Semua Bab Terjebak CEO Panas - Trapped by Hot CEO (Sexy Husband): Bab 71 - Bab 80
88 Bab
Part 69
Sepanjang makan malam, Jenna sama sekali tak membuka mulutnya kecuali hanya untuk memasukkan setiap suapan nasi. Tanpa melirik sedikit pun ke arah Jerome yang duduk di kepala meja dan hanya berjarak satu meter dengannya. Jerome sendiri tak berusaha memecah keheningan tersebut. Ia menunggu, menunggu mual dan muntah Jenna kembali bereaksi saat suasana hati wanita itun menjadi buruk karena dirinya. Tetapi, nyatanya wanita itu begitu lahap menelan setiap suapan ke mulut. Bahkan menghabiskan piring kedua lebih cepat di saat piring pertamanya pun belum habis. Setelah suapan terakhir, Jenna menelan susunya hingga habis. Tak memberi kesempatan bagi Jerome untuk mengeluh. Dengan sudut matanya, Jerome melirik ke arah Jenna yang bangkit berdiri dan melangkah keluar dari ruang makan. Dengan mulut masih membisu. Jerome pun ikut bangkit, mengekor di belakang wanita itu tanpa suara. “Mau ke mana kau?” Jerome tak bisa menahan pertayaannya ketika melihat Jenna yang berbelok ke ar
Baca selengkapnya
Part 70
Untuk extra part, koinnya agak mahal ga papa ya. Karena kalo mau dipisah jatuhnya juga tetep sama, jadi sekalian aja digabung jadi satu part. *** Beberapa bulan kemudian … Jerome tampak melangkah gelisah menyeberangi ruang tamu yang luas, menuju pintu kamar yang ada di samping tangga. Ya, sejak kehamilan Jenna yang semakin besar dan perut wanita itu yang besarnya selalu membuat Jerome menatap ngeri istrinya, Jerome memindahkan kamar utama sementara di lantai satu. Dokter baru saja menghubunginya, mempertanyakan keberadaan mereka berdua yang tak kunjung muncul di rumah sakit. Untuk mempersiapkan jadwal operasi si kembar di perut Jenna. Karena kehamilan kembar dan kemungkinan sang ibu hamil kehabisan tenaga, Jerome bersikeras memilih operasi caesar untuk persalinan Jenna. Ia ingin semua persiapan terjadwal dengan baik. Selain itu, dengan semua artikel tentang rasa sakit yang akan dialami ibu hamil menjelang persalinan, Jerome tak bisa membayangkan seberapa besar pe
Baca selengkapnya
71. Kembalinya Daniel (Book 2)
Dua tahun kemudian … Suara tangis bayi yang berasal dari pintu ruangan di samping kamar utama membuat Jenna terbangun di tengah tidurnya yang lelap. Kepalanya terasa begitu berat dan matanya nyaris tak bisa dibuka. Tangannya meraba-raba mencari pakaian yang entah dilempar ke mana oleh Jerome sebelum mereka terlelap. Lebih tepatnya sebelum mereka … “Kembalilah tidur.” Suara serak khas bangun tidur dari arah samping menghentikan Jenna yang samar-samar melihat pakaian tidurnya ada di ujung tempat tidur. “Terima kasih, Jerome,” gumam Jenna sambil kembali berbaring dan membiarkan kecupan singkat mendarat di bibirnya. Kedua matanya kembali terpejam ketika melihat Jerome duduk di pinggiran ranjang sambil berpakaian. Bahkan menyempatkan menaikkan selimut menutupi kulit telanjang pundaknya sebelum beranjak. Di antara kantuk yan kembali menyerang, Jenna bisa mendengar suara langkah kaki Jerome yan menjauh, kemudian pintu terbuka, lalu tertutup. Suara bayi-bayi bersahutan. Tidurnya menjadi te
