ayahnya yang sangat dia hormati melakukan dengan tantenya yang berarti adalah adik dari ibunya. Hilda berharap ibunya tidak tahu atau tahu tapi tidak peduli atau juga melakukan hal yang sama, Hilda menggelengkan kepala berkali – kali mencoba meyakinkan itu semua hanya bayangan tidak lebih.Melihat kejadian itu membuat Hilda langsung memutuskan kembali ke apartemen tanpa sepengetahuan orang lain atau mungkin pekerja di sana sudah mengetahui apa yang Hilda lakukan, tapi sekali lagi Hilda tidak peduli dengan semua itu. Hilda menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya memegang ponsel yang daritadi nama Adrian muncul yang menandakan bahwa sudah tidak bersama istri pertamanya, Hilda mengangkat
Read more
Penjelasan
Hilda mengikuti langkah Andrew setelah sebelumnya mengantarkan Rebecca entah di dalam kamar atau tidak, Hilda hanya diam ketika Andrew mengajaknya ke lantai atas dan seketika takut jika masuk ke dalam kamar Rebecca. Langkah mereka terhenti di depan pintu yang tidak lama kemudian dibuka oleh Andrew, melalui gerakan matanya meminta Hilda untuk masuk ke dalam. Hilda menatap kamar yang tampak seperti kamar pria dan tidak mungkin jika Andrew tidur di tempat ini, pandangan Hilda mengarah pada Andrew yang masuk ke dalam salah satu ruangan. Kamar ini tampak besar yang mungkin adalah kamar utama tapi Hilda tidak melihat keberadaan Rebecca di kamar ini, Hilda memutuskan duduk di salah satu kursi yang ada di dekat jendela.“Kami pisah kamar semenjak hasil diagnosa Rebecca keluar” Hilda menatap Andrew yang tampak berbeda di mana hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya “penyakitnya banyak mulai dari mengangkat rahimnya sampai kanker darah yang entah sampai kapan bertahan la
Read more
Kamar Andrew
Andrew memperlihatkan wajah puas ketika mencapai klimaks untuk ketiga kalinya sedangkan Hilda entah ke berapa kali mencapai klimaksnya, ranjang sudah tidak berbentuk karena terlalu panasnya gerakan mereka berdua. Andrew tidak pernah puas hanya dengan satu kali klimaks ketika bersama Hilda dan saat ini melihat tubuhnya tanpa busana yang kelelahan membuat Andrew ingin melakukannya kembali, Andrew tidak ingin melepaskan penyatuan mereka sehingga menarik Hilda ke dalam pelukannya mencoba menahan diri untuk menyerangnya dengan bergabung tidur meski sinar matahari akan terbit.Hilda bangun terlebih dahulu dengan Andrew yang memeluknya di posisi dirinya berada di atas, milik mereka berdua yang masih bersatu membuat Hilda menggerakkannya perlahan. Hilda sudah tidak peduli posisi mereka saat ini di mana istri Andrew pasti menunggu di luar, istirahat selama beberapa jam dengan sesuatu di dalamnya membuat Hilda ingin mengulanginya kembali. Hilda mengambil posisi duduk ketika merasakan mi
Read more
Sahabat
Kegiatan kuliah yang harus Hilda jalani saat ini mengeluarkan tenaga besar di mana jadwal yang diambil mulai dari pagi hingga sore, untungnya Hilda tidak sendiri karena bersama kedua sahabatnya. Hilda bersyukur bisa bersama kedua sahabatnya sejak awal masuk hingga sekarang ini, saat ini mereka bertiga berada di kantin sambil menunggu jadwal selanjutnya. Hilda sendiri belum melihat keberadaan Adrian bahkan sampai sekarang belum menghubungi dirinya dan sepertinya Hilda tidak ambil pusing.Kejadian bersama Andrew dirumahnya sangat membekas bagi Hilda sampai sekarang, bagaimana panasnya Andrew hingga sambutan dari sang istri bahkan setelah dirinya melakukan bersama suaminya. Hilda menatap kedua sahabatnya yang sedang sibuk membahas materi yang akan di presentasikan nanti di kelas, mereka berada dalam satu tim yang sama tapi Hilda sendiri malas terlibat dalam pembahasan ini karena dalam benaknya adalah bagaimana memutuskan tawaran Andrew dan Rebecca karena dirinya akan menikah deng
Read more
Kedatangan Adrian
Hilda menatap tidak percaya kedatangan Adrian meski begitu tetap tersenyum agar tidak terlalu curiga dengan keberadaannya, Hilda mendatangi Adrian memberikan pelukan hangat meski sempat melihat adegan bersama sang istri harus membuat dirinya baik – baik saja. Adrian mencium Hilda dengan penuh semangat seolah mengatakan betapa rindu dirinya pada Hilda, bahkan ciuman yang semula hanya untuk melepas rindu menjadi lebih dalam bahkan saat ini Hilda berada dalam gendongan Adrian menuju ranjang kamar mereka tanpa melepaskan ciuman. Hilda sangat tahu jika Adrian tidak pernah puas dengan sang istri karena tidak pernah bisa memuaskan dan juga hanya monoton dalam satu gaya yang membuat Adrian bosan, dari ciuman ini Hilda bisa merasakan bagaimana perasaan Adrian pada dirinya. Hal ini yang tidak Hilda dapatkan dari pria lain dan mungkin Andrew yang pertama kali melakukannya atau dirinya yang terbawa suasana sehingga menyimpulkan hal itu, Hilda menatap apa yang Adrian lakukan saat ini pada mereka
Read more
Istri Charly
