All Chapters of My Love: Chapter 61 - Chapter 70
106 Chapters
Biarkan Mereka Bahagia
Hubungan Adisty dan Ricko kembali membaik, Ricko sudah menjelaskan jika dirinya dengan Fira tidak ada hubungan spesial. Mereka hanyalah rekan kerja. Namun yang Adisty khawatirkan adalah perasaan Fira. Bagaimana jika perempuan itu menaruh hati pada Ricko. Ia sendiri tidak akan dapat mencegahnya. Ricko telah memindahkan Fira ke ruangan lain. Satu ruangan dengan Devan. Ia tidak ingin kedekatannya dengan Fira melukai hati Adisty. Fira dulu adalah teman kuliah Ricko selama kuliah di luar negeri. Memang keduanya sering di gosipkan menjalin hubungan. Tapi, Ricko hanya menganggap Fira sekedar sahabat ataupun saudara tidak lebih.Berbeda dengan Fira, dalam usianya yang telah matang hingga sekarang sebenarnya ia menunggu Ricko. Ia berharap Ricko tertarik padanya. Harapannya pupus manakala ia tanpa sadar pernah melihat kemesraan Ricko dengan salah satu karyawannya, yaitu Adisty. Selama ini Fira merasa hanya dirinyalah yang cukup mengenal Ricko. Nyatanya semua d
Read more
Hari Ini Kau Nakal Sekali
"Pagi Nona Adisty," sapa Fira. Adisty mendongak melihat wajah Fira, ada rasa keterkejutan di hatinya kenapa wanita itu menyapanya."Ini cokelat panas buatmu, minumlah. Udara pagi ini sangat dingin," kata Fira meletakkan cup panas di atas meja Adisty."Bisakah nanti sore sepulang kerja kita pulang bersama?" tawar Fira.Lagi- lagi Adisty di kagetkan dengan perkataan Fira. Ia tidak terlalu dekat dengan Fira, lalu untuk apa wanita di depannya ini bersikap baik padanya."Tap ... tapi," "Tolonglah, ada yang ingin aku bicarakan," kata Fira sedikit memaksa."Baiklah," jawab Adisty. Rasanya tidak enak jika menolak permintaan wanita itu."Terima kasih," ucap Fira. Ia pun pergi keluar ruangan Adisty. Di depan pintu Fira berpapasan dengan Ricko. Laki-laki itu heran melihat wajah Fira yang tidak ceria seperti biasanya."Pagi, Presdir," sapa Fira."Pagi."Fira membungkuk hormat lalu pergi.Ricko masuk
Read more
Presdir Kau Pelit Sekali
Fira mengajak Adisty ke sebuah cafe, mereka duduk berhadapan sambil menyeruput minuman di depannya."Jadi, apa yang ingin di bicarakan, Nona?" tanya Adisty.Fira mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan. Ia mengatasi kegelisahannya dengan menyedot minumannya sedikit demi sedikit. Kemudian ia menghembuskan nafas beratnya."Terus terang, aku tidak menyangka jika Ricko memilihmu," kata Fira membuka pembicaraan.Adisty tertegun sesaat, ia bingung bagaimana wanita di depannya itu bisa tahu hubungannya dengan Ricko. Padahal seluruh karyawan di perusahaan Ricko tak ada yang tahu."Mungkin kau heran, aku mengetahuinya. Hahaha, lucu memang. Dulu kupikir Ricko menyukaiku karena aku adalah sahabat dekatnya. Aku yang paling mengerti dirinya. Tapi, ternyata semua dugaanku salah.""Ricko memilih wanita biasa sepertimu," kata Fira mengungkapkan kekecewaannya."Nona Fira ---"Belum sempat Adisty melanjutkan kalimatnya sudah di potong oleh
