All Chapters of My Love: Chapter 51 - Chapter 60
106 Chapters
Nasib Adisty
Setelah menyelesaikan tugasnya Orion menerima bayaran dari Sandra.  Ia memang butuh uang tetapi ia juga masih mencintai Sandra. Dengan ragu-ragu ia menerima selembar cek  dari Sandra yang tergeletak di atas ranjang. Sementara Sandra sibuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi.Terdengar gemericik air shower berhenti. Tampaknya Sandra telah mematikan krannya. Ia keluar melihat Orion sudah tidak ada di tempatnya lagi. Namun lelaki itu meninggalkan ceknya di atas ranjang."Dasar laki-laki bodoh, sok tidak butuh uang. Ia pikir cari uang gampang apa," gumam Sandra. Ia lalu mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya. "Oh, ya kenapa aku jadi lupa jika telah menyuruh orang-orang papa menculik Adisty. Kira-kira bagaimanakah nasibnya sekarang," kata Sandra pada dirinya sendiri.Di kamar yang gelap tubuh Adisty makin lemah, ia tidak makan tidak juga minum. Di sana juga minim penerangan cahayanya. Adisty bingung, ia ingin menelepon tapi ponselny
Read more
Selamat Dari Bahaya
"Hemm, bagaimana kalau bergilir saja. Umurku kan jauh lebih tua, jadi aku yang berhak menikmatinya dulu," kata salah seorang dari mereka tertawa nakal."Baiklah, aku akan menunggu di luar sambil minum. Bersenang-senanglah, hahaha," ucap salah seorang temannya kemudian keluar dari sana. Adisty merinding ketakutan, ia tidak mau jika laki-laki itu menyentuhnya. "Hai, Nona. Meskipun wajahmu terlihat pucat, tapi kau cantik sekali," puji preman itu. Ia melepaskan ikatan talinya, mulai dari pergelangan tangan lalu berlanjut pada ikatan kaki. Kini Adisty dapat bergerak leluasa, tapi justru keadaannya malahan dalam bahaya besar.Preman itu mencoba mencium Adisty namun Adisty melawan sebisanya dengan menendang bagian inti laki-laki itu hingga kesakitan."Kurang ajar, berani sekali kau menendangku!" rintih lelaki itu memegang miliknya yang kesakitan. Kesempatan emas bagi Adisty ia langsung lompat dari arah jendela dan berlari sekencang-kencangnya."Hei
Read more
Asisten Baru
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit keadaan Adisty makin membaik. Ia sudah di perbolehkan pulang hanya saja Ricko melarang Adisty untuk berangkat ke kantor sampai keadaannya benar-benar pulih. Ricko sudah kembali di sibukkan dengan pekerjaan kantornya. Pekerjaan menumpuk ketika kemarin ia bolak-balik mengurus Adisty di rumah sakit. Banyak berkas yang harus ia periksa dan tanda tangani.Asisten Kevin hari ini tidak berangkat di karena kan mengalami kecelakaan. Ia sekarang di rawat di rumah sakit di gantikan oleh asisten sementara yang bernama Devan. Asisten Devan juga tak kalah tampannya dengan Ricko. Banyak karyawati yang meliriknya saat berpapasan dengan Devan. Mereka berharap Asisten Devan belum punya kekasih sehingga mereka ada peluang untuk mendekatinya.Di rumah sakit Kevin tengah di rawat, ia mengalami luka dan kepala. Kecelakaan itu terjadi bukan murni kecelakaan tapi memang di sengaja. Tuan Hans papanya Rania dalang di balik