Hilda menatap Adrian yang tampak ragu sebelum mengangkat panggilan ponselnya di mana yang tertera adalah nama Ronald, Hilda hanya diam sambil mengambilkan makanan di piring Adrian. Hilda sebenarnya tidak peduli dengan pembicaraan mereka tapi apa yang dikatakan dan dilakukan Ronald mulai merasa tertarik apa yang dibicarakan dengan Adrian, Hilda melirik sekilas di mana gerakan Adrian tampak biasa saja dan beberapa kali tersenyum ketika tatapan mereka bertemu. Adrian hanya mendengarkan tanpa memberikan tanggapan dari panggilan Ronald dan akhirnya membuat Hilda menyerah untuk mengetahui isi pembicaraan mereka berdua, memulai makan dalam diam karena pada nyatanya Hilda sangat kelaparan setelah apa yang mereka lakukan tadi dan gerakan Hilda diikuti oleh Adrian yang makan dalam diam sambil mendengarkan pembicaraan Ronald.“Apa yang kamu dengar dari Ronald jangan pernah didengarkan” Hilda mengangguk malas sambil membereskan meja makan “kamu tidur duluan saja karena aku masih ada yang
Read more
Pria Ini
Tatapan mata menggoda Hilda terima ketika berbalik menuju sumber suara dan betapa terkejutnya melihat salah satu dosen yang sangat berpengaruh berada di dekatnya, dosen yang masih muda di usianya dan sudah menduduki jabatan tertinggi sering dipanggil dengan sebutan professor. Jabatan yang diduduki tidak sesuai dengan perilakunya yang baru Hilda ketahui dan pernah mengajak dirinya untuk ikut bersama mencari kenikmatan, Hilda memutuskan meninggalkan tempat ini karena malas berhadapan dengan Ronald benar yang berada di dekatnya adalah Ronald dengan senyum liciknya.“Kamu tidak ingin tahu siapa yang berada di dalam?” menghentikan langkah Hilda yang berhasil dengan menatap bingung “bukan hal yang penting buat kamu karena di sana bukan Adrian tapi salah satu senior kamu atau lebih tepatnya mainanku” Hilda memicingkan matanya “kamu tahu bayaran yang diterimanya bisa membuatnya hidup enak tapi sayangnya ketika di kampus penampilannya biasa saja sama sepe
Read more
Godaan
Tidak menghiraukan perkataan pria yang dihadapinya membuat pria tersebut sedikit kesal, Samuel nama pria ini yang saat ini berusia kepala tiga dan telah berpisah dengan istrinya setelah mengetahui dirinya hamil. Mencoba untuk tidak peduli dengan tatapan yang diberikan pria dihadapannya, pria yang pernah menyelamatkan dan menodai dirinya secara bersamaan. Hilda merasakan langkah Samuel yang mendekat ke arahnya dan mencoba untuk tidak peduli meski di dalam hatinya ada ketakutan tersendiri atas apa yang akan terjadi nanti, sangat lama mereka tidak saling berhubungan tapi sekarang secara tiba – tiba menghubungi dirinya entah karena apa.“Aku tidak tahu kalau kamu membuang anak kita dan bagaimana bisa kamu melakukan hal itu?” Hilda menatap tajam Samuel “ah aku tahu karena kamu masih sangat muda jadi emosi belum stabil jadi...”“Aku muda bagaimana dengan kamu?,” potong Hilda langsung “ke mana saja kamu selama ini dan sekarang hampir tiga tahun baru muncul?.”Samuel duduk
Read more
Liburan
Andrew tidak sabar merasakan tubuh Hilda tepat di saat pintu di tutup dan kunci yang langsung mendorong Hilda ke tembok menciumnya dengan penuh gairah, ciuman yang disertai remasan pada bukit kembar semakin membuat kedua insan mabuk dalam kobaran gairah. Andrew membuka pakaian Hilda dengan kasar sampai hanya menyisakan dalaman tapi tidak bertahan lama karena langsung dibuka seluruh tanpa melepaskan ciuman, Andrew melepaskan ciuman mereka untuk membuka pakaiannya tanpa melepaskan tatapan satu sama lain. Hilda mendorong Andrew bersandar pada dinding dengan dirinya berlutut dihadapan Andrew memegang milik Andrew yang sudah tegang, memberikan pijatan pelan pada milik Andrew membuat sang pemilik meremas rambut Hilda perlahan. Milik Andrew dijilatinnya dengan menggunakan lidah bergerak maju dan mundur diikuti gerakan tangannya yang seirama dengan lidahnya, tidak lama kemudian memasukkan ke dalam mulut dengan mendiamkannya sesaat sambil tangan yang lain meremas pelan telur yang
Read more
Kenyataan
Menatap wajah puas milik Andrew memberikan kesenangan tersendiri bagi Hilda, melepaskan diri dari pelukan Andrew perlahan menuju ke dapur untuk menuntaskan dahaganya, sedikit terkejut karena semua sudah tersedia perlengkapan dapur seakan tidak akan kekurangan sama sekali. Memasak yang sederhana dan cepat adalah pilihan sempurna karena memang perutnya sudah terlalu kosong dan juga tenaganya yang cukup terkuras habis karena perbuatan Andrew serta dirinya. Hilda memandang rumah ini yang tampak dirancang sesuai dengan dirinya termasuk area dapur yang menjadi kesukaannya, Hilda mencoba menebak dari mana Andrew atau Rebecca mengetahui semua ini bahkan Charly dan istrinya Rara tidak tahu semua mengenai dirinya.“Baunya sampai tercium di dalam kamar” Hilda memandang Andrew yang hanya menggunakan pakaian bagian bawah “aku belum menyewakan asisten tetap tapi setiap pagi akan ada orang yang membersihkan jadi tidak perlu khawatir bahkan bahan – bahan akan diisi setiap minggunya.”“B
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status