Baca selengkapnya
72. Monica
Jerome menguasai ketenangan hatinya dengan baik. Daniel Lim sama sekali bukan gangguan untuknya. Hidup sepupunya sama sekali bukan urusannya, dan ia tak peduli pria itu kembali ke negara ini atau tidak. Hanya selama tidak mengusik Jenna. Dan sialnya, harus berhubungan dengan Liora juga karena wanita itu saudara kembar Jenna. Yang mau tak mau akan memengaruhi sang istri.“Kupikir kita tidak sedekat itu untuk saling menyapa lagi sejak … dua? Hmmm 3 tahun yang lalu.”Daniel terkekeh. “Apa kau masih sakit hati karena aku berselingkuh dengan tunanganmu?”Jerome tak membalas. Bahkan jemarinya sudah berniat menekan tombol merah ketika Daniel berkata-kata lagi.“Itu sudah berlalu, Jerome. Kau juga sudah mendapatkan kembali pengganti tunanganmu. Jenna yang asli. Yang polos dan … masih perawan?”Jerome menggeram dengan kata-kata terakhir Daniel dengan nada mengejek itu.“Akulah yang lebih dirugikan di sini. Istriku menceraikanku, anakku mati, dan aku masuk ke dalam penjara. Adakah yang lebih bu
Baca selengkapnya
73. Jennifer
Seperti yang sudah Jenna perkirakan, walaupun pesta ketiga kembarnya dilaksanakan di rumah, tetap saja Monica menjadi pemeran utama. Wanita itu mengarahkan semua pelayan seolah wanita itu adalah nyonya di rumah ini.“Pastikan semua sudah siap saat para tamu undangan datang.” Jenna bisa mendengar suara memerintah Monica ketika baru saja turun ke lantai satu. Wanita itu mengenakan gaun pendek berwarna merah maroon. Seharusnya cukup pendek untuk memiliki belahan di paha. Seharusnya. Mengingat banyaknya mata anak kecil yang tak seharusnya dikotori dengan pemandangan semacam itu.Monica menoleh ke samping, senyum semringah seketika menghiasi wajah cantik wanita itu. Bukan karena kedatangan Jenna, melainkan kedatangan Jerome yang tengah menggendong Alexa. Hanya melirik sekilas kea rah Jenna yang menggendong Axel dan pengasuh yang menggendong Xiu.“Semua sudah beres,” ucap Monica sembari mengangkat pergelangan tangannya. “Seharusnya sebentar lagi akan ada yang datang.”Jerome mengangguk data
Baca selengkapnya
74. Kakak Ipar Rasa Mertua
“Jerome tak pernah menceritakannya padaku“Bukan berarti dia tidak memilikinya, kan?”Jenna tak membalas, wajahnya berputar menatap pintu mobil yang terbuka dan sepasang kaki jenjang melangkah turun. Pandangannya beralih ke atas, menemukan wajah cantik dengan rambut pendek sebahu yang bergelombang. Wajahnya mirip dengan Jerome, mulai dari warna mata, hidung, dan bibir. Hanya garis rahangnya yang terlihat lebih lancip. Jennifer Lim, jadi itu nama kakak iparnya, batin Jenna.Begitu Jennifer berdiri di samping mobil, wanita itu langsung menatap Monica dan Jenna bergantian. Sedikit lebih lama pada Jenna dan dengan tatapan yang sulit diartikan. Seketika Jenna sadar diri kalau wanita itu tidak menyukainya.“Kau pasti Jenna,” ucap Jennifer ketika sudah berhenti tepat di hadapan kedua wanita itu.Jenna mengangguk, berusaha menampilkan senyum selebar mungkin meski sam sekali tak ditanggapi oleh Jennifer.Jennifer hanya menyeringai dan beralih pada Monica. “Di mana Jerome?”“Di ruang kerjanya.”