Read more
Gagal Kencan
"Kak, hari ini jangan pulang telat ya!" seru Darren. "Memangnya ada apa sih? Perasaan tidak ada acara apa-apa, ulang tahunku bukan, ulang tahunmu juga bukan. Ulang tahun mama juga bukan," kata Adisty mengernyit heran sambil memegang dagunya."Bukankah dulu kakak sudah pernah berjanji padaku jika ada pertandingan bola Tim A, kakak bersedia mengajakku untuk melihatnya bersama," kata Darren."Hah, masih ingat saja kamu. Kenapa tidak mengajak teman-temanmu?" tanya Adisty."Mereka hanya akan membuatku rugi, karena minta traktiran makan," jawab Darren."Dasar, pelit," kata Adisty."Kan uangnya dari kakak, kalau aku habiskan buat teman-temanku kakak pasti marah juga kan?" lanjut Darren."Hei, kakak nih kerja keras buat mencukupi kebutuhan keluarga. Awas, kalau kau habiskan uang kakak buat foya-foya," ancam Adisty."Nah, gitu saja udah sewot kan," kata Darren. "Ya, iyalah ... memang cari uang gampang," cerocos Adisty
Read more
Tidak Menyesal
Kegagalan kencan dengan Adisty membuat Ricko tidak bisa menahan rindunya. Ia lalu mendatangi warung soto Adisty di hari berikutnya, padahal belum saatnya mereka bertemu. Ricko ingin membantu kesibukan Adisty di warungnya. "Selamat datang," sapa Ricko. Adisty terkejut melihat kedatangan presdirnya."Presdir, bukankah pertemuannya nanti malam? Ini masih sore," kata Adisty."Iya, kebetulan pekerjaanku di kantor sudah selesai. Tadi aku tanya bagian personalia kau ijin pulang lebih awal," kata Ricko."Iya, karena kasihan mama. Kalau hari Sabtu Minggu kerepotan. Karena banyak pelanggan yang harus di layani," terang Adisty."Eh, kenapa presdir di suruh berdiri di situ," kata mamanya. Adisty menarik tangan presdir agar masuk ke dalam. Presdir Ricko menekuk lengan kemejanya, ia bersiap untuk membantu menggoreng ayam."Presdir mau ngapain? Duduk saja biar saya yang mengerjakan," kata Adisty."Lihat saja, aku bisa kok," jawab Ricko. Ia mem
Read more
Berbaikan
Rania memberanikan diri mengunjungi Asisten Kevin. Meskipun ia sempat merasakan sakit hati karena ada wanita lain yang mempedulikan Kevin di rumah sakit. Ia memang sempat cemburu tapi Rania juga penasaran dengan keadaan Kevin di rumah sakit. Bagaimanapun rasa cintanya lebih besar dari segalanya.Langkah kaki Rania terhenti saat ruang rawat inap pasien dimana Kevin di rawat terbuka. Ia melihat seorang wanita tengah bercakap-cakap dengan Kevin. Tubuhnya terasa membeku sesaat, tapi ia tidak mau menyerah. Ia harus memastikan perasaan Kevin yang sebenarnya. Apakah masih mencintai dirinya atau tidak.Mendengar derap langkah kaki mendekat Kevin mendongak. Ia cukup terkejut dengan kedatangan Rania. Ia pikir Rania tidak akan mau menemuinya lagi setelah peristiwa kemarin.Sofia juga ikut menoleh mengikuti pandangan mata Kevin. Ia mencebik kesal seolah ada pengganggu. "Oh, Nona Besar rupanya yang datang kemari," sindir Sofia."Keluarlah dari sini, aku ingin bicara d
Read more
Hamil?