Read more
Melamarmu
Adisty celingukan mencari keberadaan Ricko. Ia memakai gaun yang telah di kirimkan Ricko untuknya. Entah ada acara apa, Ricko mengirimkan mobil untuk menjemput Adisty dan mengantarkan ke sebuah restoran mewah. Di sana tidak ada siapa pun. Hanya ada dirinya.Sayup-sayup Adisty mendengar suara biola merdu menghampirinya. Suasana terlihat romantis manakala Ricko memakai setelan tuxedo datang menghampirinya. Mengajaknya berdansa di sebuah taman yang ada di restoran itu. Konsep outdoor dengan hiasan banyak lampu-lampu membuat Adisty terbuai."Apa ada yang ulang tahun hari ini?" tanya Adisty.Ricko menggeleng."Kau menang tender?"Ricko menggeleng lagi."Lalu apa?" "Nanti kau juga akan tahu sendiri," kata Ricko. Selesai berdansa ia mengibaskan tangannya memberi isyarat pada pemain biola itu untuk pergi. Sekarang tinggallah mereka berdua. "Kau sangat cantik hari ini," puji Ricko. Ia mencium leher jenjang Adist
Read more
Persiapan Pernikahan
"Tidak usah, karena mengingat kau hamil muda. Kondisimu pasti tidak memungkinkan untuk belajar manajemen perusahaan." Pandangan Tuan Hans mengarah pada Kevin. "Aku harap, kau bisa membantuku di perusahaan jika sudah menjadi menantuku," kata Tuan Hans."Tapi, bagaimana dengan perusahaan bosku?" tanya Kevin bingung. "Ah, gampanglah itu bisa di atur. Aku akan bicara pada Ricko," kata Tuan Hans. **Adisty sibuk fitting baju pengantin bersama Ricko, ia tidak menyangka jika pernikahannya sebentar lagi. Sebuah butik ternama menjadi pilihan Ricko. "Bagaimana, gaun ini apa tidak terlalu mewah?" tanya Adisty ragu. Apalagi melihat bandrol harganya yang membuatnya takut.Ricko memandangnya dengan tatapan yang memanjakan. "Tidak masalah, aku akan selalu menyukai pilihanmu."Adisty cukup senang mendengar jawaban Ricko. Akhirnya ia memilih gaun pengantin broken white itu dan menyerahkannya pada pelayan butik."T
Read more
Pernikahan Rania Dan Kevin
Menjelang hari pernikahan semakin dekat. Teman kantor Adisty super heboh, mereka tidak menyangka jika teman sekantor sendiri yang menikah dengan Presdir Ricko. Tak ada yang tahu sebelumnya, mereka pikir Adisty akan menjomblo selamanya. Karena tiap kali di kenalkan dengan orang lain selalu gagal.Ketika Adisty memasuki ruangannya, semuanya langsung kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Mereka yang semula bercanda tawa menjadi terdiam dalam sekejap seolah Ricko yang datang.Adisty menengok ke kanan dan ke kiri, semua kelihatan serius dengan pekerjaannya. Ia merasa aneh, biasanya mereka menyapa ramah saat Adisty melewati ruang kerja teman-temannya. Hingga ia masuk ke dalam ruangan Ricko tak ada yang menyapanya.Bagi Adisty itu hal yang tidak wajar. Ia pun keluar lagi dari ruangan Ricko karena penasaran dengan teman-temannya. "Apakah hari ini ada lembur lagi? Kenapa kau serius sekali?" tanya Adisty."I ... iya, Bu Presdir," ucap temannya.