Baca selengkapnya
75. Rahasia Jerome
“Kau sudah pulang?” tanya Jenna ketika keduanya sudah saling berhadap-hadapan dengan pria itu. “Ken …”“Kau bilang ingin keluar.” Kedua lengan Jerome langsung menangkap pinggang wanita itu dan wajahnya semakin mengeras ketika menangkap sesuatu di pipi Jenna. Tangan pria itu langsung terangkat dan menangkap pipi Jenna. Matanya menejam dan kedua matanya menggelap. “Apa ini?”Jenna seketika menyelipkan kedua lengannya di pinggang Jerome ketika sang suami sudah bergerak berbalik. Ia tahu kalau Jerome tahu siapa penyebabnya. Ia bukan pengadu, tapi sepertinya bekas kuku Jennifer cukup kentara. Jerome tak pernah suka ada luka lecet apa pun di tubuhnya. Jenna sudah mengingatkan dirinya untuk menyamarkan luka itu sebelum Jerome pulang, tapi tak tahu kalau Jerome pulang lebih awal dengan penuh kekhawatiran seperti ini. Seolah ada sesuatu yang membuat pria itu tak tenang. “Mau ke mana, Jerome?”“Apakah dia yang melakukannya?”Jenna tak tahu bagaimana harus berbohong, tapi … “Kami terlibat perdeb
Baca selengkapnya
76. Mantan Kekasih
“Sepertinya Monica kesulitan membedakannya.” Tambahan kalimat Jenna membuat wajah Monica tak bisa lebih merah padam lagi. Tak hanya malu, juga kemurkaan wanita itu seolah tak bisa dibendung lebih banyak lagi.Wajah Jenna kembali berputar menatap Jerome, dengan senyuman yang lebih lebar dan tulus. Raut Jerome pun tampak puas dan bangga, juga emosi pria itu mulai melonggar. Ya, Jenna sendiri tak ingin membuat Jerome khawatir tentangnya sehingga mengganggu pekerjaan pria itu seperti yang baru saja terjadi. Harus pulang ke rumah hanya karena khawatir dirinya tak bisa menghadapi Jennifer. Ia harus menjadi lebih kuat untuk pria itu.“Aku harus melayani suamiku dengan baik,” senyum Jenna sambil merapikan dasi Jerome yang sudah rapi, Jerome pun sama sekali tak keberatan dengan sandiwara tersebut dan memberikan posisi terbaik untuk keduanya saling bertatapan. “Jika aku tidak menjagamu baik-baik dan memanjakannmu, aku khawatir akan ada orang lain yang merebutmu, Jerome.” Jenna mengucapkan kekha
Baca selengkapnya
77. Sudah Sempurna
“Jangan seperti ini, Juna.” Jenna menggeliatkan tubuhnya, berusaha terlepas dari pelukan Juna. Tetapi karena Juna tak juga mau melepaskannya, Jenna meronta lebih kuat. Dan saat berhasil terbebas, ia membalikkan tubuhnya menghadap pria itu.Abe melangkah mendekat, bersiap dengan sikap siaganya untuk menyingkirkan Juna, akan tetapi tangan Jenna menahannya. “Tidak perlu,” ucap sang nyonya.Jenna kembali beralih pada Juan dan berkata, “Maafkan aku. Aku harus pergi. Selamat tinggal.”Juna membeku, akan pemilihan ucapan perpisahan Jenna yang mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka. “Jenna?!”Jenna sudah berbalik, menguatkan hati dan menulikan telinganya akan panggilan Juna yang diselimuti kepedihan. Bahkan pria itu masih mengejarnya ketika ia masuk ke dalam mobil dan Jenna memalingkan wajah. Tak tahan dengan rasa bersalah yang menggenangi hatinya pada pria itu.Sungguh, ia mencintai Juna dengan tulus. Juna pernah menjadi pusat hidupnya, melengkapi hidupnya di saat ia
Baca selengkapnya
78. Perjanjian Pernikahan
Jenna baru saja menuruni anak tangga, Jerome mengatakan akan sampai di rumah dalam sepuluh menit setelah menanyakan si kembar yang sudah terlelap. Ia hendak membantu menyiapkan makan malam di ruang makan, tetapi langkahnya tiba-tiba dihadang oleh Jennifer.“Aku ingin bicara denganmu,” ucap wanita angkuh itu, melirik ke arah Abe yang berdiri beberapa meter di belakang Jenna. Membuatnya kesal akan keberadaan pengawal wanita itu. “Di ruang makan.”Jenna mengangguk, mengikuti langkah Jennifer. Keduanya duduk berhadap-hadapan dan dipisahkan oleh meja makan yang besar. Saat Jennifer meletakkan sebuah berkas yang baru disadari keberadaannya. Yang kemudian disodorkan tepat di hadapannya. Berikut sebuah pen yang terselip di dalamnya.“Baca dan tandatangani,” perintah Jennifer.Jenna mulai membaca lembaran tersebut. Surat Perjanjian Pernikahan.“Apa ini?” Jenna bukannya tak memahami surat yang disodorkan oleh Jennifer. Dari judulnya semuanya sudah jelas.“Kenapa? Kau tidak mau menandatanganinya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status