Rania menemui papanya, ia sedikit jengkel karena papanya merendahkan Kevin hingga menabraknya. "Pa, aku ingin penjelasan mengapa papa melukai Kevin?" tanya Rania."Hahaha, itu hanya pelajaran kecil karena berani mendekati putri kesayanganku," ucapnya."Papa kejam, bagaimana jika Kevin meninggal akibat tabrakan waktu itu," kata Rania sedikit emosi."Itu lebih baik, daripada ia menjadi penghalang jalanku. Sudah kubilang menikahlah dengan pria yang sederajat denganmu!" tandas Tuan Hans. "Siapa yang kau bilang tidak sederajat!" Kakek Presdir tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan menggunakan tongkatnya. "Tuan Fermount, silahkan masuk." Tuan Hans gugup dengan kedatangan kakek presdir. Ia tahu kekuasaan Tuan Fermount di atasnya Ricko, yang seharusnya dulu menjadi besannya. Kalau tidak karena kebodohan putrinya ia pasti sudah berhasil mewujudkan cita-citanya.Kakek presdir menghisap cerutunya. Ia duduk di kursi besar berhadapan langsu
Read more
Membalasmu
Rania terlihat bahagia pasalnya kakek presdir berhasil membujuk papanya agar menyetujui hubungannya dengan Kevin. Kini ia tidak perlu khawatir lagi. Lain halnya dengan Adisty. Di kantor kelihatan kurang bersemangat karena ia mendengar sahabat Ricko yang berasal dari luar negeri datang.Terlebih lagi ia menempatkan sahabatnya itu dalam satu kantor. Berita kedekatan antara Ricko dengan Nona Fira membuat Adisty sedikit cemburu. Apalagi teman-temannya mengatakan jika wajah Ricko dan Fira mirip. Mereka selalu menjodoh-jodohkannya."Ini laporannya, Pak," kata Adisty meletakkan berkas laporannya di atas meja. Karena hubungan mereka di kantor diam-diam jadi Ricko bersikap seolah tidak dekat dengan Adisty.Fira mendekat ke arah Ricko, ia membawa berkas perencanaannya. Lalu menerangkan pada Ricko tentang gagasan-gagasannya pada produk baru. Terlihat Fira sangat akrab pada Ricko. Ia menempel di punggung Ricko sambil menerangkan metodenya. Adisty merasa jengah
Read more
Hati Yang Terluka
Usai pesta Devan membawa Adisty keluar dari ruangan untuk mengantarkannya pulang. Tapi di tengah jalan justru Ricko menghadang langkah mereka. "Biar aku yang mengantarnya. Kau antar Fira pulang," perintah Ricko.Jika bos besar sudah memerintahkan sesuatu, tidak mungkin Devan sanggup menolaknya. Ia tidak tahu ada hubungan apakah Ricko dengan Adisty. Kenapa presdir mendadak rela mengantar bawahannya.Di dalam mobil Adisty hanya diam terpaku, ia masih sedikit kesal dengan tingkah Ricko. Tangannya masih melipat di dadanya, pandangannya keluar jendela."Kurasa kau lebih suka berpakaian seksi seperti itu di hadapan pria lain," sindir Ricko sambil menyetir mobilnya. Adisty masih terdiam, ia malas menanggapi sindiran Ricko. "Aku sedang berbicara padamu, apa kau mau besok aku pecat?" ancam Ricko."Itu lebih baik," kata Adisty. Baru kali ini ia berbicara tanpa memikirkan resikonya. Ricko langsung memarkirkan mobilnya ke tepi j
Read more
Permainan Panas
"Katakan, apa yang membuatmu marah padaku?" bisik Ricko di telinga  Adisty dengan lembut.Ekspresi Adisty tiba-tiba terlihat sedih saat Ricko menanyakan perihal perasaannya. Adisty tidak mampu menjawab, ia meneteskan air matanya perlahan."Jangan menangis, kumohon ...," Ricko memeluk tubuh Adisty dengan erat. Sesaat Adisty terlena dalam pelukan Ricko, kepalanya tenggelam di dada bidang lelaki yang menjadi pimpinan di perusahaannya. Ia baru sadar jika dirinya kembali terjebak sikap lembut Ricko. Segera Adisty mendorong tubuh Ricko pelan."Maaf, sebaiknya aku kembali bekerja," pamit Adisty.Ia merasakan Adisty tidak mempercayainya, ada rasa sedih dan terluka yang terlihat di bola matanya yang meredup. Namun Ricko merindukan sentuhan wanita ini. Ia menarik tangan Adisty tak ingin melepaskannya lalu mendekapnya dari belakang. "Di tempat ini tak ada siapa pun, kita bisa mencurahkan segala rasa di sini," bisik Ricko. Memang roofto
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status