Read more
Hasrat Dalam Mobil
Mata Adisty membelalak sempurna, ia tidak percaya dengan perkataan Ricko yang sedari tadi membujuknya terus-menerus."Hari ini tidak mampir ke kantor?" tanya Adisty mengalihkan perhatiannya. "Tidak, aku sudah mengosongkan jadwalku. Fira dan Devan menggantikannya."Adisty merasa tidak bisa berkutik lagi. Ia melihat ke arah jalanan, dan sepertinya arah jalanan itu berbeda dari biasanya.Pikiran Adisty sudah kemana-mana, ia mengira Ricko mengajaknya ke apartemen untuk melanjutkan sesuatu yang di perkirakannya. Tapi ternyata dugaannya salah. Mobil Ricko berhenti tepat di depan sebuah pemakaman. Pemakaman itu sangat bersih dan kelihatan terawat. Sepertinya hanya orang-orang dari golongan berada yang di makamkan di sana. Tak ada daun kering yang mengotori tiap tapak jalanannya. Menandakan pemakaman itu mendapatkan perawatan ekstra."Buat apa ke sini?" tanya Adisty heran."Nanti kau akan tahu," jawab Ricko. Ia menggandeng tangan
Read more
Ricko Memasak
Adisty berbaring di samping Ricko, ia baru merasakan jika alas gazebo yang terbuat dari kayu itu terasa keras di punggungnya. Rupanya situasi berhasil membuatnya terbuai. Ricko menatap wajah Adisty yang terlihat kelelahan."Hemm, kapan kau antar aku pulang?" Ricko malahan tersenyum mendengar pertanyaan Adisty. "Bagaimana kalau bermalam saja di sini sekalian. Besok aku antar pulang," bujuk Ricko. Jari-jari telunjuknya menyentuh wajah Adisty. Kedua pipi Adisty memerah takut jika tidak bisa menahan aliran listriknya Ricko. Ia mengerutkan dahinya lalu mencoba untuk duduk. Ricko mengikuti pergerakannya duduk di belakang Adisty lalu memeluk wanita itu dari belakang."Aku mau mandi."Setidaknya Adisty bisa meloloskan diri dari cengkeraman Ricko. Tubuhnya sudah terlalu letih dengan hasrat Ricko yang tingkat tinggi. Ia harus mencari cara agar bisa pergi dari villa. Ricko seperti perangko yang nempel kemana-mana. Ia tidak bisa membay
Read more
Gara-Gara Mencari Mangga
"Makanlah sedikit sayang, demi bayi yang kau kandung," nasehat Kevin."Tapi ... aku tidak menginginkan semua makanan ini. Melihatnya saja membuatku muntah," jawab Rania sambil menutup indera penciumannya.Kevin bingung karena tidak pernah merawat orang hamil. Apalagi ia biasa hidup sendiri srbagai anak yatim piatu."Kau ingin makan apa? Biar aku yang akan mencarikannya untukmu," kata Kevin."Mangga," jawab Rania."Hah, mangga. Ini kita sedang di Tokyo sayang," kata Kevin."Lalu aku harus bagaimana? Anakmu menginginkan mangga, aku juga sedang tidak mengada-ngada." Rania menangis seperti anak kecil."Cup ... cup ... cup, jangan menangis sayang. Aku akan berusaha untuk mencarikannya untukmu," kata Kevin."Tunggu sebentar, aku akan segera kembali."Kevin mengecup kening Rania, ia kemudian keluar dari kamar hotelnya. Suasana Tokyo yang ramai dengan pekerja pejalan kaki memakai pakaian tebal karena sedang musim di
Read more
Bau Parfum Siapa?
Maria memulai aksinya, ia menyuruh keluar para pelayannya. Tinggallah ia sendiri bersama Kevin di kamar. Kevin yang pingsan karena minum teh buatan Maria tidak sadar jika dirinya sekarang berada di atas ranjang bersama wanita lain. Jari-jari lentik Maria dengan terampil membuka kancing kemeja Kevin. Ia meraba dada bidang sixpack itu lalu menempelkan bibirnya mengecup kulit Kevin yang putih bersih.Sudah lama Maria mendamba sentuhan laki-laki. Tapi bukan lelaki sembarangan yang ia inginkan melainkan hanya Kevin seorang. Ia berambisi memiliki anak dari Kevin. Jika ia tidak bisa mendapatkan hati Kevin, Maria ingin mendapatkan sedikit kenangan dari pria yang di cintainya selama ini. Memang sebuah ide yang gila, tapi ia sudah memutuskan akan menjalankan ide itu hari ini. Kesempatan emas tidak boleh di lewatkan.Maria membuka sepatu Kevin, lalu melemparkannya begitu saja di lantai.  Ia mulai bergerilya naik ke atas tubuh lelaki yang masih dalam keadaan mata
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status